Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 26 Wanita Jahat
"Kenapa aku merasa kamu aneh, apa kamu melakukan kesalahan, takut aku menyalahkan kamu?" Nafas Jonathan terasa di telingaku, aku menggelengkan kepala, tangan kecilku berusaha melepaskan tangan Jonathan, dan lepas dari pelukannya.
Aku membalikkan badan, berkata dengan tegas: "Jonathan, kita jangan bertemu lagi."
Ucapanku langsung membuat wajah Jonathan berubah, matanya menyipit, menatapku dingin dan berkata tegas: "Katakan sekali lagi?"
Aku mengerti, ucapanku barusan sudah mempengaruhi suasana hatinya, dia berkata seperti itu karena berharap aku menarik kembali ucapanku barusan.
Tapi mana mungkin aku menarik ucapanku, aku bisa memberitahu Jonathan, kakakku berhutang pada rentenir, aku juga bisa menerima uangnya dan terus berada disisinya, tapi nanti, Christopher akan menjadikan Jonathan sebagai ATM, dan Cynthia akan membalas dendam dengan lebih kejam, dia akan menggunakan lebih banyak cara menghadapiku, menghadapi keluargaku, bisnis keluarga kami yang kecil sama sekali tidak bisa bertarung dengan keluarga Cynthia.
Jonathan bisa melindungiku sampai kapan? Sekali atau dua kali?
Akan sulit menghindari serangan diam-diam, aku tidak bisa mempertaruhkan seluruh keluargaku, aku masih bisa bertahan kalau menghadapi pernikahan gagal atau putus cinta.
Aku mengakui cintaku itu egois, karena dari dulu aku tidak menilai cinta Jonathan terhadapku, dia tidak pernah berkata dia mencintaiku, aku menganggap hubungan kami hanya karena kebutuhan fisik saja.
Sekarang, kebutuhan yang paling mendasar ini sudah membuat orang iri, sudah waktunya berhenti.
Aku menundukkan kepala, menelan ludah, menggigit bibir dengan sedih, tertawa menghadap ke lantai, "Aku sudah lelah, tidak ingin menemani kamu bermain lagi."
"Bermain?" Jonathan menjadi marah karena kata ini, dia maju menghampiri, menekan daguku dan mengangkatnya sekuat tenaga.
Aku mengikuti gerakan tangannya dengan kesakitan, bertatapan mata dengannya, aku bisa melihat emosi yang terbakar hebat dari sorot matanya. Aku tidak pernah melihat dia begitu marah.
"Aku tidak pernah dipermainkan wanita, kamu yang pertama." Dia memandangku dengan suara tegas dan penuh kebencian.
Aku berusaha melihat dia, "Aku wanita jahat yang pernah menjadi model dan bercerai, apa kamu tidak tahu dari dulu aku suka mempermainkan lelaki?"
"Apa kamu juga membohongi aku tentang masalah kamu hamil?" Sorot mata Jonathan dingin menusuk.
"Aku bohong padamu, setiap kata yang aku katakan itu palsu, kamu tahu kenapa aku bercerai dengan Ardy? Karena aku terus berbohong, dia tidak tahan oleh karena itu dia bercerai denganku, aku begitu murahan, begitu menakutkan......" Ucapanku masih belum selesai, bibir Jonathan sudah menempel di bibirku.
Ciumannya seperti pusaran air, membuatku tidak bisa menahannya, bibirku terasa sakit, dia menggigit bibirku dan darah mengalir keluar, aroma darah yang amis memenuhi seluruh tenggorokanku.
Dia menarik bibirnya dan melepaskan aku, menatap aku dengan dingin, tersenyum sinis, "Christine, kamu terlalu kejam."
Aku mengusap luka di sudut bibirku, berusaha menahan air mata agar tidak jatuh, "Jonathan, aku tidak menyangka kamu lelaki yang berpikiran sempit, tidak bisa melepaskan orang lain, sangat banyak wanita baik di dunia ini yang ingin tidur denganmu, Jonathan, kenapa kamu menginginkan wanita jahat sepertiku ini."
"Kamu jahat sampai seperti apa?" Mata dingin Jonathan menatap aku, bertanya kepadaku.
"Aku bisa langsung tidur dengan laki-laki lain, apa cukup jahat?" Aku menggertakkan gigi mengatakan perkataan rendahan seperti ini, aku sakit hati, aku seperti menampar diriku sendiri, kenapa harus menyakiti Jonathan seperti ini?
Aku juga tahu jawabannya, Jonathan terlalu hebat, selamanya tidak bisa sepadan dengan orang yang berstatus sepertiku ini, sorot mata Cynthia yang menakutkan itu penuh dengan berbagai akal, aku mengerti kalau aku tidak bisa menang darinya.
Aku tidak bisa menang dari uang. Ayah ibu sudah tua, Christopher juga sudah seharusnya melewati hari-hari yang baik dengan kakak ipar, aku tidak ingin membuat mereka tidak tenang karena perasaanku sendiri.
Apa masalahnya kalau mengorbankan kebahagiaanku seorang? Aku tersenyum getir, melihat Jonathan yang menatapku dengan marah seperti binatang buas, tangannya mencekik leherku dengan erat.
Aku tidak bisa bernafas, wajahku menjadi merah, aku merasa pandanganku sedikit kabur, mungkin sudah hampir mati dicekik.
Saat aku mengira akan dicekik mati oleh Jonathan, tiba-tiba aku bisa bernafas lagi, wajah Jonathan kembali tampak jelas.
Dia memeluk aku erat, memanggil namaku.
Aku memandangnya dengan air mata berlinang, berkata: "Pergi saja, tinggalkan tempat ini, aku tidak ingin melihatmu." Aku merasa diriku sudah hampir mati saat mengatakan ucapan yang bertentangan dengan hatiku, aku lebih memilih dicekik mati oleh Jonathan, aku tidak ingin sakit hati seperti ini.
Jonathan berdiri, tanpa ekspresi melemparkan kunci yang dulu aku berikan padanya ke lantai, menarik koper dan berjalan keluar. Aku menangis sekencang-kencangnya saat pintu ditutup dengan keras.
Aku menahan tubuhku, berlari ke samping jendela, diam-diam melihat ke bawah dari balik tirai, melihat bayangan dia sedang berdiri di bawah, aku segera sembunyi saat dia memalingkan kepala melihat jendelaku.
Ketika aku melihat ke bawah lagi, dia sudah menghilang.
Aku tidak ingin putus dengannya seperti ini, tapi aku sudah menerima uang Cynthia, aku tahu diriku sangat egois, selamanya aku tidak bisa masuk ke kehidupan orang kaya.
Agar aku tidak lagi pergi mencari Jonathan, keesokan harinya aku pindah rumah, pemilik rumah masih baik, mengembalikan uang sewa setengah tahun padaku. Aku meminta Christopher datang memindahkan perabot. Christopher bertanya apa rencanaku selanjutnya, aku menjawab, lihat saja nanti.
Aku meninggalkan kota F, pergi ke kota dimana teman kuliahku berada, dia juga teman baikku.
Dia sudah menikah, hidupnya tidak terlalu bahagia, ibu rumah tangga biasa, di umur dua puluh enam tahun sudah menjadi ibu dari dua anak. Dia menemani aku mencari rumah baru, kali ini aku tidak ingin membayar uang sewa satu tahun sekaligus, melainkan membayar tiga bulan dulu, kalau cocok baru dilanjutkan.
Sarah membantuku bersih-bersih, bertanya: "Christine, selanjutnya apa rencanamu?"
"Lahirkan anak dulu, nanti baru menyusun rencana lagi!" Jawabanku ini membuat Sarah terkejut, dia meletakkan sapu, berjalan menghampiri, menarik tanganku, bertanya: "Kamu hamil?"
Aku menganggukan kepala dan tersenyum datar, melihat perut kecil yang masih datar itu, tersenyum berkata: "Apa masih tidak kelihatan?"
"Suamimu dimana?" Sarah bertanya dengan perhatian, Sarah hadir saat aku menikah dengan Ardy, jadi dia mengira anak di dalam perutku ini anak Ardy.
Aku menggelengkan kepala, "Bukan."
Begitu mendengar aku berkata bukan, Sarah sangat terkejut.
"Jadi anak siapa ini?" Sarah tidak mengerti, berkata dengan serius: "Christine, melahirkan dan merawat anak tidak sesederhana yang kamu bayangkan, apa kamu tahu bebanku sangat berat, aku tidak bekerja, hanya bergantung dari suami, aku tidak tahu hari-hari seperti ini kapan akan berakhir?"
"Sarah, kamu kenapa?" Aku melihat mata Sarah merah.
"Seumur hidup ini aku sangat menyesal terlalu cepat menikah." Sarah tersenyum pahit, "Sudah berapa bulan? Kalau masih kecil, gugurkan saja."
Aku sangat sulit membayangkan ucapan Sarah ini, aku tidak tahu kenapa dia berkata seperti ini, apa hidup susah membuat wanita yang baik tertekan sampai seperti ini?
"Aku tidak akan menggugurkan anak ini." Aku melihat Sarah, berkata tegas: "Aku mencintai ayahnya dan ingin melahirkan anak ini."
"Sudahlah kalau tidak mau mendengar perkataanku." Sarah tidak ingin banyak bicara, menahan emosi dan melanjutkan menyapu.
Aku tahu Sarah memikirkan aku, tapi aku juga sudah berpikir, kalau aku tidak melahirkan di umur ini dan melewatkan umur produktif, nanti belum tentu bisa kalau ingin melahirkan lagi.
Setelah Sarah selesai bersih-bersih dan mau pulang, tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu, berkata padaku: "Christine, masih ingat si gendut di kelas kita dulu itu?"
Aku melihatnya dengan penuh tanya, menggelengkan kepala, "Si gendut yang mana?"
"Yoga, keluarganya sangat kaya, begitu lulus kuliah langsung menjalankan usaha sendiri, sekarang menjadi si gendut yang kaya sekali." Sarah berkata dengan berlebihan, tapi aku langsung terkesan saat dia berkata seperti itu.
"Kenapa kamu tiba-tiba mengungkit dia?" Aku bertanya dan memandang Sarah dengan tidak mengerti.
"Setelah kamu lulus sekolah dan menjadi model, bukannya si gendut masih mengejarmu, aku ingat saat kamu menikah, dia minum sampai mabuk berat, kemudian diangkut pergi oleh empat orang." Kalau Sarah tidak mengatakan, aku mungkin tidak tahu masalah ini, sepertinya si gendut pernah mengejarku, tapi postur tubuhku dengannya beda terlalu jauh.
Kami teman sekelas, kalau memang suka, dari dulu pasti sudah menjalin hubungan, mana mungkin menunggu sampai sekarang.
"Bagaimana kabar si gendut sekarang?" Aku hanya bertanya karena ucapan Sarah, si gendut kaya atau miskin tidak ada hubungannya denganku, aku menolaknya karena dia benar-benar terlalu gendut.
"Kamu pasti tidak akan kenal kalau bertemu dengannya, sekarang dia sudah jadi laki-laki tampan, aku beritahu, hatiku sampai berbunga-bunga saat melihatnya. Sekarang dia kaya, tampan, dan masih single, sungguh pasangan yang sempurna. Kemarin aku masih melihatnya di lobby hotel." Kehebohan Sarah membuatku merasa sangat lucu.
Meskipun katanya setiap orang gendut bisa punya masa depan yang bagus, juga tidak perlu begitu berlebihan.
"Sudah, kalau Yoga benar-benar berubah menjadi begitu tampan, saat kamu bertemu dengannya, beritahu dia, aku juga ingin bertemu dengannya." Aku mendorong Sarah keluar dari pintu, "Cepat pulang, jaga kedua anakmu, aku bisa melanjutkannya sendiri."
"Kamu benar-benar mau bertemu dengan Yoga?" Sarah mengerutkan alis melihatku dan bertanya.
Melihat dia masih tidak pergi, aku berkata: "Iya, aku mau melihat bagaimana si gendut menjadi kakak tampan, aku bercerai dan dia single, mungkin kami punya kesempatan menjalin hubungan, benar tidak!"
"Benar." Sarah menjawab serius, "Aku pulang."
"Cepat pulang sana, kalau masih tidak jalan, aku akan menendangmu pergi." Setelah aku menjawab dan melihat Sarah pergi, aku menutup pintu dengan kuat.
Begitu Sarah pergi, aku menenangkan diri, mengunci pintu dan berjalan ke kamar tidur, mengambil telepon, aku selalu teringat padanya saat sedang sendiri.
Apa ucapanku padanya malam itu terlalu kejam?
Mungkin tidak lama lagi, dia akan bertunangan bahkan menikah dengan Cynthia, lalu melupakan di dunia ini masih ada wanita yang bernama Christine.
Aku tersenyum pahit, merasa inilah akibat yang diterima dari perbuatanku sendiri.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeMeet By Chance
Lena TanMy Lifetime
DevinaThat Night
Star AngelNikah Tanpa Cinta
Laura WangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)