Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu

Begitu pulang kerja aku langsung pergi ke tempat Christopher, aku berusaha mengetuk pintu rumah mereka, kakak ipar yang kemari membuka pintu, rambutnya berantakan, berdiri dengan wajah tidak semangat di hadapanku.

Aku mendorongnya, memanggil dengan tegas: "Christopher, keluar kamu."

Kakak ipar berdiri dibelakangku dengan ketakutan, dia sepertinya pertama kali melihat aku yang biasanya lemah lembut bisa marah seperti ini, bergetar berdiri dibelakangku, takut melihat aku yang seperti ini.

Christopher membuka pintu dari kamar, berjalan keluar dengan acuh tak acuh, melihat aku, bertanya seperti biasa: "Sudah pulang?"

"Christopher, sebenarnya apa maksud kamu?" Aku dengan marah bertanya padanya, "Aku sudah mengatakan berapa kali, jangan berjudi, jangan berjudi, kamu mau terus berjudi, dan menyuruh berandal itu pergi ke kantorku?"

"Ini bukannya karena tidak ada cara lain!" Christopher mengerutkan alis, berusaha menghindar dengan tidak berdaya.

"Tidak ada cara, iya?" Aku berjalan mendekat, mengangkat tangan, mengepalkan tangan dan memukul tanpa henti, aku mewakili sakit hati ayah dan ibu, kenapa bisa melahirkan putra yang begitu tidak berbakti seperti ini, aku mewakili diriku sendiri, kenapa bisa punya kakak seperti ini.

Christopher tidak tahan dipukul olehku, menekan lenganku, mendorong aku, aku tidak stabil, terjatuh ke lantai, kakak ipar melihat keadaan ini, langsung menopang aku berdiri, dengan suara kecil dan penuh perhatian bertanya: "Tidak apa-apa?"

Aku menggertakkan gigi, menggelengkan kepala, melihat kakak ipar, berkata dengan benci dan marah: "Kakak ipar, kamu juga sama, kakak seperti ini kamu tidak peduli ya sudahlah, kenapa masih mau menjadi penjamin, 2 Milyar, apa kamu tahu seberapa banyak uang 2 MIlyar itu?"

Aku berkata pada kakak iparku sampai dia tidak berani menjawab satu kata pun, dalam diam menundukkan kepala mendengar suaraku berlalu, air matanya jatuh ke atas lantai.

Aku mengerti sekarang emosiku sedikit tidak baik, masalah sudah terjadi, aku marah juga tidak ada gunanya, sekarang hanya bisa mencari cara menyelesaikan.

"Berikan sertifikat rumah padaku, mau aku gadaikan, mungkin bisa dapat sedikit uang, sisanya nanti cari cara lagi." Aku menjulurkan tangan pada Christopher meminta sertifikat rumah, namun tidak disangka dia malah berdiri di tempat, tidak bergerak.

Aku kira dia tidak mendengar, aku kembali mengulang ucapanku, Christopher mengerutkan alis, dengan wajah penuh rasa bersalah berkata: "Rumah ini sudah digadaikan, kalau tidak hari ini aku pasti sudah memberikan sertifikat rumah ke Kak Toni."

Ucapan Christopher seperti petir di siang bolong, membuat aku kehilangan kesadaran, aku bersandar di dingin yang dingin dengan tidak bertenaga, dengan tidak percaya menatap Christopher, kalau saat ini di tanganku ada belati, aku bisa tanpa ragu langsung menusuk dadanya, setiap hari aku memaki Ardy si brengsek, tidak kusangka orang paling brengsek di dunia ini ternyata kakak kandungku sendiri.

Seluruh tubuhku terpaku, menatap dengan tatapan kosong, emosiku meledak, berteriak pada Christopher: “Jadi bagaimana, Christopher, beritahu aku, bagaimana bisa membayar 2 Milyar itu?"

"Christine, kamu mohon pada Ardy membantuku terakhir kalinya." Christopher tiba-tiba berlutut di depanku, menarik sudut bajuku, menggoyangkan, ekspresi dan gerakannya membuat aku teringat gambaran Ardy saat ulang tahunku hari itu, keadaan yang sama terjadi lagi, tapi kali ini aku dengan hati dingin dan keras menolak Christopher.

"Aku sudah bercerai dengan Ardy, dia tidak berhutang padaku, aku juga tidak ada bisa pergi memohon padanya. Dan juga, aku peringatkan kamu, masalah yang kamu buat itu jangan sampai melibatkan ayah ibu, kalau ada apa-apa dengan mereka, aku akan membunuhmu."

Aku ingin pergi, tapi Christopher terus menghalangi aku, laki-laki bukannya tidak mudah mengeluarkan air mata, tapi saat ini Christoper menangis di hadapanku.

Suara tangisannya terdengar di telingaku, hatiku sangat sakit.

Aku memalingkan kepala, kembali melihat sorot mata kakak ipar yang sedang bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga Tanjaya? Apa selama tiga tahun aku menikah, ketagihan Christopher berjudi menjadi semakin parah?

Apa selama ini Ardy terus memberi dia uang atau, aku tidak jelas lagi.

2 Milyar, bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu, otakku tidak bisa berpikir lagi, sama sekali tidak tahu bagaimana ke depannya, membiarkan Christopher disiksa mati oleh rentenir?

Aku sedikit berkeras hati ingin membiarkan dia mati, tapi aku juga takut orang tuaku akan bersedih. Masih ada kakak ipar, wanita yang kasihan ini, setelah menikah dengan Christopher tidak ada satu hari pun yang dilewati dengan baik, setiap hari dilewati dengan penuh kekhawatiran bersama laki-laki yang tidak berguna ini.

"Christine, kamu bantu kakakmu sekali ini, lain kali dia pasti tidak berani lagi." Kakak ipar tidak tega melihat kakak yang memohon padaku, membantu kakak berbicara.

"Bukan aku tidak mau membantu, aku benar-benar tidak punya uang." Aku melihat kakak ipar berkata sesuai kenyataan, "Aku bercerai tanpa mendapatkan harta sama sekali, membayar uang sewa apartemen selama setahun, setelah membeli perabot rumah, hanya tersisa sedikit untuk uang makan."

Begitu ucapanku berlalu, tidak terdengar ada suara lagi, Christopher terduduk diatas lantai, dengan pandangan putus asa menundukkan kepala. Kakak ipar tertawa dengan menyedihkan, berjongkok, memukul Christopher dengan hati yang hancur.

Keluarga bukan keluarga, ini adalah keluarga bahagia yang dijanjikan kakak pada kakak ipar saat itu, karena berjuadi membuat mereka kehabisan uang. Dengan tanpa ekspresi aku melihat mereka, hatiku lebih cemas dibanding mereka.

Hari ini aku berjanji pada rentenir, dalam tiga hari akan membayar hutang, aku sudah melibatkan diri masuk ke dalam bencana ini.

Aku tidak tahu bagaimana aku berjalan keluar dari rumah Christopher, sepanjang jalan, aku berjalan dengan tenang, angin musim gugur yang dingin berhembus di wajahku, aku menggigit erat bibirku tidak membiarkan air mata kehidupan yang pedih ini jatuh ke bawah.

Aku naik bus kembali ke apartemen kemudian duduk di atas ranjang seorang diri dalam diam, meringkukkan kaki, dan menundukkan kepala ke lutut, aku tidak tahu sekarang bagaimana menyelesaikan keadaan ini.

Akhirnya aku mengerti uang sungguh penting, tidak heran ibu Ardy dan nenek Jonathan menegaskan harus mencari pasangan yang sepadan, siapa yang bersamaku, siapa akan sial.

Telepon berdering, aku memalingkan wajah dan melihat dengan datar, diatas layar tertera nama Jonathan, aku menjulurkan tangan mengambil telepon yang ada di atas selimut, menekan tombol menerima panggilan.

"Halo!"

"Apa sudah mengundurkan diri?" Begitu membuka mulut, yang dikatakan Jonathan hanya masalah aku mengundurkan diri dari pekerjaan, selamanya dia tidak tahu seharian ini aku menemui masalah apa.

"Masih belum, tapi tidak lama lagi pasti akan dipecat." Aku tertawa dingin, tidak ada perusahaan yang bersedia melihat karyawannya berhubungan dengan rentenir, tiap hari membuat keributan.

"Kenapa, melakukan kesalahan berat?" Nada Jonathan menusuk dari dalam telepon.

Aku meneteskan air mata tanpa bersuara, takut terdengar olehnya, aku menutup mulut, menggertakkan gigi berkata: "Iya, melakukan kesalahan, bos tidak mau karyawan seperti aku lagi."

"Kalau begitu baik-baik saja di rumah." Jonathan seperti sangat puas dengan jawabanku.

"Jonathan......" Aku memanggil namanya pelan.

"Ada apa?" Dia sepertinya mendengar sebuah petunjuk, bertanya dengan perhatian.

"Tidak......Tidak apa-apa, aku lelah, ingin tidur." Aku berkata dengan datar, mendengar dia menjawab "Ya" kemudian, aku menutup telepon. Aku tahu Jonathan masih ingin mengobrol denganku, tapi aku takut mengobrol terlalu banyak, aku tidak bisa mengontrol perasaanku.

Aku tidak meminta uang pada Jonathan, aku tidak tahu kalau ada pertama kali, apa akan ada kedua kali, sampai tidak terhitung, sampai dia meninggalkan aku.

Akar yang menjijikkan membuat Christopher tidak bisa berhenti berjudi, kalau dia tahu aku menjalin hubungan dengan Jonathan, dia akan berjudi tanpa henti, aku tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi.

Hutang 2 Milyar itu membuat aku tidak nafsu makan, saat tidak bisa tidur, telepon dari Cynthia membuyarkan pikiranku.

Cynthia sepertinya terus mengikuti aku, dia sepertinya tahu semua masalah yang terjadi padaku belakangan ini, satu-satunya yang tidak dia ketahui adalah tentang kehamilanku.

Kedua tangan kecil Cynthia yang putih dan menyodorkan selembar, bibir yang merekah seperti mawar merah, berkata dengan datar: "Ambil saja, aku tahu 2 Milyar bagimu, sekarang adalah penyelamat bagimu."

Aku melihat selembar cek itu dengan diam, mengangkat kepala, bertatapan dengannya kemudian berkata: "Ada apa langsung katakan saja, aku percaya 2 MIlyar ini tidak akan dengan mudah kamu berikan, ingin agar aku meninggalkan Jonathan kan?"

Aku sudah menebak uang 2 Milyar ini uang agar aku putus dengan Jonathan, tapi aku masih menanyakannya.

"Uang 2 Milyar ini kamu bayarkan ke reintenir, nanti aku beri lagi 2 Milyar, agar hidupmu bisa lebih enak sedikit." Alis tipis Cynthia naik, dengan sombong memandangku.

"Aku bisa meminta uang dari Jonathan, menurutmu aku bisa menerima uang darimu?" Aku tidak mengerti, dari mana Cynthia tahu titik kelemahanku.

Cynthia tertawa datar, menuangkan kopi dan meneguk pelan, perlahan berkata: "Dari yang aku tahu, kamu bercerai dari suamimu tidak mendapatkan harta sama sekali, kalau kamu wanita yang cinta uang, sebelum bercerai kamu pasti akan meminta sejumlah uang, tapi kamu tidak, kamu juga bukan orang yang merayu laki-laki demi mendapatkan uang, benar kan apa yang aku katakan?"

Aku tidak bersuara, karena yang dia katakan memang benar seperti itu.

"Kalau kamu meminta uang ke Kak Jonathan, aku percaya dia akan memberikan padamu. Tapi kamu tidak yakin apa kakakmu tidak akan berjudi lagi. Kalau kakakmu tahu kamu kekasih Jonathan, aku percaya kakakmu akan tidak berhenti memeras keluarga Chandra, akhirnya kamu juga akan menjadi musuh Kak Jonathan dan juga seluruh keluarga Chandra."

Cynthia meletakkan gelas kopi, melihatku dan tersenyum dengan percaya diri, "Wanita seperti kamu ini selamanya tidak akan menang dariku, bentuk tubuhku bagus, aku cantik, keluargaku kaya, hanya aku perempuan yang sepadan dengan Kak Jonathan, hal ini, kamu harus mengakuinya."

Hatiku seperti ditusuk, sakit, tapi aku menahan seluruh rasa sakit, tersenyum datar, aku tidak bisa berdebat.

"Terima saja!" Cynthia sepertinya sangat yakin aku pasti akan mengambil cek itu, dan benar, aku sudah dipaksa Christopher sampai ke tidak ada jalan lagi.

Sekarang di depanku hanya ada dua jalan, meminta uang pada Jonathan, kalau tidak menerima uang Cynthia, kedua jalan ini sangat sulit dijalani, memilih yang mana saja, akan bisa merubah hidupku.

Kalau aku menerima uang Cynthia, aku harus berpisah dengan Jonathan, anak dalam kandunganku akan kehilangan ayah. Kalau aku memilih meminta uang pada Jonathan, itu sama dengan aku menjual diriku sendiri.

Tidak ada pernikahan, kami hanya tinggal bersama, apa hubungan pacaran juga tidak jelas, meminta uang 2 Milyar padanya, ini termasuk jual diri?

Aku tersenyum getir, aku miskin, tapi aku sungguh terlalu sombong, uang dari mereka berdua, aku tidak ingin mengambil.

Kalau bukan karena masalah yang dibuat Christopher, aku percaya aku akan hidup dengan sangat baik, aku bahkan ingin membiarkan Christopher dipotong kakinya oleh reintenir itu, membuat dia selamanya ingat bahaya berjudi, tapi aku tidak berdaya melihat orang tua dan kakak iparku bersedih.

Teleponku berdering, aku terpaku, melihat sebentar, telepon dari kakak ipar, aku menerimanya.

Begitu mendengar, aku segera mengambil cek itu, berkata pada Cynthia: "Anggap aku pinjam darimu."

Cynthia masih belum bereaksi, aku mengambil cek itu dan segera pergi.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu