Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong

Aku mengikuti langkah Jonathan masuk ke dalam kanotrnya, dan menutup pintu di belakangku, kemudian hatiku pun mendadak menjadi kalut.

"Barusan ada hal baik apa yang terjadi di luar?" Jonathan tiba-tiba berbalik, dan menatapku dengan alis terakngkat. "Secara terang-terangan mengejek sekretarisku."

Aku menggelengkan kepala, "Tidak mengejek, hanya menyapa saja."

"Benarkah, kalau begitu aku akan memanggil ALEN ke sini." Jonathan melangkah maju untuk meraih telepon intercom, dan aku segera menyerah.

"Baiklah, aku mengaku, aku barusan hanya......" Sebelum aku selesai bicara, aku mendengar Jonathan berdeham, aku paham dia sedang mengingatkanku untuk tidak berbohohng.

"Aku mengejeknya." Aku mengakuinya terang-terangan.

"Ada apa datang ke kantor?" Jonathan bertanya.

Begitu Jonathan bertanya, hatiku pun menciut, barusan melihat sekretaris pria yang tampak lebih cantik dari perempuan itu, hampir saja aku lupa tujuanku datang ke sini, aku mengangkat kepalaku menatap Jonathan, dan berkata: "Kamu tidak mengangkat teleponmu, jadi aku datang ke sini untuk melihat kamu sedang apa?"

"Lagi-lagi mau berbohong." Jonathan terlalu memahamiku, hehati-hatian ku bisa begitu saja di kupas olehnya.

Aku menundukkan kepala, dan berkata dengan suara kecil: "Aku akui, aku ke sini karena ingin memohon sesuatu kepadamu, tentang masalh uang."

"Urusan keluarga Lu?" Jonathan sungguh bisa membaca pikiran, setiap kali belum selesai aku bicara, dia sudah bisa menebaknya.

"Bagaimana kamu tahu?" Aku menatapnya dengan terkejut, dan hanya melihatnya tersenyum simpul.

"Aku sudah meminta pengacara untuk menyelesaikannya, besok-besok tenangkanlah hatimu, baik-baiklah merawatku, mengerti?" Perkataan Jonathan, membuatku sangat terharu.

Di mulut dia berkata kepadaku untuk tidak mengurus masalh keluarga Lu, tapi di belakang dia menyelesaikannya, aku tidak mengerti mengapa dia begitu berpikiran terbuka, pria ini sungguh tidak sederhana.

"Mengerti." Aku menambahkan lagi, "Di mataku hanya ada kamu seorang."

"Sudah, sudah, aku sangat sibuk, lain kali jika aku tidak mengangkat telepon, kirmkan fax saja." Jonathan mengingatkan, aku menganggukkan kepala, saat aku akan berjalan keluar, suara Jonathan kembali terdengar di belakangku.

"Jangan ejek ALLEN." Jonathan menatapku dengan tajam.

Aku mengangguk, "Iya, tidak mengejek, aku lebih suka pria dewasa sepertimu." Lalu aku menaikan alis, dan berkedip genit kepadanya.

Sebelum Jonathan sempat menegurku, aku secepat kilat segera meninggalkan kantor.

Aku tidak mengejek ALLEN, langsung pergi begitu saja, sejujurnya, masalah keluarga Lu bagaikan sebongkah batu besar yang memberik tekanan kepadaku, berat dan sangat menyiksa, sekarang Jonathan sudah menyuruh orang untuk menyelesaikannya, hatiku terasa begitu tenang.

Saat aku berjalan keluar dari gedung PT Weiss, ponselku berdering menunjukan sebuah panggilan masuk dari Cynthia Ouyang.

Melihat namanya yang muncul di layar ponselku, aku merasa ada masalah yang datang lagi, satu masalah baru saja selesai, datang lagi masalah lain.

Tak ada cara lain, siapa suruh aku menyetujui untuk membantunya sebelumnya, aku hanya bisa mengangkat teleponnya.

"Christine Mo, dimana kamu, datanglah ke rumahku, cepatlah." Suara dingin Cynthia Ouyang berteriak di telingaku, "Aku hampir gila, sungguh-sungguh hampir gila."

"Aku akan segera sampai di sana." Setelah aku menjawabnya, aku menutup telepon, dan menyetir ke rumah keluarga Ouyang.

Dengan mengikuti pembantu di rumah Ouyang, aku akhirnya sampai di kamar Cynthia Ouyang, dan melihatnya menarik-narik rambutnya, lingkaran mata nya terlihat agak hitam, sekali melihat aku tahu dia kurang tidur.

Saat Cynthia Ouyang melihatku, dia serentak bangun, dan menutup pintu, menarikku dan berkata dengan panik: "Kamu sudah datang, sungguh bagus, Justin Lin itu mengirim pesan kepadaku, menyuruhku mencarinya malam ini."

Aku sama sekali tidak mengerti, dengan posisi dan kedudukan Justin Lin sekarang, mengapa harus mengganggu Cynthia Ouyang seperti ini, aku tidak tahu kepahitan apa yang terjadi di antara mereka di masa lalu, tapi Justin Lin berlaku seperti ini, benar-benar tidak pantas dengan statusnya.

Seorang selebritas ternama, sepenuhnya bisa mencari perempuan yang lebih baik, mengapa harus mengganggu Cynthia Ouyang? Masih pula menggunakan cara seperti itu untuk mendapatkan seorang perempuan.

Tentu saja aku tidak bisa bertanya begitu saja kepada Cynthia Ouyang, waktu ini stimulasi yang dia dapatkan cukup banyak.

"Christine Mo, aku harus bagaimana?" Cynthia Ouyang menatapku dengan putus harapan, ada ketakutan tersirat di bola matanya, dia meracau: "Aku tidak ingin pergi, aku tidak ingin manusia rendahan itu menyentuhku lagi."

"Jangan panik, aku sudah berkata akan membantumu jadi aku pasti membantumu." Aku menggenggam erat tangannya yang dingin, "Begini saja, kamu tanya bertemu di mana, aku akan mewakilimu bertemu dengannya."

Cynthia Ouyana menatapku terkejut, "Sungguh?"

"Tenang saja, hal yang sudah kusetujui, pasti akan kulakukan." Aku menghibur Cynthia Ouyang, hatiku terasa begitu gundah. Cynthia Ouyang menanyakan alamatnya, kemudian memberikannya kepadaku.

Lagi-lagi Hotel Imperial, mengapa semua selalu suka menginap di Hotel Imperial, ada begitu banyak hotel di Kota F, mengapa selalu saja di sana.

Saat malam tiba, setelah aku selesai berdanda, aku mengenakan pakaian Cynthia Ouyang, dan menuju ke Hotel Imperial, setelah memarkir mobil aku pun langsung naik ke elevator dan menuju ke kamar yang sudah ditentukan oleh Justin Lin, kemudian mengetuk pintu.

Justin Lin membukakan pintu, aku menundukkan kepala, poni tebalku menutup separuh dari wajahku, ditambah dengan sebuah kacamata hitam yang lebar, jika tidak melihat dengan seksama, pasti tidak akan bisa mengenaliku.

Justin Lin menatapku dalam diam, dia agak curiga, karena aku sedikit lebih tinggi dari Cynthia Ouyang, juga sedikit lebih ramping, sebelum dia mempertanyakan siapa aku, aku pun segera masuk ke dalam kamarnya.

Begitu Justin Lin menutup pintu, dia langsung bertanya kepadaku: "Kamu bukan Cynthia, siapa kamu?"

Aku menurunkan kacamata hitamku, dan berbalik menatap Justin Lin, kemudian tersenyum sinis dan berkata: "Justin Lin, lama tak bertemu!"

"Christine Mo?" Justin Lin terkejut, dia merasa sedikit bersalah, kemudian bertanya: "Mengapa kamu di sini, di mana Cynthia?"

"Justin Lin, mengapa kamu memperlakukan Cynthia Ouyang seperti itu, ingin mendapatkan seorang wanita tidak seharusnya menggunakan cara yang kotor seperti ini, tahukah kamu bahwa setelah kamu memaksa Cynthia Ouyang, dia begitu putus asa, dan nyaris saja loncat dari atas Phoenix Tower." Perkataanku membuat Justin Lin terpana.

Dia menggelengkan kepala, dan menyahut: "Tidak mungkin, aku dan Cynthia sama-sama mau, jelas-jelas dialah yang berinisiatif lebih dahulu, bagaimana bisa....."

"Kamu bilang Cynthia Ouyang yang berinisiatif?" Aku terperanjat, bulu kuduk ku merinding, jika Cynthia Ouyang memang sengaja, kalau begitu di atas Phoenix Tower, dia hanya berpura-pura merana, apa tujuannya?

Aku tidak berani menebak lebih jauh, dan memastikannya lagi dengan Justin Lin dengan bertanya: "Yang kamu katakan itu benar kamu tidak....."

"Christine Mo, aku berada di sini saat ini juga, bagaimana aku bisa merencanakannya, Cynthia Ouyang datang mencariku, dia berkata bahwa Perusahaan Ouyang sedang ada masalah, aku berusaha semampuku untuk membantunya, untuk membalasku, dia berkata dia akan menjadi pacarku, sesederhana itu saja, aku tidak mengerti, mengapa Cynthia mengatakan hal seperti itu kepadamu?" Justin Lin tampak begitu tulus.

Cerita dari kedua belah pihak tidak sinkron, aku tidak tahu harus mempercayai siapa, Justin Lin atau Cynthia Ouyang?

"Kamu tidka percaya?" Justin Lin yang melihatku tampak ragu, segera mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan kepadaku catatan remitansi kepadaku.

Sampai detik ini, aku baru menyadari, ternyata dari awal orang yang berbohon adalah Cynthia Ouyang, dia merencanakan sebuah skenario besar, dan menarikku yang bodoh ini ke dalamnya.

Mengapa Cynthia Ouyang melakukannya? Otakku berputar dengan sangat cepat, dia datang memohon-mohon dengan pedih kepada Jonathan di rumah keluarga Yi dan diusir, kemudian dia pergi mencari Justin Lin, dengan membawa kebencian di hatinya.

Dia sengaja meneleponku pada saat dini hati dan berkata dia ingin bunuh diri, dia sangat memahami Jonathan, dia mengerti kami pasti akan langsung menuju ke Phoenix Tower, dia sama sekali tidak ingin mati, hanya berpura-pura saja untuk ditunjukkan kepada orang bodoh sepertiku.

Sekarang aku orang bodoh ini kembali mewakilinya untuk menemui Justin Lin, ini pasti sepenuhnya ada di dalam skenarionya, apa yang sebenarnya ingin dia lakukan, tiba-tiba, hatiku tenggelam.

"Justin Lin, tinggalkan kamar ini, cepat." Aku merespon dengan cepat, "Tidak tidak, aku rasa sekarang sudah ada banyak paparazzi di luar yang sedang menunggumu, begitu kamu keluar mereka pasti akan mengambil gambar."

"Christine Mo, kamu begitu misterius, sebenarnya apa yang kamu pikirkan?" Justin Lin sampai sekarang masih berharap bahwa Cynthia Ouyang masih akan datang, di matanya, Cynthia Ouyang begitu polos.

Aku sudah tidak punya waktu untuk menjelaskan segalanya kepadanya, aku masuk ke dalam kamar mandi, dan menanggalkan semua pakainaku, kemudian melilitkan sebuah pakaian kamar mandi, lalu memberikan pakaian wanita itu kepada Justin Lin sambil berkata: "Menyamarlah, segeralah pergi, tidak peduli diluar ada paparazzi atau tidak, jangan katakann apapun, dan pergilah langsung,"

"Kamu tidak bermaksudh mengatakan bahwa Cynthia menjebakku, ingin merusak citraku?" Justin Lin tidak percaya.

Aku menatapnya dengan tajam, dan menyahut: " "Dia ingin merusak citraku dan citramu, kamu menggoda seorang wanita bersuami, aku pun akan menjadi sorotan, begitu berita ini keluar, pikirkanlah konsekuensinya."

Melihat Justin Lin masih ragu-ragu, aku mendorong pakaianku ke dalam pelukannya, dan berkata dengan keras: "Kamu masih tidak mengganti baju, kamu benar-benar ingin menjadi berita utama besok, aku beritahu kamu, begitu berita itu naik, seumur hidup kamu tidak akan bisa bangkit lagi, mengerti?"

"Aku tidak percaya Cynthia......" Justin Lin masih kehabisan kata-kata.

Aku memelototinya, dan menghardiknya: "Begini saja, kamu pakailah pakaian wanita ini, kemudian keluarlah, jika tidak ada apa-apa yang terjadi, anggap saja aku ini seorang pecundang, oke?"

Justin Lin terdiam.

"Kamu harus memikirkannya, jika citramu hancur, ingin memulai lagi dari awal, itu akan jauh lebih sulit daripada meruntuhkan langit. Di dunia hiburan, begitu namamu tercemar, kemanapun kamu melangkah kamu akan diinjak-injak orang, aku yakin kamu pasti pernah merasakan perasaan itu." Mungkin kata-kata ku menggores luka Justin Lin, dia akhirnya,menebalkan wajah dan berganti dengan pakaianku.

Melihatnya akhirnya berdandan, aku pun menghela nafas panjang, dan memperingatinya: "Tidak peduli ada apa di pintu, jangan pedulikan, tundukan kepalamu, dan segeralah pergi dari Hotel Imperial."

Justin Lin menanggukkan kepala, begitu pintu itu terbuka, tidak ada cahaya lampu sama sekali, Justin Lin pergi dengan membawa sejuta rasa keraguan.

Aku merasa aku mungkin adalah seorang peundang, mungkin tidak ada paparazzi, atau mungkin aku yang memikirkan hal ini terlalu serius, Melihat baju Justin Lin yang ada di atas ranjang, aku berpikir, pergi lebih larut itu lebih baik.

Siapa tahu Jonathan yang pulang ke rumah keluarga Yi dan tidak menemukanku, segera meneleponku.

Aku mengangkatnya, sebelum aku membuka mulutku, suara Jonathan pun terdengar: "Sudah begitu larut, pergi kemana kamu?"

Awalnya aku berencana untuk berkata kepada Jonathan bahwa aku akan pulang agal larut, tapi tidak tahu apa yang sedang terjadi di kepalaku, aku ingin Jonathan datang sebentar ke Hotel Imperal, aku membasahi tenggorokan.

"Sayang, aku ada di Hotel Imperial!" Aku menekan suaraku, dan berkat dengan amat sangat lembut.

"Di Hotel Imperial?" Jonathan bertanya dengan curiga.

"Mau datang?" Aku bertanya dengan manja.

"Syaraf mana yang bemasalah?" Jonathan bertanya tak mengerti, mungkin karena biasanya dia tidak mendengarku bicara dengan nada seperti itu, jadi dia menjadi agak linglung.

"Syarafku baik-baik saja, kalau tidak kamu periksa saja sendiri, kamar 1506, aku tunggu kamu ya!" Setelah mengatakannya, aku pun segera menutup telepon.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu