Waiting For Love - Bab 223 Aku Tidak Ingin Melepaskanmu, Juga Tidak Mampu Melakukannya

"Bagaimana dengan sekarang, apakah tidak perlu merasa kesulitan? Memangnya mama kamu tidak lagi menentang kita untuk bersama?" Dia bertanya balik diiringi dengan senyuman yang menyindir.

Lewis Tang mengulurkan sepasang tangannya, menekan bahunya, sang pria dengan serius menatap mata sang wanita, bibirnya berlekuk dengan perlahan, memancarkan sebuah ekspresi kepahitan yang tiada habisnya.

"Sekarang, aku tidak peduli terhadap begitu banyak hal lagi. Clarice, aku hanya ingin menjagamu dengan baik, untuk seumur hidup."

"Kalau begitu, bukankah aku seharusnya berterima kasih terhadap perasaan CEO Tang yang begitu tulus?" Clarice Lu membalasnya dengan ucapan yang begitu sinis, di saat yang sama, juga mengulurkan tangan untuk mendorongnya, dan duduk di sofa.

Kedua orang itu terhanyut dalam sutuasi canggung sejenak, suasannya tidak begitu bagus, suasana hati Clarice Lu juga tidak baik, tapi tidak membuat keributan ataupun mengamuk. Lagipula, sang anak sedang tidur di sebelah, tetap merasa sedikit khawatir.

Setelah hening sesaat, Clarice Lu mulai menjadi tenang, tapi suaranya tetap sangat dingin, juga memancarkan rasa pahit. "Lewis, apakah kamu benar-benar berani meminang dan memasukkanku dalam keluarga kalian? Tidak takut mamamu akan mendapatkan pukulan yang besar lagi, dan membuatnya menghadapi kematian? Sebenarnya, kita berdua sudah tidak bisa kembali lagi dari dulu."

"Tidak ada yang tidak mungkin. Clarice, berikanlah aku sedikit waktu, aku mampu mengatasinya. Aku tidak ingin melepaskanmu, juga tidak mampu melakukannya." Perkataannya begitu tegas, tapi ketika dikatakan oleh Lewis Tang, dibalik suaranya terdapat sedikit nada ekspresi memohon.

Suara itu, bahkan membuat Clarice Lu menjadi curiga, apakah dirinya sedang berhalusinasi.

Tapi, tidak peduli apapun yang dikatakan oleh Lewis Tang, Clarice Lu tidak lagi ingin menaruh harapan apapun terhadap Lewis Tang. "Aku tidak mempercayaimu lagi. Lewis, kamu membutuhkan waktu, tapi aku tidak ingin menunggu lagi."

Ucapan telah dikatakan sampai tahap ini, telah memaksa hubungan mereka berdua berujung ke jalan buntu.

Lewis Tang mengepalkan tangannya, murung tidak mengatakan apapun.

Setelah sekali lagi keheningan sesaat berlalu, Clarice Lu berdiri, berjalan sampai ke pintu, mengulurkan tangan menarik pintu. "Waktu telah malam, sudah waktunya untuk aku beristirahat, tidak bisa terus melayanimu lagi, CEO Tang, silahkan."

Sang wanita telah mengeluarkan perintah mengusir, Lewis Tang juga tidak mungkin terus menetap. Sang pria berdiri dan berjalan sampai ke pintu, menatapnya dengan mendalam, pandangan ini sepertinya mengandung jutaan perkataan yang sulit diucapkan, tapi sang pria tetap tidak mengatakan apapun, dan pergi begitu saja seperti ini.

Waktu selama seminggu, seakan-akan lewat secepat kilat begitu saja.

Sangat cepat, akan segera tiba pada hari untuk pergi. Di dalam perjalanan menarik koper menuju bandara, Clarice Lu akhirnya menyadari, dirinya sepertinya masih belum mengabari Dyson, bahwa mereka akan segera tinggal di luar negeri.

Mobil melaju pesat di jalan menuju bandara, Dyson duduk di sampingnya, tetap begitu penurut dan diam, tidak berkata begitu banyak, juga tidak bertanya begitu banyak, tapi hal ini malah membuat Clarice Lu merasa sulit.

Di dalam perjalanan, dia telah menerima panggilan dari Lewis Tang.

Berdasarkan kemampuan dari Lewis Tang, asalkan berniat untuk mencarinya, pasti mampu untuk menemukan jadwal keberangkatan pesawat yang akan dinaikinya. Hanya saja, Clarice Lu tidak mampu menebak alasan mengapa dia menelponnya di saat seperti ini, apakah ingin menghentikan kepergiannya, ataupun ingin menyampaikan ucapan perpisahan untuk terakhir kalinya.

Clarice Lu mengangkat telponnya setelah merasa ragu sejenak.

"Apakah telah sampai di bandara?" Suara sang pria begitu rendah dan tenang, kedengarannya tidak ada perbedaan apapun dengan biasanya.

Clarice Lu memalingkan kepalanya, pandangan matanya pergi melihat pemandangan yang terus mundur ke belakang di luar jendela, menjawab dengan suara yang tenang sama seperti dia, "Masih di perjalanan."

"Aku ingat, kamu pernah bilang, ingin pergi ke Paris melihat The Eiffel Tower dan Seine River, pergi ke opera musik di Paris untuk mendengar sebuah musik yang asli, akhirnya sekarang telah mencapai impianmu." Sang pria mengatakan lagi, di balik suaranya, terkandung sebuah suara tawaan yang pahit.

Clarice Lu membungkam mulutnya rapat-rapat, tentu saja dia masih mengingat apa yang pernah dikatakannya. Pada saat itu, dirinya sedang berada di dalam pelukan sang pria, dengan nada bicara yang manja mengatakan ingin pergi ke Paris untuk berbulan madu, sang pria tersenyum dan mencubit hidungnya, menertawakannya tidak besikap malu.

Setiap memori masa lalu mereka, telah terpahat dalam otaknya, tidak pernah terlupakan. Tapi sekarang, walaupun dia memang sedang berada dalam perjalanan, tapi malah hanya pergi seorang diri, apakah ini termasuk telah mencapai impian? Clarice Lu hanya bisa tertawa pahit.

Clarice Lu terus diam saja, telpon kali ini, seakan-akan Lewis Tang sedang berkomunikasi satu arah, bagaikan sedang berbicara terhadap diri sendiri.

Dia bertanya, "Clarice, apakah kamu bisa memiliki kebahagiaan yang lebih banyak dengan pergi meninggalkanku?"

"Aku, aku tidak tahu." Clarice Lu merenungkannya dalam waktu yang cukup lama, tapi tetap tidak ada jawaban pasti.

Lewis Tang tertawa dengan suara yang sedikit serak, membalas, "Masih lumayan, kamu tidak mengatakan 'Bisa'."

Pada saat ini, mobil telah mengemudi memasuki kawasan bandara secara perlahan, di landasan kapal terbang yang nan jauh, sebuah kapal terbang telah lepas landas, terbang menuju awan.

Clarice Lu melihatnya dengan seksama, hatinya seketika mulai merasa seperti ada sesuatu yang hampa, seakan-akan hatinya telah dicangkul.

Clarice Lu dengan sekuat tenaga menahan perasaan hati yang kosong juga nyeri itu, dan berkata ke ponsel, "Lewis, setelah pergi ke luar negeri, aku akan mengganti nomor ponselku, untuk kedepannya, kita jangan saling berkomunikasi lagi."

Clarice Lu menunggu reaksinya setelah mengatakannya. Dia pernah memikirkan berbagai kemungkinan, tapi tidak pernah menyangka, sang pria hanya menjawab dengan singkat, "Hmm, baik."

Jelas-jelas merupakan seorang pria yang semalam masih mengatakan tidak akan melepaskan tangannya, tapi hari ini malah semudah itu setuju tidak akan berkomunikasi dengannya lagi.

Clarice Lu tidak tahu apakah sang pria yang berubah terlalu cepat, atau dirinya yang tidak mampu membiasakan diri dan mengikuti perubahannya.

Tapi, sebenarnya tidak ada yang buruk juga dari hal ini. Setidaknya mereka tidak perlu saling bertahan dengan kesulitan.

Setelah itu, Lewis Tang menyampaikan beberapa pesan tentang apa yang disukai dan apa yang tidak disukai Dyson, terutama terhadap hal bahwa sang anak alergi terhadap kacang.

Clarice Lu mendengar dengan seksama, juga tidak menyangkal. Sebenarnya, setelah hidup bersama dengan Dyson beberapa hari ini, dirinya telah mengerti sepenuhnya terhadap kebiasaan Dyson, tidak perlu peringatan dari Lewis Tang terhadap hal tentang Dyson alergi terhadap kacang, Clarice Lu telah mengetahui hal ini dari dulu, karena lelaki di keluarga Tang sama sekali tidak boleh memakan kacang.

Dan Clarice Lu malah tidak berniat untuk menutup panggilan, mungkin, dia memiliki keinginan pribadi, merasa rakus ingin lebih lama mendengar suara sang pria. Lagipula, setelah perpisahan ini, dengan jarak sejauh ujung dunia, tentu akan tidak memiliki kesempatan untuk bertemu lagi.

Keputusannya untuk pergi sangat tegas, tapi ketidakrelaannya juga tidak palsu.

Mobil telah dengan perlahan berhenti di depan gerbang bandara. Supir telah membuka pintu dan turun, lalu mengeluarkan koper Clarice Lu dari bagasi belakang. Clarice Lu tentu saja tidak boleh terus menetap di dalam mobil, maka dari itu, berkata terhadap Lewis Tang yang berada di pihak lain dari telpon, "Aku telah tiba di bandara, kalau tidak ada pernyataan yang ingin kamu sampaikan lagi, aku aka menutupnya."

Pihak telpon sana terdiam sesaat, lalu, berkata terhadap Clarice Lu, "Clarice, jagalah dirimu dengan baik."

"Baik." Clarice Lu menjawab.

Lalu, Lewis Tang berkata lagi, "Jaga diri baik-baik, sampai jumpa."

Lalu, menutupnya, dan hanya terdengar suara 'Tut tut' dari ponsel.

Setelah supir telah mengeluarkan koper dari mobil, berjalan ke samping dan membantu Clarice membuka pintu.

Clarice Lu menggendong Dyson untuk turun,salah satu tangannya menarik tangan Dyson yang kecil, tangannya yang satu lagi menarik koper yang sedikit berat, berjalan masuk ke dalam bandara.

Elsa Mo telah menunggu mereka dari awal di bandara, tentu saja, hanya ada Elsa Mo seorang. Dia dan Chris Lu bagaikan telah bertelepati, tidak akan pernah muncul secara bersamaan. Clarice Lu mendengar kabar dari kakak ipar Yue, bahwa dia pergi mengunjungi Angel, semua dilakukan saat Elsa Mo sedang istirahat.

"Aku telah membeli beberapa makanan untukmu dan Dyson." Elsa Mo menyerahkan kotak makanan di tangannya kepada Clarice Lu.

"Untuk apa membeli semua ini, di dalam pesawat akan disediakan makanan."

"Siapa yang menyuruhmu memakannya di pesawat, ini semua adalah makanan khas daerah, nantinya kalian tidak akan mampu memakannya lagi setelah sampai ke negara Perancis. "Elsa Mo menjawab, berusaha untuk tersenyum, dan menghapuskan kesedihan akan perpisahan.

Elsa Mo benar-benar tidak rela membiarkan Clarice Lu pergi begitu saja, dia tidak begitu memiliki banyak teman di kota B , dengan kepergian Clarice Lu ini, akan meninggalkannya seorang diri dan kesepian disini.

"Jika aku ingin memakan sesuatu, apakah kamu tidak bisa mengirimkannya melalui pengiriman udara. Lagipula, di Paris sana bukanlah tidak ada restoran China sama sekali, apakah kamu khawatir aku akan menganiaya diriku sendiri.

Setelah Clarice Lu mengatakannya, dia melihat sekilas jam tangan di pergelangan tangan, lalu menyerahkan koper dan Dyson kepada Elsa Mo, "Tolong bantu aku jaga Dyson sebentar, aku pergi mengambil tiket pesawat dulu."

Clarice Lu membawa tas kecilnya, dan pergi mengantri ke loket, setelah selesai mengambil tiket, waktunya sudah hampir tiba, dan mereka masih harus melalui serangkaian pemeriksaan.

"Aku sudah harus pergi." Clarice Lu kembali mengambil koper dari tangannya Elsa Mo, Dyson tetap terus berdiri di sampingnya, tidak berbicara, sama sekali tidak merasakan keberadaannya.

Elsa Mo menganggukkan kepala, terus mengantarkan kepergian mereka sampai ke perbatasan pemeriksaan, dan tidak mengatakan perkataan yang menyedihkan. Dia juga tidak ingin membuat suasana menjadi begitu sedih, menjadi seakan-akan tidak akan bertemu lagi seumur hidup.

Clarice Lu menarik tangan Dyson dan berbaris di paling belakang, melihat Elsa Mo, berkata setelah merasa ragu sejenak, "Elsa, kamu dan kakakku."

"Kamu jangan begitu mengkhawatirkan masalahku, yang penting adalah menjaga dirimu dan Dyson dengan baik, kehidupan diluar kampung halaman tidaklah begitu mudah." Tidak menunggu sampai Clarice Lu selesai mengatakan, Elsa Mo telah memotong perkataannya.

Terlihat jelas, dia tidak bersedia mengungkit Chris Lu, dan Clarice Lu tidak begitu mengerti masalah diantara mereka berdua, makanya tiba bisa bertanya lebih lanjut.

"Baiklah, kalau kamu tidak ingin mendengarnya, aku tidak akan mengungkitnya lagi, Elsa, aku hanya berharap, agar kamu bisa berpikir demi Angel, sang anak paling memerlukan sebuah keluarga yang utuh."

Ketika Clarice Lu menasihati seseorang, selalu mengatakannya dengan satu per satu, Elsa Mo merasa lucu, menundukkan kepala melihat Dyson sejenak. Lalu apakah Dyson tidak memerlukan sebuah keluarga yang utuh?

Terkadang, ada beberapa masalah yang bisa diselesaikan, dan ada beberapa yang tidak bisa.

"Clarice, apakah benar-benar tidak akan menyesal?" Elsa Mo menanyakannya sekali lagi ketika dia sedang hendak melalui pemeriksaan.

Clarice Lu tertawa, tapi tidak menjawab, melainkan melambai-lambaikan tangan, lalu, menarik tangannya Dyson, dan pergi begitu saja tanpa memalingkan kepala.

Setelah melalui pemeriksaan, Clarice Lu membawa Dyson pergi masuk ke ruang tunggu, dia menggendong Dyson untuk duduk di kursi, lalu, berjongkok di hadapan sang anak, sedikit bingung harus bagaimana menjelaskannya terhadap sang anak, tentang hal dimana mereka akan pergi tinggal di luar negeri.

"Dyson, kita sebentar lagi akan naik pesawat, pergi ke tempat di bagian bumi yang lain. Disana ada sebuah menara besi yang sangat tinggi, ada gedung bersejarah, dan Seine River, juga ada Disneyland, Dyson pasti menyukainya."

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu