Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)

Aku langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi, membuka keran air, lalu tanganku diletakkan di bawah aliran air. Dengan sekuat tenaga, aku mencuci wajahku, agar aku lebih segar sedikit.

Sebenarnya ada apa denganku. Kenapa bisa curiga kalau Jonathan mengkhianatiku? Tapi kenapa semuanya terasa begitu nyata?

Hatiku diam-diam merasa sakit. Tadi ketika melihat Jonathan masuk ke dalam kamar Siti Yun, aku seperti tidak dapat bernapas. Ketika dikhianati oleh Ardy Lu, meskipun sakit, tapi tidak sesakit ini rasanya.

Pintu kamar mandi terbuka, Jonathan langsung berjalan masuk. Dia melihatku dari kaca. Dengan air mata mengalir, aku bertatapan dengannya.

Melihat tatapan perhatian Jonathan, aku berbalik dan langsung memeluknya. Dengan tersendat-sendat aku berkata, "Maaf, tadi ... aku kehilangan akal."

"Bodoh, kamu kira ngapain aku malam-malam pergi ke kamar Siti?" Jonathan mengelus rambut panjangku dan bertanya dengan tidak tega.

Aku tidak memberi tahu Jonathan kalau aku pergi untuk memergokinya. Aku takut dia akan tertarik dengan Siti Yun yang muda. Aku takut karena aku menetap di rumah saja, menjadi tidak berharga sedikitpun.

Aku merasa aku sendiri terlalu rendah diri. Seperti kembali ke jalan sebelumnya, yang hanya menunggu makan di rumah.

Tapi Jonathan sama sekali tidak mengizinkan aku pergi bekerja. Aku seperti orang bodoh yang tinggal di rumah, menjaga anak. Kadang kala ibu mertua akan keluar dengan teman-temannya dan di rumah besar ini hanya tersisa aku, Bibi Chang, dan juga Siti Yun.

Aku tidak tahu aku bisa tahan berapa seperti ini. Aku merasa bosan adalah musuh terbesar wanita. Dia sedikit demi sedikit menelanku, tapi aku malah tidak bisa menolak.

Aku bahkan curiga apakah Siti Yun menaruh obat di makananku. Tapi melihat dia bekerja dengan sangat rajin, juga sangat teliti menjaga anak, sepertinya karena akhir-akhir ini terlalu banyak yang terjadi, jadi kejiwaanku agak bermasalah.

Setelah aku berpesan pada Bibi Chang untuk menjaga anak baik-baik, aku mengendarai mobil dan keluar rumah. Aku pulang ke rumah orang tuaku. Ketika membuka pintu, terlihat kakak ipar sedang bersih-bersih di ruang tamu.

Waktu itu aku langsung meninggalkannya di dokter kejiwaan sana, dibilang-bilang juga sangat tidak berperasaan.

Dia melihatku dan pandangannya sangat datar, lalu bertanya, "Kenapa hari ini ada waktu ke sini?"

Aku berjalan ke dalam, melihat tubuhnya yang kurus sibuk sana-sini, jadi aku juga ikut membantunya, "Waktu itu aku tidak menjemputmu. Kamu pergi kemana?" aku bertanya pelan.

"Pulang ke rumah orang tuaku dan tinggal sementara waktu di sana. Perasaan hatiku juga lumayan baik." kakak ipar pura-pura tidak ada masalah mengelap meja. Air mata di matanya turun.

"Kakak, kita jadi berubah seasing ini. Apa kakak menyalahkanku?" aku menatap wajahnya lalu bertanya dengan suara kecil.

Gerakan tangannya berhenti. Dia menghela napas, membalik menatapku lalu berkata, "Semua orang mempunyai nasib sendiri. Aku tidak tahu kenapa aku bisa berubah di Keluarga Yi. Aku hampir saja merusak rumah tanggamu. Kamu mengantarku ke dokter jiwa, kamu tidak melakukan kesalahan apapun."

"Kamu tidak menyalahkanku?" aku bertanya dengan terkejut.

Dia tertawa pahit, "Menyalahkan apanya. Aku benar-benar sudah gila, ingin merebut milikmu. Kamu tidak menyalahkanku, aku sudah cukup puas."

Aku mendekat, menggenggam tangan kakak ipar dengan mata berkaca-kaca, "Kakak, kamu adalah keluargaku selamanya. Kakak sudah berkorban begitu banyak terhadap Keluarga Mo, terhadap Christopher."

Ketika kakak ipar mendengar hal itu, seketika dia menangis.

Itu adalah air mata yang sudah ditahan begitu lama. Aku mengerti, kesepian seorang wanita itu begitu menakutkan. Christopher Mo sekali demi sekali menyakiti hatinya. Dia tidak pergi dari rumah Keluarga Mo saja aku sudah berterima kasih padanya.

Aku menemani kakak ipar seharian. Makan malam juga makan dengannya. Dia memberitahuku, dia sudah menemukan pekerjaan, menjadi pelayan di restoran China dan sudah bekerja selama beberapa hari, rasanya lumayan.

Mendengar dia berkata seperti itu, aku lumayan iri. Tidak ada orang tuaku, tidak ada Christopher Mo, dia bisa melakukan apapun. Sedangkan aku, demi Jonathan, masa mudaku hari demi hari terbuang begitu saja.

Saat pulang ke rumah Keluarga Yi, baru saja masuk ke ruang tamu, aku melihat Jonathan sedang bermain dengan anak-anak. Dalam suara tawa itu, aku mendengar suara tawa Siti Yun.

Ketika mereka melihatku, senyum mereka seketika berhenti.

Bella menghampiriku, menggandeng tanganku lalu berkata, "Ibu, yuk main sama Kak Siti!"

Aku tidak mempedulikan, hanya naik ke lantai atas dengan perasaan sedih. Jonathan segera mengikutiku lalu bertanya, "Ada apa? Begitu pulang langsung seperti ini."

Aku tidak menjawab. Tadi ketika dia bermain bersama anak-anak dan Siti, aku tidak senang melihatnya. Ingin sekali langsung mengatakan padanya, tapi takut sekali lagi dia menganggap aku kurang besar hati.

"Besok aku bersiap memberikan gaji pada Siti, lalu menyuruh dia pergi." aku berkata dengan datar dan Jonathan langsung mengerutkan dahi. Dia bertanya, "Kenapa?"

"Tidak kenapa-napa. Aku tidak suka padanya. Kamu bisa menerima alasan ini tidak?" aku menatap Jonathan sambil mengerutkan dahi, lalu tersenyum pahit, "Kamu tidak rela?"

"Aku malas meladenimu." Jonathan menatapku dengan tidak berdaya, lalu menggelengkan kepala kecewa, "Christine, akhir-akhir ini kamu berubah menjadi sangat aneh."

Kalau Jonathan tidak bicara, mungkin aku akan diam-diam menyimpan kekesalan. Tapi begitu dia mengatakan ini, aku seketika marah, "Aku aneh?"

Aku tertawa dingin, "Iya, sekarang di matamu, aku termasuk jenis yang berbeda. Siti itu cantik dan muda, juga sangat baik terhadap anak-anak, jadi kamu suka padanya, benar bukan?"

"Christine ..."Jonathan memanggil dengan suara kencang.

Aku menatapnya balik tanpa peduli, "Kamu panik, artinya kamu merasa bersalah ..."

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu