Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 76 Pria pujaanku

Aku tidak mencelakakan nenek, jadi tidak ada yang perlu aku takutkan, meskipun harus bersumpah aku bisa melakukannya.

Aku melangkah maju, berlutut, dan bersumpah di depan Sang Buddha, "Aku, Christine Mo bersumpah, jika aku mencelakakan nenek, aku akan mati dengan sengsara."

“Kamu cukup kejam terhadap dirimu, kamu bahkan berani berbicara omong kosong di depan Sang Buddha.” cibir Ibu Jonathan. “Jangan pikir dengan kamu bersumpah, aku akan menerimamu, aku sarankan kepadamu, lebih baik kamu bercerai dengan Jonathan. Dikarenakan kamu sudah memilih untuk pergi selama tiga tahun, kenapa tidak pergi selamanya saja. "

Aku tersenyum getir, lalu berdiri dengan perlahan-lahan, dan menatap Ibu Jonathan dengan serius, sambil berkata: "Ibu, jika bukan karena kamu mengambil Bella , jika bukan karena kamu mengancam Jonathan dengan menggunakan diriku, dan menyuruhnya menjauh dariku, apakah aku akan pergi selama tiga tahun? "

“Memangnya kenapa?” Ibu Jonathan membalas tatapanku dengan acuh tak acuh. “Kamu pikir setelah tiga tahun berlalu dan kamu bersumpah di depan Sang Buddha, hubungan kita bisa akur? Tidak mungkin, aku tidak akan pernah menerima wanita seperti dirimu. "

“Memangnya kenapa kalau kamu tidak menerimaku, apakah aku akan mengakhiri hidupku karena kamu tidak menerimaku?” Aku menatap Ibu Jonathan dengan acuh tak acuh. Begitu aku selesai berbicara, dia mengerutkan kening dan menatapku dengan tatapan tidak percaya.

"Ada apa dengan sikapmu barusan, apakah ini caramu bersikap terhadap orang yang lebih tua?"

Aku tertawa getir, "Ibu, aku menghormatimu sebagai Ibu Jonathan, aku memanggilmu ibu, dan berharap kamu bisa memperlakukan ku seperti putrimu, tapi bagaimana perlakuanmu terhadapku barusan, kamu sangat tidak menyukaiku, tapi di depan Jonathan kamu berpura-pura sangat berbesar hati, semua ini menunjukkan kamulah orang yang paling pandai berakting. "

"Kamu ..." Ibu Jonathan aku buat kesal setengah mati, dia mengenggam dadanya dan menatapku dengan gemetar.

Aku sangat terkejut, kenapa aku tidak bisa mengendalikan mulut ku, dulu setelah memberitahukan kepadanya perihal pernikahanku dengan Jonathan, dia juga sangat marah hingga sekujur tubuhnya bergetar, seperti hari ini.

Aku langsung membuka pintu dan bergegas turun kebawah untuk menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Ibu Jonathan, tetapi dia tidak menghargainya dan mencampakkan segelas air itu dengan kuat.

Gelas itu jatuh ke lantai dan hancur, kebetulan serpihan gelas itu jatuh di sebelah kaki Jonathan. Jonathan dan Bella melihat kami dengan ekspresi wajah kaget.

"Jonathan, aku benar-benar tidak sanggup untuk hidup bersama wanita ini. Kamu pilih sendiri, jika dia tetap tinggal disini, aku akan langsung membawa Bella pergi dari sini." Ibu Jonathan menyuruh Jonathan membuat pilihan di hadapanku.

Aku percaya tiga tahun lalu juga sama seperti ini, dia mengancam dengan menggunakan diriku.

Melihat ekspresi wajah Jonathan yang serba salah, aku membantunya membuat pilihan.

“Ibu, kamu adalah Ibu Jonathan, tidak seharusnya kamu memaksanya seperti ini, biar aku yang membuat pilihan, aku pergi, kamu tinggal, jaga dirimu baik-baik dan hiduplah panjang umur.” selesai berbicara, aku melangkah maju, saat aku berjalan melewati Jonathan dia menarik pergelangan tangan kiriku.

“Aku akan mengantarmu,” sisi wajah Jonathan menghadap ke arahku sambil berbisik ditelingaku.

Aku tersenyum, "Ibu tidak enak badan, kamu temani dia saja. Aku bisa pulang sendiri."

Aku menyingkirkan tangan Jonathan dengan lembut dengan menggunakan tangan kananku, lalu aku menunduk dan menatap Bella sambil berkata, "Bella, ibu pulang dulu, nanti kalau ada waktu, aku akan datang melihat Bella."

Begitu mendengar aku akan pergi, air mata Bella langsung mengalir dengan deras, dia melangkah maju menarik tanganku dan mengayunkannya, "Ibu, jangan pergi."

Tangisan Bella bagaikan pedang tajam yang menusuk hatiku, dan membuat hatiku terasa sangat sakit dan sedih, saraf emosionalku langsung tersentuh, dan pelupukku menjadi basah.

Mana mungkin aku bersedia meninggalkan Belle, tapi jika aku tidak pergi, ibu mertuaku pasti akan membuatku kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan putriku lagi. Ini adalah kehidupan menantu keluarga kaya yang tidak memiliki derajat yang sama.

Jika bisa memilih ulang aku lebih memilih menikah dengan orang biasa dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Aku turun kebawah dan berjalan keluar dari villa Keluarga Yi, semilir angin malam berhembus dengan lembut di kulitku, dan tanpa sadar aku mengangkat kedua bahuku, kenapa setiap kali rasanya aku sangat menyedihkan.

Apakah aku sudah diusir oleh ibu mertuaku?

Sungguh sial, apakah karena barusan aku melawan? Tidak, andai kata aku tidak melawan, dia juga tidak senang melihatku, andai kata aku berlutut di hadapannya demi Jonathan dan Bella, dia juga tidak akan melihatku sama sekali.

Tiba-tiba, di belakangku terdengar suara mobil, aku menoleh ke belakang dan melihat Jonathan turun dari dalam mobil lalu dia menghampiriku dan memelukku dengan erat.

Di peluk olehnya di dalam pelukannya yang hangat membuatku merasa kebingungan, oleh karena itu aku bertanya dengan tidak mengerti: "Kenapa kamu ke sini, bagaimana dengan ibumu?"

“Dia menjaga Bella di rumah.” Jonathan mendorongku dengan lembut, dia melepaskan jasnya, lalu memakaikannya di tubuhku. Dia menunduk melihatku, sambil berkata, “Jangan memasukkan ucapan ibuku ke dalam hati, kematian nenek masih membebani hatinya . "

Aku mengangguk dan menjawab: "Aku tahu, kematian nenek adalah beban di hati kita semua, apalagi di hati ibu."

Aku menyelesaikan ucapanku dengan sedih sambil menatap wajah Jonathan, "Kamu keluar mencariku seperti ini, nanti ibu akan semakin marah."

"Tapi aku tidak mungkin membiarkan istriku kembali ke apartemen sendirian. Kamu sangat cantik. Jika kamu dibawa lari orang bagaimana denganku?" setiap kali Jonathan selalu berbicara dengan serius dan berlebihan. Aku memukuli dadanya dengan marah sambil tertawa, lalu aku berkata dengan marah: "Bisakah kamu serius sedikit?"

Jonathan menghentikan tangan kecilku yang sedang memukuli dirinya, lalu menaruhnya di dadanya, lalu dia berkata dengan serius, "Kehidupan tidak mungkin selalu lancar, tapi aku percaya dengan pilihanku."

“Aku juga, karena sudah memilih maka aku tidak akan pernah menyesalinya.” Aku menyandarkan kepalaku dengan lembut di bahunya.

Dalam perjalanan mengantarku kembali ke apartemen. Aku melihat Jonathan sambil berkata dengan lembut, "Jonathan , aku sudah mengundurkan diri dan aku ingin pindah kembali ke rumah kita yang berada di pusat kota. Kapan kamu punya waktu untuk memberikan kunci kepadaku?"

"Ini." saat aku selesai berbicara Jonathan langsung mengeluarkan kunci dari dalam sakunya dan menyerahkannya kepadaku, "Aku sudah menduganya."

Aku menundukkan kepalaku dengan malu, "Apakah kamu merasa aku tidak bisa apa-apa, dan harus mengandalkan kalian para lelaki?"

"Aku suka kamu mengandalkanku, dan aku bersedia diandalkan olehmu. Kamu bebas mengandalkanku semaumu." Jonathan mulai tidak serius lagi.

Aku menundukkan kepalaku dan diam-diam tersenyum. Setelah itu aku mengangkat kepalaku lalu menatapnya dengan serius, dan berkata, "Baik, aku akan mengandalkanmu."

Mobil melaju dengan perlahan menuju ke apartemen. Setibanya di apartemen aku meminta Jonathan menungguku sebentar. Aku pergi membereskan barang bawaanku agar bisa langsung pindah. Jonathan mengangguk dan menungguku di lantai bawah.

Aku naik ke atas dengan hati yang berat, aku membuka pintu, melewati ruang tamu, dan berjalan ke kamarku. Aku menyalakan lampu, mengeluarkan koper, lalu mulai mengepak barang bawaanku.

Aku tidak tahu sejak kapan Amanda Jiang berdiri di belakangku. Kemunculannya membuatku kaget. Aku mengenggam dadaku dan merasakan jantungku yang berdetak dengan kencang. Aku menatapnya dengan bingung, dan bertanya: "Kenapa kamu masih belum tidur?"

“Aku menunggumu.” Amanda Jiang berjalan menghampiriku. Melihatku mengepak barang bawaanku, dia berkata dengan penuh rasa bersalah, “Christine Mo, bisakah kamu tidak pergi?”

"Amanda Jiang , aku sudah mengundurkan diri. Jika aku terus tinggal di apartemen perusahaan akan berdampak tidak baik, belum lagi, kamu juga tahu, aku benar-benar tidak ingin tinggal bersama Stella Lin. Aku takut besok saat aku bangun dan melihat wajahnya, aku tidak bisa menahan diri dan memukulinya hingga wajahnya menjadi kepala babi. "Aku sedikit bercanda, mendengar perkataanku Amanda Jiang tidak bisa menahan diri untuk tertawa.

“Sudah seperti ini, kamu masih bisa bercanda.” Mata Amanda Jiang memerah, kelihatannya hari ini dia menangis dalam waktu yang lama .

"Aku tidak tahu kenapa Stella Lin berbuat seperti itu, tapi aku benar-benar tidak bisa memaafkan perbuatannya. Kamu baik-baiklah dengannya, jika suatu hari aku membuka perusahaan pakaianku sendiri, kamu bisa datang membantuku." Aku hanya bicara dengan asal, untuk menghibur Amanda Jiang, tapi aku tidak menyangka dia akan mengenggam tanganku dengan erat dan menjawab dengan serius, "Baik, aku akan langsung sampai begitu kamu memanggilku."

"Cepat pergi tidur, kalau tidak besok kamu akan menjadi panda," candaku.

“Aku akan membantumu mengepak barang bawaan!” selesai mengatakannya Amanda Jiang langsung membantuku mengepak barang bawaanku, tak lama aku sudah selesai mengepak semua barang bawaanku. Aku menarik koper dan berjalan keluar dari kamar dengan perlahan, ruang tamu yang gelap langsung menjadi terang.

Stella Lin berdiri di pintu kamarnya dan bersandar pada kusen pintu.

“Kamu masih punya muka untuk keluar?” Amanda Jiang berkata dengan marah.

Aku menatapnya dengan tenang, dia mengangkat kepalanya dengan perlahan-lahan, lalu menatapku dan berkata, "Christine Mo, aku minta maaf."

Aku tertawa sinis, bukankah ucapan maaf ini sedikit terlambat, "Tidak perlu meminta maaf, yang penting hati nuranimu bisa menerimanya."

"Ayahku sakit dan membutuhkan biaya operasi yang besar. Semua tabunganku sudah aku habiskan semua. Jika aku kehilangan jabatan sebagai direktur perancang, aku tidak akan mampu bertahan," Stella Lin menjelaskan dengan sedih.

“Ini alasanmu penjiplak rancangan orang?” Amanda Jiang tertawa dengan sinis. “Sekali kamu mencuri, selamanya kamu adalah pencuri. Apakah kamu tahu hal yang paling pantang dalam industri ini adalah melakukan penjiplakan, dan kamu, telah menyentuh batasan ini, kamu benar-benar rendahan. "

"Kenapa kamu mengira rancanganku lebih baik daripada rancanganmu? Kenapa kamu harus menggunakan rancanganku? Kenapa kamu tidak bisa bersaing denganku secara terbuka?" Aku tidak mengerti. Aku pernah melihat rancangan Stella Lin, rancangannya tidak lebih buruk dari rancanganku.

“Di dalam sebuah perusahaan hanya perlu satu orang yang memiliki kemampuan.” begitu Stella Lin mengatakan hal ini, hatiku langsung terasa berat, dan aku menertawakan diriku sendiri.

Di sebuah gunung tidak mungkin ada dua harimau. Benar, yang dikatakannya benar. Jika aku memiliki kemampuan yang hampir sama dengannya, General Manager akan memberikan muka kepada Sean dan memberikan jabatan direktur perancang kepadaku.

Dan Stella Lin, langsung berhasil menyingkirkanku hanya dengan menggunakan siasat yang sepele.

Aku akui aku tidak kepikiran akan hal ini, hanya karena sebuah jabatan yang gaji tahunan lebih banyak puluhan juta. Dia bisa mengabaikan persahabatan selama tiga tahun, dan merencanakan semua ini untuk menjebakku, dia benar-benar sangat hebat.

Tapi dia bisa mengakui semua ini sebelum aku pergi, menunjukkan dia tidak benar-benar jahat hingga tak tertolong lagi.

“Semoga kamu sukses di PT Midea Fashion.” Aku mendoakannya sambil tersenyum dengan enggan.

Stella Lin tidak mengatakan apa-apa, dia berbalik, berjalan kembali ke kamarnya, dan membanting pintu dengan kuat.

“Jangan mempedulikannya, biasanya pendiam, ternyata isi hatinya sangat jahat.” Amanda Jiang mengeluh sambil mengantarku. Dia mengantarku sampai ke lantai bawah, saat dia melihat Jonathan Yi menungguku sambil bersandar di mobil, dia langsung berseru dengan penuh kekaguman.

"Jonathan Yi! Astaga, Pria pujaanku." Amanda Jiang menyentuh wajahnya dan sambil melihatnya dengan penuh kekaguman.

Aku tidak sanggup melihat wajahnya tergila-gila dengan pria, dia baru saja terluka karena Sean, sekarang dia mulai lagi ... aku benar-benar salut dengannya.

Amanda Jiang menepuk lenganku dan bertanya, "Apakah perkataan Stella Lin benar? Apakah kamu benar-benar wanita simpanan Jonathan Yi?"

Wanita simpanan?

Aku tidak sanggup berkomentar lagi, Aku mengenggam bahu Amanda Jiang erat-erat dengan kedua tanganku, kemudian aku menatapnya dengan serius, sambil berkata, "Aku bukan wanita simpanan, aku istri sah Jonathan Yi . Kami adalah suami istri, dan kami bisa tidur bersama tanpa perlu sembunyi-sembunyi. Apakah kamu mengerti? "

Amanda Jiang membeku di tempat, sambil mengejapkan kedua matanya, "Aku tidak mengerti."

“Tidak apa-apa jika kamu tidak mengerti.” Aku melepaskan kedua tanganku dari pundak Amanda Jiang , lalu menarik koperku, dan berjalan menghampiri Jonathan .

“Christine Mo, kenalkan aku kepada Direktur Yi?” Amanda Jiang berteriak di belakangku.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu