Waiting For Love - Chapter 105 Aku Hanya Sedikit Merindukanmu (2)

Clarice Lu menggenggam hp itu, sekejap, seluruh rasa kantuknya menghilang, dirinya berbalik badan dan duduk diatas tempat tidurnya, tidak ada orang yang mengangkat telepon Dalton Fang, untungnya telepon asisten pria itu bisa dihubungi.

“Dimana Dalton Fang?”

“Kak Fang kemarin malam terlalu banyak minum, sekarang masih beristirahat di hotel.” Jawab asisten itu.

“Masih tidur? Apa kamu tidak tahu dirinya sudah mulai bekerja hari ini?” Clarice Lu sedikit tidak dapat menahan emosinya, nada bicaranya juga tidak terlalu baik.

Asistennya merupakan seorang wanita muda berusia dua puluh tahun yang baru mulai bekerja, yang air matanya sedikit lagi sudah mengalir karena panik, “Aku sudah mengingatkannya berkali-kali, namun dirinya selalu memarahiku pulang. CEO Lu, anda juga bukannya tidak tahu dengan temperamennya Kak Fang, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.”

“Kirimkan alamat hotel itu kepadaku, aku akan kesana sebenar lagi.” Clarice Lu langsung melemparkan hpnya itu karena marah, lalu dengan gesit turun dari tempat tidur itu, mencuci muka dan menyikat giginya, berganti kedalam pakaian kerjanya dan langsung pergi keluar.

Karena kebetulan sedang berkejaran dengan jam sibuk berangkat kerja, kondiri jalan sedikit tidak bersahabat, Clarice Lu terjebak macet dalam perjalanannya, anehnya dirinya tidak mesara kesal ataupun terganggu. Dia berpikir, ini adalah kali terakhir dirinya membantu Dalton Fang untuk membereskan masalah yang dibuatnya, setelah dirinya dan David Luo resmi bercerai, dia tidak perlu lagi menghabis-habiskan energinya untuk mengurusi masalah seperti ini lagi.

Selama ini, terhadap David Luo, terhadap perusahaan, terhadap semua orang, diriinya sudah bisa dibilang cukup mencurahkan hati dan pikirannya.

Ketika Clarice Lu sampai di depan pintu masuk hotel yang ditinggali Dalton Fang itu, satu jam lebih sudah berlalu.

Asisten itu terus menunggu di depan pintu kamar Dalton Fang, tidak berani beranjak pergi, ketika dia melihat Clarice Lu, dirinya sama seperti melihat seorang malaikat penolong.

“CEO Lu, meskipun anda sudah datang kemari. Kru produksi disana sudah berkali-kali menelepon, Sutradara Guo tidak berhenti mencaci-maki orang karena marah.”

Clarice Lu sangat ingin membalasnya dengan kalimat itu, pria itu pantas untuk dicaci-maki. Namun dia menelan kembali kata-kata yang sudah diujung lidahnya itu.

Asisten itu terlihat menyedihkan, mengingatkan dia akan dirinya yang baru bergabung ke dalam industri pekerjaan ini. Dia juga datang dari nol, dari tidak mengerti apa-apa, apa perlu dirinya sekeras itu kepada orang lain?

“Kamu pergi duluan ketempat syuting, coba untuk menenangkan anggota kru disana, jangan lagi membuat keributan.” Perintah Clarice Lu kepada wanita itu.

Asisten itu menganggukkan kepalanya dengan keras, dia mengerti maksud Clarice Lu, kali ini mereka lah yang berbuat salah, sampai ditempat kru produksi itu dirinya harus benar-benar menundukkan kepalanya dan meminta maaf yang sedalam-dalamnya, dirinya tidak bisa membangkitkan amarah siapapun disana.

Clarice Lu mengetuk pintu itu beberapa kali, lalu membuka pintu itu dengan kunci yang telah diberikan oleh asisten itu.

Seperti yang dipikirkannya, bagian dalam ruangan itu berantakan, semua tempat yang pernah ditinggali oleh Dalton Fang sering kali menjadi seperti tempat yang sudah dijarah, lantai tempat itu dipenuhi oleh pakaian dan seprai, Clarice Lu juga tanpa keraguan sedikitpun menginjak sepotong pakaian Ermenegildo Zegna dengan sepatu hak tingginya ketika memasukki ruangan itu.

Ditengah-tengah ruangan yang berantakan itu, Dalton Fang, diluar dugaan, sedang duduk santai di atas sofanya, tangannya menggenggam kaki sebuah gelas tinggi kristal, dirinya menikmati anggur itu dengan malas-malasan.

“CEO Lu, ini adalah sebuah kehormatan, silahkan duduk.” Pandangan malas mata Dalton Fang tertuju kepada Clarice Lu, kedatangan wanita itu bukanlah sesuatu hal yang mengagetkan baginya.

Setiap kali dirinya ingin bertemu dengan Clarice Lu, hanya perlu membuat sedikit keributan, wanita itu pasti muncul. Cara seperti ini bisa dikatakan sangat kekanak-kanakan, tetapi seorang lelaki terkadang seperti anak kecil yang tidak bisa bertumbuh dewasa.

Melihat tampilan pria itu, Clarice Lu kehilangan emosinya, dia duduk diatas sofa didepan pria itu, dengan tenang berbicara, “Kenapa tidak pergi ke lokasi syuting?”

“Tidak ingin pergi.” Balas Dalton Fang sambil tertawa, lalu meminum satu tegukkan anggur, dirinya terlihat seperti dia ingin ditampar.

Pria itu meraih botol anggur diatas meja kopi itu dan menuangkan segelas anggur kepada Clarice Lu.

Itu bukan hari pertama Clarice Lu harus berhadapan dengan Dalton Fang, dirinya sangat paham bahwa semua gerak-gerik pria itu, tanpa diragukan lagi, adalah untuk membuat dirinya marah. Sering kali, dirinya memang dibuat marah besar. Tetapi saat itu, dirinya mengambil gelas anggur itu dari dalam tangan Dalton Fang, alih-alih marah, dirinya tertawa.

Kedua jari tangannya yang putih panjang itu dengan anggunnya menjepit kaki gelas tinggi kristal itu, lalu dengan perlahan menggoyangkan cairan di dalam gelas itu. Dirinya tidak melihat Dalton Fang sama sekali, pandangan mata nya yang jernih seperti air itu terpaku ke lapisan berkilau yang memukau mata di dalam gelas itu.

Bibir merahnya terbuka kecil, suaranya tenang dan lemah, “Bisa menjalani hidup sesuka hati, sebenarnya merupakan sebuah hal yang tidak buruk. Kamu tidak ingin pergi, tentu saja boleh tidak pergi. Tapi, kamu telah menandatangani kontrak dengan kru produksi, jika melakukan pelanggaran sepihak, tentu saja harus membayar denda, hanya perlu kamu rela mengeluarkan uang, aku bisa mengutus orang untuk pergi mengurus masalah pemutusan kontrak.”

Setelah mendengar selesai, Dalton Fang berusaha untuk mempertahankan ketenangan dirinya, namun matanya bergetar, seperti ada ombak yang telah menghempasnya, menunjukkan ekspresi sedikit tercengang.

Sebelumnya, setiap kali dirinya berperilaku buruk, Clarice Lu selalu membujuknya, mengikuti permintaannya, membereskan masalahnya, tidak akan pernah membiarkannya hancur berkeping-keping.

“Tapi, aku masih harus memberikanmu peringatan.” Melihat pria itu diam seribu bahasa, sudut bibir Clarice Lu terangkat sedikit, dengan tenang berkata, “Kamu sendiri tahu kedudukan Sutradara Guo dalam industri ini, keluar dari filmnya, dirimu hanya akan merusak reputasimu dalam industri ini, jika kamu tidak ingin berganti profesi, aku sarankan kamu untuk berpikir dua kali sebelum bertindak.”

Setelah menyelesaikan perkataannya, Clarice Lu meletakan kembali gelas tinggi di dalam tangannya itu, lalu tertawa kecil, “Hubungi aku setelah dirimu memikirkannya baik-baik, kamu sendiri tahu, hp ku aktif selama dua puluh empat jam, masih ada lagi, anggur itu tidak buruk, kamu lanjutkan minum, jangan menyia-nyiakannya.”

“Clarice Lu!” Melihat dirinya berdiri ingin meninggalkan tempat itu, ekspresi wajah Dlaton Fang seketika berubah.

“Masih ada yang lain?” Mata cantik Clarice Lu menatap pria itu, ada lapisan candaan dalam matanya, namun orang tidak bisa menebak perasaannya yang sebenarnya.

Dalton Fang berdiri, tubuhnya tinggi dan besar, berdiri di depan Clarice Lu, menatap turun ke arah wanita itu, matanya tidak berkedip. Setelah memandang lama wanita itu, sudut bibirnya tiba-tiba membentuk sebuah senyuman tipis, ekspresi wajahnya kembali hangat. Benar-benar layak disebut sebagai aktor, karakternya berubah lebih cepat daripada membalik buku.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu