Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
Begitu pulang kerja aku langsung pergi ke tempat Christopher, aku berusaha mengetuk pintu rumah mereka, kakak ipar yang kemari membuka pintu, rambutnya berantakan, berdiri dengan wajah tidak semangat di hadapanku.
Aku mendorongnya, memanggil dengan tegas: "Christopher, keluar kamu."
Kakak ipar berdiri dibelakangku dengan ketakutan, dia sepertinya pertama kali melihat aku yang biasanya lemah lembut bisa marah seperti ini, bergetar berdiri dibelakangku, takut melihat aku yang seperti ini.
Christopher membuka pintu dari kamar, berjalan keluar dengan acuh tak acuh, melihat aku, bertanya seperti biasa: "Sudah pulang?"
"Christopher, sebenarnya apa maksud kamu?" Aku dengan marah bertanya padanya, "Aku sudah mengatakan berapa kali, jangan berjudi, jangan berjudi, kamu mau terus berjudi, dan menyuruh berandal itu pergi ke kantorku?"
"Ini bukannya karena tidak ada cara lain!" Christopher mengerutkan alis, berusaha menghindar dengan tidak berdaya.
"Tidak ada cara, iya?" Aku berjalan mendekat, mengangkat tangan, mengepalkan tangan dan memukul tanpa henti, aku mewakili sakit hati ayah dan ibu, kenapa bisa melahirkan putra yang begitu tidak berbakti seperti ini, aku mewakili diriku sendiri, kenapa bisa punya kakak seperti ini.
Christopher tidak tahan dipukul olehku, menekan lenganku, mendorong aku, aku tidak stabil, terjatuh ke lantai, kakak ipar melihat keadaan ini, langsung menopang aku berdiri, dengan suara kecil dan penuh perhatian bertanya: "Tidak apa-apa?"
Aku menggertakkan gigi, menggelengkan kepala, melihat kakak ipar, berkata dengan benci dan marah: "Kakak ipar, kamu juga sama, kakak seperti ini kamu tidak peduli ya sudahlah, kenapa masih mau menjadi penjamin, 2 Milyar, apa kamu tahu seberapa banyak uang 2 MIlyar itu?"
Aku berkata pada kakak iparku sampai dia tidak berani menjawab satu kata pun, dalam diam menundukkan kepala mendengar suaraku berlalu, air matanya jatuh ke atas lantai.
Aku mengerti sekarang emosiku sedikit tidak baik, masalah sudah terjadi, aku marah juga tidak ada gunanya, sekarang hanya bisa mencari cara menyelesaikan.
"Berikan sertifikat rumah padaku, mau aku gadaikan, mungkin bisa dapat sedikit uang, sisanya nanti cari cara lagi." Aku menjulurkan tangan pada Christopher meminta sertifikat rumah, namun tidak disangka dia malah berdiri di tempat, tidak bergerak.
Aku kira dia tidak mendengar, aku kembali mengulang ucapanku, Christopher mengerutkan alis, dengan wajah penuh rasa bersalah berkata: "Rumah ini sudah digadaikan, kalau tidak hari ini aku pasti sudah memberikan sertifikat rumah ke Kak Toni."
Ucapan Christopher seperti petir di siang bolong, membuat aku kehilangan kesadaran, aku bersandar di dingin yang dingin dengan tidak bertenaga, dengan tidak percaya menatap Christopher, kalau saat ini di tanganku ada belati, aku bisa tanpa ragu langsung menusuk dadanya, setiap hari aku memaki Ardy si brengsek, tidak kusangka orang paling brengsek di dunia ini ternyata kakak kandungku sendiri.
Seluruh tubuhku terpaku, menatap dengan tatapan kosong, emosiku meledak, berteriak pada Christopher: “Jadi bagaimana, Christopher, beritahu aku, bagaimana bisa membayar 2 Milyar itu?"
"Christine, kamu mohon pada Ardy membantuku terakhir kalinya." Christopher tiba-tiba berlutut di depanku, menarik sudut bajuku, menggoyangkan, ekspresi dan gerakannya membuat aku teringat gambaran Ardy saat ulang tahunku hari itu, keadaan yang sama terjadi lagi, tapi kali ini aku dengan hati dingin dan keras menolak Christopher.
"Aku sudah bercerai dengan Ardy, dia tidak berhutang padaku, aku juga tidak ada bisa pergi memohon padanya. Dan juga, aku peringatkan kamu, masalah yang kamu buat itu jangan sampai melibatkan ayah ibu, kalau ada apa-apa dengan mereka, aku akan membunuhmu."
Aku ingin pergi, tapi Christopher terus menghalangi aku, laki-laki bukannya tidak mudah mengeluarkan air mata, tapi saat ini Christoper menangis di hadapanku.
Suara tangisannya terdengar di telingaku, hatiku sangat sakit.
Aku memalingkan kepala, kembali melihat sorot mata kakak ipar yang sedang bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga Tanjaya? Apa selama tiga tahun aku menikah, ketagihan Christopher berjudi menjadi semakin parah?
Apa selama ini Ardy terus memberi dia uang atau, aku tidak jelas lagi.
2 Milyar, bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu, otakku tidak bisa berpikir lagi, sama sekali tidak tahu bagaimana ke depannya, membiarkan Christopher disiksa mati oleh rentenir?
Aku sedikit berkeras hati ingin membiarkan dia mati, tapi aku juga takut orang tuaku akan bersedih. Masih ada kakak ipar, wanita yang kasihan ini, setelah menikah dengan Christopher tidak ada satu hari pun yang dilewati dengan baik, setiap hari dilewati dengan penuh kekhawatiran bersama laki-laki yang tidak berguna ini.
"Christine, kamu bantu kakakmu sekali ini, lain kali dia pasti tidak berani lagi." Kakak ipar tidak tega melihat kakak yang memohon padaku, membantu kakak berbicara.
"Bukan aku tidak mau membantu, aku benar-benar tidak punya uang." Aku melihat kakak ipar berkata sesuai kenyataan, "Aku bercerai tanpa mendapatkan harta sama sekali, membayar uang sewa apartemen selama setahun, setelah membeli perabot rumah, hanya tersisa sedikit untuk uang makan."
Begitu ucapanku berlalu, tidak terdengar ada suara lagi, Christopher terduduk diatas lantai, dengan pandangan putus asa menundukkan kepala. Kakak ipar tertawa dengan menyedihkan, berjongkok, memukul Christopher dengan hati yang hancur.
Keluarga bukan keluarga, ini adalah keluarga bahagia yang dijanjikan kakak pada kakak ipar saat itu, karena berjuadi membuat mereka kehabisan uang. Dengan tanpa ekspresi aku melihat mereka, hatiku lebih cemas dibanding mereka.
Hari ini aku berjanji pada rentenir, dalam tiga hari akan membayar hutang, aku sudah melibatkan diri masuk ke dalam bencana ini.
Aku tidak tahu bagaimana aku berjalan keluar dari rumah Christopher, sepanjang jalan, aku berjalan dengan tenang, angin musim gugur yang dingin berhembus di wajahku, aku menggigit erat bibirku tidak membiarkan air mata kehidupan yang pedih ini jatuh ke bawah.
Aku naik bus kembali ke apartemen kemudian duduk di atas ranjang seorang diri dalam diam, meringkukkan kaki, dan menundukkan kepala ke lutut, aku tidak tahu sekarang bagaimana menyelesaikan keadaan ini.
Akhirnya aku mengerti uang sungguh penting, tidak heran ibu Ardy dan nenek Jonathan menegaskan harus mencari pasangan yang sepadan, siapa yang bersamaku, siapa akan sial.
Telepon berdering, aku memalingkan wajah dan melihat dengan datar, diatas layar tertera nama Jonathan, aku menjulurkan tangan mengambil telepon yang ada di atas selimut, menekan tombol menerima panggilan.
"Halo!"
"Apa sudah mengundurkan diri?" Begitu membuka mulut, yang dikatakan Jonathan hanya masalah aku mengundurkan diri dari pekerjaan, selamanya dia tidak tahu seharian ini aku menemui masalah apa.
"Masih belum, tapi tidak lama lagi pasti akan dipecat." Aku tertawa dingin, tidak ada perusahaan yang bersedia melihat karyawannya berhubungan dengan rentenir, tiap hari membuat keributan.
"Kenapa, melakukan kesalahan berat?" Nada Jonathan menusuk dari dalam telepon.
Aku meneteskan air mata tanpa bersuara, takut terdengar olehnya, aku menutup mulut, menggertakkan gigi berkata: "Iya, melakukan kesalahan, bos tidak mau karyawan seperti aku lagi."
"Kalau begitu baik-baik saja di rumah." Jonathan seperti sangat puas dengan jawabanku.
"Jonathan......" Aku memanggil namanya pelan.
"Ada apa?" Dia sepertinya mendengar sebuah petunjuk, bertanya dengan perhatian.
"Tidak......Tidak apa-apa, aku lelah, ingin tidur." Aku berkata dengan datar, mendengar dia menjawab "Ya" kemudian, aku menutup telepon. Aku tahu Jonathan masih ingin mengobrol denganku, tapi aku takut mengobrol terlalu banyak, aku tidak bisa mengontrol perasaanku.
Aku tidak meminta uang pada Jonathan, aku tidak tahu kalau ada pertama kali, apa akan ada kedua kali, sampai tidak terhitung, sampai dia meninggalkan aku.
Akar yang menjijikkan membuat Christopher tidak bisa berhenti berjudi, kalau dia tahu aku menjalin hubungan dengan Jonathan, dia akan berjudi tanpa henti, aku tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi.
Hutang 2 Milyar itu membuat aku tidak nafsu makan, saat tidak bisa tidur, telepon dari Cynthia membuyarkan pikiranku.
Cynthia sepertinya terus mengikuti aku, dia sepertinya tahu semua masalah yang terjadi padaku belakangan ini, satu-satunya yang tidak dia ketahui adalah tentang kehamilanku.
Kedua tangan kecil Cynthia yang putih dan menyodorkan selembar, bibir yang merekah seperti mawar merah, berkata dengan datar: "Ambil saja, aku tahu 2 Milyar bagimu, sekarang adalah penyelamat bagimu."
Aku melihat selembar cek itu dengan diam, mengangkat kepala, bertatapan dengannya kemudian berkata: "Ada apa langsung katakan saja, aku percaya 2 MIlyar ini tidak akan dengan mudah kamu berikan, ingin agar aku meninggalkan Jonathan kan?"
Aku sudah menebak uang 2 Milyar ini uang agar aku putus dengan Jonathan, tapi aku masih menanyakannya.
"Uang 2 Milyar ini kamu bayarkan ke reintenir, nanti aku beri lagi 2 Milyar, agar hidupmu bisa lebih enak sedikit." Alis tipis Cynthia naik, dengan sombong memandangku.
"Aku bisa meminta uang dari Jonathan, menurutmu aku bisa menerima uang darimu?" Aku tidak mengerti, dari mana Cynthia tahu titik kelemahanku.
Cynthia tertawa datar, menuangkan kopi dan meneguk pelan, perlahan berkata: "Dari yang aku tahu, kamu bercerai dari suamimu tidak mendapatkan harta sama sekali, kalau kamu wanita yang cinta uang, sebelum bercerai kamu pasti akan meminta sejumlah uang, tapi kamu tidak, kamu juga bukan orang yang merayu laki-laki demi mendapatkan uang, benar kan apa yang aku katakan?"
Aku tidak bersuara, karena yang dia katakan memang benar seperti itu.
"Kalau kamu meminta uang ke Kak Jonathan, aku percaya dia akan memberikan padamu. Tapi kamu tidak yakin apa kakakmu tidak akan berjudi lagi. Kalau kakakmu tahu kamu kekasih Jonathan, aku percaya kakakmu akan tidak berhenti memeras keluarga Chandra, akhirnya kamu juga akan menjadi musuh Kak Jonathan dan juga seluruh keluarga Chandra."
Cynthia meletakkan gelas kopi, melihatku dan tersenyum dengan percaya diri, "Wanita seperti kamu ini selamanya tidak akan menang dariku, bentuk tubuhku bagus, aku cantik, keluargaku kaya, hanya aku perempuan yang sepadan dengan Kak Jonathan, hal ini, kamu harus mengakuinya."
Hatiku seperti ditusuk, sakit, tapi aku menahan seluruh rasa sakit, tersenyum datar, aku tidak bisa berdebat.
"Terima saja!" Cynthia sepertinya sangat yakin aku pasti akan mengambil cek itu, dan benar, aku sudah dipaksa Christopher sampai ke tidak ada jalan lagi.
Sekarang di depanku hanya ada dua jalan, meminta uang pada Jonathan, kalau tidak menerima uang Cynthia, kedua jalan ini sangat sulit dijalani, memilih yang mana saja, akan bisa merubah hidupku.
Kalau aku menerima uang Cynthia, aku harus berpisah dengan Jonathan, anak dalam kandunganku akan kehilangan ayah. Kalau aku memilih meminta uang pada Jonathan, itu sama dengan aku menjual diriku sendiri.
Tidak ada pernikahan, kami hanya tinggal bersama, apa hubungan pacaran juga tidak jelas, meminta uang 2 Milyar padanya, ini termasuk jual diri?
Aku tersenyum getir, aku miskin, tapi aku sungguh terlalu sombong, uang dari mereka berdua, aku tidak ingin mengambil.
Kalau bukan karena masalah yang dibuat Christopher, aku percaya aku akan hidup dengan sangat baik, aku bahkan ingin membiarkan Christopher dipotong kakinya oleh reintenir itu, membuat dia selamanya ingat bahaya berjudi, tapi aku tidak berdaya melihat orang tua dan kakak iparku bersedih.
Teleponku berdering, aku terpaku, melihat sebentar, telepon dari kakak ipar, aku menerimanya.
Begitu mendengar, aku segera mengambil cek itu, berkata pada Cynthia: "Anggap aku pinjam darimu."
Cynthia masih belum bereaksi, aku mengambil cek itu dan segera pergi.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAkibat Pernikahan Dini
CintiaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleKamu Baik Banget
Jeselin VelaniSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)