Waiting For Love - Bab 141 Ibunya, Dulu Adalah Kekasih Ayahku

Chris Lu jarang menginap di tempatnya, saat subuh jam 1, dia perpakaian rapi kemudian meninggalkan tempat tersebut.

Elsa Mo mengenakan rok tidur sutra warna putih, Berdiri di depan jendela tanpa alas kaki, mobil Benz hitam tersebut dengan perlahan menghilang dari penglihatannya, sudut bibir menyeringai dengan sarkasme.

Datang tengah malam, pergi saat pagi, pembawaan Tuan Lu selalu santai dan tidak terikat.

Dan dia sendiri? Elsa Mo merasa bahwa dia bahkan tidak sebanding dengan pelacur.

Setelah Chris Lu pergi, dia mulai membereskan rumah, sprei yang pernah dipakai dibuang, dan menggantikan dengan yang baru. Kemudian, ia berjongkok dilantai, mengepel lantai, mengelap meja, mencoba dengan cara ini menghilangkan semua jejak yang pernah di tinggalkan Chris Lu.

Terakhir, dia juga membersihkan ia sendiri berkali-kali baru berhenti.

Setelah ia menyelesaikan semuanya, pagi pun telah tiba.

Saat pagi, Elsa Mo menerima telepon dari Clarice Lu, ingin meminjam mobilnya.

“Semalam mobil aku terjadi sedikit masalah, sudah di antar ke Hotel 4s, di garasi kamu bukannya ada mobil SUV ya? pinjam aku pakai dulu.”

“Aku akan berangkat jam 8, kamu sendiri kemari ambil kunci aja, oh iya, kamu tidak terlukakan?” Saat Elsa Mo mengangkat telepon, dia sedang duduk di depan meja rias dan menggambar alisnya.

Tidak lama kemudian, Clarice Lu kemari dengan taksi, Elsa Mo memberikan kunci kepadanya, dan mengganti hak super tinggi di depan pintu, kemudian keluar bersamanya.

Saat lift sedang turun, Clarice Lu tiba-tiba mendekatinya, dan menghirup bau badannya dengan kuat.

Elsa Mo tau apa yang dihirup Clarice Lu, Tidak peduli bagaimana dia membersihkannya, dia tidak bisa membersihkan bau Chris Lu yang ada di tubuhnya, dan Clarice Lu sangat sensitif terhadap bau Abangnya itu.

“Simpan hidung anjing mu, Chris Lu semalam sempat kemari.”

Clarice Lu tertegun, Elsa Mo begitu jujur, dia malah jadi tidak tahu harus mengucapkan apa. Masalah hubungan seperti ini, hanya diri sendiri yang tahu bagaimana rasanya, dia tidak punya hak untuk menghakimi orang lain benar atau salah.

“Elsa Mo, apakah kamu sedang menunggu Abang aku untuk bercerai dengan mu?”

“Bisa dikatakan begitu.” Elsa Mo tersenyum. Dia tahu bahwa Clarice Lu dari dulu masih salah paham kalau dirinya adalah pacar gelap Chris Lu, dia juga tidak ingin menjelaskan apa-apa, sepatah dua patah kata tidak dapat menjelaskan hubungan mereka yang rumit ini.

Dan dia memang sedang menunggu, menunggu Chris Lu bercerai dengannya, dia ingin melepas dengan sepenuhnya dari pria yang sudah ia cintai dengan sepenuh hati, dan benci dengan sepenuh hati.

Mereka berpisah di depan gedung, Elsa Mo menaiki mobil pengasuhnya yang berhenti di depan pintu, Clarice Lu pergi ke garasi, dan membawa mobil SUV Elsa mo ke kantor.

Sibuk seharian, sore tiba waktunya pulang kerja, dia menerima telepon dari Lewis Tang.

“Apakah ada waktu kosong nanti malam?”

Clarice Lu tidak langsung mejawab, olahraga ranjang CEO Tang akhir-akhirnya terlalu padat

“Nanti malam sekolah Dyson ada konferensi orang tua, kalau kamu sempat, bolehkah kamu yang hadir.” Terdengar suara Lewis Tang dari sebelah telepon tersebut.

Biasanya Felix Ang, atau Alex yang menghadiri konferensi orang tua Dyson, namun hari ini jadwal mereka berdua sangat padat sehingga tidak sempat hadir.

“Ternyata masalah Dyson, kirim alamat sekolahnya ke aku, aku pergi sekarang juga.” Clarice Lu tersenyum, dia merasa sangat malu, sepertinya dia sendiri yang berpikir telalu banyak, dan berpikir terlalu jauh.

Clarice Lu mengemudi mobilnya dan pergi ke sekolah Dyson sesuai dengan alamat tersebut, Wali kelas Dyson mengira kalau ia adalah Ibu dari Dyson, si bocah juga tidak menjelaskan malah asyik menggandeng tangan Clarice Lu dengan erat, dan menunjukkan rasa senang.

Clarice Lu juga tidak langsung membongkar hubungan mereka di depan guru, karena dia paham perasaan Dyson, anak yang tidak punya Ibu itu seperti rumput liar.

Performa bocah itu di sekolah selalu baik, saat konferensi orang tua pun sering di puji oleh Wali kelas, mendengar kata-kata Wali kelas hati Clarice Lu pun merasa senang dan bangga.

Saat konferensi orang tua selesai, Clarice Lu membawa mobil dan mengantar Dyson pulang ke apartemen, saat melewati KFC, bocah manis ini meminta Clarice Lu membelikan dia kentang goreng dan humburger, Clarice Lu menghentikan mobil di pinggir jalan, mengunci mobil, dan menggandeng tangan Dyson masuk ke dalam KFC.

Saat masuk ke dalam dengan tangan kosong, namun pas keluar dari restoran tangan bocah pun penuh dengan makanan, ia pun tertawa dengan bahagia.

“Cuma satu kantong makanan saja, sesenang itu kah.” Clarice Lu mengendongnya ke tempat duduk penumpang, sambil mengelus kepalanya dengan tersenyum.

Clarice Lu bergandengan tangan dengan Dyson dan pulang ke apartemen, Kakak Ipar Yue juga sudah selesai mempersiapkan makanan malam.

“Dyson sudah pulang ya, malam ini ada masakan kesukaan kamu ikan asem manis.” Kakak Ipar Yue menghadap ke Dyson sambil berkata dengan tersenyum. Setelah ia melihat kantong KFC yang di bawa Dyson, dia sedikit tertegun.

“Kenapa beli ini? Tuan tidak membolehkan Dyson makan makanan yang di goreng.” Sambil berkata, dia mengulurkan tangan dan ingin mengambil kantong makanan tersebut dari Dyson, Dyson memegang kantong tersebut dengan erat dan bersembunyi di belakang Clarice Lu.

“Hanya satu kantong makanan ringan saja, tidak perlu terlalu dipermasalahkan.” Clarice Lu menghalangi tangan Kakak Ipar Yue, dan membantu Dyson melepaskan tas sekolah, dan menyuruhnya untuk makan di ruang tamu.

Dyson sambil menonton kartun, sambil makan kentang goreng dan hamburger, sudah tidak sanggup makan nasi dan sayur lagi. Dan Clarice Lu pun tidak merasa ada yang salah dengan ini.

Kakak Ipar Yue sambil membereskan piring sambil mengerutkan alis, dia perpikir, pacar baru Tuan Tang ini sungguh tidak dapat diandalkan, tidak terlihat ada sosok keibuan dalam dirinya.

Malam sudah tiba, Lewis Tang masih sedang lembur.

Clarice Lu menemani Dyson sambil bermain, sambil menonton kartun, saat jam 9, dia menggendong Dyson ke kamar tidurnya, dan membacakan buku dongeng untuknya, sampai ia tertidur.

Saat si bocah sudah tertidur, dia baru dengan pelan keluar dari kamar tersebut, mengambil jaket dan tasnya, turun ke bawah.

Saat di sampai ke belokan tangga lantai satu, dia melihat Lewis Tang masuk ke rumah dengan membawa tas kerja, dan sedang ngobrol dengan Kakak Ipar Yue.

“Dyson dimana?”

“Nona Lu sudah menggendong Dyson ke kamar dan sudah tidur.” Jawab Kakak Ipar Yue.

“Pagi sekali hari ini tidurnya?”

“Dyson dan Nona Lu sudah bermain semalaman sampai lelah, jadi istirahat pun jadi lebih cepat.”

Mendengar kata-kata tersebut, Lewis Tang tersenyum dan berpikir: Clarice seperti anak besar, pantesan bisa main bareng. “Dyson tadi makan apa? Ada pilih-pilih makan tidak?” ia bertanya.

Kakak Ipar Yue dengan sedikit ragu-ragu, namun tetap menjawab dengan jujur, “Nona Lu membeli KFC untuk Dyson, jadi Dyson tidak makan nasi saat makan malam.”

Lewis Tang sambil menganggukkan kepala, bertanda ia sudah tahu. Wajah tampan tersebut terdiam dan tidak terlihat suasana hatinya, setidaknya, Kakak Ipar Yue tidak kelihatan apakah ia ada merasa tidak senang.

Lewis Tang mengganti sandal dan masuk ke dalam rumah, langsung melihat Clarice yang sedang berdiri di dekat tangga.

“Sedang menunggu aku?” dia sambil tersenyum dan jalan kea rah Clarice, dengan sangat alamiah ia merangkul pinggangnya.

“kamu minum alkohol ya?” bau minum keras yang keras datang ke arah wajahnya, membuat Clarice Lu mengerutkan alisnya dengan tidak sadar.

“Iya, tadi menemani klien jadi minum sedikit, kamu tahu juga, suasana seperti itu tidak mungkin tidak minum. Tetapi, bocah seperi kamu harus menghindari minuman keras.” Lewis Tang sambil berbicara sambil menyentuh hidungnya, menarik tangannya dan naik ke atas.

Pintu utama baru tertutup Lewis Tang langsung memeluknya dan menciumnya, Clarice Lu tidak begitu suka dengan bau tersebut, dia mendorongnya sambil berkata: “Bau alkohol sekeras ini, bau sekali, cepat pergi mandi.”

“Mandi bareng?” Lewis Tang membuka baju jasnya dan membuangnya di samping, tersenyum dengan jahat.

“kamu berpikir terlalu banyak.” Clarice Lu sambil mendorongnya dengan wajah merah.

Lewis Tang juga tidak menganggunya, mengambil baju dari lemari dan berjalan ke kamar mandi.

Saat Lewis Tang selesai mandi, Clarice Lu sudah mengganti rok tidurnya, dia terduduk di jendela sambil melihat pemandangan di luar.

Lewis Tang berjalan ke arahnya, dan memeluknya dari belakang, mengikuti pandangnnya melihat keluar, di dalam komplek mereka itu tidak ada pemandangan yang special. Rambut Lewis Tang masih basah, tetesan air tersembut menetes ke dalam baju Clarice Lu, dia merasa dingin dan sejuk.

“Sedang melihat apa?”

“Tidak ada apa-apa, hanya sembarang berpikir saja.” Clarice menyandar di dadanya yang kekar, dan sambil mengedipkan matanya yang hitam jernih itu.

“Berpikir tentang apa?” Lewis Tang bertanya.

Clarice Lu pun jadi sedikit ragu, dia tahu sepertinya dia tidak seharusnya menanyakan pertanyaan seperti ini, namun dia tidak tahan dengan rasa penasarannya.

Setiap dia ke kamar Dyson, dia pasti melihat dalam gambarnya pasti ada sosok Ibunya tidak terlihat dengan jelas, dia tidak mampu menahan diri untuk tidak berpikir, sosok Ibu Dyson itu seperti apa, pasti ia sangat cantik, bisa membuat Lewis Tang tidak bisa melupakannya setelah bertahun-tahun. Apa penyebab mereka berpisah, sebenarnya ada alasan apa dibalik ini, membuat kedua orang yang saling mencintai ini harus berpisah.

Pertanyaan ini, seperti teka teki, selalu menganggu Clarice Lu, membuat dia merasa kalau dia tidak bertanya akan selalu tersangkut di dalam hatinya.

“Lewis Tang, dahulu kamu disebabkan oleh apa berpisah dengan Ibunya Dyson?”

Lengan Lewis Tang yang sedang merangkul dirinya terlihat jelas menjadi sedikit kaku, tatapannya pun menjadi sangat dalam.

Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat, Clarice juga merasakan keheningan yang ini berbeda dengan sebelumnya, tekanan ini membuatnya sedikit susah bernafas.

Dia melepaskan tangannya dari pinggang Clarice, berdiri dengan tegak, tatapannya melihat ke pemandangan di luar jendela. Di saat Clarice Lu mengira kalau Lewis Tang tidak akan menjawabnya, Lewis Tang malah menjawab.

“Ibunya, dulu adalah kekasih Ayahku. Kemudian Ibu ku mengetahui masalah ini, sangat tidak setuju atas hubungan kami, sampai mengancam aku dengan nyawanya sendiri, apa boleh buat, akhirnya kami berpisah, kemudian, dia melahirkan Dyson, keluarganya meninggalkan Dyson ke aku, dan tidak mengijinkan kami bertemu lagi, dan pada akhirnya kami berpisah.

Lewis Tang bercerita dengan santai, namun masalah dahulu, jauh lebih rumit dari apa yang telah diceritakannya. Saat itu, mereka terpisah dengan begitu terpaksa, begitu sedih, bahkan mempertaruhkan nyawa. Dan hal-hal ini, Lewis Tang berharap dia tidak akan mengetahui masalah ini, dan tidak mengingatnya lagi.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu