Waiting For Love - Bab 138 Saat Itu Memilih Untuk Melepaskan

Lewis Tang menggendong Clarice langsung menuju ranjang tanpa basa basi, setelah penjarahan dalam badai asmara, badan Clarice Lu pun sudah kehabisan tenaga, saking lelahnya sampai satu jari pun ia tidak ingin menggerakkannya.

Dia bersandar di dada Lewis Tang, terdengar nafasnya yang tenang, terdengar suara detak jantungnya yang kuat dan angin malam di luar jendela yang melewati daun-daun yang rimbun. Clarice Lu tiba-tiba merasa bahwa suaranya itu terdengar sangat merdu.

“Pergi mandi kah?” Lewis Tang menyalakan rokok, sambil mengelus rambutnya yang halus sambil bertanya.

Clarice Lu menggelengkan kepala, ia mengedipkan matanya dengan bulu mata lentik tersebut, seolah-olah seperti langit yang dengan cahaya bintang.

Beberapa tahun terakhir, sebagian besar waktu Lewis Tang selalu digunakan untuk pekerjaan, ia pun menjadi sangat sibuk seperti gasing yang terus berputar, kadang-kadang menarik waktu kosong untuk melihat langit, melihat bintang, namun kadang juga merasa sangat bosan. Kemudian, perlahan-lahan dia mulai paham, yang disukai dirinya adalah, tatapan jernih seperti bintang berkedip di langit yang ada pada Clarice Lu, baginya itu adalah pemandangan paling indah di dunia ini.

Lewis Tang meniup asap rokok dari mulutnya, ujung jari terletak di asbak yang ada di meja yang di samping ranjang, dengan ringan ia membuang abu dari rokok, dengan sangat santai dia berkata terhadap Clarice Lu, "Hasil tender sudah keluar, mungkin akan diumumkan lusa."

“ha?” Clarice Lu menatapnya, menunggu ia mengumumkan jawaban, namun sudah tidak semenarik awal dia mengharapkan jawaban tersebut.

“Yang berhasil memenangi tender kali ini adalah Konstruksi ET, harga penawaran yang mereka laporkan paling dekat dengan harga tender, laporan penawaran dan laporan perencanaan mereka juga terbuat dengan sangat bagus, lebih baik daripada perusahaan kamu dari segala aspek, harga penawaran dari kalian lebih tinggi, secara bisnis, kalau berdiri di atas plaform yang adil, aku tentu akan memilih Konstruksi ET. "Lewis Tang jarang berkata banyak dalam satu waktu bersamaan, bahkan lebih jarang menjelaskan sesuatu ke orang lain, namun selalu ada pengecualian dalam segala hal. Dia selalu memiliki kesabaran khusus terhadap Clarice Lu.

“Oo.” Clarice Lu menganggukkan kepala dan paham terhadap penjelasannya, dia juga tidak memiliki banyak emosi, tidak merasa senang, tentu, dia juga tidak merasa tidak senang, sepertinya hasil ini memang sudah dalam dugaan.

Jika berada di jalur awal yang sama, Global Corp. bukanlah pilihan terbaik. Hanya bisa dianggap sebagai salah satu opsi.

Jari tangan kiri Lewis Tang menjepit sebatang rokok, tangan kanannya sambil menyentuh wajahnya, dan berkata padanya, “Clarice, sekarang hasil tender belum diumumkan, segalanya masih ada kesempatan untuk berubah, beritahu ku, apakah kamu masih menginginkan tender case ini?”

Clarice Lu melihatnya dengan terbengong, masih belum bisa mencerna kata-katanya. Tentu, dia sama sekali tidak menyangka kalau Lewis Tang akan mengucapkan kata-kata seperti ini kepadanya. Setelah kemarin, dia sudah membawa harapan apapun terhadap hasil tender.

“Kalau aku bilang, aku masih menginginkannya, kamu akan memberikannya pada ku?”

“Iya.” Lewis Tang dengan jujur menganggukkan kepalanya, tatapan tulusnya yang dalam tersebut, terlihat begitu serius.

Cuma satu case tender saja, bahkan mau nyawanya sekalipun, apa yang tidak boleh. Dia sudah terlalu banyak mengutang kepadanya, apapun yang dia inginkan, asal dia mampu memberi, tidak ada yang tidak mungkin.

“Kalau begitu, berarti taktik aku menggoda mu dengan kecantikkan aku berhasil?” Clarice Lu bertanya dengan sambil ketawa, setengah bercanda setengah serius. Dia menyadar dalam lengannya, terbungkus selimut, dan tubuh di dalam selimut masih telanjang.

Lewis Tang tersenyum dengan hangat, bertanya kepadanya sekali lagi, “Mau?”

Clarice Lu tertegun, dia tahu, kalau Lewis Tang benar-benar serius.

Clarice Lu dengan cemberut, berpikir dengan serius apakah dia harus atau tidak mengulurkan tanganya dan menerima apa yang di kasih oleh Lewis Tang. Dia memberi dengan begitu serius, Clarice Lu menjadi takut untuk menerima. Kalau ia menerima, harus membayarnya dengan apa?

Saat Clarice Lu masih ragu-ragu, hp Lewis Tang yang terletak di samping meja ranjang menggetar. Setelah dia melihat layar hpnya menampilkan nama penelepon, dia membuka selimut, mengenakan mantel, mengangkat telepon dengan tenang, dan berjalan ke balkon menjawab telepon tersebut.

“Halo”

“Dengar-denganr Clarice mengikuti tender case Tang’s Corp?” terdengar suara Chris Lu yang dingin dan rendah dari telepon.

“Iya, namun tidak berhasil mendapatkan tender tersebut, kalau Global International Company merasa tertarik dengan case ini”

“Tidak perlu.” Chris Lu memotong pembicaraannya, nada juga terdengar sangat dingin, menjauhi orang lain, “Mengikuti tender case ini memang keputusan Clarice sendiri, malah lebih bagus kalau tidak berhasil, kalau berhasil mendapatkan tender ini pun, aku tidak akan terima. Lewis Tang, aku harap kamu paham, segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Tang, aku tidak tertarik.”

Lewis Tang terdiam beberapa saat, baru menjawab, namun tidak menyambung topik tadi, ia berkata, “Masalah Abang ku kemarin, terima kasih.”

Masalah Wakil Walikota Liang, setelah masalah sudah terjadi, dia baru mendengarnya dari Nicholas Tang, siapapun tidak mengira si Liang ini akan terlibat, bahkan Nicholas Tang pun tidak menduga, kali ini kalau bukan karena bantuan Chris Lu, masalah Nicholas naik jabatan akan terjadi banyak perubahan.

“Sama-sama, utang budi yang kemarin, sekarang terhitung sudah terbayar juga.”

“Sepertinya kamu benar-benar tidak ingin berhubungan apapun pun dengan keluarga Tang.” Lewis Tang dengan datar berkata dengan jujur, suaranya yang rendah terdengar sedikit rasa tidak berdaya.

“Tentu, Lewis Tang, kamu masih sangat tahu diri, ini sangat baik. Ingat kata-kata aku, menjauhlah dari adik perempuanku. Kamu seharusnya sangat mengenal aku, aku tidak keberatan kalau kita saling bermusuhan.”

Suara Chris Lu yang dingin dan membawa nada mengancam tersebut terus bergema di dalam telepon, Lewis Tang mengerutkan keningnya, dengan tidak sadar ia melihat ke dalam kamar.

Dia berdiri di balkon yang dibatasi oleh pintu kaca, dia melihat Clarice Lu yang terduduk dalam selimut di ranjang, rambutnya yang tergerai, Clarice Lu sedang melihatnya, dan tersenyum, tatapannya pun penuh dengan senyum manis.

Hati Lewis Tang pun langsung luluh lembut seperti air, secara tidak sadar ia memegang hpnya dengan erat, dengan suara yang bijak dan tenang ia berkata kepada Chris Lu, “Menjauhi dirinya? Bagaimana kalau aku tidak bisa! Chris Lu, aku tidak pernah takut bermusuhan, pada saat itu aku memilih lepas tangan, karena aku tidak ingin melihat Clarice terus dalam kesedihan.”

Setelah ia berkata, dia juga tidak menunggu Chris Lu menjawab langsung menutup telepon tersebut.

Berjalan dari balkon, dia langsung mendekati ranjang, menaruh tangannya ke dalam selimut, dan memeluk pinggang Clarice Lu, menundukkan kepala dan menciumnya dengan intim.

Dia baru masuk dari luar, badannya membawa hawa dingin dari luar, Clarice pun kedinginan dan bergemetar, sambil mendorongnya, sambil bersembunyi dalam selimut.

“Lewis Tang, kamu masih belum selesai-selesai, aku sudah lelah, mau tidur.” Clarice Lu dengan tidak senang terus menolak.

“Clarice, pemahaman kata “tidur” pria dan wanita sepertinya berbeda.” Lewis Tang tersenyum dengan jahat, dan menariknya ke dalam pelukkannya, walaupun kata-katanya terdengar mengejek, tetepai gerakan tidak melewati batas.

Clarice Lu melototnya, wajahnya yang merah itu terbawa sedikit rasa malu.

Lewis Tang dengan lembut mengeluskan kepalanya dengan manja, “Mandi dulu baru tidur, kalau tidak nanti kamu tidak enak badan.”

“Iya.” Clarice Lu menganggukkan kepala, melarikan diri dengan selimut dengan cepat, seperti melarikan diri dari iblis.

Lewis Tang terduduk di samping ranjang, menyalakan rokok, melihat dia yang terbungkus dengan selimut seperti ulat, sambil berlompat ke kamar mandi, ia pun tidak menahan diri dan tertawa sambil mengelengkan kepala.

Clarice Lu sadar bahwa ranjang Lewis Tang seperti memiliki kekuatan, beberapa tahun terakhir tiap kali dia insomnia, kalau ia tidur di ranjangnya pasti akan sembuh dari insomnianya, keesokkan harinya, dia juga tidur sampai siang jam 10 baru bangun,.

Tentu saja, dia tidak akan mengaku kalau yang membuat dia tidur dengan nyenyak itu bukan ranjang mewah impor di vila Lewis Tang, tetapi cara dia menggodanya sebelum tidur, dan badannya yang dapat membawa kehangatan untuk dirinya.

Clarice membuka matanya, melihat jam yang tergantung di dinding sudah menunjukkan jam 10 pas, telat masuk kerja itu sudah hal pasti, dia tetap buru-buru seperti orang yang sedang berperang, buru-buru turun dari ranjang dan mengenakan pakaiannya, terburu-buru mencuci mukanya dan menyelesaikan sarapan, kemudian dia di antar oleh supir keluarga Tang.

Berkendara dari vila Lewis Tang ke pusat kota harus melewati jalan yang di penuhi dengan pohon wutong, sudah memasuki musim gugur, dan daun-daun yang berwarna emas menutupi jalan, jika menginjak dengan kaki pasti sangat seru dan bisa merasakan tekstur daun.

Clarice Lu meletakkan kedua tangan di dagu, tatapan santainya melihat keluar jendela, ia merasa jalan ini seperti sangat cocok untuk berjalan-jalan santai, tidak seperti ini di lewati dengan buru-buru.

Seperti hidup, beberapa pemandangan hidup harus kita dapat berhenti sejenak dan menikmatinya dengan santai, baru bisa terhitung tidak menyia-nyiakan waktu.

Mobil bisnis Mercedes-Benz yang berwarna hitam dibawa dengan sangat cepat, tetapi sangat stabil, Supir Lewis Tang mengetahui aturannya dengan baik, skill dia mengemudi juga sangat bagus, dan tidak banyak berbicara, sehingga ini memberi kesempatan Clarice Lu untuk menikmati musim gugur yang membawa sedikit rasa sedih ini, sampai mobil tersebut tiba di depan gedung Global Corp.

“Miss Lu selamat jalan.” Supir dengan sopan membukakan pintu untuknya, dan mempersilahkan dia turun dari mobil.

Kemudian Clarice berterima kasih, dia mengenakan hak tinggi berwarna hitam, dengan buru-buru ia memasuki gedung tersebut.

Dia naik ke atas dengan menggunakan lift, saat tiba di kantor CEO, Chris Lu sedang berdiri di depan lift dan sambil menunggu lift, tidak di temani oleh sekretarisnya.

Clarice Lu yang telat ke kantor dipergokin Abangnya, yang juga atasan dia, hatinya merasa sedikit bersalah. Namun untung Chris Lu tidak memperhatikan masalah dia telat, sehingga dia juga tidak mengungkitnya,

Diam diam Clarice menghelakan nafas dengan tenang, sambil tersenyum ia bertanya, “Abang, kamu mau kemana?”

“Iya, mau pulang ke rumah Lu.” Chris Lu menjawab dengan jujur.

Rumah Lu? Abangnya jarang sekali pulang ke rumah keluarga besar Lu dengan inisiatif, kecuali di suruh pulang oleh Darwin Lu. Clarice Lu langsung terpikir masalah Wakil Walikota Liang, dia khawatir akan Abang pergi sendiri akan dilukai, kemudian ia maju menarik lengannya, dan bersamanya jalan ke dalam lift tersebut.

“Aku menemani kamu pulang, mulut kamu hanya satu, mereka ada 3, nanti kamu rugi.”

“Aku bukan pulang untuk beradu mulut juga.”

“Mau berantem juga kamu tidak ada kemungkinan menang.” Clarice Lu menjawab dengan serius.

Chris Lu tertawa sambil mengelengkan kepala, dia benar-benar tidak berdaya terhadap adiknya yang ini, dilahirkan oleh Ibu yang sama, dia tentu tahu, tujuan Clarice pulang hanya ingin melihat drama saja.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu