Waiting For Love - Chapter 196 Bukan Karena Kamu Tidak Baik, Tetapi Aku Sudah Bosan

“Clarice Lu, kenapa kamu berada di sini?” kata Lewis Lu untuk pertama kali saat melihat keberadaannya itu.

Saat itu juga, Clarice Lu merasa sedikit gugup. Sebenarnya, dari kunci yang dia miliki, dan tidak bisa membuka pintu apartemennya itu, dia sudah mengerti akan hal tersebut.

Hanya saja, mengerti tetapi bukan berarti hatinya telah hilang. Wanita selalu saja menipu diri sendiri.

"Kakak Lee." Kata Clarice Lu, air matanya itu tidak bisa berhenti mengalir, saat itu juga dia merasa sedikit bahaya. Dia hanya bisa menahan ini semua, agar dia tidak membuat dirinya sendiri menangis.

"Clarice Lu, jika kedatangan mu hari ini ingin menanyakan masalah yang terjadi itu, aku tidak bisa menjelaskan apa-apa lagi, lebih baik kita putus saja."

Kata 'putus', yang di ucapkan dari mulutnya itu, begitu ringan dan tidak ada beban, sepertinya itu tidak terlalu penting.

"Kenapa?" Kata Clarice Lu yang sedikit terkejut, wajah yang di penuhi oleh darah pun memudar, wajah pucatnya itu sangat menakutkan. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang bajunya Lewis Tang, dengan tatapan menyedihkannya itu, dari awal dia belum pernah terlihat rendah hati seperti hari ini juga. "Kenapa kamu ingin putus dari ku? Apakah aku mempunyai salah terhadap mu? Aku bisa merubahnya. Aku tahu bahwa aku tidak cukup baik, aku terlalu sombong, dan juga terlalu egois. Kakak Lee, kamu jangan marah kepada ku lagi, aku berjanji, aku akan selalu mendengari dan menuruti semua perkataan mu."

Clarice Lu pun menangis dan air matanya itu juga telah membasahi wajahnya itu, jika di lihat-lihat dia seperti orang yang tak berdaya, dan sedikit memalukan.

Lewis Tang pun melepaskan genggaman tangan Clarice Lu dari bajunya itu. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan mengarah ke arah dagunya Clarice Lu, akan tetapi dia tidak bersikap dengan lembut lalu dia juga tidak menghapus air mata yang ada di wajahnya Clarice Lu. Tatapan mata yang melihat ke arah Clarice Lu itu terlihat sangat datar, suaranya terdengar seperti biasanya masih tetap lembut, tetapi setiap kata yang di lontarkan itu seperti pisau tajam, yang telah memotong hatinya Clarice Lu.

“Clarice Lu, bukan karena kamu tidak baik, aku hanya merasa bosan saja.”

Dia juga berkata, "Clarice, aku tidak suka dengan wanita yang sangat sulit untuk di atur, jika kita putus, juga mempunyai hubungan yang baik, bersatu dengan baik maka harus berakhir dengan baik juga.”

Clarice Lu menatapnya dengan tatapan yang tak berdaya, air mata yang berlinangan itu, adalah air mata yang keluar dari rasa sakit dan kecewa. Dia tidak berhenti menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil memeluk lengannya Lewis Tang.

"Tidak, tidak boleh putus, Lewis Tang, aku hamil." Kata Clarice lu sambil menangis.

Lewis Tang seperti di telan ombak dengan tatapan yang sangat anehnya itu, dia menatapnya dengan tatapan kaget, dia juga telah menggerakkan bibirnya itu, akan tetapi tidak terdengar sama sekali.

Saat itu juga, mereka berdua menjadi sangat hening, tidak ada suara yang keluar dari mulut keduanya.

Bahkan Clarice Lu tidak berani bernapas, dia pun menatapnya, menunggunya, dan menantikan jawaban dari dirinya itu.

Namun, setelah berlarut dalam keheningan, perkataannya itu seperti menjatuhkannya ke dalam neraka. Dia melihat ke arah perutnya itu, dan berkata tanpa mempunyai perasaan, "Pergi gugurkan anak itu, aku tidak menginginkannya."

Tiba-tiba Clarice Lu melepaskan genggamannya, dan terjatuh. Saat itu, dia tidak berani percaya dengan kedua telinganya itu. "Apa yang kamu katakan, aku tidak mendengarnya dengan jelas."

Dia pun mengulangi perkataannya itu lagi.

"Coba kamu katakan lagi." Kata Clarice Lu yang bertanya lagi.

Kali ini, Lewis Tang menjawabnya penuh dengan ketidaksabaran.

Hal yang paling penting itu harus di katakan sebanyak 3 kali. Sampai saat ini juga, Clarice Lu percaya bahwa dia tidak salah dengar lagi, ini juga bukan candaan, dia benar-benar tidak menginginkannya dirinya lagi.

Clarice Lu tidak ingat lagi bagaimana caranya dia pergi dari apartemen tersebut, dan juga tidak ingat bagaimana caranya dia bisa sampai di rumahnya sendiri.

Setelah sampai di rumah, dia mengunci dirinya di dalam kamar, dia juga tidak makan dan tidak minum. Jane Xia mengira bahwa Clarice Lu sedang mengambek, karena dia bertengkar dengan Lewis Tang. Dia juga menasehati Clarice Lu untuk tidak terlalu sensitif, jika tidak, pasti banyak pria yang takut kepadanya itu.

Kemudian, dia menjadi sakit, sakit yang sangat parah, panasnya tidak turun sama sekali, semua orang pun di buat kebingungan olehnya. Hari sudah sangat malam Jane Xia pun segera menelepon 120 dan segera mengantarnya pergi ke rumah sakit.

Setelah selesai di periksa, dokter memberitahunya, bahwa putrinya hamil, dan anaknya sudah terbentuk sekitar 2 bulan yang lalu.

Setelah mendengar hal ini, Jane Xia menjadi sangat sedih, anak yang berada di perutnya Clarice Lu, bagaimana pun juga dia pasti akan merasa malu. Lagi pula itu juga termasuk dalam kehidupan, jika di gugurkan, ini sangatlah kejam. Jika ingin merawatnya, Clarice Lu masih sangat muda, dia sendiri masih sangat kecil, dan dia juga masih mempunyai pendidikannya, dia hanya takut bahwa putrinya itu tidak mempunyai masa depan lagi hanya karena mengurus anak tersebut.

Jane Xia tidak bisa menentukan pilihan ini, maka dari itu, dia hanya bisa menunggu keadaan Clarice Lu membaik, barulah menjelaskan ini semua kepadanya, dan menanyakan pendapatnya itu.

Namun, walaupun Clarice Lu sudah membaik, dia masih terlihat tak berdaya, kedua matanya terlihat sangat kosong, dia seperti kehilangan kesadarannya saja. Saat Jane Xia menanyakan kejadian tersebut sebanyak 3 kali, Clarice Lu barulah memberitahukannya, bahwa hubungannya dengan Lewis Tang sudah berakhir.

Bukan karena pertengkaran, dan juga bukan karena sifat emosionalnya itu, akan tetapi hubungan mereka berdua benar-benar telah berakhir. Lewis Tang sudah mencintai wanita lain, dia sudah mengatakan ini semua dengan sangat jelas, bahwa dia sudah bosan menjalani hubungan dengan dirinya itu.

Cerita Clarice Lu seperti dalam dongeng saja, dia mengira hanya ayahnya lah yang telah mengkhianati pernikahan ini, dan keluarga ini, dia juga bepikir dengan polos, bahwa di dunia ini hanya ada ayahnya lah pria yang paling jahat.

Dan faktanya, setiap pria mempunyai sifat yang tidak bagus, termasuk dalam perasaannya yang dapat berubah-berubah itu.

Jane Xia tidak bisa membiarkan Clarice Lu melahirkan anak tanpa ayahnya, maka dari itu, setelah perkembangan tubuh Clarice Lu telah pulih, barulah akan melakukan aborsi. Clarice Lu sudah menyetujui hal ini, pada saat itu, hatinya telah di lukai oleh Lewis Tang.

Dia ingat di hari operasinya itu, cuaca yang dingin itu telah berhembus di wajahnya.

Jane Xia menemaninya dari tempat duduk di luar ruang operasi untuk menunggunya, saat itu juga ada pasangan muda yang sedang menggendong bayi dan berjalan melewati mereka, bayi yang baru lahir itu, berwarna merah muda dan lembut, terlihat begitu kecil, dan sangat lucu. Semua orang tua, tersenyum sangat bahagia.

Kebahagian itu, adalah kebahagian yang pernah di inginkan oleh Clarice Lu. Dia bermimpi bahwa setelah dia lulus nanti dia akan menikah dengan Lewis Tang, dan juga akan membentuk keluarga kecil, dan mempunyai anak yang sangat lucu.

Saat itu juga, perawat keluar dari ruangan operasi, dan memanggil nama Clarice Lu.

“Clarice Lu, pergilah, tidak perlu takut, setelah di suntik tidak akan merasakan sakit lagi, tahan sebentar saja pasti sudah berlalu.” Karena di ruang operasi tidak memperbolehkan keluarga pasien masuk ke dalam, maka dari itu Jane Xia hanya bisa menunggunya di depan pintu ruang operasi saja.

Terlihat dari wajah Clarice Lu yang sedikit memucat, dia menganggukkan kepalanya, dan berjalan masuk ke dalam ruang operasi bersama dengan perawat.

Awalnya dia telah menguatkan hatinya itu, akan tetapi saat dia melihat ke arah alat-alat bedah, dia pun berubah menjadi tidak berani. Wajahnya itu terlihat sangat pucat, tubuhnya terlihat sangat kaku dan terus bergemetaran, dia yang mengenakan pakaian pasien, lari dari ruangan operasi dengan kaki telanjang yang tidak menggunakan apapun, kemudian dia berlari ke pelukannya Jane Xia, dia menangis, “Ma, aku tidak ingin operasi, aku tidak bisa membunuh anakku sendiri. Dia sudah memiliki detakan jantung.”

Wajahnya Clarice Lu di penuhi dengan air mata, dia menangis hingga tak berdaya lagi. Akhirnya ibunya mendengarkan permohonan anaknya. Jane Xia adalah orang yang sangat berbaik hati, dia tidak tega melihat anaknya yang tertekan di dalam ruang operasi, maka dari itu, dia hanya bisa membawa Clarice Lu untuk pulang ke rumah.

Setelah itu, kondisi Clarice Lu semakin memburuk, menjadi sakit-sakitan, dan juga kesehatan mentalnya menjadi semakin parah, operasi telah di batalkan, tidak terasa, anak yang berada di dalam kandungannya itu sudah berjalan 4 bulan, sudah tidak bisa melakukan aborsi, jika tidak, hanya bisa melakukan sebuah persalinan, akan tetapi itu sama saja dengan melakukan banyak dosa.

Jane Xia merasa bagaimana pun juga dia tidak bisa melihat anaknya tersiksa seperti ini, maka dari itu, dia ingin pergi mencari orang tua Lewis Tang untuk membahas permasalahan ini, lagi pula mereka berdua telah menjalani hubungan dan juga telah mempunyai anak, ini bukanlah masalah yang sangat sederhana. Walaupun Lewis Tang sudah tidak mencintai Clarice Lu lagi, tetapi setidaknya dia juga harus bertanggung jawab dengan anak yang telah dia buat itu.

Sampai detik ini Clarice Lu masih ingat, saat Jane Xia pergi, dia mengenakan mantel berwarna putih, dan syal berwarna merah yang di lilitkan di lehernya itu, dia menggenggam erat kedua tangannya itu, dan berkata, “ Clarice Lu, aku akan pergi ke rumah Lewis, aku ingin, mereka juga bisa memberikan sebuah kepastian untuk mu. Jika mereka tidak mengakui mu dan anak mu, saat anak mu lahir, kita akan merawatnya bersama. Ada mama di sini, tidak ada yang bisa menyakit mu, dan juga tidak ada orang yang akan menyakitimu.”

Clarice Lu menatap ke arah ibunya, matanya di penuhi dengan air mata, saat itu juga, dia mengangguk-anggukkan kepalanya itu.”

Namun, setelah Jane Xia pergi dari rumahnya itu, dia tidak pernah kembali lagi.

Hari berikutnya, Clarice Lu menerima telepon dari polisi, yang memberitahukannya bahwa Jane Xia sedang di tahan, akan tetapi dia tidak menjelaskan alasannya itu, dia hanya meminta Clarice Lu untuk memanggilkan seorang pengacara.

Saat itu Clarice Lu terlihat sangat panik, dia tidak tahu apa yang telah terjadi, terlebih lagi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Nenek sudah sangat tua, Clarice Lu tidak berani memberitahukan hal ini kepadanya, dia hanya bisa menelepon Darwin Lu untuk meminta bantuan.

Setelah telepon tersambung, terdengar suara Natalia Liang, dia memberitahu Clarice Lu dengan nada yang sangat kasar, “Orangtua mu telah bercerai, apakah kamu mengerti kata cerai? Sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara mereka. Mau Jane Xia hidup ataupun mati, itu tidak ada urusannya dengan kami, jangan pernah menghubungi kami lagi.”

Clarice Lu pun tidak mempunyai pilihan lain lagi, dia hanya bisa menghubungi Chris Lu.

Chris Lu yang mendengar kabar tentang ibunya di dalam penjara itu, dia sangat terkejut, dan dia juga merasa sangat tidak percaya akan hal ini. Di dalam telepon, hanya terdengar suara tangisan Clarice Lu, apa pun yang di tanyakan itu pun dia sama sekali tidak tahu.

Dia meninggalkan pekerjaannya itu, dan segera membeli tiket penerbangan yang terdekat untuk kembali ke rumah.

Setelah Chris Lu kembali, dia juga telah bertemu dengan pengacara dan menjelaskan beberapa masalah, setelah itu, dia juga masih pergi mencari Lewis Lu, Clarice Lu tidak tahu apa yang telah mereka bicarakan, akan tetapi saat Chris Lu kembali, seketika wajahnya telah berubah menjadi sangat suram.

Clarice Lu tidak berhenti bertanya kepada Chris Lu, apa yang telah terjadi dengan ibunya, mengapa ibunya harus di tahan, dan kapan dia bisa kembali. Chris Lu menjawabnya dengan nada yang sangat dingin, “Kamu tidak perlu khawatir, uruslah diri mu sendiri.”

Dan pada akhirya, Clarice Lu mendengar semua percakapan antara Chris Lu dengan pengacara tersebut, dan akhirnya dia mengetahui asal sebab masalah tersebut. Ternyata, ibunya di penjara itu di karenakan kesalahannya sendiri.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu