Waiting For Love - Chapter 161 Cadangan Yang Menyedihkan

Pria seperti Lewis Tang itu seperti tidak memiliki rasa penasaran apapun dari awal, hal yang tidak ingin dibicarakan oleh Clarice Lu, pria itu tidak pernah mencoba untuk bertanya sedikitpun.

Clarice Lu menoleh kesamping untuk melihat pria itu, matanya yang cantik itu sedikit menyipit, memancarkan aura yang sedikit suram, “Kalau orang sibuk seperti CEO Tang bisa mematikan teleponnya, kenapa aku yang hanyalah orang biasa ini tidak bisa?”

Setelah mendengar perkataanya, Lewis Tang tersenyum kecil, meraih hp yang diletakkan di sampingnya itu dan langsung mematikannya, “Sudah puas sekarang?”

Clarice Lu menyandarkan kepalanya diatas pundak Lewis Tang, ketika kedua hp itu sudah mati, dunia seperti berubah sepi, Akhirnya bisa tidur dengan tenang. Namun di luar pikirannya, Lewis Tang kemudian berbalik tubuh dan menimpanya dari atas, sesuatu yang keras itu menindih diatas pinggangnya.

“Kali ini tidak ada orang yang mengganggu kita, kita lanjut……” Dia menarik selimut itu sampai ke atas kepala mereka, bergelut kembali bersama Clarice di balik selimut itu.

Keesokkan paginya, Clarice Lu terbangun dari dalam mimpinya, malam itu dia tidak tidur dengan tenang sama sekali, mimpinya terus berkelanjutan. Mimpi-mimpi itu, terasa sangat nyata, sampai-sampai membuat dirinya merasa seperti benar-benar berada didalam tempat kejadian itu. Kebahagian, ketakutan, sampai kesedihan yang meneteskan air mata dalam mimpi tersebut, semuanya bisa mempengaruhi hatinya dengan dalam.

Tetapi ketika dirinya sudah terbangun, dirinya lagi-lagi tidak dapat mengingat hal yang sebenarnya terjadi di dalam mimpinya itu. Semakin Clarice Lu berusaha keras untuk mengingatnya, dirinya semakin melupakannya, dan justru menimbulkan sakit kepala yang teramat berat.

Clarice Lu mengepalkan tangannya, lalu memukul-mukul keningnya tanpa henti, ekspresi wajahnya benar-benar sedih.

“Clarice, kenapa?” Lewis Tang membuka pintu itu dan berjalan masuk, melihat kondisi Clarice Lu yang sedikit aneh, dia dengan cemas merangkul wanita masuk dalam pelukkannya.

Tubuh Clarice Lu yang lembut itu bersandar di atas tengah-tengah dada pria itu, emosinya perlahan kembali tenang.

“Kenapa? Mimpi buruk lagi?” Telapak tangan Lewis Tang itu memegang wajah mungilnya yang pucat itu, dan menghapus keringat yang keluar di atas keningnya itu.

“Belakangan ini selalu bermimpi buruk, setelah terbangun, aku lagi-lagi tidak bisa mengingat bermimpi apa. Sama seperti terbangun dari kecelakaan mobil lima tahun kemarin itu, aku tidak bisa mengingat apa-apa.”

Lewis Tang mengerutkan dahinya, perasaan dibalik pandangan matanya yang dalam itu sedikit bercampur-aduk, tetapi pria itu justru menghibur dengan suara yang menenagkan, “Karena tidak bisa mengingatnya, lebih baik jangan dipikirkan lagi. Tidak perlu menyusahkan diri sendiri.”

Clarice Lu merasa yang diucapkan oleh pria itu juga ada benarnya, karena tidak bisa mengingatnya, kenapa perlu memikirkan hal yang tidak-tidak. Sekarang, dirinya benar-benar menjalani hari-hari dengan bahagia.

“Sarapan pagi sudah siap, makan dulu, sesudah itu aku akan mengantarmu berangkat kerja.” Ucap Lewis Tang lagi.

Clarice Lu mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu membuka selimut itu dan turun dari tempat tidur, kemudian mengambil hpnya yang terletak di atas meja kecil itu sekalian menghidupkannya. Benar-benar sebuah kejutan, Darwin Lu tiba-tiba meneleponnya lebih dari sepuluh kali secara berturut-turut. Hanya saja, setelah dirinya mematikan telepon itu, dia tidak mendengarnya sama sekali.

Dia sedang bingung memikirkan ada masalah apa sampai-sampai Darwin Lu mencarinya, hp ny itu tiba-tiba berbunyi lagi, masih nomor telepon Keluarga Lu.

Setelah Clarice Lu berpikir sejenak, dia masih menolak telepon itu dan tidak mengangkatnya. Tidak peduli masalah apapun itu, dirinya tidak tertarik, sudah bertahun-tahun lamanya, dia dan Darwin Lu tidak memiliki apa-apa untuk dibicarakan lagi.

Setelah menyantap sarapan itu, Lewis Tang mengantar Clarice Lu pergi berangkat ke kantor seperti biasanya, mobil itu berhenti di ujung jalan yang satunya.

“Aku pergi dulu.” Clarice Lu menolehkan kepalanya dan mengecup pipi pria itu, kemudian membuka pintu dan bersiap untuk turun dari mobil, tetapi Lewis Tang justru menahan tangannya.

“Clarice, kapan kamu berencana memberitahu Chris Lu mengenai hubungan kita?”

Clarice Lu tertegun, “Lewis Tang, kamu tidak mungkin benar-benar ingin menikahiku kan?”

“Menurutmu?” Lewis Tang menaikkan alisnya, ekspresi di atas wajah tampannya itu benar-benar serius.

Clarice Lu terdiam beberapa saat, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya, “Berikan aku sedikit waktu, biarkan aku berpikir dulu. Lewis Tang, kamu pernah berkata kalau kamu tidak akan pernah memaksaku.”

“Baiklah.” Lewis Tang melonggarkan cengkramannya dan melepaskan dirinya, pria itu juga tidak memaksanya dengan terlalu keras.

Dengan menjinnjing tas tangannya itu, Clarice Lu berjalan masuk ke dalam gedung perkantoran itu dengan mengenakan sepatu hak tingginya. Bertemu dengan karyawan yang bersama-sama bekerja dengannya, semuanya menyapanya duluan. Clarice dengan penuh sopan santun membalas tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Asisten Lu, Ketua Dewan Lu, oh, mantan Ketua Dewan Lu, yang juga merupakan ayah anda, sedang menunggu anda di dalam kantor.” Ucap sekretaris itu kepada Clarice Lu sambil berjalan ke arahnya.

Clarice mengerutkan alisnya, dirinya tidak menyangka bahwa Darwin Lu bisa datang sana untuk mencari dirinya karena dia tidak mengangkat telepon.

“Ada kakakku?” Dirinya tidak terlalu ingin bertemu dengan Darwin Lu, berencana untuk membiarkan Chris Lu pergi menghadapi pria itu.

Sekretaris itu menggeleng-gelengkan kepalanya, “CEO Lu pergi ke pabrik di bawah untuk melakukan pemeriksaan, tidak ada datang ke kantor pagi ini.”

Clarice Lu menjulurkan tangannya dan menekan-nekan dahinya yang mulai terasa sakit itu, ekspresi wajahnya nampak kesal. Tetapi dirinya masih mendorong pintu itu dan berjalan masuk ke dalam kantor.

Darwin Lu duduk di atas sofa di area menyambut tamu dalam kantor itu, masih berpakaian rapi seperti dulu, tetapi secara keseluruhan, pria itu justru terlihat jauh lebih tua, bahkan rambut didekat pelipisnya pun banyak yang sudah memutih.

“Kenapa tidak membuatkan secangkir teh untuk mantan Ketua Dewan? Bukannya ada teh hijau Gunung Huang didalam ruang teh? Meskipun tidak sesuai dengan selera Ketua Dewan Lu, tetapi tidak ada salahnya berupaya untuk memuaskannya.” Ucap Clarice Lu kepada sekretaris itu.

“Baiklah Asisten Lu, aku akan segera membuatnya.” Jawab sekretaris itu dengan penuh hormat.

Darwin Lu yang duduk di atas sofa itu mengalami sedikit perubahan di ekspresinya. Tetapi tidak sedikitpun marah. Orang itu harus menyadari kenyataan, Global International Company sudah bukan Global International Company miliknya lagi, Keluarga Tang juga bukan Keluarga Tang yang dulu lagi, dirinya sudah bukan kepala keluarga lagi. Chris Lu dan Clarice, juga sudah tidak menganggapnya sebagai ayah lagi.

Jelas-jelas adalah keluarga, tetapi justru dibuat menjadi seperti orang yang menyedihkan, Darwin Lu merasa hidupnya juga benar-benar cukup ironis.

“Sudah datang, duduk, duduk.” Ucap Darwin Lu kepadanya.

Tanpa mempedulikannya, Clarice Lu duduk di atas kursi kebesarannya di balik meja kantor itu, dengan acuh duduk bersandar di atas sandaran kursi itu, melihat Darwin Lu dengan tatapan yang merendahkan.

“Ada kepentingan seperti apa untuk Tuan Lu yang besar ini datang kemari?”

Clarice Lu selalu berbicara dengan nada dingin dan penuh sindiran kepadanya, Darwin Lu sudah terbiasa dengan hal itu dari awal. Dia hanya mengerutkan alisnya, dan berkata terang-terangan dengan wanita itu, “Masalah Castellia yang mengandung itu, kamu juga mengetahuinya, anak itu adalah milik David Luo, tetapi pria itu tidak mengakui anak itu sekarang”

“Kamu tidak salah mencariku untuk membicarakan hal ini?” Clarice Lu langsung memutus omongan Darwin Lu itu sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya.

Clarice benar-benar tidak mengerti, hal kecil antara David Luo dan Castellia Lu itu, kenapa selalu datang mencarinya? Yang menyuruh David Luo untuk tidak mengakui anak itu juga bukan dirinya.

Hal itu juga memberikan pengaruh buruk untuk reputasi Darwin Ku karena Castellia Lu hamil di luar nikah juga bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, dan lebih parahnya lagi, pria itu masih tidak mengakui wanita dan anak itu.

Nada bicara pria itu melembut, dia tentu saja harus sedikit rendah diri ketika meminta pertolongan seseorang, "Clarice, aku tahu kejadian ini telah menempatkanmu diposisi yang sulit, pihak keluarga David Luo sana, tidak ingin berbicara denganku dan mamanya Castellia, jadi baru terpikir untuk mempercayaimu pergi membicarakan perasaanmu dengan mereka, dan lagi, kamu dan David Luo dulunya adalah pasangan suami istri."

Clarice Lu langsung naik darah setelah mendengar perkataan itu, jantungnya pun terasa sedikit lagi akan meledak karena marah. Kalau bukan karena mereka sekarang sedang berada di kantor, Clarice Lu pasti akan langsung menggila karena marah. Dirinya pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah bertemu dengan orang yang benar-benar tidak tahu malu seperti Darwin Lu itu.

Clarice Lu berusaha keras menahan kemarahannya, sampai giginya gemertakkan. Dan dengan giginya yang masih tertutup itu, dia berkata, "Aku rasa kamu salah paham disini, aku dan David Luo tidak memiliki perasaan apapun yang bisa dibicarakan, kalau tidak, juga tidak mungkin bercerai. Kamu dan ibuku juga dulunya adalah pasangan suami istri, dan akhirnya? Kalian bahkan tidak bisa disebut sebagai musuh. Kamu menyuruhku pergi menemui David Luo untuk membicarakan perasaan, sama saja seperti menambahkan oli di atas api, hanya akan membuat masalah menjadi bertambah besar."

Setiap kali mengungkit istrinya yang sudah tidak ada itu, wajah Darwin Lu hanya akan terlihat tidak terlalu bagus, suasana disana seketika menjadi hening, kedua orang itu menolak untuk mengalah satu sama lain. Baru saja Clarice Lu ingin meneriakkan sekretarisnya itu untuk mengantar tamunya pergi, Darwin Lu justru langsung membuka mulutnya, "Clarice, aku tahu karena masalah ibumu, kamu terus membenci diriku."

"Apa jangan-jangan diriku salah karena membencimu?" Clarice Lu mengangkat alisnya, sudut bibirnya melengkung, membuat sebuah senyuman penuh cibiran.

Dirinya membenci Darwin Lu, bukan hanya karena pria itu sudah mengecewakan ibunya, tetapi juga karena pria itu dari awal hingga akhir, tidak pernah memiliki tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh seorang ayah.

Dalam mata Darwin Lu, hanya ada Castellia Lu saja yang merupakan anak perempuannya yang sesungguhnya, sedangkan dirinya dan Chris Lu, ada dan tidak ada, pria itu tidak peduli.

Sering kali, Clarice Lu merindukan ayah yang sewaktu dirinya masih kecil bisa mendukungnya diatas pundaknya, menuntun tangannya, tetapi memikirkan hal itu sekarang, kenangan masa kecilnya itu bagaikan sebuah mimpi saja, Clarice Lu sering kali bertanya-tanya apa masa lalu itu sebenarnya benar-benar pernah terjadi atau tidak.

Mengapa seseorang bisa berubah begitu cepat, dari seorang suami dan ayah yang baik hati, tiba-tiba menjadi seorang yang tidak berperasaan dan tidak peduli dengan perasaan orang lain.

"Iya, kamu memang seharusnya membenciku. Namun Clarice, pernikahanku dan ibumu tidak sesederhana yang kamu pikirkan." Ucap Darwin Lu sambil menghela napasnya.

"Ada seberapa rumit?"

Darwin Lu terdiam untuk sementara waktu sambil mengerutkan alisnya, ada perasaan ragu dan bingung di balik ekspresi wajahnya. Pada akhirnya pria itu memutuskan untuk menceritakan peristiwa yang telah berlalu itu kepada Clarice.

"Aku dan ibumu......"

Cerita itu dimulai dari tiga puluh tahun yang lalu.

Sebelum Jane Xia mengenal Darwin Lu, wanita itu pernah benar-benar mencintai seorang pria dengan dalam, hanya saja, karena beberapa alasan, kedua orang itu tidak bersama-sama.

Darwin Lu jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Jane Xia, ketika dirinya masih muda, Jane Xia layak untuk menyandang gelar wanita cantik, selain memiliki penampilan yang cantik, dia juga memiliki hati yang baik. Clarice Lu juga bisa dikatakan sebagai wanita cantik, tetapi jika dibandingkan dengan ibunya, dia bisa dikatakan bukan apa-apa.

Darwin Lu benar-benar mengerahkan seluruh upayanya untuk mengejar Jane Xia, namun Jane Xia terus berperilaku datar terhadapnya, kemudian, dia melamar Jane Xia, pada awalnya dirinya tidak berharap terlalu besar, tanpa disangka-sangka, Jane Xia bisa menjawab iya. Dirinya pada waktu itu tidak tahu sama sekali, Jane Xia sedang berada dalam kondisi yang putus asa, dan karena itu barulah memilih untuk bersama dengannya.

Untuk lebih jelasnya lagi, dirinya, Darwin Lu, hanyalah sebuah cadangan untuk mengusir kepahitan dan kesedihannya.

Setelah menikah, Darwin Lu benar-benar perhatian terhadap Jane Xia, mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjadi seorang suami yang baik. Apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh Jane Xia, Darwin Lu akan melakukan segalanya untuk wanita itu. Dan Jane Xia adalah seorang istri yang sangat baik, penuh perhatian dan mengasihi dirinya. Kedua orang itu, jangankan bertengkar, bahkan untuk berteriak kepada satu sama lain saja mereka tidak pernah.

Jelas-jelas adalah sebuah pernikahan yang bahagia, tetapi Darwin Lu justru selalu merasa bahwa ada yang kurang. Tingkah laku Jane Xia terhadapnya selalu biasa saja, jelas-jelas dirinya sedang memeluk wanita itu, tetapi dia selalu merasa bahwa hati Jane Xia selalu berada jauh diluar jangkauannya.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu