Waiting For Love - Bab 248 Tang's Corp. Berpindah Tangan

Mungkin karena sudah pernah kehilangan, oleh karena itu bisa khawatir untuk mendapatkan dan kelihangan lagi. Sekalipun Clarice Lu ada di sisinya sekarnag ini, berada dalam pelukannya, dia masih tidak bisa mengontrol untuk ingin memeluknya dengan erat, takut kehilangan dirinya.

Tidur Clarice Lu kali ini adalah tidur yang nyenyak. Saat dia membuka mata, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Tempat di sisinya sudah kosong. Lewis Tang tidak tahu sudah pergi kemana.

Dia menyingkirkan selimut dan turun dari kasur. Di dalam dapur, Lewis Tang sedang memegang gelas dan menuangkan air, menggunakan kemeja yag bersih dan celana panjang bergaya kebaratan. Pria ini seperti selalu berpakaian rapi dimanapun dan kapanpun, elegan. Oh, kecuali di atas kasur.

“Ayah?” Saat itu, pintu kamar kecil terbuka. Dyson menggunakan pakaian tidur berkartun berjalan keluar dari kamar. Melihat pria yang berdiri di dapur, dia terkejut terlebih dahulu, lalu menggosok-gosok matanya dengan tidak percaya, setelah meyakinkan bahwa orang di depannya itu bukanlah hanya sebuah imajinasi, dia melompat ke arahnya.

“Ayah!”

Lewis Tang meletakkan gelas yang ada di tangannya, mengulurkan tangan memapah dirinya, tapi tidak menggendongnya, malah berkata dengan serius: “Mandi dulu.”

“Oh.” Dyson menganggukkan kepala dengan patuh. Dengan patuh dia kembali ke kamarnya sendiri, tapi tampak seperti sangat tidak senang.

Pengasuh yang di rumah ikut masuk ke dalam kamar anak-anak. Walaupun kemampuan mengerti Dyson kuat, tapi bagaimanapun juga dia hanya berusia lima tahun. Segala sesuatu masih harus didampingi oleh orang tua disisi.

“Sudah bangun? Kenapa tidak tidur lagi.” Lewis Tang memindahkan tatapannya kepada Clarice Lu, menjadi sangat hangat.”

“Kalau tidur lagi akan telat bekerja. Akhir-akhir ini perusahaan sangat sibuk.” Jawab Clarice Lu.

“Hmm. Makan dulu. Nanti aku akan mengantarmu pergi bekerja.” Lewis Tang tahu Clarice Lu adalah orang yang hidupnya tidak bisa santai. Belum lagi harus menjadi seorang istri dan ibu yang baik. Dia juga tidak akan membujuknya. Cukup dengan dia bahagia, tidak peduli bagaimanapun.

Setelah Dyson selesai mandi, mengganti pakaiannya menjadi pakaian anak-anak berwarna biru, kembali ke ruang makan dan bersama Lewis Tang serta Clarice Lu makan bersama.

Saat makan, ayah dan anak tidak berbicara. Hanya suara sendok yang kadang bersentuhan, mengeluarkan suara yang ringan.

Dan satu keluarga duduk bersama. Walaupun hanya duduk diam, makan dengan diam, Clarice Lu merasa sudah cukup.

Sinar matahari terpancar dari jendela. Gambaran itu sangat hangat.

Selesai makan, ketiganya juga pergi bersama. Lewis Tang mengambil tas sekolah Dyson, Clarice Lu menggenggam tangan kecilnya, bersama-sama berjalan ke lift.

Lewis Tang duluan mengantarkan Dyson ke taman kanak-kanak, Demi menghindari tindakan sok keren, dia menghentikan mobilnya di seberang taman kanak-kanak. Clarice Lu menggenggam tangan Dyson Lu, terus melihat dirinya masuk ke dalam taman kanak-kanak, melambaikan tangan menandakan perpisahan padanya, baru pergi.

Saat dia kembali ke dalam mobil, dia melihat Lewis Tang sedang bertelepon. Clarice Lu tidak tahu apa yang dikatakan orang tersebut di telepon. Hanya saja ekspresinya menjadi sangat dingin.

“Apa terjadi sesuatu?” Saat dia mematikan telepon, Clarice Lu bertanya. Alisnya yang indah perlahan mengerut.

Tidak tahu apakah dia yang sensitif akhir-akhir ini, setiap kali Lewis Tang mengangkat telepon, dia bisa teringat Carol Lin.

Lewis Tang dengan sembarang melempar ponselnya ke samping, tersenyum hangat dan menggenggam tangannya, “Ini kamu yang sudah bisa mengerti senang sedihku, atau aku yang sudah berada di titik dimana aku menuliskan senang sedihku pada wajahku.”

Melihat Clarice Lu menatapanya tidak bekata apapun, Lewis Tang perlahan menyimpan kembali senyumannya, tapi tatapan dan ekspresinya masih saja lembut.

“Hanya hal sepele perusahaan.” Dia menjelaskan dengan singkat.

Clarice Lu tidak bertanua lagi. Sekali lagi dia memilih untuk percaya pada Lewis Tang. Karena sudah memutuskan untuk bersama, kepercayaan keduanya adalah hal dasar untuk bersama.

Mobil Lewis Tang berhenti di bawah gedung Global Corp. Sebelum Clarice Lu turun dari mobil, tangannya ditarik oleh Lewsi Tang.

Dia menatapnya dengan mata berbinar. Wajah Clarice Lu terlihat tidak ada pilihan. Dia mencium pipinya di wajahnya yang tampan.

“Sudah, kan.” Kata Clarice Lu dengan menundukkan kepala melihat jam tangan. Kalau tidak pergi, hari ini dia pasti telat.

Tangan Lewis Tang sedari tadi masih menggenggam erat pergelangannya, seperti tidak ingin melepaskan. Selanjutnya, tiba-tiba dia menggunakan tenaganya langsung menarik Clarice Lu ke dadanya, dan tidak terhitung ciuman yang lembut, ciuman itu langsung saja terjadi. Dia mencium dengan konsentrasi dan kasar, tapi caranya sangat terampil.

Clarice Lu hampir mati lemas karena ciumannya. Tubuhnya memanas. Dia adalah wanita dengan jiwa dan raga yang normal, dengan alaminya tidak bisa menghindari pancingannya itu.

“Lewis Tang, hentikan. Dengar-dengar, kenikmatan yang berlebihan tidak bagus untuk tubuh.” Clarice Lu menghabiskan sekuat tenaga baru bisa menyampingkan kepala menghindari ciumannya. Pipinya perlahan memerah, malu dan kesal.

Lewis Tang menyenderkan kepala pada bahunya, tersenyum rendah, sepertinya suasana hatinya tidak bagus. Bibirnya yang hangat menempel pada samping telinganya, berkata dengan suara yang rendah, “Kenapa kenikmatanku lewat batas, hmm?”

Akhir katanya penuh dengan nada cinta. Pipi Clarice Lu tidak bisa untuk tidak memanas.

Matanya melebar. Saat ingin berkata balik, saat itu juga jendela mobil diketuk dari luar, mengeluarkan suara dug dug, membuat keduanya terkejut.

Dia menyampingkan wajahnya, melihat Chris Lu berdiri di luar jendela mobil. Satu tangannya sedang mengetuk sisi sebelah jendela mobil.

“Gara-gara kamu!” Clarice Lu merasa sangat canggung, sangat ingin menemukan tempat untuk bersembunyi.

Lewis Tang tidak sombong dan tidak gegabah. Dengan elegan dan lembut, dia mengulurkan jarinya, membantunya merapikan rambutnya yang berantakan. “Kenapa wajahmu merah. Dia juga tidak bisa melihat ke dalam. Kamu ini terlihat sangat bersalah .”

Setelah Lewis Tang selesai merapikan rambutnya, dia membuka pintu mobil, melangakahkan kaki jenjangnya keluar mobil. Tubuhnya yang tinggi besar bersandar pada pintu mobil, postur tubuhnya menunjukkan elegan yang tidak bisa dideskripsikan.

“Pagi.” Senyumannya yang khas, bisa dihitung sebagai sapaan kepada Chris Lu.

Clarice Lu lalu juga turun dari mobil, menundukkan kepala berdiri di samping abangnya, seperti anak yang sudah berbuat salah.

Perlindungan dari Chris Lu dengan alaminya tidak akan menyulitkan adiknya sendiri, tapi menatap Lewis Tang dengan dingin, “Mobil CEO Tang berhenti di depan perusahaan kami kurang dari dua puluh menit. Ini adalah tempat umum, bukankah seharusnya memperhatikan efek kedepannya.”

“Bisa. Lain kali tidak akan terulang lagi.” Jawab Lewis Tang dengan serius.

Clarice Lu malah merasa malu. Apa maksudnya tidak akan terulang lagi? Dia masih ingin lain kali, ya!

Chris Lu dengan dingin menutup bibirnya, juga tidak mengatakan apapun. Tentu saja dia memahami sifat Lewis Tang. Lewis Tang adalah orang dengan pangkat yang tinggi. Tidak ada yang bisa menghalanginya melakukan apapun.

“Kamu masuk saja dulu, Nona Besar keluarga Lu. Tidak bisa ada pengecualian. Telat sama saja tetap potong gaji.”

“Oh.” Clarice Lu mengangguk tanda menjawab. Saat dia berbalik badan ingin berjalan masuk ke dalam gedung, malah terdengar suara Lewis Tang berkata padanya, “Aku jemput kamu malam hari.”

Suaranya lembut tapi tidak menggelikan, seperti seorang suami yang mengantar jemput istri setiap harinya, tidak ada perbedaan.

“Oh.” Lagi-lagi jawab Clarice Lu dengan datar. Di hadapan abangnya, juga tidak enak mengatakan apaun. Menggunakan sepatu hak tinggi, dengan langkah cepat dia masuk ke dalam gedung.

Lewis Tang dan Chris Lu, keduanya melihat kepergian Clarice Lu. Setelah tahu bayangan Clarice Lu sudah tidak terlihat sepenuhnya, Lewis Tang baru memalingkan tatapannya kepada Chris Lu.

“Tuan Lu menungguku di sini, bukan hanya untuk ‘menangkap basah’, kan?”

“Aku tidak sesantai itu.” Jawab Chris Lu. Dia menunjuk mobil, “Kita bicarakan di dalam mobil.”

Lewis Tang duduk di tempat pengendara dan Chris Lu duduk di samping pengendara. Lewis Tang mengeluarkan sekotak rokok dari jasnya, memberikan kepada Chris Lu sebatang.

“Dengar-dengar Tang’s Corp. bermasalah?” Chris Lu mengembuskan asap rokok, bertanya langsung tanpa basa-basi. Bagi keduanya, waktu adalah uang. Mereka bahkan tidak memiliki waktu untuk disia-siakan.

“Informasimu cepat juga.” Lewis Tang mengangkat kedua ujung bibirnya, tersenyum pelan. Tapi, senyuman di matanya yang dalam dan hitam itu, malah datar.

“Sangat sulit?” Tanya Chris Lu lagi.

“Tang’s Corp., mungkin akan berpindah tangan.” Jawab Lewis Tang dengan jujur, dan tidak ada yang ditutupi sedikitpun.

Mendengarnya, Chris Lu perlahan mengerutkan alis.

“Tenang saja. Walaupun aku tidak menjadi CEO di Tang’s Corp., juga bisa membiayai Clarice Lu, ibu dan anak. Aku tidak akan membiarkan mereka ikut menderita denganku.” Kata Lewis Lu lagi, dengan penjelasan yang singkat.

Chris Lu menganggukkan kepala. Dia tahu kemampuan Lewis Tang. Dia bahkan tidak pernah mengkhawatirkan masalah ini.

Hal yang tidak pernah kekurangan dari kedua keluarga Lu dan Tang sebelumnya adalah uang. Orang seperti mereka gampang mendapatkan uang, susah mendapatkan cinta.

“David Luo. Sebenarnya apa hubungannya dengan keluarga Tang?” Tanya Chris Lu dengan tiba-tiba. Terdengar tiba-tiba, tapi Lewis Tang mengerti maksudnya.

“Dia adalah anak diluar nikah ayahku.” Jawab Lewis Tang.

Dia bahkan tidak terlalu bersedia mengatakan skandal keluarga Tang, tapi Tang’s Corp. akan berpindah tangan dengan segera. Berdasarkan informasi internet Chris Lu, cepat lambat akan tahu. Tidak ada gunanya meyimpan semua ini.

Mendengarnya, Chris Lu terlebih dahulu terkejut, lalu mengerti. Pantas saja David Luo sangat gigih membeli saham Tang’s Corp., bahkan tidak menolak untuk membayar berapapun itu. Ternyata seperti itu.

“Kalau memperlukan bantuan apapun, bisa langsung menghubungiku. Tapi, yang bisa au bantu juga pasti ada batasnya.” Bagaimanapun juga, ini adalah masalah keluarga Tang.

Lewis Tang tersenyum lembut, menganggukkan kepala.

Selanjutnya, Chris Lu turun dari mobil dan pergi. Lewsi Tang menghirup dalam-dalam rokok, memadamkan ujung rokok yang belum terbakar. Matanya menjadi suram dan dingin.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu