Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 43 Kamu Sangat Cantik

Jonathan kembali saat jam menunjukkan pukul 11 lebih, suaranya masuk pintu begitu keras, membuatku terbangun dari kasur. Aku menyalakan lampu kecil di sebelah kasur, dan melihatnya berdiri di pintu masuk, sambil tersenyum berkata: "Hari ini istriku terlihat begitu memikat."

Aku menyipitkan mata, dan bertanya dengan lesu kepadanya, "Kamu minum?"

"Sedikit." Dia melangkah maju kemudian duduk di sisi kasur, bau alkohol menyengat hidungku, tangannya yang dingin menyentuh kulit wajah mungilku yang hangat: "Sangat cantik."

"Manis sekali mulutmu, apakah ini alkohol yang berbicara?" Aku bertanya tidak percaya.

"Cium dulu." Lalu wajahnya perlahan mendekat ke wajahku, aku menghindarinya, ciumannya mendarat di bahuku, lalu matanya mulai terpejam dan dia tertidur.

Dia bersandar sepenuhnya kepadaku, aku tidak kuat mendorongnya, aku harus mengerahkan seluruh tenaga di tubuhku untuk membuatnya bergeser.

"Minum begitu banyak, pasti ada orang yang sengaja ingin membuatmu mabuk lalu tidur denganmu kan? Aku berkata dengan marah, tidak kusangka dia yang tidur sangat lelap menjawab: "Bagaimana kamu bisa tahu?"

Tentu saja aku tahu, apa aku bisa tidak paham niat Cynthia kepadanya?

Dari ujung kaki sampai ujung kepala aku mengerti apa yang diinginkannya.

Aku membantunya untuk melepaskan sepatu kulit dan celananya, kemudian perlahan melepas dasinya, tapi untuk mengganti bajunya itu merupakan suatu masalah besar, bagaimana melepaskannya dari seorang yang begitu besar yang terlentang di atas kasur?

Aku duduk perlahan di kasur, berbisik kepada Jonathan: "Jonathan, bangun sebentar, aku bantu kamu melepas baju."

Dia membuka matanya perlahan dan tersenyum: "Buka baju mau apa, kamu punya pikiran tidak senonoh apa?"

Aku meliahtnya dengan kesal: "Tidak senonoh apanya, kalau kamu seperti ini, aku tidak akan membantumu."

"istriku, wajah marahmu juga sangat cantik!" Kedua lengan panjang Jonathan bersandar di bahuku, dia benar-benar seperti orang yang berbeda dari biasanya.

Saat ini aku benar-benar ingin memukul Jonathan!

"Sayang, kamu juga sangat tampan, begini saja, kita mainkan sebuah permainan, siapa yang melepaskan baju paling cepat, bagaimana? Aku tersenyum manis, dan menatapnya penuh sayang, "Ayo, naikkan tangan, aku bantu kamu melepasnya."

Jonathan menurut sekali saat aku membantunya melepas setelan jas dan kemejanya. Aku berbalik dan segera mencarikan baju tidur untuknya, sebelum aku memakaikan bajunya, dia sudah menarik selimut dan tertidur.

Aku hanya menggelengkan kepala, tidak bisa minum ya jangan minum, minum sampai begini bagaimana bisa pulang?

Aku mengambilkan air panas, membilas wajahnya, melihat wajah merahnya dan mengelusnya lembut, aku sangat menyayanginya, ternyata dia juga memiliki sisi seperti ini yang tidak diketahui orang.

Melihatnya tertidur, aku pun membereskan semuanya, kemudian juga berbaring di kasur, dan perlahan tenggelam di dunia mimpi.

Keesokan harinya, aku bangun sangat pagi, sangat jarang sekali Jonathan bangun siang, aku menyiapkan bubur ebi untuknya.

Setelah menyiapkan sarapan, aku masuk untuk memanggilnya, tapi tidak kusangka dia sudah terbangun, dan sedang menggeliat, dia melihatku dan bertanya: "Tadi malam Yoga yang mengantarmu pulang?"

"Kamu, tadi malam siapa yang mengantarmu pulang?" Aku mendekatinya perlahan, dan duduk di sisi kasur.

"Sopir. Kamu sangat memikat."

Akhirnya aku mendengarnya memujiku dalam keadaan sadar.

"Benarkah?" Aku mengerutkan dahi dan bertanya.

Dia menciumku tepat di bibir, "Benar."

"Apakah Cynthia memegang tubuhmu?" Aku bertanya lagi.

"Iya, tubuhku di sentuh dari atas sampai bawah juga termasuk kan? Begitu Jonathan berkata demikian, hatiku membeku sesaat, lalu melihatnya dengan tatapan kosong, dan terdiam.

Dia mendekatiku dan memelukku, kemudian berkata sambil tertawa: "Yang menyentuh tubuhku dari atas sampai bawah, itu wanita yang sekarang ada di dalam pelukanku."

Begitu mendengarnya, aku mengatupkan bibirku, melihatnya dengan tatapan kosong, "Siapa yang menyuruhmu minum sampai seperti itu, kamu...."

Sebelum aku selesai berbicara, bibir Jonathan mengunci bibirku, mendorongku ke atas kasur, aku melihat ke arahnya bingung, menelan liur, bertanya, "Pagi-pagi begini, kamu mau apa?"

"Aku kangen." Begitu mengatakannya, dia menunduk, aku segera menahan dadanya, dan mengingatkan: "Aku dengar kalau melakukan hal itu terlalu banyak akan tidak baik untuk tubuh, terutama pria."

Kata-kataku membuat Jonathan tertawa tidak berhenti, "Kamu dengar dari mana?"

"Lihat di internet." Aku tidak hati-hati dan mengatakannya dengan jujur, dia menaikkan alisnya.

"Kenapa mencari soal itu?" Dia melihatku dengan nakal, mendekati telingaku, kemudian berkata dengan menggoda: "Takut stamina suamimu terlalu kuat?"

Aku mendengus kesal, hampir saja aku dibuat malu habis-habisan oleh kata-kata ini.

"Bersikap baik bisa tidak?" Aku berkata lemas, "Buburku sudah matang, cepat dimakan dulu, tadi malam minum, begitu banyak pasti perutnya tidak enak."

"Bubur bisa dimakan nanti, hal yang harus di urus ini harus di urus sekarang." Jonathan sama sekali tidak berencana untuk melepaskanku.

Aku juga tahu aku tidak bisa kabur, dia mau, terserah dia saja, biarkan dia melakukan dengan cara yang dia mau!

Pagi-pagi buta, kami berdua tiba-tiba sibuk di kasur.

Setelah selesai, Jonathan turun dari kasur, dan masuk ke kamar mandi, aku juga bangun, kemudian cepat-cepat keluar untuk melihat apakah buburnya sudah dingin, membantunya untuk memanaskannya lagi.

Kemudian melihatnya keluar dari kamar setelah mandi, duduk di meja makan kemudian memakan bubur.

Aku duduk dengan diam di hadapannya, melihatnya makan dengan penuh semangat, saat dia mengangkat kepala, dia melihatku yang sedang memperhatikannya, kemudian tertawa, "Kenapa, belum cukup melihat?"

Aku mengangguk, "Kamu tampan sekali, bagaimana bisa cukup?"

"Manis sekali mulutmu." Jonathan mengerutkan dahi dan bertanya: "Kamu sudah makan?"

Aku menggeleng, "Diet, tidak makan, nanti makan buah san sayur saja, aku harus mengontrol pola makan."

Setelah mendengarnya, Jonathan segera meletakkan yang ada di tangannya, dan berkata dengan penuh wibawa: "Christine, kalau kamu ingin menjadi model, aku tidak akan menghalangimu, kalau kamu harus melakukan diet ketat, aku tidak akan membiarkanmu lanjut bekerja."

"Tidak ketat, hanya mengurangi porsi sedikit." Aku takut dia akan membatasi kebebasan bekerjaku, segera menyerah dengan cepat.

"Ambil semangkok bubur, temani aku makan." Dia menatapku tajam, tidak ada cara lain, aku pun mengambil semangkok kecil dan menemaninya makan.

Melihatku makan, tangannya terulur, merapikan beberapa helai rambutku, kemudian berkata dengan penuh kasih sayang: "Bagus."

Aku tertawa kecil, "Aku memang sangat penurut dari dulu, kamu sekarang baru tahu!"

Selesai bicara, terdengar suara dering ponsel Jonathan dari dalam kamar, aku meliatnya bangkit berdiri, masuk kamar, dan mengangkat telepon itu, sepertinya ada sesuatu yang serius, setelah menjawab "Hm", dia keluar, dan kembali duduk di meja makan, seperti tidak ada yang terjadi dia melanjutkan makan.

"Siapa yang telepon?" Aku rasa raut wajahnya berubah, dan bertanya dengan khawatir.

"Mamaku." Jonathan menjawab singkat, dan kembali melanjutkan makan bubur.

"Oh." Aku mengiyakan dengan tenang, dalam hati aku bertanya-tanya kenapa mamanya mencarinya?

"Kamu tidak bertanya, mama mencariku karena apa?" Jonathan mendongak dan menatapku bertanya.

Tentu saja aku ingin bertanya, hanya saja aku takut, dia akan berpikir aku terlalu ikut campur dalam urusannya, membatasi kebebasannya, aku bukan wanita yang seperti itu, aku tidak ingin mengekang laki-laki.

Menurutku kalau itu merupakan hal yang sangat penting, dia pasti akan memberitahuku, tidak perlu aku tanyakan.

"Kalau kamu mau cerita, aku akan mendengarkannya." Aku menjawabnya.

"Selama ini mama di luar negeri, lalu tiba-tiba dia kembali karena suatu urusan, Frederik yang meneleponnya untuk pulang, pasti menyuruhku bertunangan dengan Cynthia, mengerti?" Kata-kata Jonathan membuat hatiku terasa jatuh.

Aku menundukan kepala dalam diam, aku mengira setelah menyembunyikan pernikahan, kehidupan kami akan menjadi baik, tapi tidak kusangka pernikahan Jonathan benar-benar membuat banyak orang tegang.

Aku harus bagaimana, membiarkan Jonathan bertunangan dengan Cynthia? Ini sudah pasti tidak mungkin.

"Christine, ayo kita umumkan kepada publik!" Tiba-tiba Jonathan menggenggam erat kedua tanganku, aku menatapnya dalam diam, aku juga ingin mempublikasikannya, tapi kelakuan Cynthia sangat beragam, aku tidak mungkin membayang-bayangi keluarga Tanjaya dengan kepedihan di balik kebahagiaanku.

"Biarkan aku memikirkannya." Aku berkata dengan ragu kepada Jonathan, hatiku sangat kacau.

"Sebenarnya apa yang kamu takuti?" Jonathan mulai agak marah, lalu melepaskan tanganku dan bangkit berdiri, "Aku merasa aneh, sejak kita bersama, kamu selalu seperti ini, menyimpan semuanya sendiri."

Aku tahu Jonathan marah, aku melangkah maju dan memegang tangannya, kemudian menatapnya dan berkata: "Kalau tidak begini saja, kamu atur waktu, untuk aku bertemu dengan mamamu, untuk menjelaskan semuanya, setelah itu kita bicarakan lagi, oke?"

Jonathan menunduk, di sorot matanya tampak sejuta kerumitan, kemudian dia mengangguk cepat, "Begitu juga bagus, biar aku temukan mama dengan menantunya."

Aku mengangguk, berpura-pura untuk tersenyum.

Setelah sarapan, Jonathan segera pergi ke kantor, dan aku terduduk di kasur dengan hati berat.

Ponselku berdering, Kak Dewi, dia berkata hari ini ada tamu penting yang datang ke kantor, tamu ini melihat pertunjukan perhiasanku waktu itu, dan merasa auraku sangat cocok dengan produknya, dan berharap aku akan menjadi ambasadornya, kemudian menyuruhku untuk segera datang.

Begitu mendengar kabar baik ini, aku segera melompat dari kasur, merias diri sebaik mungkin, dan secepat mungkin pergi ke kantor.

Di kantor Kak Dewi, aku melihat sosok pria muda yang tampan, dia memakai kacamata, begitu melihatku, dia segera bangkit berdiri dan menjabat tanganku.

"Halo, Nona Christine! Nama saya Sean, perwakilan dari Joyful Food Industries."

Aku menjabat tangannya dengan ramah, dan tersenyum kepadanya, "Halo, saya Christine."

Kak Dewi memberi perkenalan singkat: "Setelah Pak Sean melihat pertunjukanmu, dia merasa kamu memiliki postur yang tepat, dan berharap agar kamu mau menjadi ambasador perusahaan mereka."

Aku menatap ke arah Sean dan tersenyum.

"Riasan Nona Christine hari ini sangat lembut, jadi tambah cantik." Pujian Sean membuatku sedikit tidak nyaman, mungkin karena aku sudah menikah, oleh karena itu aku merasa seperti ada penolakan terhadapan lawan jenis, dan tatapannya membuatku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa seperti ada makna tersembunyi di baliknya.

Pria ini benar-benar aneh, aku tanpa sadar merasa takut.

Saat itu, ponsel Sean berdering, dia tersenyum sungkan kepadaku dan Kak Dewi, kemudian bangkit berdiri, lalu berjalan ke samping untuk mengangkat telepon.

Begitu dia pergi, aku segera menarik tangan Kak Dewi, lalu bertanya dengan khawatir: "Kak Dewi, apa kamu tidak merasa, orang yang bernama Sean itu, agak aneh?"

"Aneh?" Kak Dewi tertawa, "Bukankah semua pria begitu melihat wanita cantik menjadi seperti itu."

Kak Dewi berusaha melihat masalah ini seobjektif mungkin.

Aku melihat Sean mengangkat teleponnya di luar pintu, aku tidak tahu kenapa aku berjalan ke arahnya, saat sudah dekat aku mendengarnya berbicara dengan suara pelan untuk meyakinkan seseorang.

"Baiklah, aku tahu bagaimana memperlakukan wanita, Cynthia, aku beritahu kamu, kamu jangan berani-beraninya membohongiku, kalau tidak aku pastikan foto-foto itu akan tersebar."

Begitu Sean selesai berbicara, aku tersentak mundur beberapa langkah, dan segera kembali ke posisi awal.

Kak Dewi menepuk-nepuk tanganku, dan menggelengkan kepala ke arahku, "Diam-diam mencuri dengar itu tidak sopan, tapi dengan seperti itu baru bisa meraih kesuksesan, kamu memang pintar."

Aku mulai panik, Sean ini kenal dengan Cynthia, di depan, Cynthia berkata tidak akan berurusan denganku, tapi di belakang dia mengirim orang bernama Sean ini untuk menjadikanku ambasador, sebenarnya apa yang sedang direncanakannya?

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu