Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 43 Kamu Sangat Cantik
Jonathan kembali saat jam menunjukkan pukul 11 lebih, suaranya masuk pintu begitu keras, membuatku terbangun dari kasur. Aku menyalakan lampu kecil di sebelah kasur, dan melihatnya berdiri di pintu masuk, sambil tersenyum berkata: "Hari ini istriku terlihat begitu memikat."
Aku menyipitkan mata, dan bertanya dengan lesu kepadanya, "Kamu minum?"
"Sedikit." Dia melangkah maju kemudian duduk di sisi kasur, bau alkohol menyengat hidungku, tangannya yang dingin menyentuh kulit wajah mungilku yang hangat: "Sangat cantik."
"Manis sekali mulutmu, apakah ini alkohol yang berbicara?" Aku bertanya tidak percaya.
"Cium dulu." Lalu wajahnya perlahan mendekat ke wajahku, aku menghindarinya, ciumannya mendarat di bahuku, lalu matanya mulai terpejam dan dia tertidur.
Dia bersandar sepenuhnya kepadaku, aku tidak kuat mendorongnya, aku harus mengerahkan seluruh tenaga di tubuhku untuk membuatnya bergeser.
"Minum begitu banyak, pasti ada orang yang sengaja ingin membuatmu mabuk lalu tidur denganmu kan? Aku berkata dengan marah, tidak kusangka dia yang tidur sangat lelap menjawab: "Bagaimana kamu bisa tahu?"
Tentu saja aku tahu, apa aku bisa tidak paham niat Cynthia kepadanya?
Dari ujung kaki sampai ujung kepala aku mengerti apa yang diinginkannya.
Aku membantunya untuk melepaskan sepatu kulit dan celananya, kemudian perlahan melepas dasinya, tapi untuk mengganti bajunya itu merupakan suatu masalah besar, bagaimana melepaskannya dari seorang yang begitu besar yang terlentang di atas kasur?
Aku duduk perlahan di kasur, berbisik kepada Jonathan: "Jonathan, bangun sebentar, aku bantu kamu melepas baju."
Dia membuka matanya perlahan dan tersenyum: "Buka baju mau apa, kamu punya pikiran tidak senonoh apa?"
Aku meliahtnya dengan kesal: "Tidak senonoh apanya, kalau kamu seperti ini, aku tidak akan membantumu."
"istriku, wajah marahmu juga sangat cantik!" Kedua lengan panjang Jonathan bersandar di bahuku, dia benar-benar seperti orang yang berbeda dari biasanya.
Saat ini aku benar-benar ingin memukul Jonathan!
"Sayang, kamu juga sangat tampan, begini saja, kita mainkan sebuah permainan, siapa yang melepaskan baju paling cepat, bagaimana? Aku tersenyum manis, dan menatapnya penuh sayang, "Ayo, naikkan tangan, aku bantu kamu melepasnya."
Jonathan menurut sekali saat aku membantunya melepas setelan jas dan kemejanya. Aku berbalik dan segera mencarikan baju tidur untuknya, sebelum aku memakaikan bajunya, dia sudah menarik selimut dan tertidur.
Aku hanya menggelengkan kepala, tidak bisa minum ya jangan minum, minum sampai begini bagaimana bisa pulang?
Aku mengambilkan air panas, membilas wajahnya, melihat wajah merahnya dan mengelusnya lembut, aku sangat menyayanginya, ternyata dia juga memiliki sisi seperti ini yang tidak diketahui orang.
Melihatnya tertidur, aku pun membereskan semuanya, kemudian juga berbaring di kasur, dan perlahan tenggelam di dunia mimpi.
Keesokan harinya, aku bangun sangat pagi, sangat jarang sekali Jonathan bangun siang, aku menyiapkan bubur ebi untuknya.
Setelah menyiapkan sarapan, aku masuk untuk memanggilnya, tapi tidak kusangka dia sudah terbangun, dan sedang menggeliat, dia melihatku dan bertanya: "Tadi malam Yoga yang mengantarmu pulang?"
"Kamu, tadi malam siapa yang mengantarmu pulang?" Aku mendekatinya perlahan, dan duduk di sisi kasur.
"Sopir. Kamu sangat memikat."
Akhirnya aku mendengarnya memujiku dalam keadaan sadar.
"Benarkah?" Aku mengerutkan dahi dan bertanya.
Dia menciumku tepat di bibir, "Benar."
"Apakah Cynthia memegang tubuhmu?" Aku bertanya lagi.
"Iya, tubuhku di sentuh dari atas sampai bawah juga termasuk kan? Begitu Jonathan berkata demikian, hatiku membeku sesaat, lalu melihatnya dengan tatapan kosong, dan terdiam.
Dia mendekatiku dan memelukku, kemudian berkata sambil tertawa: "Yang menyentuh tubuhku dari atas sampai bawah, itu wanita yang sekarang ada di dalam pelukanku."
Begitu mendengarnya, aku mengatupkan bibirku, melihatnya dengan tatapan kosong, "Siapa yang menyuruhmu minum sampai seperti itu, kamu...."
Sebelum aku selesai berbicara, bibir Jonathan mengunci bibirku, mendorongku ke atas kasur, aku melihat ke arahnya bingung, menelan liur, bertanya, "Pagi-pagi begini, kamu mau apa?"
"Aku kangen." Begitu mengatakannya, dia menunduk, aku segera menahan dadanya, dan mengingatkan: "Aku dengar kalau melakukan hal itu terlalu banyak akan tidak baik untuk tubuh, terutama pria."
Kata-kataku membuat Jonathan tertawa tidak berhenti, "Kamu dengar dari mana?"
"Lihat di internet." Aku tidak hati-hati dan mengatakannya dengan jujur, dia menaikkan alisnya.
"Kenapa mencari soal itu?" Dia melihatku dengan nakal, mendekati telingaku, kemudian berkata dengan menggoda: "Takut stamina suamimu terlalu kuat?"
Aku mendengus kesal, hampir saja aku dibuat malu habis-habisan oleh kata-kata ini.
"Bersikap baik bisa tidak?" Aku berkata lemas, "Buburku sudah matang, cepat dimakan dulu, tadi malam minum, begitu banyak pasti perutnya tidak enak."
"Bubur bisa dimakan nanti, hal yang harus di urus ini harus di urus sekarang." Jonathan sama sekali tidak berencana untuk melepaskanku.
Aku juga tahu aku tidak bisa kabur, dia mau, terserah dia saja, biarkan dia melakukan dengan cara yang dia mau!
Pagi-pagi buta, kami berdua tiba-tiba sibuk di kasur.
Setelah selesai, Jonathan turun dari kasur, dan masuk ke kamar mandi, aku juga bangun, kemudian cepat-cepat keluar untuk melihat apakah buburnya sudah dingin, membantunya untuk memanaskannya lagi.
Kemudian melihatnya keluar dari kamar setelah mandi, duduk di meja makan kemudian memakan bubur.
Aku duduk dengan diam di hadapannya, melihatnya makan dengan penuh semangat, saat dia mengangkat kepala, dia melihatku yang sedang memperhatikannya, kemudian tertawa, "Kenapa, belum cukup melihat?"
Aku mengangguk, "Kamu tampan sekali, bagaimana bisa cukup?"
"Manis sekali mulutmu." Jonathan mengerutkan dahi dan bertanya: "Kamu sudah makan?"
Aku menggeleng, "Diet, tidak makan, nanti makan buah san sayur saja, aku harus mengontrol pola makan."
Setelah mendengarnya, Jonathan segera meletakkan yang ada di tangannya, dan berkata dengan penuh wibawa: "Christine, kalau kamu ingin menjadi model, aku tidak akan menghalangimu, kalau kamu harus melakukan diet ketat, aku tidak akan membiarkanmu lanjut bekerja."
"Tidak ketat, hanya mengurangi porsi sedikit." Aku takut dia akan membatasi kebebasan bekerjaku, segera menyerah dengan cepat.
"Ambil semangkok bubur, temani aku makan." Dia menatapku tajam, tidak ada cara lain, aku pun mengambil semangkok kecil dan menemaninya makan.
Melihatku makan, tangannya terulur, merapikan beberapa helai rambutku, kemudian berkata dengan penuh kasih sayang: "Bagus."
Aku tertawa kecil, "Aku memang sangat penurut dari dulu, kamu sekarang baru tahu!"
Selesai bicara, terdengar suara dering ponsel Jonathan dari dalam kamar, aku meliatnya bangkit berdiri, masuk kamar, dan mengangkat telepon itu, sepertinya ada sesuatu yang serius, setelah menjawab "Hm", dia keluar, dan kembali duduk di meja makan, seperti tidak ada yang terjadi dia melanjutkan makan.
"Siapa yang telepon?" Aku rasa raut wajahnya berubah, dan bertanya dengan khawatir.
"Mamaku." Jonathan menjawab singkat, dan kembali melanjutkan makan bubur.
"Oh." Aku mengiyakan dengan tenang, dalam hati aku bertanya-tanya kenapa mamanya mencarinya?
"Kamu tidak bertanya, mama mencariku karena apa?" Jonathan mendongak dan menatapku bertanya.
Tentu saja aku ingin bertanya, hanya saja aku takut, dia akan berpikir aku terlalu ikut campur dalam urusannya, membatasi kebebasannya, aku bukan wanita yang seperti itu, aku tidak ingin mengekang laki-laki.
Menurutku kalau itu merupakan hal yang sangat penting, dia pasti akan memberitahuku, tidak perlu aku tanyakan.
"Kalau kamu mau cerita, aku akan mendengarkannya." Aku menjawabnya.
"Selama ini mama di luar negeri, lalu tiba-tiba dia kembali karena suatu urusan, Frederik yang meneleponnya untuk pulang, pasti menyuruhku bertunangan dengan Cynthia, mengerti?" Kata-kata Jonathan membuat hatiku terasa jatuh.
Aku menundukan kepala dalam diam, aku mengira setelah menyembunyikan pernikahan, kehidupan kami akan menjadi baik, tapi tidak kusangka pernikahan Jonathan benar-benar membuat banyak orang tegang.
Aku harus bagaimana, membiarkan Jonathan bertunangan dengan Cynthia? Ini sudah pasti tidak mungkin.
"Christine, ayo kita umumkan kepada publik!" Tiba-tiba Jonathan menggenggam erat kedua tanganku, aku menatapnya dalam diam, aku juga ingin mempublikasikannya, tapi kelakuan Cynthia sangat beragam, aku tidak mungkin membayang-bayangi keluarga Tanjaya dengan kepedihan di balik kebahagiaanku.
"Biarkan aku memikirkannya." Aku berkata dengan ragu kepada Jonathan, hatiku sangat kacau.
"Sebenarnya apa yang kamu takuti?" Jonathan mulai agak marah, lalu melepaskan tanganku dan bangkit berdiri, "Aku merasa aneh, sejak kita bersama, kamu selalu seperti ini, menyimpan semuanya sendiri."
Aku tahu Jonathan marah, aku melangkah maju dan memegang tangannya, kemudian menatapnya dan berkata: "Kalau tidak begini saja, kamu atur waktu, untuk aku bertemu dengan mamamu, untuk menjelaskan semuanya, setelah itu kita bicarakan lagi, oke?"
Jonathan menunduk, di sorot matanya tampak sejuta kerumitan, kemudian dia mengangguk cepat, "Begitu juga bagus, biar aku temukan mama dengan menantunya."
Aku mengangguk, berpura-pura untuk tersenyum.
Setelah sarapan, Jonathan segera pergi ke kantor, dan aku terduduk di kasur dengan hati berat.
Ponselku berdering, Kak Dewi, dia berkata hari ini ada tamu penting yang datang ke kantor, tamu ini melihat pertunjukan perhiasanku waktu itu, dan merasa auraku sangat cocok dengan produknya, dan berharap aku akan menjadi ambasadornya, kemudian menyuruhku untuk segera datang.
Begitu mendengar kabar baik ini, aku segera melompat dari kasur, merias diri sebaik mungkin, dan secepat mungkin pergi ke kantor.
Di kantor Kak Dewi, aku melihat sosok pria muda yang tampan, dia memakai kacamata, begitu melihatku, dia segera bangkit berdiri dan menjabat tanganku.
"Halo, Nona Christine! Nama saya Sean, perwakilan dari Joyful Food Industries."
Aku menjabat tangannya dengan ramah, dan tersenyum kepadanya, "Halo, saya Christine."
Kak Dewi memberi perkenalan singkat: "Setelah Pak Sean melihat pertunjukanmu, dia merasa kamu memiliki postur yang tepat, dan berharap agar kamu mau menjadi ambasador perusahaan mereka."
Aku menatap ke arah Sean dan tersenyum.
"Riasan Nona Christine hari ini sangat lembut, jadi tambah cantik." Pujian Sean membuatku sedikit tidak nyaman, mungkin karena aku sudah menikah, oleh karena itu aku merasa seperti ada penolakan terhadapan lawan jenis, dan tatapannya membuatku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa seperti ada makna tersembunyi di baliknya.
Pria ini benar-benar aneh, aku tanpa sadar merasa takut.
Saat itu, ponsel Sean berdering, dia tersenyum sungkan kepadaku dan Kak Dewi, kemudian bangkit berdiri, lalu berjalan ke samping untuk mengangkat telepon.
Begitu dia pergi, aku segera menarik tangan Kak Dewi, lalu bertanya dengan khawatir: "Kak Dewi, apa kamu tidak merasa, orang yang bernama Sean itu, agak aneh?"
"Aneh?" Kak Dewi tertawa, "Bukankah semua pria begitu melihat wanita cantik menjadi seperti itu."
Kak Dewi berusaha melihat masalah ini seobjektif mungkin.
Aku melihat Sean mengangkat teleponnya di luar pintu, aku tidak tahu kenapa aku berjalan ke arahnya, saat sudah dekat aku mendengarnya berbicara dengan suara pelan untuk meyakinkan seseorang.
"Baiklah, aku tahu bagaimana memperlakukan wanita, Cynthia, aku beritahu kamu, kamu jangan berani-beraninya membohongiku, kalau tidak aku pastikan foto-foto itu akan tersebar."
Begitu Sean selesai berbicara, aku tersentak mundur beberapa langkah, dan segera kembali ke posisi awal.
Kak Dewi menepuk-nepuk tanganku, dan menggelengkan kepala ke arahku, "Diam-diam mencuri dengar itu tidak sopan, tapi dengan seperti itu baru bisa meraih kesuksesan, kamu memang pintar."
Aku mulai panik, Sean ini kenal dengan Cynthia, di depan, Cynthia berkata tidak akan berurusan denganku, tapi di belakang dia mengirim orang bernama Sean ini untuk menjadikanku ambasador, sebenarnya apa yang sedang direncanakannya?
Novel Terkait
After The End
Selena BeePengantin Baruku
FebiHarmless Lie
BaigeAsisten Bos Cantik
Boris DreyLove and Trouble
Mimi XuBehind The Lie
Fiona LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Greget Husband
Dio ZhengMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)