Waiting For Love - Bab 13 Berkelahi Sekali, Langsung Terkenal

Bibirnya dipenuhi dengan senyuman, senyuman yang menggambarkan kerumitan perasaannya, sindiran, tertawa atas diri sendiri, dan lebih banyak kepahitan yang dirasakan dalam hidup. Pelan-pelan dia menarik tangannya kembali, menggenggam erat tangannya sendiri menjadi kepalan, bahkan dapat terdengar suara patahan tulang dari tangannya.

Kecantikan seseorang, pada akhirnya membuat dia tidak terbiasa hingga memilih orang sebelumnya.

Saat ini Clarice Lu terbangun dari mimpinya, dia membuka kedua matanya yang bening, tapi dia justru menggunakan tatapan kebingungan melihat dia.

David Luo kembali dengan tatapan seperti biasanya, bertanya, “Sudah sadar? Bagian mana yang merasa tidak nyaman? Akan kupanggil dokter untuk memeriksanya sebentar.”

“Tidak perlu, tidak akan mati kok.” Clarice Lu sedikit kesusahan untuk duduk di atas kasur, tapi justru menolak bantuan dari David Luo.

Kepalanya sangat amat sakit, dia kelelahan duduk menyandarkan diri di atas kasur rumah sakit, dia menoleh arah sebelahnya, dia melihat rak di sampingnya ada koran pagi, berita utamanya adalah tentang berita semalam dia berantam di club night. Walaupun foto sendiri gelap, tapi dapat dibedakan dengan jelas, jika di dalam foto itu adalah dirinya.

Bahkan koran sudah menerbitkan masalah ini, maka tak lama di internet akan dengan cepat tersebar dan akan menjadi topik yang heboh.

Clarice Lu menyipitkan matanya yang cantik, dia hanya tersenyum dingin, hanya karena dia berkelahi sekali, dirinya langsung terkenal.

David Luo melihat koran itu, diambilnya langsung dironyokannya, dan dibuangnya ke dalam tong sampah. “Masalah ini biarkan aku yang mengurusnya, kamu hanya perlu istirahat dengan baik.”

Dia sudah tidak ada tenaga untuk mengurus masalah ini.

Setelah meninggalkan rumah sakit, David Luo kembali ke kantor, hal pertama yang dilakukanya adalah mencari departemen perhubungan untuk mengurusi masalah Clarice Lu.

Hanya saja manager departemen perhubungan merasa sangat tidak gampang, “CEO Luo, berita yang di internet itu sangat mudah untuk ditangani, tinggal mencari teknisi lalu menghapusnya itu tidak sulit, tapi yang menjadi sulit adalah beberapa perushaan surat kabar, dalam kota ini mempunyai peran penting, tidak mudah untuk berhubungan dengan mereka, dan biaya yang ditimbulkan sangat besar, merugikan perusahaan, hasilnya tidak sepadan. Sebenarnya, nyoya besar juga bukan publik figure yang begitu besar, berita seperti ini, hanya sebentar saja pasti akan lewat. Saat ini hanya cara seperti ini yang terbaik, yaitu dengan cara yang diam-diam mengurusinya.”

Badan David Luo terus membelakanginnya, sehingga membuat orang susah menebaknya antara marah atau bahagia, setelah diam beberapa lama, akhirnya terdengan suaranya yang berat berkata, “Kamu coba bantu lihat, lebih baik bagaimana cara mengurusnya, berusaha semaksimal mungkin mengubahnya menjadi pemberitaan yang minim.

Selama ini, David Luo adalah orang yang sangat logis, saking logisnya, orang seperti paling bisa berbicara masalah perasaan.

……

Dengan begitu, disaat yang bersamaan dan dibeberapa media baca juga muncul berita yang sama, dan berita ini juga muncul di atas meja kantor Lewis Tang.

Dia menuju meja kantornya, diambilnya koran pagi, langsung dibuangnya ke tong sampah, barang-barang seperti ini, sangat tidak enak untuk dinikmati.

“Tolong kamu urus sebentar, aku harap barang-barang ini tidak muncul lagi di atas mejaku.”

“CEO, masalah ini sedikit susah untuk campur tangan, karena beberapa perusahaan surat kabar ini, adalah perusahaan utama di kota ini, jadi tidak gampang untuk campur tangan.” Kata Felix Ang yang khawatir.

Lewis Tang mengambil kotak rokok dari atas meja kantornya, dan dia mengambil sebatang rokok, sambil memegang pemantik sambil melihat dia dan berkata, “Jika tidak dapat campur tangan, langsung beli saja perusahaan itu, hal seperti ini aku tidak perlu mengajarimukan?”

Nada bicaranya terdengar jelas sangat dingin dan datar.