Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin

Mungkin karena aku memperkenalkan mereka terlalu mendadak, Greyson Lin dan Donna Lin jadi merasa sangat canggung.

"Sama-sama bermarga Lin, lima ratus tahun yang lalu adalah satu keluarga." Aku tersenyum sambil menggoda mereka.

Donna Lin juga merasa sedikit kaget karena perkenalanku yang terlalu mendadak.

Melihat situasi menjadi canggung, aku mengalihkan perhatianku ke produk-produk baru yang ditumpuk di samping dan aku berkata, "Pajang produk-produk baru di etalase, dan pajangan di etalase juga sedikit kosong, pindahkan lagi dua patung ke etalase."

"Baik." antusiasme Donna Lin langsung meningkat. Aku menatap semua orang di depanku dengan ekspresi wajah yang serius.

"Aku harap kalian semua akan menganggap PT. Weiss sebagai keluarga sendiri, aku tidak ingin kalian semua bersikap pasif terhadap pekerjaan. Dikarenakan kalian sudah memilih bekerja di bidang ini, aku harap kalian semua bisa mencintai pekerjaan ini," aku berkata dengan sura lantang kepada semua yang berada di lokasi.

"Sebelumnya karena penawaran Perusahaan Besar Yin lebih menarik, jadi Manajer Bai pergi sendiri, dia bukan dipecat karena aku. Aku harap semuanya berhenti sembarangan menyebarkan masalah ini. Bagaimana pun gosip yang ditumpuk sedikit demi sedikit akan menjadi banyak, benarkan! "begitu aku selesai bicara, Donna Lin memimpin bertepuk tangan.

"Manajer tidak perlu khawatir, kami akan bekerja dengan baik," sanjung Donna Lin.

Aku menatapnya dan berkata dengan tenang: "Aku menantikan melihat omset bulan depan, berbicara dengan kemampuan , bukan dengan kata-kata sanjungan."

“Aku mengerti.” Donna Lin berkata dengan lembut sambil menundukkan kepalanya karena malu.

Aku berbalik, dan menatap Greyson Lin , lalu berkata, "Ayo, kita lihat toko lain."

Setelah mendengarkan kata-kataku, Greyson Lin melangkah maju dan membukakan pintu untukku. Aku berjalan keluar dengannya lalu berjalan mengelilingi hypermarket untuk memahami keadaan.

Dalam perjalanan kembali ke perusahaan, Greyson Lin menatapku dengan bingung, aku tahu apa yang ingin dia tanyakan, kenapa setelah Donna Lin bersikap seperti itu kepadaku, aku malah menaikkan jabatannya menjadi kepala toko.

“Sangat aneh, kan?” Aku mengendarai mobil dan berkata dengan santai.

“Aku tidak bertanya,” Greyson Lin membantah.

“Kamu ingin bertanya kenapa aku menaikkan jabatan Donna Lin ?” Aku langsung mengatakan pertanyaan Greyson Lin , lalu dia mengangguk.

"Benar, karyawan sombong seperti dia seharusnya dipecat. Kenapa harus menyanjung orang seperti itu dan memperkenalkan aku kepadanya untuk dijadikan pacar?" ternyata yang Greyson Lin risaukan adalah masalah ini.

Aku menjawab: "Donna Lin memang sombong, tetapi dia memiliki keberanian untuk mengatakan keraguannya, ini menunjukkan dia adalah orang yang berani, aku yakin dia memiliki kemampuan, bukankah aku sudah bilang, jika bulan depan dia tidak menunjukkan kinerjanya aku akan mendepaknya. Jika aku memecatnya karena kata-katanya yang sinis, akan menunjukkan apa? Akan menunjukan aku adalah manajer yang berpikiran sempit dan perhitungan. Jika jadi orang tidak berlapang dada, mana bisa mengurusi urusan lain. "

“Kamu benar-benar membuatku takjub.” sanjung Greyson Lin.

Aku meliriknya dengan marah, "Tidakkah kamu merasa sekarang kamu baru menyanjungku sedikit terlambat?"

"Aku mengatakannya dengan tulus," kata Greyson Lin dengan tulus.

"Tidak tahu kamu bersungguh-sungguh atau tidak, tapi aku suka mendengarkan kata-kata seperti ini." aku tersenyum tipis, hari ini setelah keluar bersama Greyson Lin, membuatku merasa lebih rileks. Sejak menjadi manajer, aku terus dikucilkan oleh orang-orang.

Kembali ke perusahaan, sepanjang hari aku sibuk mengerjakan pekerjaanku, akhirnya aku bisa melihat dengan jelas, begitu pasangan suami istri sama-sama sibuk, jangankan bertengkar, bahkan waktu pulang kerja juga sama larutnya.

Lampu di kantorku masih menyala, dan karyawan di luar sudah pulang semua, aku sedang merencanakan beberapa kegiatan sebelum Festival Musim Semi, aku ingin mempromosikan produk baru dan menjual produk yang masih ada di gudang.

Pintu kaca diketuk dari luar, aku mendongkak dan melihat Jonathan sebentar lalu aku bertanya, "Kenapa kamu punya waktu untuk turun ke bawah?"

“Sekarang sudah jam berapa ?” Jonathan menghampiriku sambil mengangkat alisnya. Dia meletakkan sebelah tangannya di atas meja dan satu tangannya lagi di kursi kulitku, sambil setengah memelukku dia berkata dengan penuh kasih sayang: ”Beberapa saat lagi kamu tidak perlu sesibuk ini lagi. "

“Apa maksudmu?” Aku menatap Jonathan dengan bingung.

“Aku sudah menemukan orang untuk menggantikanmu.” Ketika aku mendengar kata-kata Jonathan, aku langsung menatapnya dengan tatapan tidak percaya dan bertanya, “Kenapa, kamu rasa aku tidak berkompeten, atau kamu ingin aku kembali menjadi ibu rumah tangga? Aku beritahukan kepadamu bekerja paruh waktu boleh, tapi kalau bekerja penuh tidak bisa. "

Jonathan terkekeh, tangannya yang besar mencolek ujung hidungku, lalu dia berkata, "Jangan greget dulu."

Wajahku berubah menjadi serius, lalu aku memelototinya dan berkata: "Kamu ingin memecatku, lalu kamu ingin aku tenang, dan jangan greget, aku katakan kepadamu, sekarang aku bahkan sudah berniat untuk membunuh orang, sekarang aku ..."

“Tempatmu di panggung, bukan di sini,” Jonathan menyela ucapanku.

Aku kaget dan sedikit tidak tahu harus berbuat apa, apa yang baru saja dia katakan? Tempatku di panggung, bukankah dia paling tidak suka aku menunjukkan wajahku di depan orang lain, kenapa hari ini dia tiba-tiba mengatakan hal ini?

“Jonathan, kamu ingin memecatku, jadi kamu mencari sebuah alasan yang akan membuatku bahagia agar aku bersedia pergi.” Aku mengatupkan bibirku dengan erat, dan berusaha untuk tidak meneteskan air mata, tetapi entah kenapa, kata-kata Jonathan membuat air mataku tidak mematuhiku dan tetap mengalir, dan membuat sudut mataku memerah.

Jonathan menghampiriku dengan lembut lalu dia memelukku, "Bodoh, kamu pikir aku tidak bisa melihat kamu tidak bahagia bekerja disini, hanya saat kamu berada di atas panggung kamu akan merasa percaya diri dan bahagia."

"Di atas panggung memang sangat menyenangkan, tapi bagaimanapun itu hanya bisa dilakukan saat aku masih muda. Ketika aku tua, aku tetap harus kembali ke dunia nyata." Aku sudah memahaminya, kadang-kadang ikut dalam pagelaran busana Guru Michael sudah cukup bagiku.

Industri model sangat kejam, cukup muda, cukup energik, cukup menawan, jika tidak ada salah satu dari ketiga poin ini, maka harus memiliki kemampuan dan pengaruh dalam dunia fashion.

Kalau ingin menjadi terkenal di dunia yang aneh ini, terkadang kamu harus mengorbankan banyak hal. Kalau aku rela berkorban, saat ini aku sudah menjadi orang terkenal dalam dunia fashion.

“Di dunia nyata ada aku!” Jonathan mengelus rambut panjangku, “Akhir-akhir ini aku sedang mencari orang, awalnya aku membiarkanmu mengisi posisi ini untuk sementara waktu karena ingin kamu langsung menyerah setelah tahu betapa sulitnya hal ini, tapi aku tidak menyangka kamu melakukannya dengan cukup baik. "

Ternyata dia membiarkanku menjabat sebagai manajer, karena ingin memberikan beban kepadaku, lalu karena tidak tahan dengan tekanan, aku akan pulang, tetapi dia tidak menyangka aku akan menghadapi rintangan ini, dan bahkan bersikeras untuk bertahan.

"Kamu memang suka membuatku tetap di rumah. Jelas-jelas kamu tahu aku menjadi bulan-bulanan gosip." Aku mendorongnya sedikit, lalu aku berdiri, dan menatap mata Jonathan, setelah itu aku berkata kepadanya: "Jonathan, dari beberapa versi hubunganku denganmu yang beredar di perusahaan, menurutmu yang mana yang lebih bisa dipercaya? "

"Tentang kamu memberikan obat kepadaku aku rasa cukup bagus dan memiliki daya imajinasi yang tinggi, nanti aku akan menyuruh orang memeriksanya, dan mencari tahu siapa yang mengarangnya, lalu aku akan memindahkannya ke departemen publisitas." Setelah mendengar candaan Jonathan, aku langsung tertawa.

Tak kusangka, Jonathan lumayan humoris, kata-kata yang diucapkannya bermakna dan lucu. Awalnya suasana hatiku sedang tidak baik, tetapi sekarang sudah banyak membaik.

“Ayo pulang!” Jonathan menjulurkan tangannya dan menatapku dengan tenang.

Tangan besarnya yang bergantung diudara telihat sangat menggoda, aku tidak bisa menolaknya. Aku mematikan komputerku lalu menjulurkan tanganku dan mengandeng jari-jarinya dengan erat-erat .

Dia mengendengku dan dengan perlahan kami berjalan keluar dari kantor lalu memasuki lift dan turun kebawah.

“Hari ini aku menyetir,” aku berkata kepada Jonathan .

“Besok kamu mengantarku kemari?” Jonathan mengangkat alisnya.

"Antar ya antar." memangnya kenapa, kami tinggal di tempat yang sama, mengantar pulang pergi merupakan hal yang wajar.

“Ada yang bersedia menjadi supir, mana mungkin aku tidak bersedia membiarkanmu mengantarku.” selesai berbicara, Jonathan langsung masuk ke dalam mobilku. Aku langsung mengemudikan mobil keluar dari parkiran di ruang bawah tanah, tapi aku tidak langsung pulang, melainkan pergi ke tepi sungai di Kota F.

“Buat apa kita kemari?”Jonathan bertanya dengan bingung.

"Jalan-jalan." Aku menatap wajah tampan Jonathan dengan serius, lalu aku kembali berkata: "Aku ingin berjalan-jalan, aku ingin berjalan bergandengan tangan bersamamu di tepi sungai, hanya perlu sepuluh atau dua puluh menit."

“Hari sudah sangat larut,”Jonathan mengingatkan.

"Aku tahu, saat kamu mengucapkan kata-kata ini, mungkin kita sudah berjalan setengah lingkaran." Aku memanyunkan mulutku sambil mengedipkan mata, "Temani aku!"

“Baiklah, kalau aku terus melihatmu seperti ini, aku akan merasa jijik lagi.”Jonathan menggodaku sebentar lalu membuka pintu.

Aku sangat senang hingga seperti anak kecil, aku melompat turun dari dalam mobil, lalu aku melangkah maju dan meraih tangan Jonathan yang besar dan hangat .

Sepertinya kami belum pernah berjalan-jalan sambil berpegangan tangan seperti ini. Malam musim dingin sangat dingin dan angin yang berhembus sangat menusuk, tetapi hal ini tidak mempengaruhi perasaan romantis yang sedang aku rasakan.

Melihatku sedikit mengigil, Jonathan mengayunkan tangannya, lalu dia menarikku ke dalam pelukannya yang hangat, dan berkata, "Jalan lebih cepat, kalau tidak kamu akan membeku."

Aku menatapnya dengan tatapan tidak tahu harus menangis dan tertawa, dan berkata, "Bagaimana kalau kamu menggendongku?"

"Gendong?" Jonathan terdiam sejenak, lalu dengan waspada dia melihat sekeliling, melihat tidak orang dia berkata, "Kalau aku menggendongmu, kita tidak berjalan-jalan lagi dan langsung kembali ke mobil."

Aku mengangguk, cuaca terlalu dingin, dan aku benar-benar tidak bisa berjalan-jalan lagi.

Jonathan berjongkok, dan aku langsung naik ke punggungnya.

Dia berteriak sambil berpura-pura mengerahkan kekuatannya, "Pinggangku ... hampir patah karena mengendongmu."

"Coba kamu ulangi sekali lagi," aku berpura-pura marah.

“Tidak berat, sangat ringan, rasanya seperti tidak ada orang di punggungku.” selesai berbicara Jonathan mempercepat langkah kakinya, dan segera memasukkanku ke dalam kursi di samping kemudi.

Dia duduk di kursi pengemudi, lalu dia menyalakan mobil, dan melaju ke jalan raya.

“Kenapa kamu yang mengemudi, bukankah sudah sepakat aku yang mengemudi?” tanyaku tidak mengerti.

“Kamu mengemudi?” Jonathan menoleh dan menatapku, “Nanti kamu mau candle light dinner lagi, dan malam ini kita tidak usah pulang lagi.”

Sungguh terlalu, tak kusangka dia berpikiran seburuk itu terhadapku, memangnya kenapa kalau sesekali beromantis sebentar? Sangat jarang kami bisa berjalan-jalan bersama. Jika bukan karena cuacanya terlalu dingin, aku pasti akan berjalan selama beberapa jam.

Dalam beberapa hari berikutnya, Jonathan dan aku sibuk dengan urusan perusahaan. Pagi ini, Jonathan menelepon dan menyuruhku naik ke atas.

Aku tidak mengerti kenapa Jonathan menyuruhku naik tanpa memberitahuku apa alasannya, tapi aku tetap naik keatas.

Ketika aku sampai di kantor Jonathan , dia mengatakan kepadaku tadi malam Frederik Ouyang mengalami stroke dan sekarang dia sedang berada di rumah sakit.

Melihat dahi Jonathan yang tegang, aku mengerti, tidak peduli seberapa tidak berperasaannya dia, bagaimanapun dia adalah ayah kandungnya, dan kelembutan dalam hati seseorang tetap bisa tersentuh.

Tanpa menunggu Jonathan berbicara, aku berkata, "Aku akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya."

“Lihat apakah dia sudah mati atau belum, kalau belum mati kamu tidak perlu memberitahukannya kepadaku.” Jonathan berkata dengan dingin, tapi bisa dilihat dibalik kata-katanya yang kejam sebenarnya tersembunyi kekhawatirannya.

"Baik," jawabku, kebetulan sore ini aku punya waktu luang, oleh karena itu aku mengendarai mobil dan pergi ke rumah sakit.

Di depan pintu kamar pasien, aku melihat Nyonya Ouyang, Cynthia Ouyang dan Charles Ouyang.

Aku pikir mungkin perselisihanku dengan ketiga orang ini terlalu dalam, mereka semua menatap aku dengan sorot mata yang aneh.

Mungkin Frederik Ouyang tidak memberi tahu mereka bertiga siapa identitas asli Jonathan , oleh karena itu mereka sangat menolak dan tidak suka dengan kedatanganku.

"Christine Mo, untuk apa kamu kemari?" Cynthia Ouyang bertanya dengan dingin.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu