Waiting For Love - Bab 243 Ia Tidak Akan Mengaku

Di sepanjang perjalanan pulamg, Clarice Lu terlihat sedikit bingung, ia tidak bisa berhenti memikirkan hal yang Chris Lu katakan kepadanya di depan batu nisan ibunya.

"Dua tahun sebelum ibu meninggal, kita sudah memperoleh hasil pengecekan bahwa ia sakit kanker, ibu sudah berada di stadium akhir pada saat hasil pengecekkan tersebut keluar. Akhirnya, ia sebenarnya masih bisa mengatur pengobatan lainnya untuk menghadapi penyakit yang berada di luar sangkaannya tersebut, namun, ia selalu merasa bersalah, ia merasa kejadian dimana mertua Tang menjadi seorang manusia tumbuhan adalah salahnya, ia ingin menggunakan sisa hidupnya yang tidak seberapa untuk menetap di dalam penjara dan mebayar semua kesalahannya. Ia mengalami perselisihan di dalam penjara, ibu kemudian mengalami luka ringan, namun, hal yang mengakibatkan kematiannya adalah penyakitnya."

Chris Lu bahkan berkata,"Maaf, Clarice, aku sudah membohongimu, aku menyembunyikan kondisi penyakit ibu dan kebenaran mengenai kematiannya. Pertama, aku tentu saja tidak berharap bahwa kamu akan terus berhubungan dengan Lewis Tang. Walaupun ia tidak berhubungan dengan kematian ibu, namun, ia juga sudah menyerah terhadap dirimu pada saat kamu hamil, ia tetap saja melukaimu. Lagipula, ibunya itu juga tidak akan bisa menerima dirimu sebagai menantu dari Keluarga Tang, hubungan antara seorang mertua dengan menantu selalu menjadi permasalahan yang sulit, walaupun Lewis Tang berada di antara kalian, walaupun kalian bersama, namun, pada akhirnya tetap akan menimbulkan masalah. Kedua, aku memang merasa benci terhadap keluarga Tang. Mereka yang membuat masa akhir kehidupan ibu seburuk itu. Aku tentu saja tidak ingin adikku menikah dan masuk ke keluarga Tang. Clarice, mungkin aku memang sedikit egois, jika kamu tidak bisa memaafkanku, itu juga tidak apa-apa."

Clarice Lu tentu saja tidak bisa memaafkan Chris Lu. Oh, tidak, tidak ada permasalahan permintaan maaf sama sekali diantara mereka. Mereka adalah anggota keluarga satu-satunya yang dimiliki oleh masing-masing pihak di dunia ini, walaupun ia sudah membohonginya, Chris Lu melakukannya pada awalnya hanya untuk kebaikannya. Namun, Clarice Lu tetap saja tidak tahu harus berbuat apa.

"Kamu, mengapa kamu harus menyampaikan semua ini kepadaku?" Clarice Lu bertanya kepadanya, setelah terdiam cukup lama setelah ia selesai berbicara.

Jika Chris Lu memilih untuk terus menyembunyikannya, maka ia tidak akan mengetahui kebenarannya untuk seumur hidupnya.

Clarice Lu menaikkan bahunya secara perlahan, bibirnya kemudian memiring, ia seperti sedang tersenyum, namun, ia sebenarnya sedang tersenyum putus asa.

"Dibandingkan dengan perasaan benci terhadap Keluarga Tang, aku lebih berharap agar kamu bahagia. Clarice, hidupmu masih panjang, kamu akan memerlukan seseorang yang berada di sisimu, yang mampu melindungimu, aku mengira bahwa David Luo dapat melakukannya, namun tidak. Akhirnya, aku juga sudah memperkenalkan beberapa orang yang cukup baik untukmu, namun kamu menolak semuanya, mungkin tidak ada orang lain yang bisa membahagiakanmu, selain daripada Lewis Tang, jika begitu, berikanlah ia sekali lagi kesempatan, apa yang tidak lagi diperbolehkan. Aku berpikir, ibu yang sedang berada di surga pasti juga berpikir seperti ini."

Chris Lu mengerti jelas bahwa hati Clarice selalu bingung setelah kematian ibunya, kini, ia akan berusaha membantunya memperjelas, ia berharap bahwa Clarice Lu dapat melewati kehidupan yang bahagia mulai saat ini.

Crhis Lu mengendarai mobil dan mengantarnya kembali ke apartment, Clarice Lu membuka pintu mobil, Chris Lu kemudian mengejarnya, ia kemudian mengeluarkan satu kotak mainan dari bagasi untuknya.

"Untuk Dyson."

"Oh, terima kasih, aku sudah mengkhawatirkan kakak,"Clarice Lu tersenyum hangat dan berkata,"Kak, gunakan perasaan seperti ini untuk Elsa Mo dan Angel, kamu tidak mungkin benar-benar berencana untuk menyendiri seumur hidupmu."

Chris Lu tidak ingin mengungkit Elsa Mo terlalu banyak, ia hanya mengerutkan bibirnya dengan ekspresi dingin.

Clarice Lu merasa tidak terlalu tertarik, ia kemudian mengangkat kotak tersebut dan naik ke atas.

"Clarice,"Chris Lu yang berada di belakangnya berbicara dan menahannya.

Clarice Lu memalingkan kepalanya, kemudian mempertanyakannya melalui pandangannya.

Chris Lu merasa bahwa ia seharusnya mengatakan sesuatu, sesuatu mengenai hal yang ia bohongi dan tutupi. Namun, ia tetap saja tidak dapat mengatakan apa-apa.

Clarice Lu menatapnya, kemudian tersenyum padanya. Diantara kedua orang yang saling mencintai, ada beberapa hal yang tidak harus diucapkan, tidak semuanya dapat disiratkan dengan kata-kata.

Chris Lu mengantar Dyson ke atas, ia kemudian kembali ke mobil saat bayangan Clarice Lu tidak lagi terlihat.

Chris Lu tidak terburu-buru pergi, ia bahkan mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

Telepon sudah berdering cukup lama, kemudian terdengar suara seorang lelaki yang cukup berat,"Halo."

"Lewis Tang, ayo bertemu sejenak, tempat biasa,"Ucap Chris Lu.

Sebelum Chris Lu dan Lewis Tang bertengkar, mereka berdua dapat dikatakan memiliki hubungan yang baik, hingga mereka bisa saja mengenakan celan yang sama.Tempat biasa yang diucapkan oleh Chris Lu itu adalah kafe pribadi di pinggir pantai, mereka umumnya berjanji di sana, kemudian berbincang mengenai impian, pekerjaan, masa depan, dan tentu saja terkadang juga membicarakan wanita, lelaki tetap tidak akan jauh dari sifat dasarnya, hanya saja, semuanya akan tetap baik-baik selama mereka tidak terus membicarakannya.

Chris Lu mengendarai mobilnya di jalan tol di sepanjang pesisir pantai, ia membuka salah satu sisi jendela mobil, suara ombak di pantai tersebut memasuki jendela, kemudian tercium asinnya air laut.

Ia mengendarai mobil dengan salah satu tangannya, dimana salah satu tangannya yang lain merapikan kembali rambut yang berantakkan oleh karena hembusan angin laut.

Chris Lu menghentikan mobilnya di pinggir pantai, Lewis Tang sudah terlebih dahulu sampai, ia sudah melihat Land Rover yang sedang berhenti di atas pasir kuning dari kejauhan.

Lewis Tang mengenakan sebuah mantel berbulu domba yang berwarna coklat tua, tubuhnya yang tinggi sedang bersandar pada mobilnya, gayanya terlihat sedikit malas. Ia sedang menggenggam sepuntung rokok di tangannya, angin pantai berhembus cukup kencang, api rokok tersebut terlihat sedikit padam, asap putih juga terhembus ke berbagai arah.

Chris Lu berjalan ke arahnya, kakinya menginjak pasir-pasir yang lembut hingga ke hadapan Lewis Tang.

Lewis Tang mengangkat kepalanya dan menatap ke arahnya, pandangannya sungguh tajam, ia seperti baru saja menerpa ombak, ekspresi di wajahnya yang tampan itu terlihat cukup tenang dan stail.

"Kamu sudah datang,"Lewis Tang mematikan api rokok yang berada di tangannya, lalu berkata dengan nada datar.

"Iya,"Chris Lu menganggukkan kepalanya, dengan maksud sudah mengiyakannya.

Mereka berdua kemudian terjatuh ke dalam situasi yang hening. Tak peduli bagaimana baikpun hubungan mereka sebelumnya, lima tahun dimana mereka tidak saling memandang, kini sudah membuat mereka menjadi hampir seperti orang asing.

Tak peduli apakah itu Lewis Tang ataupun Chris Lu, mereka berdua mengerti jelas bahwa mereka tidak akan pernah bisa berbincang mengenai segalanya seperti dahulu lagi.

Semua masa lalu itu, semua kenangan itu, itu semua adalah masa-masa yang tidak akan pernah mereka hadiri kembali.

"Mengapa kamu tidak bertanya mengenai alsan aku mencarimu?" Chris Lu menyalakan sepuntung rokok, lalu menjepitnya diantara jemarinya, ia tidak mengisapnya dan terus membiarkannya terhembus angin dan berterbangan.

Lewis Tang hanya tersenyum datar, senyumannya itu bertebaran di tengah angin laut, ketampanannya itu sungguh menjadi sebuah daya pikat.

Chris Lu mengerutkan alisnya, ia kemudian berkata dalam hati bahwa lelaki yang berpenampilan seperti ini bisa saja menghadirkan hal yang tidak baik untuk siapa saja.

"Kami berdua tidak memiliki koneksi apapun lagi, selain daripada Clarice,"Lewis Tang menjawab dengan datar.

Kini, mereka dapat saling berkata bahwa masing-masing usaha yang mereka jalankan semakin sukses, posisi mereka juga semakin tinggi, namun, mereka kini semakin saling tidak mengenal. Selain daripada Clarice, mereka memang tidak memiliki hal lain yang dapat dibicarakan.

Chris Lu menganggukkan kepalanya, mengerutkan bibirnya, lalu tersenyum nakal. Ia menjatuhkan rokok yang berada di genggamannya, lalu menginjaknya dengan kuat.

"Baik, kita akan membicarakan Clarice dengan baik hari ini,"Ia baru saja selesai mengatakannya, namun ia langsung mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke salah satu sisi wajah tampan Lewis Tang.

Tamparan ini dilakukan oleh Chris Lu dengan sekuat tenaganya, ia juga bergerak dengan sangat cepat dan tepat. Namun, reaksi Lewis Tang juga tidak terlalu buruk, Chris Lu tidak tahu bahwa ia tidak menyingkir, ia juga tidak berpikir untuk menyingkir, tamparan ini membuat Lewis Tang melangkah mundur, kemudian juga mengalir darah dari sudut bibirnya.

Namun, Chris Lu tidak bermaksud untuk meyerah, ia melangkah hingga ke hadapan Lewis Tang, lalu mencekik kerah bajunya. Pada masa kini di Kota B, tidak terlalu banyak orang yang berani bersikap seperti ini kepada anak ketiga dari Keluarga Tang.

"Lewis Tang, kamu mengatakan sendiri bahwa kamu mencintai Clarice pada saat itu, aku sudah menyerahkan adikku kepadamu, namun, bagaimana sikapmu terhadap dirinya? Bagaimana sikapmu terhadap dirinya!" Chris Lu bertanya dengan cukup keras.

Clarice Lu sudah melahirkan seorang anak untuk Lewis Tang disaat usianya belum 20 tahun, namun, Lewis Tang melepaskannya, mencelakainya, hingga ia hampir saja meninggal karena kecelakaan. Sebagai seorang lelaki, jika ia tidak mengakui kesalahannya, jika ia tidak memiliki perasaan bertanggung jawab, ia tidaklah jauh berbeda dengan seekor binatang.

Chris Lu selalu merasa kesal dan marah saat memikirkannya, ia mengepal tangannya, lalu memukul dada Lewis Tang beberapa kali.

Namun, Lewis Tang merasa sangat tidak enak berhadapan dengan Chris Lu, ia merasa sangat bersalah. Sehingga, ia hanya bisa menerima semua pukulan dan amarahnya.

Namun, walaupun ia seorang manusia besi, ia tetap saja tidak dapat terus dipukuli oleh Chris Lu, Lewis Tang kemudian terduduk di atas pasir, tangannya mengelus dadanya, ia tidak berhenti terbatuk-batuk, ia bahkan mengeluarkan darah segar pada saat ia batuk, darah berwarna merah yang sangat menusuk mata.

Ia hanya menghapusnya dengan menggunakan jarinya, sikapnya itu tidak membuatnya terlihat kasihan, pandangannya itu malah membuat orang lain merasa bahwa dirinya terlihat sedang bermalas-malasan. Ia tidak terlihat sama seperti sedang tersakiti.

Namun, beberapa orang tentu saja tidak tahan melihat pemandangan seperti ini. Tidak tahu darimana Alex muncul, namun, ia berhasil menghalanginya di saat Chris Lu hendak menggerakkan tangannya lagi.

Saat Lewis Tang menjawab panggilan Chris Lu, kebetulan sekali ia juga berada disana. Karena ia merasa khawatir, maka Alex berdiam-diam mengikutinya, saat ia melihat mereka sedang bertengkar, ia tidak terlalu memperhatikannya. Namun, Alex segera merasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar, tak peduli bagaimanapun Chris Lu mengambil darahnya, Lewis Tang menahan amarahnya, ia tidak hanya tidak mengganti tangannya, ia bahkan tidak bisa menghindarinya.

Walaupun mereka ingin membincangkan paman di masa depan, mereka juga tidak perlu membicarakannya dengan semengerikan ini, Alex benar-benar ragu ia bisa saja dipukul hingga meninggal.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu