Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - 142 Kesedihan yang dalam (2)

“Apa maksudmu?” Jonathan menggelengkan wajahnya dan mengerutkan kening, mungkin dia sudah menebak apa maksud dari perkataanku tadi.

Pada saat ini, aku tidak bisa memaafkannya.

Aku tidak tahu harus menghadapinya dengan suasana hati seperti apa, dan aku juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi penyesalanku terhadap anakku sendiri yang belum sempat lahir itu, aku bahkan tidak tahu ke mana aku harus pergi setelah meninggalkan PT Weiss?

“Lampiaskan saja semua amarah yang ada dihatimu.” tangan Jonathan yang hangat menarik tanganku erat-erat.

Aku tidak mengatakan sepatah kata pun, namun air mataku terus mengalir tanpa berhenti, hanya saja aku merasakan tarikannya dan jatuh ke dalam pelukannya, dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirku.

Bibir dan gigi saling bersentuhan, dia tidak selincah sebelumnya, dan tangannya yang besar memegangi kepala aku, sementara tangan satu lagi memegangi wajah aku dan menyentuh air mata yang mengalir melalui sudut mata tersebut.

Ciumannya berhenti, dan napas hangat keluar dari hidungnya, dengan lembut menyapu wajahku, dan aku memandangnya dengan bingung.

Dia melepaskan tangannya, melepaskanku, berbalik, dan berkata, "Pergilah! istirahatkan dirimu terlebih dahulu dengan pergi jalan-jalan, dan setelah lewat beberapa waktu, aku yakin kamu akan kembali."

Aku terdiam, memandangi punggungnya, sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa daya, bagaimana dia tahu kapan aku akan kembali, dan bagaimana dia tahu bahwa aku bisa melewati rintangan ini dengan sendiri.

Aku minum obat sendiri dan juga menguburkan anakku sendiri, aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa sembuh.

Aku meninggalkan PT Weiss, pulang ke rumah, melihat Keluarga Mo yang sepi, aku menarik napas dalam-dalam, mungkin aku harus keluar berjalan-jalan.

Hal yang paling aku sesali hanya dua anak aku itu yaitu Bernice dan Bella.

Aku adalah seorang ibu yang tidak bertanggung jawab, dan selalu mengecewekan anak-anakku.

Aku mengepak barang bawaan aku dan memilih untuk pergi jalan-jalan, aku tidak tahu harus ke mana, aku hanya memilih jalani saja.

Aku meninggalkan Kota F dengan bus jarak jauh, dan aku tertidur di sepanjang jalan, dan aku baru dibangunin ketika bus telah sampai terminal akhir.

"Bangun, bangun, terminal terakhir sudah sampai." Ketika aku terbangun, wajahku tertegun dan aku bertanya, "Di mana ini?"

Ketika pemeriksa tiket mendengar hal ini, dia tersenyum kepada pengemudi di depannya, menoleh ke arah aku, dan bertanya, "Kamu sendiri yang membeli tiket bus ini, namun kamu tidak tahu dimana sekarang, sungguh aneh."

Memang sungguh aneh, ketika aku membeli tiket, aku memberikan uang kepada penjaga loket, aku berkata, beli tiket sesuai dengan uang ini, uang ini bisa membeli tiket ke tujuan mana, maka aku akan pergi ke tujuan tersebut.

Jadi aku tiba di sini dalam kebingungan dan setelah keluar dari bus, terminal bus yang sangat sederhana ada tepat di depan aku, suasananya tidak seperti Kota F yang ramai dan berisik, yang dirasakan hanyalah keheningan.

Aku duduk di becak dan pergi ke hotel, setelah mendaftar dengan kartu identitas aku, aku dibawa ke lantai dua, koridornya sangat sempit dan kamarnya juga kecil, sepertinya kedap suara dalam kamar juga tidak terlalu bagus.

Aku merasa aku terlalu mengada-ada, kenapa tidak baik-baik berada di rumah saja, dan harus menyiksa diri diluar seperti ini.

Setelah pintu kamar ditutup, aku baru saja ingin mengepak barang-barangku, tiba-tiba tembok di dalam kamar bergetar sedikit, dalam hatiku berpikir jangan-jangan gempa bumi, ketika aku hendak melarikan diri, tiba-tiba hening kembali.

Lalu tembok tersebut bergetar kembali dan kemudian diiringi dengan suara rintihan seorang wanita dari kamar sebelah, jeritan tersebut benar-benar menggoda, namun mereka melakukan hal seperti ini di siang bolong?

Aku awalnya memiliki keinginan untuk menyuruh mereka mengecilkan suara, tetapi setelah dipikir-pikir, ini hanyalah keinginan mendadak saja, mana mungkin hanya dengan perkataanku, orang lain akan menghentikan aksi tersebut!

Aku melihat sekeliling ruangan, sebenarnya tempat apa ini? Aku berjalan ke jendela dan melihat ke bawah, sekitaran terdapat rumah yang sudah berabad-abad umurnya.

Aku tersenyum pahit dan meminta pelayan untuk memberi aku sebotol air mendidih ketika aku turun.

Aku menyaksikan pelayan perempuan tersebut sedang membuka bunga biji matahari, jadi aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Maaf, kak, dimanakah tempat ini?"

Pelayan itu agak gemuk, daging lemak di wajahnya sedikit bergerak, menatapku dari atas ke bawah, dan berkata, "Kamu tidak tahu di mana ini, jadi apa yang kamu lakukan di sini?"

"Teman aku meminta aku untuk datang," aku berbohong.

Ketika kata-kata itu dikeluarkan, wanita itu tersenyum menghina dan berkata, "Ini adalah pedesaan, Desa A, tempat termiskin, ini adalah hotel termewah yang ada di Desa A, pilihan kamu cerdas sekali."

Yang paling mewah?

Haha, aku mencibir, tempat seperti ini, bahkan kedap suara pun tidak ada bisa dikatakan yang paling mewah, tetapi dibandingkan dengan bangunan tua di luar, ini memang sudah termasuk yang paling baik.

Aku benar-benar sangat pintar memilih tempat.

Keesokan harinya, aku berjalan-jalan dan menemukan bahwa anak-anak di sini memiliki kulit kekuningan, sedangkan aku yang berasal dari kota, yang berkulit putih, bisa dikatakan seperti orang aneh diantara semuanya, ditambah lagi postur tubuhku yang lebih tinggi, selalu menjadi sorotan dimana-mana.

Segera, aku menemukan pekerjaan di tempat ini dan menjadi guru bahasa Inggris di sekolah yang bobrok. Selama interview kerja, seorang kepala sekolah yang sudah berumur bertanya kepada aku berapa lama aku akan mengajar di sini?

Aku mengatakan yang sebenarnya kepadanya, tidak akan lama.

Dia bertanya berapa gaji yang aku butuhkan?

Aku bilang gratis.

Dia mengangguk, karena mengajar secara gratis, dia juga tidak memaksakan waktu yang lama.

Aku memulai karir mengajar aku di sana, dan segera aku menemukan bahwa anak-anak di sini level bahasa inggrisnya sangat rendah, dan mereka pada dasarnya harus mulai belajar dari tingkat dasar.

Seiring berjalannya waktu, setiap hari ketika aku melihat anak-anak berlarian di depan aku, aku selalu memikirkan anak-anak ku.

Jonathan sering menelepon aku dan aku selalu menolak teleponnya, aku tidak mengapa hatiku begitu tega pada saat itu, mungkin aku benar-benar tersakiti.

Selama beberapa hari terakhir, hujan di luar terus turun, dan sekolah telah ditutup, beberapa ruang kelas telah bocor, dan saat hujan berhenti, ada dua ruang kelas yang roboh.

Melihat mata anak-anak yang haus akan pengetahuan, dan kemudian melihat sekolah yang kumuh ini, aku memutuskan untuk kembali ke Kota F, apapun ceritanya, anak-anak ini tidak boleh sampai tidak ada ruang kelas untuk belajar.

Bukankah Jonathan sangat kaya?

Dia dengan mudahnya memberikan uang milyaran kepada cinta pertamanya, maka aku ingin menyuruhnya menyumbangkan cinta kasih kepada anak-anak di Desa A juga.

Aku membawa mobil kembali ke Kota F, setelah keluar dari mobil, sinar matahari bersinar dengan sangat silau, dan aku tanpa sadar menutup dengan tanganku, ketika sudah mendingan, aku menemukan sebuah bayangan orang di depan ku.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu