Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 76 Pria pujaanku
Aku tidak mencelakakan nenek, jadi tidak ada yang perlu aku takutkan, meskipun harus bersumpah aku bisa melakukannya.
Aku melangkah maju, berlutut, dan bersumpah di depan Sang Buddha, "Aku, Christine Mo bersumpah, jika aku mencelakakan nenek, aku akan mati dengan sengsara."
“Kamu cukup kejam terhadap dirimu, kamu bahkan berani berbicara omong kosong di depan Sang Buddha.” cibir Ibu Jonathan. “Jangan pikir dengan kamu bersumpah, aku akan menerimamu, aku sarankan kepadamu, lebih baik kamu bercerai dengan Jonathan. Dikarenakan kamu sudah memilih untuk pergi selama tiga tahun, kenapa tidak pergi selamanya saja. "
Aku tersenyum getir, lalu berdiri dengan perlahan-lahan, dan menatap Ibu Jonathan dengan serius, sambil berkata: "Ibu, jika bukan karena kamu mengambil Bella , jika bukan karena kamu mengancam Jonathan dengan menggunakan diriku, dan menyuruhnya menjauh dariku, apakah aku akan pergi selama tiga tahun? "
“Memangnya kenapa?” Ibu Jonathan membalas tatapanku dengan acuh tak acuh. “Kamu pikir setelah tiga tahun berlalu dan kamu bersumpah di depan Sang Buddha, hubungan kita bisa akur? Tidak mungkin, aku tidak akan pernah menerima wanita seperti dirimu. "
“Memangnya kenapa kalau kamu tidak menerimaku, apakah aku akan mengakhiri hidupku karena kamu tidak menerimaku?” Aku menatap Ibu Jonathan dengan acuh tak acuh. Begitu aku selesai berbicara, dia mengerutkan kening dan menatapku dengan tatapan tidak percaya.
"Ada apa dengan sikapmu barusan, apakah ini caramu bersikap terhadap orang yang lebih tua?"
Aku tertawa getir, "Ibu, aku menghormatimu sebagai Ibu Jonathan, aku memanggilmu ibu, dan berharap kamu bisa memperlakukan ku seperti putrimu, tapi bagaimana perlakuanmu terhadapku barusan, kamu sangat tidak menyukaiku, tapi di depan Jonathan kamu berpura-pura sangat berbesar hati, semua ini menunjukkan kamulah orang yang paling pandai berakting. "
"Kamu ..." Ibu Jonathan aku buat kesal setengah mati, dia mengenggam dadanya dan menatapku dengan gemetar.
Aku sangat terkejut, kenapa aku tidak bisa mengendalikan mulut ku, dulu setelah memberitahukan kepadanya perihal pernikahanku dengan Jonathan, dia juga sangat marah hingga sekujur tubuhnya bergetar, seperti hari ini.
Aku langsung membuka pintu dan bergegas turun kebawah untuk menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Ibu Jonathan, tetapi dia tidak menghargainya dan mencampakkan segelas air itu dengan kuat.
Gelas itu jatuh ke lantai dan hancur, kebetulan serpihan gelas itu jatuh di sebelah kaki Jonathan. Jonathan dan Bella melihat kami dengan ekspresi wajah kaget.
"Jonathan, aku benar-benar tidak sanggup untuk hidup bersama wanita ini. Kamu pilih sendiri, jika dia tetap tinggal disini, aku akan langsung membawa Bella pergi dari sini." Ibu Jonathan menyuruh Jonathan membuat pilihan di hadapanku.
Aku percaya tiga tahun lalu juga sama seperti ini, dia mengancam dengan menggunakan diriku.
Melihat ekspresi wajah Jonathan yang serba salah, aku membantunya membuat pilihan.
“Ibu, kamu adalah Ibu Jonathan, tidak seharusnya kamu memaksanya seperti ini, biar aku yang membuat pilihan, aku pergi, kamu tinggal, jaga dirimu baik-baik dan hiduplah panjang umur.” selesai berbicara, aku melangkah maju, saat aku berjalan melewati Jonathan dia menarik pergelangan tangan kiriku.
“Aku akan mengantarmu,” sisi wajah Jonathan menghadap ke arahku sambil berbisik ditelingaku.
Aku tersenyum, "Ibu tidak enak badan, kamu temani dia saja. Aku bisa pulang sendiri."
Aku menyingkirkan tangan Jonathan dengan lembut dengan menggunakan tangan kananku, lalu aku menunduk dan menatap Bella sambil berkata, "Bella, ibu pulang dulu, nanti kalau ada waktu, aku akan datang melihat Bella."
Begitu mendengar aku akan pergi, air mata Bella langsung mengalir dengan deras, dia melangkah maju menarik tanganku dan mengayunkannya, "Ibu, jangan pergi."
Tangisan Bella bagaikan pedang tajam yang menusuk hatiku, dan membuat hatiku terasa sangat sakit dan sedih, saraf emosionalku langsung tersentuh, dan pelupukku menjadi basah.
Mana mungkin aku bersedia meninggalkan Belle, tapi jika aku tidak pergi, ibu mertuaku pasti akan membuatku kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan putriku lagi. Ini adalah kehidupan menantu keluarga kaya yang tidak memiliki derajat yang sama.
Jika bisa memilih ulang aku lebih memilih menikah dengan orang biasa dan menjalani kehidupan yang sederhana.
Aku turun kebawah dan berjalan keluar dari villa Keluarga Yi, semilir angin malam berhembus dengan lembut di kulitku, dan tanpa sadar aku mengangkat kedua bahuku, kenapa setiap kali rasanya aku sangat menyedihkan.
Apakah aku sudah diusir oleh ibu mertuaku?
Sungguh sial, apakah karena barusan aku melawan? Tidak, andai kata aku tidak melawan, dia juga tidak senang melihatku, andai kata aku berlutut di hadapannya demi Jonathan dan Bella, dia juga tidak akan melihatku sama sekali.
Tiba-tiba, di belakangku terdengar suara mobil, aku menoleh ke belakang dan melihat Jonathan turun dari dalam mobil lalu dia menghampiriku dan memelukku dengan erat.
Di peluk olehnya di dalam pelukannya yang hangat membuatku merasa kebingungan, oleh karena itu aku bertanya dengan tidak mengerti: "Kenapa kamu ke sini, bagaimana dengan ibumu?"
“Dia menjaga Bella di rumah.” Jonathan mendorongku dengan lembut, dia melepaskan jasnya, lalu memakaikannya di tubuhku. Dia menunduk melihatku, sambil berkata, “Jangan memasukkan ucapan ibuku ke dalam hati, kematian nenek masih membebani hatinya . "
Aku mengangguk dan menjawab: "Aku tahu, kematian nenek adalah beban di hati kita semua, apalagi di hati ibu."
Aku menyelesaikan ucapanku dengan sedih sambil menatap wajah Jonathan, "Kamu keluar mencariku seperti ini, nanti ibu akan semakin marah."
"Tapi aku tidak mungkin membiarkan istriku kembali ke apartemen sendirian. Kamu sangat cantik. Jika kamu dibawa lari orang bagaimana denganku?" setiap kali Jonathan selalu berbicara dengan serius dan berlebihan. Aku memukuli dadanya dengan marah sambil tertawa, lalu aku berkata dengan marah: "Bisakah kamu serius sedikit?"
Jonathan menghentikan tangan kecilku yang sedang memukuli dirinya, lalu menaruhnya di dadanya, lalu dia berkata dengan serius, "Kehidupan tidak mungkin selalu lancar, tapi aku percaya dengan pilihanku."
“Aku juga, karena sudah memilih maka aku tidak akan pernah menyesalinya.” Aku menyandarkan kepalaku dengan lembut di bahunya.
Dalam perjalanan mengantarku kembali ke apartemen. Aku melihat Jonathan sambil berkata dengan lembut, "Jonathan , aku sudah mengundurkan diri dan aku ingin pindah kembali ke rumah kita yang berada di pusat kota. Kapan kamu punya waktu untuk memberikan kunci kepadaku?"
"Ini." saat aku selesai berbicara Jonathan langsung mengeluarkan kunci dari dalam sakunya dan menyerahkannya kepadaku, "Aku sudah menduganya."
Aku menundukkan kepalaku dengan malu, "Apakah kamu merasa aku tidak bisa apa-apa, dan harus mengandalkan kalian para lelaki?"
"Aku suka kamu mengandalkanku, dan aku bersedia diandalkan olehmu. Kamu bebas mengandalkanku semaumu." Jonathan mulai tidak serius lagi.
Aku menundukkan kepalaku dan diam-diam tersenyum. Setelah itu aku mengangkat kepalaku lalu menatapnya dengan serius, dan berkata, "Baik, aku akan mengandalkanmu."
Mobil melaju dengan perlahan menuju ke apartemen. Setibanya di apartemen aku meminta Jonathan menungguku sebentar. Aku pergi membereskan barang bawaanku agar bisa langsung pindah. Jonathan mengangguk dan menungguku di lantai bawah.
Aku naik ke atas dengan hati yang berat, aku membuka pintu, melewati ruang tamu, dan berjalan ke kamarku. Aku menyalakan lampu, mengeluarkan koper, lalu mulai mengepak barang bawaanku.
Aku tidak tahu sejak kapan Amanda Jiang berdiri di belakangku. Kemunculannya membuatku kaget. Aku mengenggam dadaku dan merasakan jantungku yang berdetak dengan kencang. Aku menatapnya dengan bingung, dan bertanya: "Kenapa kamu masih belum tidur?"
“Aku menunggumu.” Amanda Jiang berjalan menghampiriku. Melihatku mengepak barang bawaanku, dia berkata dengan penuh rasa bersalah, “Christine Mo, bisakah kamu tidak pergi?”
"Amanda Jiang , aku sudah mengundurkan diri. Jika aku terus tinggal di apartemen perusahaan akan berdampak tidak baik, belum lagi, kamu juga tahu, aku benar-benar tidak ingin tinggal bersama Stella Lin. Aku takut besok saat aku bangun dan melihat wajahnya, aku tidak bisa menahan diri dan memukulinya hingga wajahnya menjadi kepala babi. "Aku sedikit bercanda, mendengar perkataanku Amanda Jiang tidak bisa menahan diri untuk tertawa.
“Sudah seperti ini, kamu masih bisa bercanda.” Mata Amanda Jiang memerah, kelihatannya hari ini dia menangis dalam waktu yang lama .
"Aku tidak tahu kenapa Stella Lin berbuat seperti itu, tapi aku benar-benar tidak bisa memaafkan perbuatannya. Kamu baik-baiklah dengannya, jika suatu hari aku membuka perusahaan pakaianku sendiri, kamu bisa datang membantuku." Aku hanya bicara dengan asal, untuk menghibur Amanda Jiang, tapi aku tidak menyangka dia akan mengenggam tanganku dengan erat dan menjawab dengan serius, "Baik, aku akan langsung sampai begitu kamu memanggilku."
"Cepat pergi tidur, kalau tidak besok kamu akan menjadi panda," candaku.
“Aku akan membantumu mengepak barang bawaan!” selesai mengatakannya Amanda Jiang langsung membantuku mengepak barang bawaanku, tak lama aku sudah selesai mengepak semua barang bawaanku. Aku menarik koper dan berjalan keluar dari kamar dengan perlahan, ruang tamu yang gelap langsung menjadi terang.
Stella Lin berdiri di pintu kamarnya dan bersandar pada kusen pintu.
“Kamu masih punya muka untuk keluar?” Amanda Jiang berkata dengan marah.
Aku menatapnya dengan tenang, dia mengangkat kepalanya dengan perlahan-lahan, lalu menatapku dan berkata, "Christine Mo, aku minta maaf."
Aku tertawa sinis, bukankah ucapan maaf ini sedikit terlambat, "Tidak perlu meminta maaf, yang penting hati nuranimu bisa menerimanya."
"Ayahku sakit dan membutuhkan biaya operasi yang besar. Semua tabunganku sudah aku habiskan semua. Jika aku kehilangan jabatan sebagai direktur perancang, aku tidak akan mampu bertahan," Stella Lin menjelaskan dengan sedih.
“Ini alasanmu penjiplak rancangan orang?” Amanda Jiang tertawa dengan sinis. “Sekali kamu mencuri, selamanya kamu adalah pencuri. Apakah kamu tahu hal yang paling pantang dalam industri ini adalah melakukan penjiplakan, dan kamu, telah menyentuh batasan ini, kamu benar-benar rendahan. "
"Kenapa kamu mengira rancanganku lebih baik daripada rancanganmu? Kenapa kamu harus menggunakan rancanganku? Kenapa kamu tidak bisa bersaing denganku secara terbuka?" Aku tidak mengerti. Aku pernah melihat rancangan Stella Lin, rancangannya tidak lebih buruk dari rancanganku.
“Di dalam sebuah perusahaan hanya perlu satu orang yang memiliki kemampuan.” begitu Stella Lin mengatakan hal ini, hatiku langsung terasa berat, dan aku menertawakan diriku sendiri.
Di sebuah gunung tidak mungkin ada dua harimau. Benar, yang dikatakannya benar. Jika aku memiliki kemampuan yang hampir sama dengannya, General Manager akan memberikan muka kepada Sean dan memberikan jabatan direktur perancang kepadaku.
Dan Stella Lin, langsung berhasil menyingkirkanku hanya dengan menggunakan siasat yang sepele.
Aku akui aku tidak kepikiran akan hal ini, hanya karena sebuah jabatan yang gaji tahunan lebih banyak puluhan juta. Dia bisa mengabaikan persahabatan selama tiga tahun, dan merencanakan semua ini untuk menjebakku, dia benar-benar sangat hebat.
Tapi dia bisa mengakui semua ini sebelum aku pergi, menunjukkan dia tidak benar-benar jahat hingga tak tertolong lagi.
“Semoga kamu sukses di PT Midea Fashion.” Aku mendoakannya sambil tersenyum dengan enggan.
Stella Lin tidak mengatakan apa-apa, dia berbalik, berjalan kembali ke kamarnya, dan membanting pintu dengan kuat.
“Jangan mempedulikannya, biasanya pendiam, ternyata isi hatinya sangat jahat.” Amanda Jiang mengeluh sambil mengantarku. Dia mengantarku sampai ke lantai bawah, saat dia melihat Jonathan Yi menungguku sambil bersandar di mobil, dia langsung berseru dengan penuh kekaguman.
"Jonathan Yi! Astaga, Pria pujaanku." Amanda Jiang menyentuh wajahnya dan sambil melihatnya dengan penuh kekaguman.
Aku tidak sanggup melihat wajahnya tergila-gila dengan pria, dia baru saja terluka karena Sean, sekarang dia mulai lagi ... aku benar-benar salut dengannya.
Amanda Jiang menepuk lenganku dan bertanya, "Apakah perkataan Stella Lin benar? Apakah kamu benar-benar wanita simpanan Jonathan Yi?"
Wanita simpanan?
Aku tidak sanggup berkomentar lagi, Aku mengenggam bahu Amanda Jiang erat-erat dengan kedua tanganku, kemudian aku menatapnya dengan serius, sambil berkata, "Aku bukan wanita simpanan, aku istri sah Jonathan Yi . Kami adalah suami istri, dan kami bisa tidur bersama tanpa perlu sembunyi-sembunyi. Apakah kamu mengerti? "
Amanda Jiang membeku di tempat, sambil mengejapkan kedua matanya, "Aku tidak mengerti."
“Tidak apa-apa jika kamu tidak mengerti.” Aku melepaskan kedua tanganku dari pundak Amanda Jiang , lalu menarik koperku, dan berjalan menghampiri Jonathan .
“Christine Mo, kenalkan aku kepada Direktur Yi?” Amanda Jiang berteriak di belakangku.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyCantik Terlihat Jelek
SherinEternal Love
Regina WangCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Charming Wife
Diana AndrikaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)