Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara

Begitu turun ke lantai bawah, aku melihat Christopher Mo sedang duduk dengan kaku di atas sofa. Dia menungguku sambil minum air.

Saat melihat aku muncul, dia berdiri dan tersenyum bodoh ke arahku. Wajahnya sangat tulus, sama sekali tidak terlihat seperti berandalan yang datang untuk meminta uang.

Aku mempererat baju di tubuhku, lalu duduk di sofa seberangnya, dan berkata sambil menatapnya, "Benar-benar sangat jarang. Christopher bisa juga datang mencariku?"

"Kita adalah saudara. Kakak melihat adik ..." belum selesai berkata, aku sudah merasa jijik sampai tidak bersedia mendengar lanjutannya dan memilih untuk memutuskan perkataannya.

"Saat memukulku, kenapa tidak ingat kalau aku adalah adikmu?" aku menyindirnya dingin. "Christopher, wanita itu melayanimu dengan begitu nyaman, jadi kamu datang mencariku dengan tidak tahu malu seperti ini?"

"Ayah Jessica benar-benar sakit berat. Kalau tidak, aku juga tidak mungkin menurunkan harga diri dan datang menemuimu." Christopher Mo berkata dengan sangat tulus, hanya kurang air mata saja.

Tapi di mataku, wanita itu secepat ini menyuruh Christopher Mo datang meminta uang adalah karena waktu itu aku bertengkar dengannya. Dia tahu aku membencinya. Kalau wanita itu terus hidup dengan Christopher Mo dan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, maka tentu saja akan pergi dengan cepat. Kalau aku memberikan uang pada Christopher Mo, maka wanita itu akan terus tinggal di rumah Keluarga Mo.

"Kamu menurunkan harga diri bukan hanya sekali ini saja bukan, terlalu banyak. Kali ini ada drama apa lagi. Naik ke balkon lalu melompat ke bawah, atau melompat ke Sungai Fucheng. Bagaimana kalau begini, kamu beli obat tidur di apotek, lalu makan saja diam-diam, seharusnya tidak akan terlalu menderita." aku berkata dengan wajah tanpa ekspresi, membujuk Christopher Mo untuk menggunakan cara lain memaksaku.

"Christine, kamu ..." Christopher Mo dibuat kesal sampai kehabisan kata-kata, "Memangnya kamu tidak ingin melihat kakakmu baik?"

"Kamu baik atau tidak, semua itu kamu sendiri yang buat. Apakah kamu bisa membaik kalau aku berikan kamu uang?" aku menatap Christopher Mo dengan tatapan menyindir, "Saat aku membantumu mengembalikan hutang, kamu tidak banyak berterima kasih, aku membantumu melakukan banyak hal, kamu masih bisa memberiku tamparan yang begitu keras. Christopher, coba rasakan hati nuranimu yang sudah dimakan oleh anjing."

"Jangan menyindir lagi. Satu kalimat, berikan atau tidak?" harga diri Christopher Mo sudah direndahkan olehku sampai hancur berkeping-keping. Hanya beberapa kalimat saja, dia sudah tidak dapat terima.

Aku tersenyum dingin padanya, "Aku berikan. Kamu suruh Jessica itu datang mencariku. Aku akan berikan."

"Kamu ingin menyiksa Jessica?" Christopher Mo terkejut.

Aku berdiri dari sofa, mendekati dia dan tertawa, "Tenang saja, tidak kok. Dia 'kan wanita yang kamu cintai. Bagaimana mungkin aku menyiksanya. Benar bukan?"

"Christine, kamu sudah berubah." Christopher Mo berkata sambil menghela napas.

Aku menarik napas dalam dan tertawa menyindir, "Semua ini karena dipaksa oleh kalian."

Aku sudah berubah, berubah menjadi tidak berperasaan? Aku tidak merasa aku berbuat kelewatan. Meskipun hanya tersisa Christopher Mo, satu-satunya keluargaku. Tapi aku tetap bersikap seperti ini. Jelas-jelas tahu dia mungkin dibohongi oleh wanita itu. Aku bahkan membiarkannya dibohongi seperti ini. Sebenarnya aku yang bodoh atau karena memiliki terlalu banyak uang?

Meskipun Keluarga Yi tidak kekurangan uang, tapi uang-uang itu didapat oleh Jonathan dengan susah payah. Setiap hari sibuk sampai tengah malam. Bahkan masih harus kerja keluar kota. Kalau aku tidak membantunya hemat, memangnya harus sembarangan pakai?

"Begini saja, kamu kasihan pada wanitamu, aku juga kasihan padamu. Kamu katakan padanya, besok aku bawa uang ke rumahnya. Ayahnya sakit, aku juga merasa sangat kasihan." aku tersenyum datar.

Christopher Mo sedikit terkejut. Akhiran yang seperti ini membuat dia sedikit bingung. Dia bertanya, "Beneran?"

"Memangnya aku bisa membohongimu?" aku mengerutkan dahi.

Christopher Mo menatapku dengan senang, "Tetap kamu yang paling baik. Kalau begitu begitu saja. Besok kamu pulang, aku dan Jessica menunggumu di rumah."

"Oh iya, beritahu nama lengkap Jessica dan nomor KTP-nya padaku. Kalau aku ada masalah, tidak bisa pulang, aku akan langsung transfer padanya. Kalau mau menransfer uang yang jumlahnya besar, memerlukan nama dan nomor KTP dari penerima. Kalau tidak uangnya tidak bisa ditransfer." aku menatap Christopher Mo dalam diam. Christopher Mo segera memberitahu aku nama lengkap Jessica dan nomor KTP-nya.

Aku melihat ponsel Christopher Mo, ada foto dia dan Jessica. Aku juga sekalian meminta darinya.

"Adikku, memilikimu seumur hidup ini kakak sungguh beruntung." Christopher Mo berterima kasih dengan menjijikkan.

Aku tersenyum datar, "Kamu pulang dulu saja. Besok tunggu jawaban dariku."

Setelah aku melihatnya pergi dengan puas, aku tersenyum licik. Dia kira aku benar-benar akan memberikan uang padanya? Si bodoh ini. Sia-sia memiliki usia begitu besar. Dibujuk oleh wanita saja, sudah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah lagi.

Aku mengirimkan foto dan KTP Jessica kepada Jonathan. Menyuruhnya membantu mengecek sebentar. Kemudian hasilnya dengan cepat datang. Tidak ada orang ini.

Artinya juga, nama Jessica dan nomor KTP ini palsu. Artinya wanita itu sedang membohongi orang. Wanita ini berani sekali menipu Keluarga Mo.

Aku pernah melihat berita. Ada beberapa wanita yang menipu dengan kecantikan mereka, mengatakan kalau orang tua mereka sakit berat, atau tidak mengatakan siapa yang kecelakaan. Yang jelas selalu saja ada alasan meminta uang.

Tidak lama kemudian, Jonathan mengirimkan pesan kepadaku. Katanya identitas sesungguhnya dari Jessica adalah seorang yatim piatu. Kedua orang tuanya meninggal di saat dia masih kecil, adalah seorang wanita yang sudah menikah, mempunyai dua orang anak, dan tidak cerai.

Christopher Mo menyayangi wanita ini seperti buah hatinya. Tapi tidak menyangka wanita itu malah merupakan seorang penipu. Apanya yang ayah sakit berat, darimana datang ayah?

Keesokan siangnya, aku pergi ke rumah Keluarga Mo. Begitu masuk, aku langsung mencium wangi makanan. Aku menukar sepatu, berjalan menghampiri mereka, dan melihat meja yang dipenuhi dengan ikan dan daging.

Wajahku masam. Melihat Jessica itu keluar sambil membawa semangkuk sup dengan hati-hati, lalu membersihkan tangan di celemek, lalu menatapku dengan puas, "Adikku, aku tahu kamu hari ini mau pulang. Aku sengaja mempersiapkan makanan-makanan ini untukmu."

"Apa Christopher tidak memberitahumu kalau aku vegetarian?" aku menatap Jessica dengan dingin. Dia pun canggung sampai tidak tahu harus berbuat apa.

"Christopher tidak memberitahuku. Kalau tidak, aku pasti akan membuatkan makanan vegetarian kepadamu."

"Tidak perlu. Keluargamu membutuhkan uang, kamu masih bisa makan besar seperti ini. Kelihatannya hatimu lapang juga." aku menyindirnya tanpa peduli dia malu atau tidak.

"Kamu ganti baju dulu. Nanti setelah Christopher kembali, aku antar Christopher bertemu dengan ayahmu. Uang ini harus aku serahkan sendiri kepadanya. Anggap saja sebagai mahar pernikahan." selesai berkata, mata wanita itu terbelalak, dan bibirnya bergetar, kelihatannya agak takut.

"Kamu mau melihat ayahku?" Jessica bertanya dengan bingung.

"Benar. Karena Christopher sudah memilihmu, maka aku sebagai adik menjadi mak comblang saja. Memanfaatkan kesempatan menjenguk ini, sekalian mencocokan kamu dan Christopher, setelah itu kalian menikah, penyelenggarakan pesta, menyelesaikan hal terbesar di kehidupan ini. Kamu bilang benar bukan?" mataku menilai ekspresi Jessica seperti serigala.

Sangat jelas, dia sedang sengaja menyembunyikan kepanikannya.

"Baiklah, aku menukar baju dulu di kamar. Kamu tunggu sebentar." Jessica membalikkan badan, dan aku menghentikannya.

"Kamu tunggu sebentar."

Jessica menoleh menatapku dan bertanya bingung, "Ada apa?"

"Pinjam sebentar ponselmu. Ponselku tidak ada baterai. Aku mau menelepon Jonathan, berkata padanya kalau malam ini akan pulang lebih malam." aku menatapnya sambil mengangkat alis. Saat ini wanita ini sudah mengetahui maksudku, aku melakukan ini untuk mencegah dia menelepon orang di dalam kamar untuk berakting sebagai pasien.

Jessica mengeluarkan ponsel dari dalam celemek, perlahan-lahan menyodorkannya padaku. Saat hampir sampai di tanganku, dia langsung menarik kembali ponselnya.

"Kamu kelihatannya sengaja menyulitkanku?" Jessica mulai memperlihatkan tampang aslinya.

"Aku tidak menyulitkanmu. Kalau kamu tidak ada salah, kenapa takut aku bertemu dengan ayahmu?" aku menatap Jessica ini dengan datar, lalu memasang tampang tersadar, "Oh iya, aku tidak bisa melihat ayahmu, karena dia ada di bawah tanah. Kalau dia mau uang, pasti akan masuk dalam mimpimu. Dengan demikian, aku membeli beberapa uang arwah. Kamu bakarlah untuk ayahmu, menunjukkan rasa berbaktimu."

"Hei, jangan kelewatan." Jessica dibuat kehabisan cara olehku dan mengancamku dengan dingin.

"Aku kelewatan?" aku kehabisan kata-kata. Seorang penipu memarahiku kelewatan?

Di saat ini, Christopher Mo masuk menenteng minum dari luar. Di saat dia masuk, Jessica segera berlari ke arahnya, menarik tangannya dan berkata, "Christopher, pas sekali kamu pulang. Kalau kamu tidak pulang, adikmu sudah akan menyulitkanku sampai aku gila."

Orang jahat yang memutar balikkan keadaan!

Christopher Mo menatapku dengan bingung dan bertanya, "Ada apa?"

"Christopher, tidak apa-apa kalau adikmu tidak mau memberikan uang kepadaku, dia bahkan mengutuk ayahku mati. Berkata ingin membakar kertas arwah pada ayahku." Jessica ini benar-benar terlalu bisa berakting.

Hari ini kalau aku tidak mempunyai bukti jelas untuk membongkar kebohongannya, aku sama sekali tidak mempunyai kepercayaan diri untuk berdiri di sini. Aku pernah bertemu yang tidak tahu malu, tapi tidak pernah bertemu yang sangat tidak tahu malu seperti ini.

"Christine, kenapa kamu bilang iya tapi sekarang tidak. Coba kamu lihat Jessica sudah menyiapkan satu meja penuh makanan untukmu. Kamu terlalu tidak tahu berterima kasih." Christopher Mo ternyata memang benar, begitu bertemu dengan wanita langsung kehilangan akal.

Aku benar-benar sangat ingin membiarkan Christopher Mo ditipu oleh wanita ini sampai kehabisan uang. Tapi aku takut satu-satunya rumah peninggalan Keluarga Mo akan dijual olehnya.

"Tidak tahu berterima kasih?" aku tertawa merendahkan, "Christopher, apa kamu tahu apa nama sesungguhnya dari Jessica ini? Apa kamu tahu wanita yang tidur di ranjang yang sama denganmu mempunyai suami? Kamu tidak mungkin sampai sekarang mengira dia adalah perawan bukan?"

Christopher Mo menatapku dengan bingung dan bertanya, "Apa maksudmu?"

"Christopher, kamu jangan dengar dia berkata sembarangan. Dia tidak ingin meminjamkan uang dan malah memfitnahku." Jessica itu berkata dengan panik.

"Apa yang kamu panikkan?" aku menyindir wanita itu, "Aku belum selesai berkata, tapi kamu sudah panik duluan. Ada apa? Takut aku membeberkan kalau kamu punya dua anak dan juga suami?"

"Kamu sembarangan bicara, aku tidak, aku ..." Jessica berteriak kencang. Sebelum mencapai puncak amarahnya, perkataannya sudah diputuskan oleh Christopher.

"Christine, tidak boleh sembarangan bicara." Christopher Mo menatapku dengan wajah masam.

"Aku tidak sembarangan bicara. Memangnya hatimu tidak jelas. Saat aku mengajak wanita ini menikah, apakah dia tidak menolakmu dengan kata-kata manis. Ingat-ingat lagi perbuatan aneh dia di hari-hari biasa, dia menjawab telepon di belakangmu. Christopher, kamu juga merupakan orang yang berpengalaman. Kamu tidak mungkin begitu polos sampai tidak dapat menentukan masalah seperti ini bukan?" aku mengingatkan, lalu mengeluarkan data-data yang kemarin dicari oleh Jonathan dan langsung melemparkannya ke wajah Christopher Mo.

"Kamu lihat saja. Apakah wanitamu benar-benar sepolos itu?"

Christopher Mo membungkukkan badan dan memungut kertas itu. Aku dapat melihat wajah Jessica sangat pucat. Dia menggigit bibir dan terus bergetar ketakutan.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu