Waiting For Love - Chapter 85 Jangan-jangan Kamu Tidak Pernah Berpikir Untuk Membalas Hutang Budimu Padaku (1)

Bagaimana kalau dirinya sudah mencurahkan hati dan raganya, tetapi bagi pria itu dirinya hanya sebuah permainan belaka, dan jika permainan itu telah berakhir, bagaimana dia bisa membebaskan dirinya!

Clarice Lu menghela napasnya, dengan perlahan melepaskan jas pria itu dari tubuhnya, meletakkannya pada sandaran tangan sofa disebelahnya, dia tidak bisa terus-menerus berkomplot dan membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan dan kasih sayang pria itu.

Pria ini, bukanlah miliknya.

Elsa Mo lebih kurang dapat menebak pikiran Clarice Lu, dia menepuk-nepuk Pundak wanita itu dengan perlahan, berkata, “Pasti lelah kan, pergi mandi saja dulu. Hari ini memang hari yang sulit.”

Clarice Lu masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi, dirinya semakin lelah setelah selesai mandi. Kemudian, dia terbaring lelah diatas tempat tidurnya, tetapi sangat sulit untuk tertidur. Kelopak matanya benar-benar terasa berat, tetapi dengan anehnya, otaknya masih terus bekerja, tanpa merasa lelah sedikitpun.

Pikirannya dipenuhi oleh sosok Lewis Tang, disela-sela napasnya, dia bagaikan seperti menghirup aroma khas pria itu, membuat dirinya merasa tercekat.

Berbaring diatas tempat tidur itu, Clarice Lu justru merasa menderita, dia memilih untuk keluar dari selimutnya, bangun, berjalan keluar dari kamar itu menuju balkon diluar jendelanya.

Angin malam itu dingin menusuk tulang, kedua lengannya memeluk dirinya tanpa disadari, bersandar di atas pagar balkon, tatapannya terpaku, memandangi cakrawala yang luas.

Suara bising disiang hari tenggelam dalam keheningan waktu itu. Malam itu sunyi, hanya satu dua buah bintang menemani.

Namun sebaliknya, suasana hati Clarice Lu masih berkecamuk, Pada akhirnya, Lewis Tang telah mengombang-ambingkan perasaannya.

Karena dirinya yang terjaga hampir semalaman itu, keesokan paginya Clarice Lu bangun dengan sepasang mata berlingkaran hitam, membuat Elsa Mo terkejut.

“Orang yang tidak tahu mungkin akan berfikir kalau dirimu terjaga semalaman melakukan hal nakal dengan seorang pria.”

Perkataan asal Elsa Mo di pagi hari itu membuat Clarice Lu menatapnya kesal, lalu tanpa memperdulikan wanita itu, dia berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah mandi, mengenakan makeup, krim foundation yang tebal itu hampir tidak bisa menutupi lingkaran hitam matanya yang mengejutkan orang itu, dirinya yang sekarang sudah bisa dikatakan siap untuk bertemu orang-orang.

“Kamu hari ini tidak memberikan pengumuman?” Clarice Lu berdiri dilorong dekat pintu masuk mengganti sepatunya, Elsa Mo masih berbaring di atas sofa ruang tamu dengan masker kecantikan di wajahnya.

“Pekerjaan dimulai disiang hari.” Sudut bibir Elsa Mo tidak bergerak sikitpun karena takut masker di wajahnya itu akan berkerut, suaranya terdengar sangat aneh.

“Kalau begitu aku berangkat duluan ke kantor.” Satu tangan Clarice Lu memeganggi tasnya, dan tangan yang lainnya membantunya mengenakan sepatu hak tingginya, dengan terburu-buru dirinya berangkat pergi.

Seperti biasa, lalu lintas Kota B selalu penuh dengan kemacetan, terlebih lagi dijam-jam sibuk berangkat kerja itu, dirinya malah harus bertemu dengan kecelakaan mobil yang memblokir jalan utama itu, tiga setengah kilometer jalan itu, mengalami macet total selama satu jam, sampai-sampai Clarice Lu kehilangan semua kemarahannya.

Jika yang ditemuinya dijalan itu disebut kepenatan lalu lintas, maka Clarice Lu yang telah sampai di perusahaan dan bertemu Jasmine Man yang telah duduk dikantornya menunggunya itu disebut kepenatan hati.

“CEO Lu.” Baru saja Asisten James ingin menjelaskan, dirinya langsung disela oleh Clarice Lu.

“Kamu tunggu dulu diluar, aku akan memanggil jika membutuhkanmu.” Clarice Lu memberikan perintah dengan tenang. Sebernarnya dirinya cukup mengerti James. Dan lagi Jasmine Man yang sekarang sudah memiliki status yang berbeda dengan anak yang dimilikinya, James kalau ingin menahan orang juga harus memperhatikan statusnya sendiri.

“Kak Clarice.” Jasmine Man dengan penuh sopan santun menyapa, sambil berdiri dari sofa.

“Tidak perlu sesungkan itu dengan memanggilku ‘Kak Clarice’. Duduk saja, tidak perlu berdiri, aku tidak akan sanggup untuk bertanggung jawab apabila ada sesuatu yang terjadi dengan kandunganmu.” Perkataan itu diucapkan dengan nada datar oleh Clarice Lu, sambil duduk diatas kursinya dibalik meja kantor yang besar itu, dirinya menyalakan komputer dihadapannya, tanpa sedikitpun melirik ke arah wanita itu.

Jasmine Man sadar dirinya tidak akan disambut, tetapi karena dirinya telah datang, apa yang ingin dia sampaikan, masih harus dia sampaikan.

“Kak Clarice, aku tahu dirimu tidak menyambut kedatanganku, tetapi aku masih ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padamu, setelah selesai aku akan langsung pergi.” Jasmine Man berjalan kehadapan Clarice Lu.

Disaat inilah Clarice Lu baru menaikkan kepalanya menghadap wanita itu, mereka yang sedang hamil selalu tidak terlihat cantik, dan tidak terkecuali Jasmine Man. Tubuhnya terlihat berat, tangannya yang satu sedang memapah pinggangnya, dan tangan yang satunya lagi sedang memegangi perutnya, penampilannya terlihat bodoh dan konyol.

“Katakan saja, seperti yang kamu ketahui, aku sangat sibuk.”

“Kak Clarice, di pesta perayaan kemarin malam, Vanessa Bai lah yang menyuruh orang untuk menyuruh orang mengutak-atik gaun malam mu.” Ucap Jasmine Man.

Mendengar selesai perkataan itu, ekspresi terkejut terpapar diwajah Clarice Lu. Yang membuatnya terkejut bukanlah mengenai Vanessa Bai yang menjadi hidung belang dari permasalahan itu, melainkan Jasmine Man yang tiba-tiba melaporkan Vanessa Bai, karena mereka adalah sahabat baik, jangan-jangan teman hanya dimaksudkan untuk dijual?

Setelah terkejut untuk beberapa saat, Clarice Lu kembali ke ekspresi tenangnya yang semula. “Kenapa kamu memberitahuku masalah ini? Bukankah dia sahabat baikmu?”

“Aku juga tidak ingin menjual Vanessa, tetapi kalau aku tidak mengatakan hal yang sebenarnya, kamu akan dengan mudahnya mencurigai diriku sebagai pelakunya. Aku tidak perlu menjadi kambing hitamnya.” Jasmine Man telah memperhitungkan semuanya dengan penuh hati-hati, dirinya tahu dengan jelas, dengan status dan kedudukan yang dimiliki oleh Vanessa Bai, meski tahu kebenarannya, Clarice Lu juga tidak mungkin berani memperlakukan wanita itu dengan semena-mena.

Dan lagi, yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Jasmine Man, bukanlah hal ini.

“Terima kasih sudah memberitahuku tentang semua ini, kalau tidak ada yang lain, dirimu boleh pergi sekarang.“ Clarice Lu juga tahu dengan jelas dirinya tidak mungkin bisa berbuat apa-apa terhadap Vanessa Bai, jadi, perkataan Jasmine Man itu, tidak berarti apa-apa baginya.

Clarice Lu mengembalikan pandangannya dan mulai merapihkan berkas-berkas didalam komputernya, tidak lagi menggubris kehadiran Jasmine Man.

Dia sebentar lagi masih harus menghadiri rapat rutin perusahaan, tidak memiliki banyak waktu untuk mendengarkan Jasmine Man berbicara ini dan itu.

Tetapi Jasmine Man masih belum selesai dengan pembicaraannya, sebelum Clarice Lu pergi, dirinya buru-buru berkata, “Vanessa tidak mungkin cemburu tanpa alasan, dulu, begitu banyak artis wanita yang digossipkan dengan CEO Tang, tetapi Vanessa tidak pernah memperdulikannya. Sangat jelas bahwa CEO Tang memperlakukan dirimu secara berbeda dari wanita lain. Kak Clarice, aku juga yakin kalau dirimu tidak mungkin tidak memiliki perasaan apapun terhadap CEO Tang kan?”

Clarice Lu sudah siap pergi dengan berkas didalam tangannya, mendengar selesai perkataan Jasmine Man itu, tanpa disadari langkahnya terhenti, ekspresi wajahnya berubah gelap.

Ternyata, inilah alasan sebenarnya Jasmine Man datang mencari dirinya, Clarice Lu tidak menyangka dirinya dapat mengisukan hubungannya sendiri, hubungannya dengan Lewis Tang. Ha, ternyata wanita itu memiliki pemikiran yang cukup cerdik, dirinya yang dulu benar-benar telah menganggap remeh wanita itu.

“Jasmine Man, apa maksud perkataanmu itu?”

“Kak Clarice, kamu jangan salah sangka dulu. Sebenarnya Vanessa Bai dan CEO Tang bukanlah pasangan yang cocok, jika tidak, sudah bertunangan selama ini, tidak mungkin terus mengundur tanggal pernikahan mereka. Kalau dirimu dan CEO Tang benar-benar saling mencintai, juga merupakan sebuah berita bagus, aku dan David juga ikut senang untukmu.” Jasmine Man berkata tanpa mengedipkan matanya.

Dirinya sudah tidak sabar untuk menyingkirkan Clarice Lu yang menjadi batu ganjalannya, baginya, kemana wanita itu harus pergi, tidaklah penting.

“Kalau begitu diriku harus berterima kasih atas ucapanmu itu.” Clarice Ye melihat Jasmine Man sambil tersenyum dingin.

“Mengenai hubunganku dengan David, aku terus merasa bersalah denganmu, sekarang dirimu telah memiliki CEO Tang, aku memiliki David, bisa dikatakan kita sudah memiliki yang kita inginkan. Lebih baik, dirimu dan David”

“Lebih baik aku dan David Luo mulai mengurus perceraian kita, membiarkan dia menjadi milikmu sepenuhnya, iya kan?” Tanpa menunggu Jasmine Man menyelesaikan perkataannya, Clarice Lu langsung menyela dan menyelesaikannya untuk wanita itu.

Dirinya sudah tidak memiliki hati lagi untuk pergi menghadiri rapat, berkas didalam tangannya itu dilemparnya begitu saja. Berkas yang terjatuh diatas meja itu mengeluarkan bunyi yang keras, tanpa disadari tubuh Jasmine Man bergetar, masih mendengar Clarice Lu menyambung perkataannya, “Bercerai, tentu saja, kalau David Luo setuju untuk pergi tanpa uang sepeserpun, aku akan segera menandatangi surat perceraian itu. Dirinya rela melepas segalanya untukmu, itu baru yang disebut dengan cinta sejati, tidakkah dirimu setuju?”

Jasmine Man menggigit erat bibirnya, perkataan Clarice Lu itu membuat wajahnya perlahan berubah pucat. “Tidak, ini semua tidak adil, Perusahaan Entertainment HU adalah hasil kerja keras David Luo, kenapa dirinya harus bercerai tanpa mendapatkan apapun?”

“Karena dirinya berselingkuh ketika statusnya masih menikah, dan karena dirinya yang sekarang bisa memiliki semua ini karena Keluarga Lu memberikan semuanya kepada dia, sekarang, aku ingin memiliki semuanya kembali, juga bukan sesuatu yang tidak masuk diakal.”

Kata-kata yang dilontarkan oleh Clarice Lu itu membuat Jasmine Man tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setelah hening beberapa saat, Jasmine Man memulai gerakan barunya, dirinya mulai berpura-pura lemah, berpura-pura terlihat menyedihkan.

“Kak Clarice, aku tahu dirimu selalu menganggap rendah diriku. Waktu itu, aku meninggalkan David, karena dia membuatku meninggalkan dirinya. Jika seorang pria sangat mencintai seorang wanita, bagaimana pria itu bisa tahan melihat wanita yang dicintainya mengikutinya dan ikut menjalani hidup yang susah. Kemudian, aku kembali, juga karena David memohonku untuk kembali kesisinya, karena dia berfikir kalau dirinya yang sekarang sudah bisa memberikanku hidup yang bahagia.”

Clarice Lu mendengar wanita dihadapannya itu menceritakan betapa dalam cinta yang dimiliki olehya dengan suaminya. Kalau dirinya yang dulu, Clarice Lu mungkin masih bisa merasakan sakit hati, tetapi detik itu, saat itu juga, selain tidak merasakan apa-apa, dirinya tidak merasakan perasaan lainnya.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu