Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - 142 Kesedihan yang dalam (2)
“Apa maksudmu?” Jonathan menggelengkan wajahnya dan mengerutkan kening, mungkin dia sudah menebak apa maksud dari perkataanku tadi.
Pada saat ini, aku tidak bisa memaafkannya.
Aku tidak tahu harus menghadapinya dengan suasana hati seperti apa, dan aku juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi penyesalanku terhadap anakku sendiri yang belum sempat lahir itu, aku bahkan tidak tahu ke mana aku harus pergi setelah meninggalkan PT Weiss?
“Lampiaskan saja semua amarah yang ada dihatimu.” tangan Jonathan yang hangat menarik tanganku erat-erat.
Aku tidak mengatakan sepatah kata pun, namun air mataku terus mengalir tanpa berhenti, hanya saja aku merasakan tarikannya dan jatuh ke dalam pelukannya, dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirku.
Bibir dan gigi saling bersentuhan, dia tidak selincah sebelumnya, dan tangannya yang besar memegangi kepala aku, sementara tangan satu lagi memegangi wajah aku dan menyentuh air mata yang mengalir melalui sudut mata tersebut.
Ciumannya berhenti, dan napas hangat keluar dari hidungnya, dengan lembut menyapu wajahku, dan aku memandangnya dengan bingung.
Dia melepaskan tangannya, melepaskanku, berbalik, dan berkata, "Pergilah! istirahatkan dirimu terlebih dahulu dengan pergi jalan-jalan, dan setelah lewat beberapa waktu, aku yakin kamu akan kembali."
Aku terdiam, memandangi punggungnya, sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa daya, bagaimana dia tahu kapan aku akan kembali, dan bagaimana dia tahu bahwa aku bisa melewati rintangan ini dengan sendiri.
Aku minum obat sendiri dan juga menguburkan anakku sendiri, aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa sembuh.
Aku meninggalkan PT Weiss, pulang ke rumah, melihat Keluarga Mo yang sepi, aku menarik napas dalam-dalam, mungkin aku harus keluar berjalan-jalan.
Hal yang paling aku sesali hanya dua anak aku itu yaitu Bernice dan Bella.
Aku adalah seorang ibu yang tidak bertanggung jawab, dan selalu mengecewekan anak-anakku.
Aku mengepak barang bawaan aku dan memilih untuk pergi jalan-jalan, aku tidak tahu harus ke mana, aku hanya memilih jalani saja.
Aku meninggalkan Kota F dengan bus jarak jauh, dan aku tertidur di sepanjang jalan, dan aku baru dibangunin ketika bus telah sampai terminal akhir.
"Bangun, bangun, terminal terakhir sudah sampai." Ketika aku terbangun, wajahku tertegun dan aku bertanya, "Di mana ini?"
Ketika pemeriksa tiket mendengar hal ini, dia tersenyum kepada pengemudi di depannya, menoleh ke arah aku, dan bertanya, "Kamu sendiri yang membeli tiket bus ini, namun kamu tidak tahu dimana sekarang, sungguh aneh."
Memang sungguh aneh, ketika aku membeli tiket, aku memberikan uang kepada penjaga loket, aku berkata, beli tiket sesuai dengan uang ini, uang ini bisa membeli tiket ke tujuan mana, maka aku akan pergi ke tujuan tersebut.
Jadi aku tiba di sini dalam kebingungan dan setelah keluar dari bus, terminal bus yang sangat sederhana ada tepat di depan aku, suasananya tidak seperti Kota F yang ramai dan berisik, yang dirasakan hanyalah keheningan.
Aku duduk di becak dan pergi ke hotel, setelah mendaftar dengan kartu identitas aku, aku dibawa ke lantai dua, koridornya sangat sempit dan kamarnya juga kecil, sepertinya kedap suara dalam kamar juga tidak terlalu bagus.
Aku merasa aku terlalu mengada-ada, kenapa tidak baik-baik berada di rumah saja, dan harus menyiksa diri diluar seperti ini.
Setelah pintu kamar ditutup, aku baru saja ingin mengepak barang-barangku, tiba-tiba tembok di dalam kamar bergetar sedikit, dalam hatiku berpikir jangan-jangan gempa bumi, ketika aku hendak melarikan diri, tiba-tiba hening kembali.
Lalu tembok tersebut bergetar kembali dan kemudian diiringi dengan suara rintihan seorang wanita dari kamar sebelah, jeritan tersebut benar-benar menggoda, namun mereka melakukan hal seperti ini di siang bolong?
Aku awalnya memiliki keinginan untuk menyuruh mereka mengecilkan suara, tetapi setelah dipikir-pikir, ini hanyalah keinginan mendadak saja, mana mungkin hanya dengan perkataanku, orang lain akan menghentikan aksi tersebut!
Aku melihat sekeliling ruangan, sebenarnya tempat apa ini? Aku berjalan ke jendela dan melihat ke bawah, sekitaran terdapat rumah yang sudah berabad-abad umurnya.
Aku tersenyum pahit dan meminta pelayan untuk memberi aku sebotol air mendidih ketika aku turun.
Aku menyaksikan pelayan perempuan tersebut sedang membuka bunga biji matahari, jadi aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Maaf, kak, dimanakah tempat ini?"
Pelayan itu agak gemuk, daging lemak di wajahnya sedikit bergerak, menatapku dari atas ke bawah, dan berkata, "Kamu tidak tahu di mana ini, jadi apa yang kamu lakukan di sini?"
"Teman aku meminta aku untuk datang," aku berbohong.
Ketika kata-kata itu dikeluarkan, wanita itu tersenyum menghina dan berkata, "Ini adalah pedesaan, Desa A, tempat termiskin, ini adalah hotel termewah yang ada di Desa A, pilihan kamu cerdas sekali."
Yang paling mewah?
Haha, aku mencibir, tempat seperti ini, bahkan kedap suara pun tidak ada bisa dikatakan yang paling mewah, tetapi dibandingkan dengan bangunan tua di luar, ini memang sudah termasuk yang paling baik.
Aku benar-benar sangat pintar memilih tempat.
Keesokan harinya, aku berjalan-jalan dan menemukan bahwa anak-anak di sini memiliki kulit kekuningan, sedangkan aku yang berasal dari kota, yang berkulit putih, bisa dikatakan seperti orang aneh diantara semuanya, ditambah lagi postur tubuhku yang lebih tinggi, selalu menjadi sorotan dimana-mana.
Segera, aku menemukan pekerjaan di tempat ini dan menjadi guru bahasa Inggris di sekolah yang bobrok. Selama interview kerja, seorang kepala sekolah yang sudah berumur bertanya kepada aku berapa lama aku akan mengajar di sini?
Aku mengatakan yang sebenarnya kepadanya, tidak akan lama.
Dia bertanya berapa gaji yang aku butuhkan?
Aku bilang gratis.
Dia mengangguk, karena mengajar secara gratis, dia juga tidak memaksakan waktu yang lama.
Aku memulai karir mengajar aku di sana, dan segera aku menemukan bahwa anak-anak di sini level bahasa inggrisnya sangat rendah, dan mereka pada dasarnya harus mulai belajar dari tingkat dasar.
Seiring berjalannya waktu, setiap hari ketika aku melihat anak-anak berlarian di depan aku, aku selalu memikirkan anak-anak ku.
Jonathan sering menelepon aku dan aku selalu menolak teleponnya, aku tidak mengapa hatiku begitu tega pada saat itu, mungkin aku benar-benar tersakiti.
Selama beberapa hari terakhir, hujan di luar terus turun, dan sekolah telah ditutup, beberapa ruang kelas telah bocor, dan saat hujan berhenti, ada dua ruang kelas yang roboh.
Melihat mata anak-anak yang haus akan pengetahuan, dan kemudian melihat sekolah yang kumuh ini, aku memutuskan untuk kembali ke Kota F, apapun ceritanya, anak-anak ini tidak boleh sampai tidak ada ruang kelas untuk belajar.
Bukankah Jonathan sangat kaya?
Dia dengan mudahnya memberikan uang milyaran kepada cinta pertamanya, maka aku ingin menyuruhnya menyumbangkan cinta kasih kepada anak-anak di Desa A juga.
Aku membawa mobil kembali ke Kota F, setelah keluar dari mobil, sinar matahari bersinar dengan sangat silau, dan aku tanpa sadar menutup dengan tanganku, ketika sudah mendingan, aku menemukan sebuah bayangan orang di depan ku.
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoYama's Wife
ClarkVillain's Giving Up
Axe AshciellyWahai Hati
JavAliusGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)