Waiting For Love - Bab 254 Rahasia Yang Tidak Pernah Diungkapkan Olehnya

“Tidak pantas, aku sendiri yang hina.” Seusai berkata, dia menundukkan kepalanya, sedikit demi sedikit memakan mie dengan gerakan pelan dan elegan.

Lewis langsung merasa tidak enak, dia mengulurkan tangannya tanpa sadar, dan mengelus pipi dan rambutnya, seolah tidak tega, mirip juga dengan penyesalan, intinya, gerakan yang sederhana ini mengandung terlalu banyak perasaan yang rumit.

Seusai menghabiskan mie nya, Clarice mengangkatkan kepalanya lagi dan bertanya, “Bagaimana dengan hasil rapat dewan?”

“Tang’s corp sudah milik David.” Nada bicara Lewis sangatlah tenang, seolah sedang mengatakan sebuah fakta yang tidak sama sekali tidak berhubungan dengannya, bahkan didalam matanya tidak terlihat sedikitpun perubahan.

Clarice sedikit tercengang, penampilannya juga terlihat tenang, pertarungan atas keuntungan pasti ada pihak yang menang dan pihak yang kalah. Dia sudah mempersiapkan dirinya untuk hasil yang paling buruk, jadi meskipun hasilnya sangatlah buruk, tapi sudah bisa diterima dengan lapang dada.

“Sayang sekali, Tuan Lewis, karirmu harus mulai dari awal lagi, semangat.” Clarice mengatakannya dengan berpura-pura santai, lalu mengangkat mangkoknya dan berbalik badan memasukkannya ke tempat cuci piring.

Dia memutarkan keran dan mulai mencuci mangkoknya, tangan Lewis tiba-tiba mendekat dan memeluknya dari belakang.

“Jangan sibuk dulu, ganti baju dan ikut aku kesebuah tempat.” Kata Lewis.

Clarice menggantikan pakaian yang dikenakannya menjadi sebuah rok yang berwarna biru tua, dengan jaket berwarna putih lalu keluar bersama Lewis.

Clarice tidak mengetahui dimana destinasi mereka, asalkan ada Lewis, dia bersedia kemana saja, asalkan ada dia, dimanapun itu adalah keluarga.

Mobil Range Rover hitam menyetir ketengah kota, dan pergi ke daerah business district dan terakhir berhenti di parkiran sebuah gedung kantoran mewah.

Mereka menunggu lift di lantai B1, Clarice menatapi papan petunjuk yang berada di sisi kiri lift.

Ini sepertinya adalah sebuah gedung yang disewakan, setiap lantai ada satu atau beberapa perusahaan kecil.

Dia sepertinya memperhatikannya dengan serius, bahkan dia menemukan sesuatu, “Eh, gedung ini lumayan menarik.”

“Kenapa?” Lewis menatapinya dan tersenyum.

Clarice menunjukkan jarinya ke tiap nama perusahaan di papan petunjuk, “Biasanya gedung kantoran yang disewakan akan mengundang banyak perusahaan yang sama, tapi didalam gedung ini ada begitu banyak perusahaan tapi tidak ada yang sejenis, perusahaan human resources, perusahaan ekspor-impor, kantor hukum, perusahaan akuntansi, perusahaan invest......perusahaan kecil ini jika digabungkan menjadi satu akan menjadi sebuah perusahaan group besar, divisi human resource, marketing, hukum, finance, invest, benar-benar komplit.”

Seusai berkata, dia menoleh kearah Lewis, yang mana sedang menatapinya dengan tatapan pujian.

Dan pintu lift terbuka, Lewis membawanya masuk kedalam lift.

Dia menekan tombol lantai paling atas, lift bergerak perlahan, lift yang mereka naiki adalah lift untuk mengamati, gedung tersebut berada di tengah-tengah business district, jadi ketika lift sudah mencapai ketinggian tertentu, seluruh business district terlihat dengan jelas, sungguh membuat orang merasa mengendalikan semuanya.

Lift sampai di lantai paling atas, papan petunjuk kosong, tidak ada petunjuk sama sekali.

Lewis membawa Clarice langsung memasuki sebuah ruang kantor paling besar di ujung koridor, design dengan warna gelap, terlihat biasa tapi elegan, sangatlah cocok dengan selera Lewis.

Kantor ini seharusnya baru saja selesai di renovasi, peralatannya masih mengeluarkan bau kayu.

“Duduklah.” Lewis menunjuk ke sebuah sofa kulit berwarna hitam.

Clarice juga tidak sungkan, dia langsung duduk diatas sofa, badannya bersandar di sofa yang lunak, dan kedua kakinya ditumpukan, dia memilih sebuah postur yang paling nyaman baginya.

Lewis mengeluarkan sebotol jus buah dari kulkas yang dibenamkan di dinding dan memberikannya ke Clarice, setelah mencicipinya, Clarice bertanya dengan penasaran, “Lewis, apa yang sedang kamu lakukan, sekarang sudah boleh bilang.”

Lewis duduk diseberangnya, dan tersenyum, “Karirku memang harus dimulai dari awal, tempatnya disini, bukankah kamu menyuruhku semangat, aku akan semangat, istriku.”

Kata “Istriku” sama sekali tidak mengundang konsentrasi Clarice, dia terpikiran dengan papan petunjuk di lantai bawah sana, dan baru menyadarinya.

“Ini, adalah tempatmu?” tanya Clarice bingung.

“Iya.” Lewis menganggukkan kepalanya.

“Semuanya?” tanya Clarice lagi.

“Semuanya.” Jawab Lewis dengan yakin.

Kali ini Clarice bukan bingung lagi melainkan kaget, perusahaan sebesar ini, yang hampir bisa bersaing dengan Tang’s corp. Hanya bermodal gedung kantoran yang berada di tengah-tengah business district, harganya sudah tidak bisa di perkirakan.

Tidak lama sebelumnya, Clarice masih sedang merencanakan bagaimana caranya untuk berjuang dari awal dengannya, dia bahkan sudah melakukan persiapan untuk memulai semuanya dari awal, tapi pemikirannya terlalu kekanak-kanakan, Lewis tetaplah Lewis, Clarice hampir saja menganggap seekor harimau ganas menjadi boneka Hello Kitty.

“Lewis, sebenarnya ada berapa banyak kekayaan yang kamu miliki?”

Lewis tidak langsung menjawabnya, melainkan berdiri dan berjalan ke meja besar dan mengeluarkan sebuah dokumen lalu memberikannya kepada Clarice, “Ini adalah total asset perusahaan dan laporan keuangan, kamu lihat sendiri saja.”

Gedung ini dibangun 3 tahun yang lalu, 3 tahun yang lalu business district ini tidak begitu ramai, harga tanahnya juga masih logis, lalu, Lewis membeli tanah ini lewat perantara secara diam-diam.

Disaat itu, dia sudah mengetahui bahwa Derrick masih mempunyai seorang anak haram, dan mulai saat itu, dia sudah melakukan persiapan untuk meninggalkan Tang’s Corp.

Clarice asal membuka laporan tersebut, dia tidak tertarik dengan angka yang banyak diatas sana, baik Lewis memiliki harta sebanyak itu ataupun tidak, dirinya tidak ada bedanya didalam hatinya.

Baginya, hanya ada dua identitas Lewis, bukan Tuan Muda ketiga keluarga Tang, juka bukan Direktur utama Tang’s Corp, melainkan adalah lelakinya, ayah dari anaknya.

Hanya saja di lembar terakhir, Clarice secara tidak sengaja menemukan namanya sendiri, dia mengangkat kepalanya dan melihat kearah Lewis dengan penuh pertanyaan.

“Sejak kapan aku menjadi pemegang sahammu?”

“Bukankah kamu mau ikut berjuang denganku? Jangan-jangan kamu mau jadi karyawanku?” Lewis tersenyum, nada bicaranya sambil membawa lelucon.

Tapi Clarice mengerti, laporan keuangan perusahaan sebesar ini pasti harus ada buktinya, apalagi membeli saham, pasti harus melewati jalur hukum, tanpa sedikitpun lelucon.

“Dari mana datangnya uangku untuk membeli sahammu?”

“Kamu lupa? 560 Miliar yang kamu berikan kepada Daniel.”

“Apa?” Clarice bingung.

“Daniel adalah bawahanku.” Lewis hanya menjelaskannya menggunakan satu kata.

“Mana mungkin!” Clarice masih saja sedikit tidak percaya.

“Bagaimana tidak mungkin, kamu kira bagaimana caranya Daniel bisa membangun karirnya, bagaimana bisa mendapatkan 5% saham Tang’s Corp.” Sambil berkata, Lewis mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, asap rokok mengelilinginya dan membuatnya seperti sulit dimengerti.

Tanpa bantuan Lewis, Daniel tidak akan sesukses ini, saham Tang’s Corp yang ada ditangannya sekarang juga adalah pemberian Lewis.

Lewis ingin mengalihkan asset Tang’s Corp juga bukan masalah sehari dua hari, dia tentu saja harus mempunyai persiapan matang, sedangkan Daniel adalah kartu dia yang tidak pernah dibukanya.

Dia awalnya ingin menggunakan Daniel untung memancing David terperangkap, namun dia tidak menyangka Clarice akan ikut campur dan hampir saja mengacaukan rencana awalnya.

Namun, tindakan Clarice yang tidak mempedulikan semuanya dan bertaruh semuanya membuat Lewis sangatlah terharu.

“Dengan begitu, berarti aku sekarang sangatlah kaya?” Clarice menurunkan dokumen ditangannya, nada bicaranya tidak begitu baik.

Dia mempunyai rasa ditipu oleh orang lain, dasar lelaki berencana ini, sama sekali tidak membutuhkan bantuannya, tindakannya yang dianggapnya berguna sebenarnya sama sekali tidak bermanfaat.

Lewis duduk disampingnya, tangannya merangkul bahu Lewis, Clarice bergerak namun tidak mengelak.

“Maaf, belakangan ini aku sudah membuatmu khawatir.” Kata Lewis dengan lembut.

Suasananya semakin membaik.

Clarice tahu dia pasti akan datang, dan Lewis juga tahu Clarice tidak akan benar-benar marah dengannya.

“Uang yang kamu berikan kepada Daniel sudah kuinvestasi semuanya kedalam perusahaan kita, dan sesuai dengan harga saham awal, sekarang kamu memegang 25% saham perusahaan, selain aku, kamu adalah pemegang saham terbesar perusahaan ini.”

Lebih tepatnya adalah Clarice sekarang bukanlah kaya, melainkan sangat sangat kaya, perusahaan sebesar ini tidak mungkin tidak meluncurkan sahamnya, sekali saham awal meluncur kepasaran, harganya pasti akan berlipat-lipat, bahkan mungkin berpuluh-puluh lipat.

“Alex sudah mencari perusahaan pemburu tenaga kerja untuk mencarikan orang yang cocok, dan menarik dari perusahaan lain, pekerjaan awalnya sudah hampir selesai, kurang lebih sekitar bulan depan, perusahaan akan mulai beroperasi, dan bersiap untuk meluncurkan sahamnya akhir tahun, kapan Nyonya Tang akan datang membantuku?”

“Apakah kamu yakin masih membutuhkan bantuanku?” Clarice tidak merasa Lewis benar-benar membutuhkannya.

“Tentu saja......kamu seharusnya tahu, aku selalu membutuhkanmu.” Kalimat terakhirnya dibisikan ditelinga Clarice, dia berbisik pelan, nada bicaranya sangatlah mesum.

Lewis sengaja meniup udara ketelinga Clarice, badan Clarice bergetar dan lansung mendorongnya.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu