Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)

Yoga melepaskan tanganku.

Aku mendengar suara rem mobil yang berhenti, aku diam mendengarkan, pintu mobil terbuka, lalu ada seseorang yang turun. Aku bisa merasakan jika ada seseorang mendekatiku.

Akhirnya, ada seseorang yang memelukku erat-erat dari belakang.

Seluruh badanku sedikit bergidik, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apakah itu Jonathan?"

Tubuhku sedikit memberontak, mengikuti tangannya, lalu perlahan membalikkan badan. Tanganku mengikuti lengannya, lalu perlahan-lahan bergerak ke bahu, lehernya, kemudian ke wajahnya.

Wajah yang familiar , saat ini aku membelainya dengan ujung jariku, dagu, bibirnya yang tipis, hidung, dan matanya yang suka menatapku dalam-dalam, kemudian menyentuh alisnya, meskipun tidak bisa melihat wajahnya, namun, wajahnya yang tampan tercetak dengan jelas di dalam pikiranku.

Air mata mengalir dari sudut mataku, aku tersenyum tipis.

Tangan Jonathan memegang erat kedua sudut mataku, dengan marah, dia bertanya, "Ada masalah apa, kenapa dengan matamu?"

“Aku tidak bisa melihat lagi.” Aku menjawab datar, tersenyum tak acuh, “Bukankah kelihatnnya menyedihkan?”

Setelah mengatakan ini, Jonathan memeluk aku dengan erat, lalu berkata dia berkata dengan menyalahkan dirinya sendiri : "Selamanya wanita milikku tidak pernah terlihat menyedihkan, siapa yang membuat kamu seperti ini, aku akan membuatnya membayar sepuluh ribu kali lipat."

Aku diam saja, bisakah aku mengatakan bahwa aku hanya berpura-pura kuat? Duniaku penuh dengan kegelapan, tidak ada cahaya sedikitpun, kadang-kadang tidak jelas apakah itu siang atau malam, bahkan tidak tahu waktu sekarang ini, apakah di luar ini gelap atau cerah?

Jonathan pelan-pelan melepaskan pelukannya, lalu menarik Yoga Yin ke samping.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, bisa diperkirakan jika ingin mengenal keadaan kenapa aku bisa menjadi seperti ini, jadi secara perlahan, aku bergerak, tiba-tiba aku mendengar suara mereka yang berdebat.

"Dunia ini tidak mengijinkan untuk transplantasi **, kamu gila." Terdengar suara Jonathan.

"Pelanlah sedikit, Christine Mo bisa mendengarnya." Ini adalah suara Yoga Yin, aku mengerti, Yoga Yin pasti sedang memikirkan cara untuk menyumbangkan kornea matanya untukku.

Dia sangat aneh memikirkan ini, mereka tidak akan menerima transplantasi mata, kecuali dia meninggal.

Aku tidak akan pernah bisa menerima hadiah sebesar itu, aku lebih suka diam seperti ini selama hidupku, tidak mungkin membiarkan Yoga Yin mati , lalu menggunakan matanya.

Aku berjalan ke arah suara itu, untuk sesaat mereka terdiam, Jonathan melangkah maju untuk merangkul aku, dan dengan nada perhatian, dia berkata: "Ada apa?"

“Mana Yoga?” Aku bertanya dengan suara dingin, di sebelah telinga kiriku, tidak jauh dari situ, terdengar ada suara, aku tahu dia berdiri di sebelah kiriku, lalu aku melihat ke sebelah kiri.

"Kurang lebih aku mendengar apa yang baru saja kalian katakan," kataku datar. "Aku ulangi lagi, kornea mata itu adalah masalah alam, yang terjadi secara alami, tentu saja lebih baik jika ada, jika tidak, juga tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak mengijinkan siapapun mengorbankan nyawannya demi mataku, aku beritahu kamu, aku tidak pernah akan merasa bersyukur, selamanya tidak akan pernah. "

"Tenang, aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh," Yoga berjanji, "Ada Jonathan yang menjagamu, aku sangat tenang."

Aku terdiam, kelopak mataku sedikit menurun.

“Aku pergi dulu.” Yoga Yin mengucapkan selamat tinggal kepadaku, mungkin dia berharap aku bisa memberinya pelukan perpisahan, tetapi aku tidak memberikannya, hanya berdiri dalam diam, menutup mata tanpa ekspresi.

Aku mendengar suara mobil yang menyala, lalu perlahan-lahan menjauh.

“Ayo kita pulang,” Jonathan dengan lembut memeluk pundakku, aku bersandar padanya, mencium bau badannya yang tidak asing, membuatku merasa nyaman.

Jonathan menyetir mobil dan mengantarku pulang, dia menggandeng tanganku, lalu dengan hati-hati menuntun aku berjalan, aku baru saja masuk, mendengar suara seorang anak kecil yang berlari ke arahku, sambil memeluk kakiku, dia berkata, "Ibu, kamu pergi ke mana, begitu lama tidak kembali?"

Untuk waktu yang lama, aku membeku : "Anak siapa ini?"

“Christine Mo, ada apa denganmu?” Jonathan bertanya dengan heran.

"Maaf, aku tidak bisa melihat, otakku terbentuk sehingga sedikit bingung, banyak hal yang tidak bisa aku ingat, apakah kita punya anak?" Aku tidak bisa mengingatnya, aku tidak bisa mengingat apakah aku sudah melahirkan seorang anak.

Pada saat ini, anak yang memeluk kakiku, menangis, "Ibu, apakah kamu sudah melupakan Bella?"

Bella?

Di dalam otak milikku, aku selalu mencari nama ini, tetapi tidak peduli seberapa keras aku berusaha, aku tidak dapat mengingatnya. Aku merasa bersalah dan memukuli jidatku, memarahi diri sendiri: "Aku sangat bodoh, sangat bodoh."

Jonathan menarik tanganku, lalu menggantikan aku dan menjelaskan pada Bella: "Mama baru saja kembali dan sangat lelah, Bella, biarkan Ibu tidur terlebih dulu, besok pasti akan ingat Bella, bagaimana?"

Bella menurut, "Baiklah."

“Bibi Chang, kemari dan ajak Bella.”Jonathan berkata, lalu dari kejauhan, terdengar suara Bibi Chang.

“Ayo kembali ke kamar.” Jonathan menggandeng tanganku, tapi aku sangat tidak terbiasa dengan lingkungan asing seperti ini, baru berjalan ke tangga, aku mencium aroma kayu cendana, dan langsung ingat dengan Nenek Jonathan.

“Benar juga, Nenek sedang nyanyi puji-pujian di kamarnya, kita harus pelan sedikit, jika tidak, dia akan memarahi kita.”Aku dengan gugup menarik tangan Jonathan, lalu berkata dengan suara pelan, kemudian memperlambat langkahku, belum sampai dua langkah, Jonathan membopongku.

Aku terkejut, memeluk aku dengan erat, dan berkata dengan takut, "Tunggu sampai Nenek melihatnya, dia akan memarahi kita lagi."

Jonathan mengabaikan rasa gugup ku, mendorong pintu sampai terbuka, lalu membopongku masuk ke kamar, meletakkan aku di atas tempat tidur, lalu duduk langsung di depan ku dan bertanya, "Christine Mo, sebenarnya apa saja yang kamu lupakan, aku, anak, dan juga semua masalah di dalam keluarga ini? "

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu