Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
Aku tertidur, bahkan dalam jarak yang pendek pun, aku bisa tertidur.
Mungkin karena ada seseorang yang menyetir, jadi aku merasa tenang, tubuh dan pikiran ku lelah, jadi tertidur lelap, menunggu aku sampai tersadarm aku berpikir bahwa aku sudah tiba di Rumah Yi, tetapi tidak menyangka bahwa Refaldy Ying tidak mengantar aku pulang.
Refaldy Ying menutupi badan ku dengan jasnya, tetapi dia sendiri tidak terlihat.
Aku menekan-nekan mataku yang sedikit lelah, aku melepaskan jas Refaldy Ying, setelah menaruhnya, aku membuka pintu mobil, ketika angin bertiup, saraf-saraf di otakku mulai bergerak, dan terasa sedikit sakit.
Aku melihat sekeliling, terasa agak gelap, bagaimana Refaldy Ying bisa memberhentikan mobil di sini dan menggambil gambar di sini, dia sendiri pergi ke mana? Tepat ketika aku sedang mencarinya, seorang gadis berkacamata datang ke arahku dan bertanya, "Apakah kamu adalah teman Tuan Ying?"
Aku menatap curiga kepada gadis yang ada di depanku, mengangguk, dan bertanya, "Bagaimana dengan Refaldy Ying?"
" Tuan Ying sedang membuat film baru di studio untuk sampul majalah, dia takut saat kamu tersadar, tidak bisa menemukan siapa pun, jadi menyuruh aku untuk menunggu di sini." Setelah mengucapkan itu, gadis itu melihat aku dengan sayang.
Aku mengulurkan tangan, mengenggam tangan kecilnya, ternyata tangannya tingin, hari yang dingin, di luar seorang gadis menunggu aku terbangun, Refaldy Ying juga bisa melakukannya.
“Ajak aku untuk menemuinya,” aku tersenyum simpul pada gadis itu.
Gadis itu mengangguk, perlahan-lahan mulai berjalan, aku menggandeng tangannya, berusaha memberikan suhu yang ada di tanganku sebanyak mungkin.
“Siapa nama kamu?” Tanyaku penasaran, sekarang gadis berdedikasi seperti dia sangat sedikit, semua berpakaian seksi, bermain di klub malam, atau melakukan bisnis yang ilegal.
“Yuna Mai.” Setelah gadis itu menjawab, aku sangat ingin penasaran dengan marga nya.
"Nama marga ku Mai, marga ini sangat langka."
Gadis itu mengangguk, "Yah, suku aku minoritas."
“Mengapa kamu datang ke Kota F, kamu kemari untuk bekerja atau?” Aku bertanya, tiba-tiba aku merasa kenapa kau punya banyak pertanyaan, terhadap gadis asing, sepertinya ada perasaan yang tidak dapat dijelaskan.
Yuna Mai menolehkan kepala menatapku, tersenyum dengan tulus, "Aku sedang magang, aku msih belum lulus, aku asisten fotografer."
"Oh," Aku menjawab, jarak studio tidak jauh, hanya berbelok dan sudah tiba.
Sesampainya di sana, aku langsung melihat Refaldy Ying sedang syuting dengan seorang model, kedua orang itu berpose dengan sangat mesra, berpose dengan gerakan seperti model profesional.
Refaldy Ying mencuri-curi mata memandangku, sudut mulutnya terangkat, alisnya terangkat membentuk senyum.
Pada saat ini, secara khusus, Yuna Mai memberikan aku sebuah kursi, menyuruh aku untuk duduk, setelah itu, dengan kagum dia menatap Refaldy Ying, lalu tidak bisa menahan dirinya untuk berkata, "Kak Refaldy Ying sangat tampan."
Aku melirik sebentar ke arah Yuna Mai, dalam hati, aku merasa terhibur, benar-benar gadis yang naif.
"Baiklah, mari kita pemotretan sampai sini.” Sekalinya fotografer berteriak selesai, Refaldy Ying segera mengenakan pakaiannya lalu datang menghampiri, mendekati aku, berjongkok, sehingga tampak sejajar dengan, dan berkata, "Apa sudah lebih baik?"
"Sudah jauh lebih baik." Aku menjawab dengan acuh tak acuh, bertanya, "Mengapa kamu tidak mengantar aku kembali ke rumah Yi?"
"Saat kamu menelepon aku, aku sedang di tengah-tengah pemotretan, lalu khusus datang untuk kamu, awalnya ingin mengantar kamu pulang, tetapi kamu tertidur, jadi aku langsung membawa kamu ke sini.” Jelas Refaldy Ying.
Apa yang bisa katakan untuk melawan Refaldy Ying, dia melakukan pemotretan dan sudah setengah jalan tetapi karena aku harus menangani soal tabrakan tadi, aku tidak bisa mencemooh dia karena tidak mengantar aku kembali.
Pada saat ini, Yuna Mai membawakan kopi panas, dan masih memberikan kursi, dan berkata dengan takut-takut, "Kak Refaldy Ying, silahkan duduk, minum secangkir kopi untuk menghangatkan tubuh."
Refaldy Ying menerima kopi panas yang diberinya, lalu meniupnya pelan-pelan, bisa diperkirakan bahwa terlalu panas jadi tidak bisa minum, tetapi dia tidak menyangka harus meniup untuk waktu yang lama, bahkan memberikannya padaku.
Aku memandang Refaldy Ying dengan takjub, menggelengkan kepala, "Aku tidak minum kopi, terima kasih!"
"Tidak panas, baru saja sudah hangat," kata Refaldy Ying dengan lembut.
Aku memandangnya dengan canggung, "Aku tahu ini sudah tidak panas, itu karena kamu baru saja meniup-niup dan sudah ada banyak air liur yang masuk."
Ketika mengatakan ini, Refaldy Ying meringis, “Christine Mo, kamu bisa tidak, lain kali membuat alasan yang lebih baik lagi, kamu baru saja berterus terang seperti itu, apakah kamu tahu aku tidak menahan tawa."
“Kalau begitu aku akan menukar alasan yang bagus.” Aku menatap ke samping ke arah Yuna Mai yang sedang mengerutkan kening, memberi isyarat kepada Refaldy Ying untuk melihatnya, dan berkata, “Yuna Mai yang menyiapkan kopi ini khusus untukmu, jika kamu tidak meminumnya dan memberikannya kepadaku, bukankah sedikit keterlaluan?”
Aku mengatakan hal ini, tiba-tiba Refaldy Ying merasa sedikit malu, dia melihat Yuna Mai, dia melihat Yuna Mai, dan setelah mengatakan "Terima kasih", Yuna Mai pergi dengan gembira.
Aku mengodanya : “Gadis itu tertarik padamu.”
Refaldy Ying terkejut, segera menjawab: "Jangan omong kosong, dia adalah asisten fotografer."
“Benar juga, mengapa kamu bisa syuting iklan, waktu itu bukannya menjadi pemandu wisata?” Tanyaku penasaran.
“Apakah ada aturan negara yang mengatakan bahwa pemandu wisata tidak diizinkan syuting?” Refaldy Ying balik bertanya, untuk sementara aku tertengu. Sepertinya tidak ada aturan seperti itu, aku mengamati Refaldy Ying dari atas ke bawah, kondisinya sendiri sangat baik, postur tubuhnya juga sangat bagus, wajahnya tampan, dan ketika dia tersenyum, ada lesung pipi.
Sejak Bibi Cheng pergi, dia mengembara sendirian di Kota F, tampak anggun, bahkan dia merasa lebih kesepian, dia seperti perahu yang terus belayar mengikuti arus, tetapi tidak tahu kapan bisa menemukan pantai dan berhenti.
“Sekarang kamu bisa mengatakan, mengapa hari ini kamu tidak semangat, kenapa bisa tiba-tiba mengerem, lalu kenapa menelepon aku?” Refaldy Ying memiliki banyak pertanyaan.
Mengapa aku mencarinya, Ini bukan karena tidak dapat mencari orang lagi, lingkaran teman-teman ku terlalu terbatas, ketika identitas ku masih belum terungkap, aku dapat meminta bantuan kepada kolega lainnya, tetapi sekarang saya masih kesepian.
Apanya yang lingkaran pertemanan, apanya yang rekan kerja, begitu mereka tahu kebenaran, mereka langsung menjauhi aku.
Aku menundukkan kepalaku, mengerutkan kening, lalu tersenyum sedih, berkata, "Ada kalanya aku merasa konyol, membuat hidupku berantakan."
“Mengapa kamu bisa berkata begini?” Refady Ying terus bertanya.
Aku melihat Refaldy Ying yang duduk di sebelah ku, bertanya, "Apabila ada seorang pria yang mencintaiku sampai menjadi gila, dia menyakiti orang-orang di sekitar ku, hanya demi mendapatkan aku, coba katakan, haruskah aku menerimanya? Jadi dia baru bisa berhenti ... "
Sebelum aku selesai mengucapkan kata-kata itu, Refaldy Ying segera memotong perkataan ku.
"Jangan pernah terima cintanya."
“Kenapa?” Aku melihat heran ke arah Refaldy Ying.
"Jika laki-laki tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau barulah berharga. Apabila laki-laki itu benar-benar seperti yang kamu katakan, menyakiti orang-orang di sekitar kamu, dia hanya ingin mendapatkan kamu, bukan menghargai kamu. Sekalinya harga diri laki-laki itu terpenuhi, selanjutnya dia menginjak-injak kamu untuk menebus semua rasa sakit hati yang dia miliki sebelumnya. " Refaldy Ying menganalisis semuanya dengan tegas.
Dia membuat analisis yang sangat masuk akal, seperti akan membeli pakaian, kerika melihat display pakaian yang modelnya memakai pakaian yang indah, langsung berpikir bahwa ingin memilikinya, sampai benar-benar mengenakannya, barulah menyadari bahwa ternyata pakaian itu tidak begitu cocok, bahkan jelek.
Aku sedang terhanyut dalam pikiran ku, pada saat ini model wanita yang baru saja syuting iklan dengan Refaldy Ying datang menghampiri, lalu tersenyum tipis kepada Refaldy Ying, dan berkata : "Refaldy Ying, apakah malam ini kamu ada waktu, aku ingin mentraktir kamu makan.”
“Menggoda aku di depan pacar ku, kamu ingin membuat aku mengetahui rasanya dihukum?”Refaldy Ying memandang model perempuan itu sambil tersenyum. Dia mengatakan itu, wajah wanita itu segera kusam, menatapku lekat-lekat, melihat diriku dari atas ke bawah.
“Kalau begitu, aku tidak akan mengganggumu lagi.” Begitu kata-kata itu terlontar, wanita itu pergi dengan penuh minat.
Ketika wanita itu pergi, tangan ku mengepal, lalu memukul pelan lengan Refaldy Ying, berkata: “Ada wanita yang berinisiatif mengejar kamu, untuk apa menolaknya?”
"Tidak ada chemistry." Jawab Refaldy Ying, "Mencari wanita, itu tidak hanya penampilannya, tetapi karakternya yang paling penting."
“Bagaimana kamu tahu bahwa karakter wanita itu tidak baik?” Aku bingung.
"Dia memiliki beberapa ayah adopsi, aku tidak bisa melawannya." Refaldy Ying menjawab sambil tersenyum, dia menatapku dan berkata, "Aku tidak keberatan dengan riwayat pernikahan wanita itu, tapi aku tidak suka jika mempunyai ayah adopsi yang terlalu banyak."
"Refaldy Ying, Yuna Mai itu tidak buruk, aku melihar dia memperlakukan mu..” Aku ingin sangat merekomendasikan Yuna Mai, aku belum selesai bicara, Refaldy Ying segera memotongnya.
"Dia masih pelajar, jangan omong kosong."
“Dia sudah pergi magang, yang menunjukkan bahwa bisa membicarakan pernikahan.” Aku mengingatkannya, Refaldy Ying masih belum menjawab, lalu telepon ku berdering.
Ini adalah telepon dari Jonathan, bisa diperkirakan bahwa ada orang yang berkata padanya tentang masalah aku tidak ada di perusahaan, jadi menelepon untuk menanyakan keadaan.
Refaldy Ying sangat mengenal hal ini dan tetap diam, aku menekan tombol jawab, dan memang Jonathan yang menelepon, menanyakan aku ada di mana.
Aku mengatakan bahwa aku ada di luar, ada masalah, akan segera pulang. Aku menyembunyikan soal tabrakan hari ini, takutnya jika menjelaskannya di telepon, mengatakan satu dua kalimat saja tidak akan jelas.
Aku menutup telepon, Refaldy Ying mengatakan bahwa dia akan mengganti pakaiannya, akan segera mengantar aku pulang.
Aku bangkit berdiri dan menunggu Refaldy Ying sampai ada waktu kosong, melihat Yuna Mai yang sedang berdiri di luar dengan menghirup angin sepoi-sepoi, jadi aku keluar, memandangi tubuhnya dengan tatapan yang tidak bisa yang kurus memandangi tubuh kurusnya tanpa alasan, dan bertanya, "Semua pekerjaan sudah beres, mengapa kamu belum pulang?" "
“Aku sedang menunggu Kak Refaldy Ying, aku mempunyai teman yang ingin tanda tangannya.” Kata Yuna Mai pelan, suaranya sangat lembut, dan pemalu, wajahnya bersih, dan seperti membawa aura saat muda dulu.
“Lalu dia hanya duduk di sana, mengapa kamu tidak meminta tanda tangan?” Aku menatap gadis itu dengan rasa sayang.
Aku melihatnya menggelengkan kepalanya, dengan gugup, dia berkata, "Kak Refaldy Ying sedang berbicara, aku tidak dapat mengganggu. Aku tahu kamu adalah orang penting untuknya, aku tidak bisa seenaknya menggangu pembicaraan orang."
“Bodoh, kamu sangat pemalu, bagaimana Refaldy Ying bisa tahu kalau kamu menyukainya.” Begitu mengatakan ini, Yuna Mai mengangkat kepalanya, wajahnya memerah, menatapku kaget, lalu dengan panik menjelaskan: “Aku tidak, aku tidak suka Kak jangan salah paham, aku ... "
"Aku tidak salah paham, aku juga bukan orang spesial Refaldy Ying, kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku." Aku tersenyum, begitu aku mengatakan itu, seperti ada pancaran rasa senang di matanya.
Bisa diperkirakan ketika mendengar bahwa aku bukan orang spesial Refaldy Ying, tiba-tiba dia merasa lega, dan sedikit bahagia.
Pada saat ini, Refaldy Ying mengganti pakaiannya dan berjalan keluar, menatapku, lalu menatap Yuna Mai dengan pandangan yang sulit ditebak, bertanya, "Apa yang kamu bicarakan?"
“Yuna ingin kamu tanda tangan.” kataku pelan.
Hanya melihat Yuna Mai dengan kedua tangannya memegang foto Refaldy Ying, lalu dengan rendah hati menyerahkannya.
Refaldy Ying mengambil foto itu dan melihatnya sekilas, mengerutkan kening, menatap Yuna Mai dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, berkata dengan dingin, "Aku bukan bintang besar, juga tidak ada penggemar, untuk apa tanda tangan foto?" Setelah mengatakan itu, dia melemparkan foto itu dengan kejam.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiMore Than Words
HannyCinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Revival of the King
ShintaMy Only One
Alice SongBeautiful Love
Stefen LeeKisah Si Dewa Perang
Daron JayMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)