Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
“Kenapa dulu aku tidak menyadari kamu begitu cerewet?” Jonathan bersenyum padaku dengan memanjakan.
“Cerewet?” Aku sangat tidak suka dia mengunakan dua huruf ini untuk menggambarkan aku yang begitu indah cantik bermurah hati, ini sama sekali tidak cocok dengan temperamen aku.
Di dalam mata pria lain, aku setidaknya juga seorang dewi, dia mengunakan cerewet untuk menggambarkanku, implikasinya adalah bilang aku cewek gila?
Aku mengerutkan kening, tidak senang, bertanya: “Kamu bukannya bilang sendiri pergi menyelidiki beberapa hal, kalau begitu sekarang apa sudah selidiki dengan jelas?”
Aku begitu bertanya, Jonathan menganggukan kepala, wajah gantengnya jelas menjadi ketat, berkata: “Aku pulang ke kampung Sophie Cheng menyelidiki identitas kelahiran aku sebentar.”
Aku terkejut, menatapnya dengan erat, aku sudah tau Jonathan adalah seorang pria yang melakukan sesuatu sangat ketat dan hati-hati, dia melakukan sesuatu tidak pernah akan karena dorongan emosi, karena serangan dan berubah menjadi kacau balau, meskipun identitas kelahirannya terbongkar, dia tetap bisa dengan jernih tau dirinya harus menyelidiki apa.
Melihat ekspresinya, aku mengerti, kali ini penyelidikannya pasti menggali keluar lagi banyak kebenaran yang mengerikan, kalau tidak tidak akan mungkin berekspresi menyeramkan dan berat seperti ini.
“Kenapa?” tangan aku dengan lembut memegang wajahnya Jonathan, tangan besarnya dengan begini menekan tanganku, menempelkan di kulitnya, hangat.
“Pada mulanya aku berencana lusa pulang, aku ingin meminta satu orang untuk membuktikan satu hal, tetapi sudahlah, aku pikir pulang bisa sendiri pergi mencari orangnya langsung, mungkin bisa lebih cepat tau jawabannya.” Jonathan mengucapkan kata-kata ini dengan tidak dapat di jelaskan.
Pulang mencari orangnya langsung apa, Bibi Cheng sudah meninggal, dia jangan-jangan ingin mengambil abu pergi tes DNA?
“Bibi Cheng sudah meninggal... ...” Aku dengan berhati-hati mengingatnya.
“Aku tau.” Jonathan melihat aku sekali, “ Yang aku ingin bilang itu pria yang membesarkan perut Sophie Cheng. ”
“Kamu sudah menemukan ayah kandung kamu?” Aku dengan terkejut melihati Jonathan, aku tak terpikir dia selain memeriksa identitas kelahiran diri sendiri, juga pergi menyelidiki ayah kandung sendiri.
Aku pikir di saat itu Bibi Cheng perutnya telah dibuat besar, ketika seseorang kesepian tak berdaya, pasti juga akan pergi mencari pria itu, tapi pria itu malah tidak mau bertanggung jawab, kelihatannya juga seorang bajingan, Jonathan mungkin sudah terselidiki ayah ini, pasti sangat mengecewakan dan menyakitkan.
“Kamu kenapa tidak menanyai aku siapa orangnya?” Jonathan sepertinya sedang membimbing aku untuk menanyainya, aku pada mulanya tidak ingin tanya, tapi kelihatannya, Jonathan sepertinya ingin katakan.
Oleh karena itu aku mengikutinya dan bertanya: “Siapa? Jangan-jangan aku mengenal orangnya?”
Aku hanya asal bicara saja, berkata jujur, aku lebih baik malah tidak mengenal orang brengsek itu, tiba-tiba berpikir, apa jangan-jangan sama seperti di dalam drama, Jonathan adalah kakak kandung aku yang sudah banyak tahun hilang?
Begitu terpikir ekpresi Jonathan yang ingin katakan tapi susah mengatakan, aku langsung mengerutkan kening, melihatinya dengan ketakutan dan bertanya: “Kamu jangan memberitahu aku, kamu bermarga Mo.”
Perkataan begitu menurun, Jonathan berekpresi seperti dibikin marah aku sampai dalam terluka, dia melototi aku, menanyainya: “Dalam otak kamu ini telah mengiri apa, Christine Mo, lihat kamu biasanya begitu cerdik, pertanyaan yang ditanyakan benar-benar... ...”
Begitu mendengar jawaban ini, aku terasa lega, setelah dengan bodoh hehe dua kali, menepuk-nepuk dada sendiri berkata: “Untung saja, baguslah kamu tidak bermarga Mo.”
“Frederik Ouyang.” Jonathan tiba-tiba mengeluarkan tiga huruf, membuat aku seketika tidak dapat merespon kembali, aku masih mengira dia mengungkit Frederik Ouyang untuk apa, tapi mendegar dia belakang tidak berlanjut bilang lagi, aku segera menyadari bobot dari tiga huruf ini.
“Frederik Ouyang adalah ayah kandung kamu?” Aku sangat terkejut, mana mungkin, Keluarga Ouyang yang paling kaya di Kota F, ternyata Frederik Ouyang adalah ayah kandung Jonathan?
Keluarga Yi dengan Keluarga Ouyang selalu ada kesalahpahaman, tidak peduli apa di bidang bisnis atau hubungan antara Jonathan dnegan Cynthia Ouyang, dan juga kematian nenek, masalah-masalah ini sudah membuat Keluarga Yi dengan Keluarga Ouyang perlahan-lahan berubah menjadi musuh.
Walaupun saling tidak menyingkapkan, tapi diam-diam bertanding.
Kalau Jonathan benar-benar anak Frederik Ouyang, kalau begitu dia harus bagaimana?
“Apa kamu sudah memastikannya?” Aku menanyainya dengan sedikit tidak percaya, “Kamu bilang pulang mau cari orangnya langsung, orang ini adalah Aku sedikit tidak percaya, benar tidak?”
“Betul, yang penting tes DNA senbentar, semuanya sudah tau kejadian sebenarnya.” Jonathan dengan marah menggigit gigi, suaranya penuh dengan rasa benci.
Dia pasti tak tersangka bahwa rubah tua dalam bisnisnya, Frederik Ouyang yang pertarungan secara terbuka dan tertutup begitu lama, ternyata dengan dia bisa ada tingkat hubungan ini.
Pada akhirnya aku mengerti kenapa Bibi Cheng tidak dapat menikah dengan pria itu, Keluarga Ouyang di Kota F adalah Keluarga terkenal, pernikahan diantara keluarga orang kaya biasanya semua adalah pernikahan politik, atau di bidang bisnis, tidak mungkin bisa karena dia membesarkan perut seorang perempuan, dia lalu mesti menikahinya.
Kelihatannya di saat itu Keluarga Ouyang pasti sudah memberikan sejumlah uang untuk meminta Bibi Cheng mengugurkan anak, kalau bukan mertua membantu diam-diam, Jonathan mungkin tidak ada kesempatan untuk lahir.
“Kalau dia benaran adalah ayah kandung kamu, kamu ingin bagaimana?” Aku dengan mengigil menangkap lengan tangan Jonathan yang kuat itu, “Menurut kamu apa dia akan mengaku anak kamu ini?”
“Kalau benaran, aku akan dengan kejam menginjak dia dibawah kaki aku.” Sepasang mata dingin Jonathan melihat kemari, melihati aku, “Saingan seumur hidup aku ini hanya Frederik Ouyang, diantara kita bahkan ada hubungan darah, juga tidak akan mengenali, hanya bisa selamanya bersaingan di bidang bisnis.”
Aku sedikit takut melihati wajah marah Jonathan saat ini, aku dengan lembut menempelkan muka di atas pundaknya, berkata: “Jonathan, aku tidak berharap kamu hidup begitu susah payah, uang cukup pakai sudah bagus, kamu tenang saja, aku tidak akan asal memakai uang, aku akan rajin dan hemat mengurus keluarga, beririt melewati kehidupan.”
“Tau kamu bisa melakukannya.” Alis Jonathan yang bermartabat sudah meringan sedikit, berlanjut berkata: “Christine Mo, jangan lupa aku bermarga Mo, seumur hidup ini akan demi Keluarga Yi bertarung, mengerti tidak?”
“Kekuasaan Keluarga Ouyang kamu sudah jelas, sebelumnya nenek meninggal juga tidak membuar kamu marah sampai seperti ini, kenapa sekarang tau Frederik Ouyang kemungkinan adalah ayah kandung kamu, kamu malah bermusuhan begitu?” Aku benar-benar bingungm mungkin aku sendiri mengira mengerti Jonathan, sebenarnya masih ada banyak bagian yang aku tidak tau jelas.
Pertanyaan aku Jonathan tidak menjawab.
Tangan besar Jonathan menepuk ringan sekali tangan aku, berkata: “Sudahlah, tidak mengatakan perkataan yang berat ini, beberapa hari ini tidak ada, kamu jangan-jangan telah membuat kacau PT.Weiss?”
“Berantakan?” Aku dengan mengejek melihatinya, “Begitu tidak percaya denganku, kenapa masih membiarkan aku jadi perwakilan Presiden Direktur?”
“Memberi kamu satu kesempatan untuk menunjukkan.” Jonathan dengan terpaksa mengeluarkan senyuman yang di mulutnya itu, senyumannya palsu, aku mengerti, dia hanya tidak ingin membuat aku terus mengkhawatirkan perkataan tadi itu lagi.
“Tenang saja, PT.Weiss di bawah teliti mengatur aku, sedikit luka luar dan lama juga tidak ada.” Perkataan menurun, aku menunjuk bawah kaki sendiri, dengan kasihan berkata: “Tapi aku demi perusahaan, terluka bagian luar.”
“Mau ganti ruginya?” Jonathan menaiki alisnya.
Aku dengan cepat kejap mata, menjawab: “Mau.”
“Bagaimana menggantinya?”
“Menikah kembali denganku.” Tak tersangka aku pagi-pagi memaksa nikah lagi, perkataan menurun, Jonathan melihati aku dengan senyum seperti bukan senyum, “Bilang sekali lagi kamu ingin apa?”
“Anggap aku tidak bilang.” Apa menganggap aku repeater? Pada saat mengatakan perkataan begini, apa mengira aku tidak memberanikan diri mengatakannya? Dengan suara begitu besar mengatakan sekali lagi, masih harus kedua kali, tidak ingin menikah kembali langsung bilang saja, jangan menghabiskan air liur aku.
Tentu saja, aku tidak begitu keras marah dengan Jonathan, aku di depan dia selamanya orang lemah, terkadang saja memberanikan diri, selanjutnya masih harus menerima hukumannya, sudahlah, aku tetap berlanjut menunduk sedikit lebih bagus.
“Sudahlah, aku menerima kamu memaksa menikah yang begitu tidak tau malu, tunggu masalah Frederik Ouyang sudah selesai diurus, aku janji padamu, kasih kamu satu proposal lamar yang romantis, satu pernikahan yang besar.” Jonathan dengan serius memberi janji.
Aku mendengar kata-kata ini, dengan tidak berdaya lagi matanya sedikit masam dan merah, walaupun tidak tau jelas waktunya kapan, tapi mendengar perkataan ini terasa hangat.
Aku dengan berat menganggukkan kepala, menjawab satu kata “Ehmn.”
Setelah Jonathan menggantikan baju, pergi ke kamar mertua, aku tidak ikut masuk, aku tau mertua pastu ada banyak kata mau bilang dengan Jonathan, kalau aku masuk, mungkin hanya bisa membuat dia lebih marah.
Tak salah duga tidak lama, mertua dengan Jonathan turun ke lantai bawah, matanya merah, kelihatannya melihat Jonathan pulang, dia senang.
Jonathan selesai makan sarapan pergi ke kantor, aku beberapa hari ini sibuk sana sini, tiba-tiba bersantai, tiba-tiba sedikit merasa tidak terbiasa.
Menghadapi wajah mertua itu, aku sepertinya sudah biasa di marahinya, tapi perasaan dia hari ini sangat baik, sangat cepat sudah naik ke lantai atas, kemudian telah memilih satu baju cheongsam berwarna merah besar untuk memakainya, tiba-tiba bertanya: “Christine Mo, kamu bilang aku memakai ini bagus tidak?”
Aku terkejut sebentar, segera berkata sanjung: “Bagus, ibu memakai apapun juga bagus.”
“Benaran?” Mertua sedikit tidak percaya dengan pandangan aku.
Aku maju, melingkari dia satu putaran, memujinya: “Pinggang ibu sangat kecil, cocok memakai baju cheongsam, pinggangnya begitu digulung, semakin langsing dan semangat.”
Pada mulanya perasaan hati mertua sudah bagus, dipuji aku begitu, dengan gembira bernyanyian dan naik ke lantai atas.
Kepulangan Jonathan membuat Keluarga Yi yang tadinya bersuasana muram lesu dalam sekejap kembali lagi penuh dengan vitalitas, apa namanya tulang punggung keluarga, aku sudah mengerti maksud sebenarnya.
Seberapa mampunya aku, pergi dari Jonathan, juga hanya bisa mati-matian menahan saja.
Sekejap memiliki banyak waktu, pikiran aku semua adalah masalah Frederik Ouyang yang dikatakan Jonathan kepadaku, dia mau tes DNA, pasti harus dari badan Frederik Ouyang mendapatkan contoh rambut, air liur atau darah.
Dia tidak mungkin langsung pergi mencabut rambutnya Frederik Ouyang, cara satunya lagi adalah langsung pergi kerumah Keluarga Ouyang.
Aku terhadap Cynthia Ouyang ada rahmat penyelamat nyawa, kemarin itu dia demi pekerjaan aku pergi membereskan Justin, kali ini aku menelepon sekali lagi kesitu, minta bertemu, dia apa bisa menolak?
Aku mengambil hp keluar, menelepon ke telepon Cynthia Ouyang, belum berbunyi dua kali sudah diangkat olehnya, dia tanya aku ada urusan apa.
Aku tanya dia, bertemu apakah bisa?
Cynthia Ouyang bilang dia di rumah, membiarkan aku kesitu.
Ini pas hasil yang diinginkan aku, jadi aku hanya seorang diri datang sampai ke rumah Keluarga Ouyang. Di dalam bimbingan pengurusnya, aku naik ke lantai dua rumah Ouyang, langsung datang ke dalam kamar Cynthia Ouyang.
Hanya melihat dia dengan malas-malasan berbaring di atas ranjang membaca majalah, satu rambut kriting bergelombang besar dengan acak menyebar, dia dengan sembarangan mengunakan ujung mata melirik aku sekali, bertanya: “Ada urusan apa mencari aku?”
“Apa tidak ada urusan tidak boleh mencari kamu?” Aku bertanya balik sebentar.
Cynthia Ouyang begitu dengar, seketika itu juga dengan penasaran berduduk tegak badannya, melihati aku dengan keningnya sedikit mengerut, bertanya: “Bermarga Mo, diantara aku dengan kamu sepertinya tidak ada banyak pembicaraan yang sama, memikir kamu pernah menolong aku, aku baru setuju bertemu denganmu, kamu jangan mengira boleh menjadi teman baik aku, aku beritahu kamu... ...”
“Aku juga tidak ingin menjadi teman baik kamu.” Aku segera menyerang kembali dengan tidak berperasaan, menjelaskan: “Aku hanya bosan dirumah, jadi ingin keluar mencari udara segar, Kota F juga cuman kamu satu orang yang tidak ada kerjaan, jadi hanya bisa kepikir kamu.”
“Orang gak ada kerjaan? Cynthia Ouyang melototin aku dengan ekspresi aneh.”
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingHis Soft Side
RiseYou're My Savior
Shella NaviThe Sixth Sense
AlexanderTen Years
VivianIstri kontrakku
RasudinThis Isn't Love
YuyuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)