Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 115 Pertengkaran (1)

Aku tersenyum tipis, dan menggunakan punggung tanganku untuk menyeka mulutku: "Bagaimana mungkin bisa hamil?" Begitu mengucapkannya, aku sendiri merasa terkejut, kata-kataku barusan nyaris saja membocorkan rahasiaku.

"Mengapa tidak mungkin hamil, hari itu jelas-jelas...." Begitu mendengar perkataan mama mertua, seketika wajahku memerah, aku menundukkan kepala, saat teringat kejadian memalukan saat itu, seluruh tubuhku merasa tidak enak.

"Ma, biskah kita tidak mengungkit masalah hari itu lagi? Setelah mengatakan nya aku benar-benar merasa tidak punya muka mejadi orang lagi." Aku berkata dengan suara pelan, begtiu mendengarku, mama seketika tertawa keras.

"itu adalah urusan antara suami dan istri, sangat wajar, mama juga bukannya tidak pernah muda." Dia berkata sambil tertawa kemudian berjalan meninggalkan dapur.

Melihat mama mertua sudah pergi, aku menatap ke arah kekacauan di dalam wastafel, hatiku sangat kacau, sampai Jonathan berjalan ke belakangku, aku menatapnya dengan penuh rasa bersalah: "Maaf, aku sangat ingin memakannya semua, tapi itu terlalu berminyak."

"Mama bilang kamu mungkin hamil lagi, apa itu benar?" Jonathan mengusap lembut rambut panjangku, mendengar pertanyaannya, rasa bersalahku semakin besar.

Aku tidak mungkin hamil, aku sudah minum obat kontrasepsi bagaimana bisa hamil, semua orang menantikan kehadiran seorang nyawa baru, tidak ada satu orang pun yang mempedulikan karirku, jika aku berkata sementara ini tidak ingin punya anak demi karir, bukankah akan menjadi suatu masalah besar?

Aku terdiam, aku mungkin saja menyebabkan salah paham.

"Tidak tahu," Aku menjawab, "Anak adalah malaikat, jika dia ingin datang dia akan datang secara natural."

Jonathan menatapku dengan penuh sayang, "Jangan melahirkannya jika kamu tidak mau."

"Aku mau." Aku menggenggam tangan Jonathan, dan mengusapnya lembut, menatap nya dengan penuh rasa terima kasih, "Tapi aku ingin menunggu beberapa saat, Bernice masih kecil, masih memerlukan perhatian kita."

Jonathan mendekapku dalam pelukannya, "Aku mengerti."

Demi memberikan asupan yang cukup bagi Bernice, setiap hari sebelum berangkat ke studio aku selalu minum sup untuk menambah gizi, pada siang hari Bibi Chang akan datang membawa Bernice ke studio untuk membiarkanku menyusuinya, dan juga menyuruhku untuk minum sup lagi.

Setiap kali setelah Bibi Chang pergi, Clarissa menatapku, menggelengkan kepala dan berkata: "Kak Christine, melihatmu yang meminum sup yang sangat berminyak dan berlemak itu, aku pastikan aku tidak ingin melahirkan anak."

Tanganku menggerakkan mouse untuk memperbaiki garis desain ketika mendengar perkataan Clarissa, aku melirik wajah mungilnya dan berkata: "Sup yang aku minum itu, akan dikeluaran sebagai asupan makanan untuk Bernice kami, ini ada kewajiban semua ibu, aku rela melakukan apa pun juga demi anakku."

"Termasuk bentuk tubuh?" Clarissa menatap tidak percata ke arahku.

"Menurutmu apa yang paling penting dari wanita?" Aku menghentikan gerakan tanganku sementara, bersandar di kursiku, dan menatap ke arahnya dengan penuh minat.

"Kecantikan dan bentuk tubuh, sekarang pergi untuk wawancara, bergerak atau tidak pasti melihat luarnya, seperti layaknya para reporter, mereka juga terpilih berdasarkan kecantikan dan bentuk tubuh, menurutku dua hal ini sangat penting untuk wanita." Perkataan Clarissa memang masuk akal, tapi sangat dangkal.

Kecantikan dan bentuk tubuh bisa berubah, tapi kepribadian dan kecantikan hati itu adalah karisma utama wanita. Aku tahu Tuhan sangatn menyayangiku, aku diberi bentuk tubuh yang bagus, dan memberiku seorang suami yang sempurna, juga dua anak perempuan yang lucu.

Ini semua sudah cukup, aku merasa kehidupanku sudah mendekati sempurna.

Aku tidak akan mencela perkataan dangkal Clarissa, aku melambaikan tangan menyuruhnya untuk keluar.

Saat dia baru saja keluar, Henry datang ke dalam kantor, dia menatapku seakan dia barus aja menemukan pulau baru, dia menunjukan layar ponsel nya kepadaku dan berkata: "Kak Christine, urusan keluargamu."

Aku menatap tak suka ke arah Henry dan memperingatkannya: "Melihat berita di waktu bekerja, hati-hati kupotong gajimu."

Ekspresi Henry membeku sejenak, setelah beberapa saat dia pun berkata: "Kak Christine, suamimu pergi ke hotel bersama wanita lain."

Aku yang tidak menyangkanya sama sekali seketika mendongakkan kepala, dan segera menyuruh Henrymendekat, lalu mengambil ponselnya, aku melihat dua bayangan di layar ponsel itu, begitu melihatnya aku langsung mengenali Vivian dengan Jonathan.

Judulnya pun masih sangat ambigu, di duga kekasih bawah tanah pengusaha kaya bersinar, dan masih pula membawa-bawa nama Jonathan.

Akhir-akhir ini sangat sibuk hingga aku melupakan keberadaan Vivian, aku juga merasa kaku mati rasa, bagaimana bisa cinta pertama Jonathan kembali muncul mengitari sekitarku, seperti sebilah pedang, yang menikamku dalam-dalam dari belakang, jika bukan karena terpaparnya foto itu, aku sudah melupakan keberadaannya.

Aku meraih ponselku, dan mencoba menelepon Jonathan, tapi tidak tersambung. Baru saja aku menutup teleponku, ponselku berdering, Mr. Michael meneleponku.

Hari ini dia membawa seorang temannya yang sangat penting, dia adalah pendahulu idustri fashion, angka pesanannya setiap tahun sangatlah tinggi, dan dia akan datang menghadiri konferensi musim dingin ini, Mr.Michael ingin aku berkenalan dulu dengannya, karena ingin aku memenangkan hati tamu ini.

Aku tidak mempedulikan berita hangat tentang Jonathan, setelah bertemu dengan Mr. Michael, dan bertemu pula dengan temannya, aku mendapatkan sebuah peluang yang bagus untuk mengobrol, dia sangat puas dengan desainku, dan berharap bisa melihat hasil aslinya, jika bisa melihatnya di konferensi fashion musim dingin tahun ini, dia akan semakin puas.

Aku menyanggupinya, untuk memberikan jawaban yang memuaskan untuknya.

Setelah selesai makan, Mr. Michael mengatur untuk temannya pulang lebih dahulu, lalu menyruhku pergi ke tempat kediamannya sambil membahas kekurangan dari draft desainku.

Angin di luar hotel sangat dingin, pakaian yang kukenakan juga agak tipis, saat angin berhembus dinginnya sungguh menusuk tulang, Mr. Michael melirik ke arahku, dan tanpa berkata apa-apa, dia melepaskan jaket jas putihnya dan menutupi tubuhku dengannya.

"Wanita suka kecantikan dan di waktu yang sama, juga harus memperhatikan kehangatan." Ini adalah kali pertamanya Mr. Michael tersenyum dengan sepenuh hati, dan tidak terdengar begitu ketus seperti yang digosipkan.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu