Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu - Bab 32 Jual diri
Yoga ketika didorong keluar masih dalam keadaan belum sadarkan diri, perlu perawatan intensif 6 jam dalam ruang ICU baru bisa dipindahkan ke ruang rawat jalan biasa, papa mamanya menghela nafas lega mendengar berita itu.
Di luar ruang ICU, mama Yoga sudah menghujani banyak pertanyaan padaku mengenai beberapa hal, aku dengan jujur menjelaskan semua, kalau aku dan dia tidak ada kecocokan, aku pernah bercerai, sekarang alasan aku dirawat di rumah sakit ini juga karena aku keguguran.
Aku melihat dengan jelas tersirat perasaan tidak suka dari mamanya, siapa juga yang mau menerima menantu dengan kondisi seperti ini, aku mengerti, pengalamanku ini tidak akan membuat orang bersimpati kepadaku, yang mereka lihat hanya keburukanku saja.
"Yoga tidak apa-apa, aku akan kembali ke kamarku." Aku berkata dengan pelan, dan setelah tersenyum sopan, aku pergi.
"Nona Christine, saya ini bukan tipe orang tua yang suka bertele-tele, anakku Yoga ini sudah benar-benar jatuh cinta padamu, kita sebagai orang tuanya hanya bisa mencoba menerimamu." Mama Yoga berkata dengan suara lembut.
Aku menghentikan langkah kakiku, diam tak bergeming disana beberapa detik, perlahan berjalan menuju ke kamar rawat inap, tidak disangka, ternyata Cynthia sedang duduk di sebelah ranjang tidurku, sedang mengobrol dengan pasien perempuan yang dirawat di sebelahku, cewek itu terlihat santai.
Namun begitu dia melihatku masuk, sinar matanya langsung sirna, lalu bangkit berdiri.
Tidak tahu apa alasannya, setiap kali aku melihatnya, dia seperti sedang ketakutan tanpa sebab, Cynthia melihat ke arahku dengan pandangan setajam elang dan senyum dinginnya membuatku panik.
Aku tidak tahu dari mana dia tahu aku dirawat disini? Jangan-jangan nenek Jonathan yang memberitahunya. Malam itu, ketika dia melihatku, keterkejutannya bercampur dengan perasaan jijik.
Aku maju perlahan, mengatupkan erat-erat kedua bibirku, lalu bertanya dengan samar: "Apa kabar Nona Cynthia?"
"Tidak baik." Dia menjawab dengan dingin, "Setelah melihatmu mengingkari janji dan kembali ke kota F, aku merasa ada sesuatu yang tidak benar. Sebenarnya apa karena kata-kataku yang kurang berbobot, atau Nona Christine yang merasa uang yang aku berikan masih kurang?"
"Aku akan mengembalikan uangmu." Jawabku, jelas terlihat tatapan mengejek dari mata Cynthia.
"Kamu kira dengan mengembalikan uang saja sudah cukup?" Cynthia bertanya dengan nada mengancam.
Aku terdiam, aku seakan bisa merasakan bola mataku mau lepas karena terlalu lama menunduk, "Lalu apa yang kamu mau?"
"Tidak meminta apa-apa darimu, aku hanya ingin memberitahumu, aku dan Kak Jonathan natal bulan depan akan melaksanakan pertunangan, ketika dia bertemu denganmu, apa dia sudah mengatakan padamu?" Cynthia datang hanya untuk menyakitiku.
Hatiku terasa tercabik, memang benar Jonathan belum memberitahuku, aku sekarang tidak tahu lagi harus mendengarkan siapa.
"Nona Christine, dalam hidup ini kecantikan seseorang diukur dari cara dia membawa diri, kamu terlalu tidak tahu malu mengganggu hubungan orang lain, kalau aku mau berkata jujur, perempuan seperti kamu yang ingin menikah dengan konglomerat, hanya ingin mendapatkan uang saja, uang 2 Milyar tidak bisa membeli hatimu yang busuk itu, sepertinya kamu sangat tamak sekali."
Cynthia berjalan ke sebelahku, wajahnya mendekat, aku bisa merasakan tarikan nafasnya yang dalam, lalu dia menggelengkan kepala dengan jijik, "Bau kemiskinan."
Aku hanya terdiam berdiri di sana, bagaimana cara Cynthia menyerang aku, aku tahu, perempuan kaya yang berpendidikan tinggi seperti dia, dari lahir sudah merasa dirinya hebat.
Aku tidak ingin menjawab ucapannya, karena kalau aku menjawab, masalah ini akan semakin panjang, aku menahan diri, asal tidak bertengkar dengannya, biarkan dia bertengkar dengan dirinya sendiri.
Benar saja, diamku membuat Cynthia menjadi makin kesal, agar tidak terdengar oleh orang lain, dia memelankan suara dan berkata di telingaku, "Aku bisa tidak memaksamu keluar dari kota F, tapi kamu harus dalam waktu sesingkat mungkin menikahi orang lain, kamu harus melaksanakan pernikahanmu itu sebelum natal tiba, kalau kamu tidak bersedia, aku akan membuat keluargamu menderita."
Aku kembali merasakan cubitan di bagian perutku, aku membalikkan kepala, sambil menahan sakit bertanya, "Apa kamu harus seperti ini memaksakan kehendakmu pada orang lain? Jonathan sama sekali tidak menyukaimu."
"Tidak suka terus kenapa, dia bisa apa, aku sudah mencintainya sekian lama, semisal hanya tubuhnya saja yang bisa kudapat, aku juga rela." Cynthia dengan pandangan sinisnya menjawab.
Aku menertawakannya, "Kamu ternyata cuma bisa trik busuk ini."
"Aku punya uang, aku bisa melakukan apapun." Cynthia tertawa dengan penuh kesombongan/
Tidak salah, keluargamu memang sangat kaya, aku memang tidak bisa menandingi kalian yang berlimang harta, aku sudah keguguran, kalau aku benar-benar jahat, aku bisa saja memutuskan ikatanku dengan Jonathan.
Tapi aku tidak tega melakukan hal itu, aku tahu dalam hati yang paling dalam, masih mencintai Jonathan. Mencintainya, tapi harus melepasnya, aku tidak sanggup melakukannya.
Harapanku satu-satunya adalah, Christoper berhenti berjudi, kalau dia berhenti berjudi, dia tidak akan terjerat hutang, aku tidak ingin mengorbankan kebahagianku lagi untuknya, aku sangat ingin berada di sisi Jonathan.
Aku mungkin tidak pernah mendapat berkat, menemui banyak sekali rintangan dalam hidup, aku hanya ingin berada di sisinya, mungkin juga permintaanku ini yang terlalu susah.
Cynthia sudah melangkah pergi, dia berkata akan memberiku waktu satu minggu, kalau aku masih saja tidak menemukan orang yang mau menikahiku, dia punya cara untuk menikahkanku dengan paksa. Aku tidak percaya dia bisa melakukan itu.
Aku menelepon Christoper, mengingatkannya untuk tidak lagi berjudi, kalau tidak aku akan berhenti mengurusnya, kali ini aku akan benar-benar menutup mata.
Selain itu, aku sudah menyiapkan uangnya, uang 1 MIlyar di tabungan, tidak akan aku sentuh, 1 MIlyar lagi, aku berencana akan meminjam dari Jonathan, ketika sudah cukup uangnya, akan kukembalikan pada Cynthia.
Aku tidak percaya Cynthia memiliki kemampuan sebesar itu untuk membuatku bertekuk lutut padanya dengan sukarela.
Setelah kira-kira tiga hari dirawat di rumah sakit, di hari dimana aku diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Jonathan datang menjemputku, aku memintanya menungguku di bawah, kemudian aku pergi menjenguk Yoga, yang sudah sadar setelah tertidur dua hari.
Aku baru saja berjalan memasuki kamarnya, senyum lebar sudah merekah dari ujung bibirnya.
"Christine, aku kira aku tidak akan bisa melihatmu lagi selamanya." Yoga dengan semangat menarik tanganku.
Aku tertawa dengan canggung, melihat papa mamanya berdiri di sebelahnya.
"Orang baik memang punya karma yang baik juga, gendut, kamu orang yang sangat beruntung." Aku menepuk-nepuk tangannya, berusaha melepaskan genggamannya, setelah melihat dia tidak apa-apa, aku lega, Jonathan masih menungguku di bawah, aku hanya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini.
"Nona Christine, kamu temani Yoga dulu ya?" Mama Yoga bertanya sambil tersenyum, lalu menarik suaminya untuk keluar meninggalkan kamar, seakan ingin memberi mereka berdua keleluasaan.
"Ndut, sepertinya papa mamamu sudah salah paham mengenai hubungan kita, tunggu kamu sudah membaik, sebaiknya kamu jelaskan baik-baik ke mereka ya?" Nada suaraku sangat datar, aku tidak berani memarahinya, dia baru saja sadar dari kecelakaan mobil, tidak boleh mendengar suara yang terlalu keras.
Yoga begitu mendengar perkataanku, senyumnya langsung hilang, wajah yang berbinar tadi berubah menjadi masam, "Sebegitu tidak pentingnya aku di hatimu, begitu bertemu denganku kamu langsung mau memutus hubungan denganku?"
Aku menggelengkan kepala, "Bukan begitu, selamanya kita teman."
"Aku sudah sering tanpa malu memohon padamu untuk diberi kesempatan menyandingmu, kenapa kamu tidak bisa melihat ketulusan hatiku?" Yoga sedikit antusias, bergerak sedikit saja membuat luka-luka di sekujur tubuhnya kembali sakit.
Aku sadar aku sudah terlalu dingin terhadapnya, nanti setelah dia membaik, baru membicarakan hal ini juga tidak apa-apa, tapi kenapa aku harus membahasnya sekarang.
"Kamu tenang dulu." Aku menenangkannya.
"Christine, beritahu aku, aku harus berubah seperti apa agar kamu bisa menyukai aku?" Yoga berkata dengan penuh kerendahan hati, mengingatkanku akan sikapku ketika berhadapan dengan Cynthia.
Seorang pria bermartabat seperti dia, di depanku, berkata seperti ini, sekejam apapun aku juga tidak sanggup bersikap dingin terhadapnya saat ini.
"Nanti tunggu kamu membaik, aku akan memberitahumu, aku suka kamu yang seperti apa, oke?" Aku mengalihkan pembicaraan, begitu mendengar kata-kataku itu, Yoga kembali tersenyum dan mengangguk.
"Oke, aku akan sesegera mungkin sembuh."
Aku dengan berat hati menatapnya, memaksakan senyuman berkata padanya, "Kalau tidak ada apa-apa lagi, aku pulang dulu."
"Tinggal dulu disini menemaniku." Yoga memohon sambil menatapku, tangan besarnya meraih tangan kecilku.
Aku bangkit berdiri, dengan berat hati kembali menatapnya, "Ndut, kamu istirahat baik-baik, beberapa hari ini aku juga sangat lelah, aku butuh istirahat."
Yoga menerima kata-kataku, dia mengangguk, "Baiklah, kamu baik-baik jaga diri."
Aku menarik kembali tanganku, lalu berjalan pergi meninggalkan ruang rawat, bertemu dengan papa mama Yoga yang berdiri di luar ruang rawat, memberi mereka senyuman yang ramah, lalu masuk lift dan turun.
Mobil Jonathan terparkir di bawah bayang-bayang pohon, aku maju mendekatinya, membuka pintu, lalu masuk ke dalam mobil.
Dia menyetir, pelan-pelan menjauh dari rumah sakit.
"Bagaimana keadaan Yoga?" Dia bertanya sambil terus melihat ke arah depan.
"Sudah jauh lebih baik." Aku menjawab dengan singkat, seketika setelah menjawabnya, kesunyian menyelimuti seluruh mobil, sebuah kesenyapan yang canggung, diam-diam aku melirik Jonathan, aku berpikir, bagaimana aku menyampaikan aku ingin meminjam uang darinya.
Setelah terdiam cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk memecah keheningan dengan bertanya kepadanya, "Jonathan, apa aku boleh meminjam uang 1 MIlyar?"
"Untuk apa, mau jual diri?" Jonathan mengernyitkan alis sambil melihatku.
"Iya, menurutmu, lebih baik jual diri dengan cara satuan atau jual per kilogram saja?" Aku menanggapinya dengan candaan.
Dia memandangku sejenak, melihatku dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu menggelengkan kepalanya, "Kalau dijual per kilogram rugi, kamu terlalu kurus, lebih baik jual satuan saja."
"Baiklah, 1 Milyar, aku jual ke kamu." Aku menggigit lembut bibirku dan tertawa kecil.
"Serius?" Wajah Jonathan penuh harap melihatku, "Kalau sudah aku beli, akan kumiliki seumur hidup."
Aku menganggukkan kepala, "Seumur hidup."
"Baiklah, silahkan tanda tangan kontrak dulu." Selesai berkata demikian, Jonathan menarik tanganku, dan mengecupnya dengan lembut, lalu berkata, "1 Milyar untuk membeli barang sebesar ini... Menguntungkan.."
"Barang?" Aku menahan tawa, dengan nada bercanda bertanya padanya, "Coba katakan sekali lagi, aku ini apa?"
"Tidak ada siaran ulang." Jonathan tersenyum nakal.
Kalau saja dia tidak sedang menyetir, aku akan mengganggunya.
Jonathan mengantarku ke rumah orang tuaku, setelah turun dari mobil, dia mengantarku masuk, saat mamaku melihat Jonathan, matanya terbelalak, karena ketampanannya.
Setelah Jonathan menyapa mamaku, dia pergi, sebelum meninggalkanku, dia mengecup keningku, mamaku bengong melihatnya.
Begitu dia pergi, mama menarikku lalu bertanya, "Siapa itu?"
"Ma, apa lagi yang mama mau?" Aku mengernyitkan alis bertanya.
"Mama sedang berpikir, ketika mama masih muda dulu kenapa laki-laki tampan tidak sebanyak sekarang, kenapa hanya ada papamu saja?" Begitu mama selesai berbicara, aku langsung tertawa terbahak-bahak.
"Sekarang papa sedang berbaring, untung saja dia tidak mendengar perkataan mama tadi, kalau dia dengar... pasti akan ramai." Aku memandang mama dengan penuh arti, mama malah berkata dengan lantang, "Kalau papamu ada di sini, aku akan tetap berkata seperti ini, aku ini seperti sekuntum bunga cantik yang jatuh di kotoran sapi seperti papamu itu."
Di rumah beberapa hari, Jonathan datang mengunjungiku setiap hari, mama tidak henti-hentinya memberiku kuliah tentang bagaimana seorang wanita baik harus bersikap. Masih menyinggung mengenai kakak ipar yang kurus dan pendek, yang sampai sekarang belum juga hamil.
Aku tahu sebenarnya mama ingin segera menimang cucu.
Tengah malam, ketika aku sedang tertidur dengan nyenyak, mama tiba-tiba membuka pintu kamarku, tubuhnya gemetar, pandangan matanya bingung, "Christine, ada masalah!"
Aku beranjak dari kasur, mengusap mataku, menatap bayangan kurus tubuh mama yang berdiri di dekat pintu, lalu dengan bingung bertanya, "Ada masalah apa?"
"Kakakmu ada masalah."
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineEverything i know about love
Shinta CharityThat Night
Star AngelPergilah Suamiku
DanisHabis Cerai Nikah Lagi
GibranBeautiful Lady
ElsaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu×
- Bab 1 Malam Yang Menyedihkan
- Bab 2 Sawah Yang Kering Ada Orang Yang Menyirami
- Bab 3 Istri dan Mertua Tidak Akur
- Bab 4 Kekasih Ardy
- Bab 5 Wanita Yang Paling Bodoh
- Bab 6 Konflik
- Bab 7 Aku Tidak Suka Dimanfaatkan Orang
- Bab 8 Bercerai
- Bab 9 Mogok Makan
- Bab 10 Membuat Kesepakatan
- Bab 11 Bercerai Tanpa Mendapatkan Harta Sama Sekali
- Bab 12 Mengenang Kembali
- Bab 13 Pesta
- Bab 14 Dia Pacarku
- Bab 15 Menantang
- Bab 16 Aroma Tubuh Laki-Laki Lain
- Bab 17 Hamil
- Bab 18 Tertekan
- Bab 19 Makan Aku Saja Kalau Masih Lapar
- Bab 20 Wanita Yang Tidak Berpendidikan
- Bab 21 Aku Mau Anak Ini
- Bab 22 Tiba-Tiba Kembali
- Bab 23 Tidak Boleh Melakukan Saat Hamil
- Bab 24 Anggap Aku Pinjam Darimu
- Bab 25 Cinta Yang Abnormal
- Bab 26 Wanita Jahat
- Bab 27 Berikan Aku Kesempatan Untuk Menjagamu
- Bab 28 Menolak Tanpa Perasaan
- Bab 29 Tidak Bisa Memilikinya
- Bab 30 Bagaimana Caranya Agar Kamu Bisa Menerima Cintaku
- Bab 31 Kecelakaan Mobil
- Bab 32 Jual diri
- Bab 33 Konspirasi Mengerikan
- Bab 34 Melamar
- Bab 35 Perpisahan
- Bab 36 Kebenaran yang Pahit
- Bab 37 Mempermainkan Pria
- Bab 38 Kamu Menikahiku
- Bab 39 Baiklah, Aku Mengalah Padamu
- Bab 40 Martabat seorang pria
- Bab 41 Menahan Ejekan
- Bab 42 Pertunjukan Pertama
- Bab 43 Kamu Sangat Cantik
- Bab 44 Sulit Membaca Hati Manusia
- Bab 45 Makan Malam
- Bab 46 Wanita asing
- Bab 47 Kami Sudah Menikah
- Bab 48 Laki-laki Aneh
- Bab 49 Bunuh diri
- Bab 50 Terkurung
- Bab 51 Menyerahlah
- Bab 52 Perlakukan Aku Dengan Baik Seumur Hidupmu
- Bab 53 Pembicaraan Tentang Masa Depan Satu Sama Lain
- Bab 54 Air Mata yang Terlalu Banyak
- Bab 55 Hanya yang Memenggal Bisnis yang Bisa Bertarung
- Bab 56 Penyesalanmu Sudah Terlambat
- Bab 57 Nenek Meninggal
- Bab 58 Kelahiran Anak
- Bab 59 Mencintainya Maka Meninggalkannya
- Bab 60 Tak Sanggup Lagi
- Bab 61 Waktu Tiga Tahun
- Bab 62 Jangan Sentuh Teman Sekamarku
- Bab 63 Brutal dan Berdarah Dingin
- Bab 64 Model Rambut Baru Sangat Jelek
- Bab 65 Bagaimana Membuatnya Senang
- Bab 66 Menarilah di Hadapanku
- Bab 67 Masih Istrinya
- Bab 68 Bertemu Anakku
- Bab 69 Karma
- Bab 70 Tidak Meninggalkanmu
- Bab 71 Menanyakan Masalah Lama dan Baru Bersamaan
- Bab 72 Terluka
- Bab 73 Plagiarisme
- Bab 74 Jika Ingin Uang, Bukalah Harga
- Bab 75 Mati Tersiksa
- Bab 76 Pria pujaanku
- Bab 77 Membagi harta
- Bab 78 Memaksanya mengatakan kebenaran
- Bab 79 Aku jahat, aku tidak baik hati
- Bab 80 Kamu lebih membutuhkanku
- Bab 81 Wanita yang kasihan (1)
- Bab 81 Wanita yang kasihan (2)
- Bab 82 Siapa yang menopause (1)
- Bab 82 Siapa yang menopause (2)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (1)
- Bab 83 Aku tidak ingin menjadi pengganti (2)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (1)
- Bab 84 Mendapatkan keuntungan besar (2)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (1)
- Bab 85 Menghancurkan reputasi (2)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (1)
- Bab 86 Tertawa Di Atas Penderitaan Orang Lain (2)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (1)
- Bab 87 Melahirkan Semakin Banyak Anak Semakin Banyak Berkah (2)
- Bab 88 Menaruh Obat (1)
- Bab 88 Menaruh Obat (2)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (1)
- Bab 89 Konspirator Terbesar (2)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (1)
- Bab 90 Mati Menggantikanku (2)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (1)
- Bab 91 Adakan Pernikahan (2)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (1)
- Bab 92 Dimanfaatkan Oleh Orang Lain (2)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (1)
- Bab 93 Satu Anak Lain Dari Keluarga Yi (2)
- Bab 94 Semua Kenyataan (1)
- Bab 94 Semua Kenyataan (2)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (1)
- Bab 95 Apa Lagi Yang Kamu Sembunyikan Dariku (2)
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat
- Bab 96 Aku adalah barang duplikat (2)
- Bab 97 Sengaja mempermainkan orang (1)
- Bab 97. Sengaja mempermainkan orang (2)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (1)
- Bab 98 Lelaki Baik, Perempuan Jahat (2)
- Bab 99. Keluar (1)
- Bab 99. Keluar (2)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (1)
- Bab 100. Penghargaan Ibu Rumah Tangga Paling Besar Hati (2)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (1)
- BAB 101 Aku Sangat Pelit (2)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (1)
- BAB 102 Selain Membuat Kamu Marah, Apakah Aku Tidak Ada Kelebihan (2)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (1)
- BAB 103 Pelakor Yang Dicari (2)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (1)
- BAB 104 Cukup Memberi Kamu Muka (2)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (1)
- BAB 105 Kamu Mengapa Begitu Ganteng (2)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (1)
- BAB 106 Tuhan Tidak Memberikannya Hati Berbelas Kasih (2)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (1)
- BAB 107 Cinta Lama Bersatu Kembali (2)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (1)
- BAB 108 Apa Kamu Pernah Mengkhianati Aku (2)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (1)
- BAB 109 Apa Layak Bernilai Sepuluh Juta Yuan (2)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (1)
- BAB 110 Apa Kamu Sudah Pergi Pemeriksaan Ulang? (2)
- Bab 111 Hobi Khusus (1)
- Bab 111 Hobi Khusus (2)
- Bab 112 Berhati Lembut (1)
- Bab 112 Berhati Lembut (2)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (1)
- Bab 113 Mulutmu Cukup Manis (2)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (1)
- Bab 114 Apa Kamu Hamil Lagi (2)
- Bab 115 Pertengkaran (1)
- Bab 115 Pertengkaran (2)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (1)
- Bab 116 Buktikan Seberapa Murninya (2)
- Bab 117 Bernice Hilang (1)
- Bab 17 Bernice Hilang (2)
- Bab 118 Wanita Licik (1)
- Bab 118 Wanita Licik (2)
- Bab 119 Pria Itu Butuh Dirayu (1)
- Bab 119 Pria Butuh Dibujuk (2)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (1)
- Bab 120 Mengapa Kamu Begitu Beruntung (2)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol (1)
- Bab 121 Kita Benar-Benar Harus Mengobrol
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (1)
- Bab 122 Dengan Mudah Berkata Cerai (2)
- Bab 123 Siapa yang Cantik (1)
- Bab 123 Siapa Lebih Tampan (2)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (1)
- Bab 124 Kalau Tidak Tertabrak Tidak Akan Menyerah (2)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (1)
- Bab 125 Berterima Kasih Atas Jasamu yang Tidak Mau (2)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (1)
- Bab 126 Pulang Ke Rumah Menjadi Wanita Rumahan (2)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (1)
- Bab 127 Wanita Dengan Logika Yang Berantakan (2)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (1)
- Bab 128 Serpihan Ingatan (2)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (1)
- Bab 129 Antar Aku Pulang (2)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (1)
- Bab 130 Jika Memotong Rambut, Muka Akan Terlihat Besar (2)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (1)
- Bab 131 Berapa Banyak Beban Yang Kamu Tanggung (2)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (1)
- Bab 132 Ingatanku Sudah Kembali (2)
- Bab 133 Membantumu (1)
- Bab 133 Membantumu (2)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (1)
- Bab 134 Kamu Panik, Artinya Kamu Merasa Bersalah (2)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (1)
- Bab 135 Apa Kamu Pacaran (2)
- Bab 136 Kembali Single (1)
- Bab 136 Kembali Single (2)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (1)
- Bab 137 Namamu Adalah Mantan Suami (2)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (1)
- Bab 138 Apa Aku Boleh Kembali Ke Rumah Keluarga Mo (2)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (1)
- Bab 139 Aku yang terbodoh (2)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (1)
- Bab 140 Kamu selalu dapat membuat penilaian yang akurat (2)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (1)
- Bab 141 Wanita yang kelihatannya tidak berbahaya (2)
- Bab 142 Kesedihan yang dalam (1)
- 142 Kesedihan yang dalam (2)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut pada diriku (1)
- Bab 143 Kamu sepertinya takut padaku (2)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (1)
- Bab 144 Aku akan berteriak jika kamu begini (2)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(1)
- Bab 145 Aku ingin dia membuktikannya secara langsung(2)
- Bab 146 Jangan Menikah Lagi Untuk Ketiga Kalinya
- Bab 147 Siaran Langsung
- Bab 148 Apa Kedepannya Kamu Akan Mendengar Perkataanku
- Bab 149 Aku Lebih Baik Lanjut Tidak Tahu Malu Saja
- Bab 150 Yang Aku Pedulikan Adalah Hatimu
- Bab 151 Menyimpan Rahasia
- Bab 152 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 153 Hukuman Berdiri Menghadap Dinding
- Bab 154. Ingin Melihatmu Untuk Terakhir Kalinya
- Bab 155. Perempuan Tidak Berotak Sangat Menyebalkan
- Bab 156 Kepergian Jonathan
- Bab 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 158 Menarik Spanduk Menyambut Anda
- BAB 157 Perempuan Yang Paling Tidak Tau Malu
- Bab 160 Menikah Kembalilah Denganku
- Bab 161 Seorang Wanita Yang Menyedihkan
- Bab 162 Wanita Melakukan Begitu Banyak Hal Untuk Apa
- Bab 163 Menyuruh Frederik Ouyang Datang Memohon Aku
- Bab 164 Marga Aku Mo, Jadi Beraneh-aneh Saja
- Bab 165 Aku Tidak Ada Perasaan Aman
- Bab 166 Siklus Karma
- Bab 167 Suamiku terlihat tampan saat meninju orang
- Bab 168 Hanya Sebagai Alat
- Bab 169 Hukuman atas keributan
- Bab 170 Apakah kamu mengharapkan akhir seperti Ini?
- Bab 171 Sifat Kejam Manusia
- Bab 172 Melihat Matahari Terbit Untuk Terakhir Kali
- Bab 173 Riwayatku Berakhir Hari Ini
- Bab 174 Aku Akan Bela Keadilan Untukmu
- Bab 175 Terang-terangan Menginginkanmu
- Bab 176 Ikut Campur
- Bab 177 Sekretaris Pria yang Lebih Cantik dari Perempuan
- Bab 178 Sebenarnya Siapa yang Berbohong
- Bab 179 Terkenal Mendadak
- Bab 180 Kamu Paling Cocok Menjadi Istri CEO
- Bab 181 Teman Kantor Yang Tidak Masuk Akal
- Bab 182 Pria kaya selalu playboy
- Bab 183 Kejagoan menjilatnya bagus
- Bab 184 Melakukan siasat senjata makan tuan
- Bab 185 Acara Persahabatan
- Bab 186 Berbaliklah dan kamu bisa melihatku
- Bab 187 Dipecat
- Bab 188 Kamu juga bukan orang yang baik
- Bab 189 Merebut Karyawan
- Bab 190 Acara tahunan perusahaan
- Bab 191 Aku Ingin Berdansa Denganmu, Apa Kamu Bersedia?
- Bab 192 Kata-Kata Itu Tidak Menyakiti Aku
- Bab 193 Kamu Adalah Orang Gila
- Bab 194 Ada Yang Suka Padamu
- Bab 195 Ayo Kita Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 196 Hubungan yang rumit
- Bab 197 Saat olahraga pagi tenang sedikit
- Bab 198 Memperkenalkan pacar untukmu
- Bab 199 Berjalan-jalan romantis di malam musim dingin
- Bab 200 Kehabisan kata-kata menghadapi keluarga ini
- Bab 201 Alat Keamanan Diri
- Bab 202 Dendam apakah kamu terhadapku
- Bab 203 Bella, bangunlah
- Bab 204 Ketulusan hati mendatangkan keajaiban
- Bab 205 Wanita yang kasar
- Bab 206 Percaya Dengan Keajaiban
- Bab 207 Selamanya Mengabaikanmu
- Bab 208 Kamu Sudah Takut
- Bab 209 Saya Hanya Akan Memiliki Dua Anak Perempuan Seumur Hidup
- Bab 210 Tolong Bantu Aku Pulihkan Penglihatan
- Bab 211 Aku ingin bertemu dengan Jonathan sebelum aku menjalankan operasi
- Bab 212 Aku belum pernah melihat wanita sekejam dia
- Bab 213 Mengusir kamu dari rumah ini
- Bab 214 Biarkan diriku ikut lenyap juga
- Bab 215 Orang yang berpura-pura baik
- Bab 216 Bisa-bisanya Datang Meminta Uang Dengan Tidak Tahu Malu
- Bab 217 Kamu Jangan Sembarangan Bicara
- Bab 218 Aku Masih Belum Cukup Tidur
- Bab 219 Lamaran Yang Romantis
- Bab 220 Jangan Bercanda Lagi
- Bab 221 Ending (1)
- Bab 221 Ending (2)