Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
Begitu turun ke lantai bawah, aku melihat Christopher Mo sedang duduk dengan kaku di atas sofa. Dia menungguku sambil minum air.
Saat melihat aku muncul, dia berdiri dan tersenyum bodoh ke arahku. Wajahnya sangat tulus, sama sekali tidak terlihat seperti berandalan yang datang untuk meminta uang.
Aku mempererat baju di tubuhku, lalu duduk di sofa seberangnya, dan berkata sambil menatapnya, "Benar-benar sangat jarang. Christopher bisa juga datang mencariku?"
"Kita adalah saudara. Kakak melihat adik ..." belum selesai berkata, aku sudah merasa jijik sampai tidak bersedia mendengar lanjutannya dan memilih untuk memutuskan perkataannya.
"Saat memukulku, kenapa tidak ingat kalau aku adalah adikmu?" aku menyindirnya dingin. "Christopher, wanita itu melayanimu dengan begitu nyaman, jadi kamu datang mencariku dengan tidak tahu malu seperti ini?"
"Ayah Jessica benar-benar sakit berat. Kalau tidak, aku juga tidak mungkin menurunkan harga diri dan datang menemuimu." Christopher Mo berkata dengan sangat tulus, hanya kurang air mata saja.
Tapi di mataku, wanita itu secepat ini menyuruh Christopher Mo datang meminta uang adalah karena waktu itu aku bertengkar dengannya. Dia tahu aku membencinya. Kalau wanita itu terus hidup dengan Christopher Mo dan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, maka tentu saja akan pergi dengan cepat. Kalau aku memberikan uang pada Christopher Mo, maka wanita itu akan terus tinggal di rumah Keluarga Mo.
"Kamu menurunkan harga diri bukan hanya sekali ini saja bukan, terlalu banyak. Kali ini ada drama apa lagi. Naik ke balkon lalu melompat ke bawah, atau melompat ke Sungai Fucheng. Bagaimana kalau begini, kamu beli obat tidur di apotek, lalu makan saja diam-diam, seharusnya tidak akan terlalu menderita." aku berkata dengan wajah tanpa ekspresi, membujuk Christopher Mo untuk menggunakan cara lain memaksaku.
"Christine, kamu ..." Christopher Mo dibuat kesal sampai kehabisan kata-kata, "Memangnya kamu tidak ingin melihat kakakmu baik?"
"Kamu baik atau tidak, semua itu kamu sendiri yang buat. Apakah kamu bisa membaik kalau aku berikan kamu uang?" aku menatap Christopher Mo dengan tatapan menyindir, "Saat aku membantumu mengembalikan hutang, kamu tidak banyak berterima kasih, aku membantumu melakukan banyak hal, kamu masih bisa memberiku tamparan yang begitu keras. Christopher, coba rasakan hati nuranimu yang sudah dimakan oleh anjing."
"Jangan menyindir lagi. Satu kalimat, berikan atau tidak?" harga diri Christopher Mo sudah direndahkan olehku sampai hancur berkeping-keping. Hanya beberapa kalimat saja, dia sudah tidak dapat terima.
Aku tersenyum dingin padanya, "Aku berikan. Kamu suruh Jessica itu datang mencariku. Aku akan berikan."
"Kamu ingin menyiksa Jessica?" Christopher Mo terkejut.
Aku berdiri dari sofa, mendekati dia dan tertawa, "Tenang saja, tidak kok. Dia 'kan wanita yang kamu cintai. Bagaimana mungkin aku menyiksanya. Benar bukan?"
"Christine, kamu sudah berubah." Christopher Mo berkata sambil menghela napas.
Aku menarik napas dalam dan tertawa menyindir, "Semua ini karena dipaksa oleh kalian."
Aku sudah berubah, berubah menjadi tidak berperasaan? Aku tidak merasa aku berbuat kelewatan. Meskipun hanya tersisa Christopher Mo, satu-satunya keluargaku. Tapi aku tetap bersikap seperti ini. Jelas-jelas tahu dia mungkin dibohongi oleh wanita itu. Aku bahkan membiarkannya dibohongi seperti ini. Sebenarnya aku yang bodoh atau karena memiliki terlalu banyak uang?
Meskipun Keluarga Yi tidak kekurangan uang, tapi uang-uang itu didapat oleh Jonathan dengan susah payah. Setiap hari sibuk sampai tengah malam. Bahkan masih harus kerja keluar kota. Kalau aku tidak membantunya hemat, memangnya harus sembarangan pakai?
"Begini saja, kamu kasihan pada wanitamu, aku juga kasihan padamu. Kamu katakan padanya, besok aku bawa uang ke rumahnya. Ayahnya sakit, aku juga merasa sangat kasihan." aku tersenyum datar.
Christopher Mo sedikit terkejut. Akhiran yang seperti ini membuat dia sedikit bingung. Dia bertanya, "Beneran?"
"Memangnya aku bisa membohongimu?" aku mengerutkan dahi.
Christopher Mo menatapku dengan senang, "Tetap kamu yang paling baik. Kalau begitu begitu saja. Besok kamu pulang, aku dan Jessica menunggumu di rumah."
"Oh iya, beritahu nama lengkap Jessica dan nomor KTP-nya padaku. Kalau aku ada masalah, tidak bisa pulang, aku akan langsung transfer padanya. Kalau mau menransfer uang yang jumlahnya besar, memerlukan nama dan nomor KTP dari penerima. Kalau tidak uangnya tidak bisa ditransfer." aku menatap Christopher Mo dalam diam. Christopher Mo segera memberitahu aku nama lengkap Jessica dan nomor KTP-nya.
Aku melihat ponsel Christopher Mo, ada foto dia dan Jessica. Aku juga sekalian meminta darinya.
"Adikku, memilikimu seumur hidup ini kakak sungguh beruntung." Christopher Mo berterima kasih dengan menjijikkan.
Aku tersenyum datar, "Kamu pulang dulu saja. Besok tunggu jawaban dariku."
Setelah aku melihatnya pergi dengan puas, aku tersenyum licik. Dia kira aku benar-benar akan memberikan uang padanya? Si bodoh ini. Sia-sia memiliki usia begitu besar. Dibujuk oleh wanita saja, sudah tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah lagi.
Aku mengirimkan foto dan KTP Jessica kepada Jonathan. Menyuruhnya membantu mengecek sebentar. Kemudian hasilnya dengan cepat datang. Tidak ada orang ini.
Artinya juga, nama Jessica dan nomor KTP ini palsu. Artinya wanita itu sedang membohongi orang. Wanita ini berani sekali menipu Keluarga Mo.
Aku pernah melihat berita. Ada beberapa wanita yang menipu dengan kecantikan mereka, mengatakan kalau orang tua mereka sakit berat, atau tidak mengatakan siapa yang kecelakaan. Yang jelas selalu saja ada alasan meminta uang.
Tidak lama kemudian, Jonathan mengirimkan pesan kepadaku. Katanya identitas sesungguhnya dari Jessica adalah seorang yatim piatu. Kedua orang tuanya meninggal di saat dia masih kecil, adalah seorang wanita yang sudah menikah, mempunyai dua orang anak, dan tidak cerai.
Christopher Mo menyayangi wanita ini seperti buah hatinya. Tapi tidak menyangka wanita itu malah merupakan seorang penipu. Apanya yang ayah sakit berat, darimana datang ayah?
Keesokan siangnya, aku pergi ke rumah Keluarga Mo. Begitu masuk, aku langsung mencium wangi makanan. Aku menukar sepatu, berjalan menghampiri mereka, dan melihat meja yang dipenuhi dengan ikan dan daging.
Wajahku masam. Melihat Jessica itu keluar sambil membawa semangkuk sup dengan hati-hati, lalu membersihkan tangan di celemek, lalu menatapku dengan puas, "Adikku, aku tahu kamu hari ini mau pulang. Aku sengaja mempersiapkan makanan-makanan ini untukmu."
"Apa Christopher tidak memberitahumu kalau aku vegetarian?" aku menatap Jessica dengan dingin. Dia pun canggung sampai tidak tahu harus berbuat apa.
"Christopher tidak memberitahuku. Kalau tidak, aku pasti akan membuatkan makanan vegetarian kepadamu."
"Tidak perlu. Keluargamu membutuhkan uang, kamu masih bisa makan besar seperti ini. Kelihatannya hatimu lapang juga." aku menyindirnya tanpa peduli dia malu atau tidak.
"Kamu ganti baju dulu. Nanti setelah Christopher kembali, aku antar Christopher bertemu dengan ayahmu. Uang ini harus aku serahkan sendiri kepadanya. Anggap saja sebagai mahar pernikahan." selesai berkata, mata wanita itu terbelalak, dan bibirnya bergetar, kelihatannya agak takut.
"Kamu mau melihat ayahku?" Jessica bertanya dengan bingung.
"Benar. Karena Christopher sudah memilihmu, maka aku sebagai adik menjadi mak comblang saja. Memanfaatkan kesempatan menjenguk ini, sekalian mencocokan kamu dan Christopher, setelah itu kalian menikah, penyelenggarakan pesta, menyelesaikan hal terbesar di kehidupan ini. Kamu bilang benar bukan?" mataku menilai ekspresi Jessica seperti serigala.
Sangat jelas, dia sedang sengaja menyembunyikan kepanikannya.
"Baiklah, aku menukar baju dulu di kamar. Kamu tunggu sebentar." Jessica membalikkan badan, dan aku menghentikannya.
"Kamu tunggu sebentar."
Jessica menoleh menatapku dan bertanya bingung, "Ada apa?"
"Pinjam sebentar ponselmu. Ponselku tidak ada baterai. Aku mau menelepon Jonathan, berkata padanya kalau malam ini akan pulang lebih malam." aku menatapnya sambil mengangkat alis. Saat ini wanita ini sudah mengetahui maksudku, aku melakukan ini untuk mencegah dia menelepon orang di dalam kamar untuk berakting sebagai pasien.
Jessica mengeluarkan ponsel dari dalam celemek, perlahan-lahan menyodorkannya padaku. Saat hampir sampai di tanganku, dia langsung menarik kembali ponselnya.
"Kamu kelihatannya sengaja menyulitkanku?" Jessica mulai memperlihatkan tampang aslinya.
"Aku tidak menyulitkanmu. Kalau kamu tidak ada salah, kenapa takut aku bertemu dengan ayahmu?" aku menatap Jessica ini dengan datar, lalu memasang tampang tersadar, "Oh iya, aku tidak bisa melihat ayahmu, karena dia ada di bawah tanah. Kalau dia mau uang, pasti akan masuk dalam mimpimu. Dengan demikian, aku membeli beberapa uang arwah. Kamu bakarlah untuk ayahmu, menunjukkan rasa berbaktimu."
"Hei, jangan kelewatan." Jessica dibuat kehabisan cara olehku dan mengancamku dengan dingin.
"Aku kelewatan?" aku kehabisan kata-kata. Seorang penipu memarahiku kelewatan?
Di saat ini, Christopher Mo masuk menenteng minum dari luar. Di saat dia masuk, Jessica segera berlari ke arahnya, menarik tangannya dan berkata, "Christopher, pas sekali kamu pulang. Kalau kamu tidak pulang, adikmu sudah akan menyulitkanku sampai aku gila."
Orang jahat yang memutar balikkan keadaan!
Christopher Mo menatapku dengan bingung dan bertanya, "Ada apa?"
"Christopher, tidak apa-apa kalau adikmu tidak mau memberikan uang kepadaku, dia bahkan mengutuk ayahku mati. Berkata ingin membakar kertas arwah pada ayahku." Jessica ini benar-benar terlalu bisa berakting.
Hari ini kalau aku tidak mempunyai bukti jelas untuk membongkar kebohongannya, aku sama sekali tidak mempunyai kepercayaan diri untuk berdiri di sini. Aku pernah bertemu yang tidak tahu malu, tapi tidak pernah bertemu yang sangat tidak tahu malu seperti ini.
"Christine, kenapa kamu bilang iya tapi sekarang tidak. Coba kamu lihat Jessica sudah menyiapkan satu meja penuh makanan untukmu. Kamu terlalu tidak tahu berterima kasih." Christopher Mo ternyata memang benar, begitu bertemu dengan wanita langsung kehilangan akal.
Aku benar-benar sangat ingin membiarkan Christopher Mo ditipu oleh wanita ini sampai kehabisan uang. Tapi aku takut satu-satunya rumah peninggalan Keluarga Mo akan dijual olehnya.
"Tidak tahu berterima kasih?" aku tertawa merendahkan, "Christopher, apa kamu tahu apa nama sesungguhnya dari Jessica ini? Apa kamu tahu wanita yang tidur di ranjang yang sama denganmu mempunyai suami? Kamu tidak mungkin sampai sekarang mengira dia adalah perawan bukan?"
Christopher Mo menatapku dengan bingung dan bertanya, "Apa maksudmu?"
"Christopher, kamu jangan dengar dia berkata sembarangan. Dia tidak ingin meminjamkan uang dan malah memfitnahku." Jessica itu berkata dengan panik.
"Apa yang kamu panikkan?" aku menyindir wanita itu, "Aku belum selesai berkata, tapi kamu sudah panik duluan. Ada apa? Takut aku membeberkan kalau kamu punya dua anak dan juga suami?"
"Kamu sembarangan bicara, aku tidak, aku ..." Jessica berteriak kencang. Sebelum mencapai puncak amarahnya, perkataannya sudah diputuskan oleh Christopher.
"Christine, tidak boleh sembarangan bicara." Christopher Mo menatapku dengan wajah masam.
"Aku tidak sembarangan bicara. Memangnya hatimu tidak jelas. Saat aku mengajak wanita ini menikah, apakah dia tidak menolakmu dengan kata-kata manis. Ingat-ingat lagi perbuatan aneh dia di hari-hari biasa, dia menjawab telepon di belakangmu. Christopher, kamu juga merupakan orang yang berpengalaman. Kamu tidak mungkin begitu polos sampai tidak dapat menentukan masalah seperti ini bukan?" aku mengingatkan, lalu mengeluarkan data-data yang kemarin dicari oleh Jonathan dan langsung melemparkannya ke wajah Christopher Mo.
"Kamu lihat saja. Apakah wanitamu benar-benar sepolos itu?"
Christopher Mo membungkukkan badan dan memungut kertas itu. Aku dapat melihat wajah Jessica sangat pucat. Dia menggigit bibir dan terus bergetar ketakutan.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Perfect Lady
AliciaEverything i know about love
Shinta CharityBeautiful Lady
ElsaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniHei Gadis jangan Lari
SandrakoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)