Waiting For Love - Bab 4 Ayah Berkata Jika Aku Pemberian Dari Bonus Pengisian Pulsa

Anak ini juga tidak menolak, dengan patuhnya dia memegang tanganku, lalu bibirnya itu berkata dengan sedih, “Aku tidak memiliki ibu, ayah berkata jika aku didapatkan dari bonus pulsa.”

Clarice : “...”

Kenapa dia tidak tahu jika kartu itu ada pelayanan seperti itu.

Clarice membawa anak itu keluar dari kamar mandi, lalu memutari hotel ini, tidak ada yang mengatakan jika mengenal anak ini, juga tidak tahu siapa yang kehilangan anak ini.

Tidak bisa apa-apa, Clarice hanya bisa melaporkan kekantor polisi, lalu membawa anak ini pulang.

Dirumah ini ada dua ruangan kamar satu ruang tamu, setelah menikah, Clarice tinggal disini, dan telah tiga tahun disini.

Clarice menuangkan segelas jeruk kepada dia, lalu dengan lembut mengelus kepalanya, “Anak kecil siapa namamu?”

“Namaku Dyson.” Sikecil ini mengigit jarinya lalu menjawab dengan samar.

Clarice memotong beberapa buah-buahan, mengeluarkan sedikit makanan, anak ini tidak menganggap dirinya orang luar, sambil memakan, sambil berkata, “Kakak yang cantik, aku ingin nonton kartun.”

“Baiklah.” Clarice membuka televisi, membawa anak ini duduk disofa sambil menonton Boonie Bears.

Dyson yang puas dengan makanannya, lalu terduduk didekapan Clarice.

Elsa yang membuka pintunya ini, melihat seseorang yang besar dan kecil disana, cahaya yang menembus itu, bayangan mereka begitu indah.

“Darimana asal si kecil ini?” Elsa terkejut melihat ini.

“Dipungut.” Clarice berkata, lalu melihat dia dengan sepasang mata yang besar, “Kamu masih berani kesini? Aku hampir menghancur kan Hotel Adi Mulia itu.”

Astaga, dimana Lewis?

“Sungguh tidak bisa menyalahkan aku, keluarga Lewis seketika terjadi sesuatu, mengatakan jika ada yang hilang, maka itu acara itu segera dibatalkan.” Elsa memberikan wajah permohonan.

Dan juga, pintu dirumah ini berbunyi, dia segera lalu membuka pintu.

Pintu itu terbuka dengan pelan, melihat pintu diluar, Elsa membeku disana, dia mengusap matanya itu, memastikan jika ini bukan mimpi.

“Le, Lewis?”

“Halo, apakah kalian yang melapor kepolisi? Aku adalah Ayahnya.” Suaranya yang rendah itu, sangat indah untuk didengar. Perkataannya jelas, tidak menghabiskan banyak kata.

“Oh, anak itu, ada didalam.” Wanita ini, tidak bisa berkata apa-apa, karena aura dari lawan begitu besar.

Lewis menganggukkan kepalanya, dengan sopan pergi.

“Elsa, siapa itu?” Clarice berkata, lalu belum sempat berkata, hanya melihat sebuah bayangan masuk kedalam.

Dia menggunakan baju jas hitam yang formal, rambutnya disisir dengan rapi, manset emas dipergelangan tangannya itu begitu bercahaya. Dia mungkin baru dari acara, aroma tubuhnya sedikit ada aroma rokok dan alkohol.

Lalu melewati tubuh Clarice, lalu menganggukkan kepalanya, lalu dengan sedikit dingin dan sombong.

Lewis berhenti dibawah anaknya yang tidur itu, tidak menganggu dia, lalu melepaskan jasnya itu, dengan lembut menutupinya, lalu mengangkat anak ini dari kasur. Gaya dingin dan lembut itu bertentangan.

Clarice terkejut melihat pria tampan ini, hatinya bergejolak. Jika tahu dia adalah putranya Lewis, dia tidak akan membiarkan anak ini tidur disofa, dan mungkin akan mengendong dia.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu