Waiting For Love - Bab 129 Sudah Rindu Kamu (2)

Jadi, dia dengan sengaja batuk untuk memberikan peringatan kepada orang di dalam. Kemudian dia menyentakkan sepatu hak tingginya sambil membawa gelas khusus dan berjalan masuk ke ruangan itu.

Benar saja, Janice Wang dan beberapa gadis itu langsung terlihat ekspresi bersalah dan malu setelah melihat Clarice Lu. Bahkan ekspresi Janice Wang lebih tidak enak dilihat. Seperti takut kalau kebohongannya dibongkar oleh Clarice Lu.

Sebenarnya Clarice Lu bukan orang yang membosankan. Ia dapat mengerti kondisi Janice Wang, yang masih menyewa rumah, punya pacar yang biasa saja dan tidak memiliki kelebihan di segala aspek. Tetapi dia berbohong memiliki pacar dari keluarga orang kaya, tinggal di villa dan mengendarai mobil mewah. Hanya untuk merasa lebih tinggi dari orang lain dan mendapatkan status di perusahaan.

Clarice Lu tidak memandang mereka dan berjalan sampai ke samping mesin kopi. Dia menuangkan setengah gelas kopi lalu berbalik untuk jalan keluar. Sebelum keluar dari ruangan itu, dia memandang mereka dan berkata, “Masih belum pergi bekerja? Hari ini kalian tidak mau keluar kantor!”

Clarice Lu baru saja selesai berbicara, mereka langsung kabur dari ruangan itu.

Baru saja kembali ke kantor dan membuka laptopnya untuk bekerja, pintu kantor diketuk dari luar. Ketukannya pelan dan sopan.

“Silahkan masuk.” Clarice Lu tidak mengangkat kepalanya ketika berbicara.

Selanjutnya, pintu kantor didorong terbuka. Janice Wang berjalan masuk dan dengan sopan memberikan sebuah dokumen ke depan meja kantor. “Asisten Lu, dokumen ini butuh tandatanganmu.”

Clarice Lu melihat dokumen dan setelah melihatnya dengan seksama, tidak ada masalah. Dia langsung menandatangani dokumen itu dengan namanya.

Dia memberikannya kepada Janice Wang, tetapi ketika Janice Wang menerima dokumen, dia tidak langsung pergi, penampilannya seperti ingin berkata sesuatu.

Clarice Lu mengerti apa yang ingin dia bicarakan.

“Ketua Janice Wang, saat bekerja aku tidak suka mendiskusikan masalah umum.” Clarice Lu tidak membicarakan ketertarikannya mendengar gosip orang lain, jadi Janice Wang khawatir kalau Clarice Lu membongkar kebohongannya.

Tetapi Janice Wang salah menangkap arti perkataannya, dan tidak mengerti arti sebenarnya dari perkataan Clarice Lu. Bibirnya bergerak tetapi begitu melihat sikap dingin dari Clarice Lu, kata-kata yang ingin dikeluarkannya ditelan kembali.

Janice Wang dibuat diam oleh Clarice Lu. Tentu saja suasana hatinya buruk. Setelah kembali ke area kantor, dia terlihat murung dan cemberut. “Apa ini, bukankah dia hanya seorang asisten?”

Rekannya yang duduk di sebelahnya mendengar perkataan itu, lalu dengan cepat memanggilnya dan berbisik di telinganya, “Kakak Wang, sebaiknya kamu jangan berkata seperti itu mengenai asisten kita. Dia masih bermarga Lu.”

“Marga Lu?” Mata Janice Wang tiba-tiba terbuka lebar. Global International Company adalah milik marga Lu. “Dia tidak mungkin kerabat dari bos perusahaan ini?”

“Kerabat apa, aku dengar Menteri Liu dari bagian personil, dia adalah salah satu bagian dari dewan direksi, hanya pengganti bohongan.”

“Bagaimana mungkin seorang dari dewan direksi masih di tahap magang di cabang?” Janice Wang masih tidak percaya.

“Aku dengar kepala direksi punya dua anak perempuan, yang ini lahir dari mantan istrinya. Kakak Wang, berikutnya kita harus lebih hati-hati. Jangan mengusik dia, atau kita tidak bisa bekerja dengan tenang.

Setelah copywriter menyelesaikan gosipnya, dia kembali ke tempat duduknya dan meninggalkan Janice Wang sendiri. Dia mengusik Clarice Lu tidak hanya sekali, tetapi dua kali. Berikutnya bukan tidak bisa bekerja dengan tenang, namun bisa dipecat.

Pantas saja Clarice Lu memakai merek bagus seharian dan menyetir mobil mewah. Kelihatannya dia adalah reinkarnasi dari seorang terpelajar.

“Ketua Wang, ketua Wang!” Janice Wang terlihat bingung, Clarice Lu mencarinya di depan pintu kantor dan sedang memanggil namanya.

Orang yang duduk di sebelah menarik bajunya. Janice Wang kembali sadar namun tidak berani berhadapan dengan Clarice Lu.

“Asisten Lu, apa ada hal yang ingin dibicarakan?” Sikap alisnya yang merendah membuat Clarice Lu merasa tidak nyaman.

“Beberapa data di dalam laporan ada yang salah. Tolong kamu hitung ulang, terima kasih atas kerja kerasnya.” Sikap Clarice Lu terhadap setiap orang sangat baik, tak terkecuali Janice Wang.

Dia dan Janice Wang memang tidak pernah bekerjasama sebelumnya. Meskipun begitu, dia sudah berada di pasar begitu lama, dari awal sudah belajar untuk membedakan masalah pribadi dan perusahaan.

Setelah itu Clarice Lu kembali ke kantor, handphonenya yang diletakkan di atas meja terus berdering tanpa henti.

Dia berjalan cepat dan mengambil handphonenya. Tidak disangka, nama yang muncul di handphonenya adalah Lewis Tang.

Dia mengangkat telepon tetapi tetap diam. Dia tidak harus berkata apa kepadanya. Sebaliknya, suara rendah dan menarik datang dari seberang telepon itu.

“Di mana?” Tanya dia.

“Kantor, lembur.” Clarice lu menjawab. Dia menggigit bibirnya dengan pelan, ekspresinya sedikit aneh.

“Oh, setengah jam lagi aku pergi menjemputmu.” Lewis Tang berkata dengan nada yang santai seperti cuacana hari itu.

Clarice Lu sedikit kesal. Saat dia tidak peduli, dia membiarkannya sendiri. Saat dia peduli, dia langsung datang kepadanya. Dia sungguh membuat dirinya sebagai mainan rekreasi. Dia harus tahu bahwa mainan juga punya emosi.

“Aku sudah bilang lembur. Tidak ada waktu.”

“Tidak ada waktu? Tidak apa-apa. Aku tunggu. Asisten Lu, kalau aku menunggu di ruang resepsi perusahaan bagaimana?” Suara menarik Lewis Tang bercampur dengan olokan.

“Tidak perlu, kuil kita ini sangat kecil, tidak cukup untuk memasukkan Buddha besar ini. Setengah jam kemudian di depan perusahaan ada perempatan. Aku menunggumu di sana.” Clarice Lu berkompromi. Dia tidak berani presiden perusahaan lain masuk ke kantornya. Keesokan harinya bisa menjadi gosip orang-orang.

Setelah menutup telepon, Clarice Lu menutup laptopnya dan dengan sederhana merapikan dokumen, memakai jaket dan mencari waktu untuk keluar. Lalu sampai di perempatan untuk menunggu Lewis Tang.

Ternyata dia datang lebih cepat dari dugaan. Mobil Range Rover hitam sudah berhenti di pinggi jalan. Jendela belakang setengah terbuka. Satu tangan Lewis Tang diletakkan di luar jendela. Di tengah-tengah kedua jarinya ada rokok yang terbakar perlahan.

Clarice Lu belum menghampirinya. Supir Lewis Tang sudah turun dari mobil dan membukakan pintu belakang untuknya.

Dia duduk di sebelah Lewis Tang lalu Lewis Tang melihatnya sambil tersenyum. Lengan kemejanya sudah terlipat dan kemeja Armani miliknya terlihat sedikit santai dan bebas.

“Kamu pikir apa pasti dilakukan. Di sini tidak boleh parkir.” Lewis Tang tersenyum sambil menunjuk ke tiket pelanggaran di depan kaca.

“Hanya satu tiket saja. Apa kamu tidak bisa membayarnya?” Kata Clarice Lu sambil tersenyum dan bertanya, “Ke mana?”

“Ke tempatku? Atau ke tempatmu? Atau ke hotel juga boleh. Sudah rindu kamu.” Telapak tangan Lewis Tang yang hangat mengelus kulit di pipinya sambil membawa rasa cemburu dan cinta yang tak terlukiskan.

Clarice Lu dengan marah memukul tangannya. Dia Lewis Tang masih menganggapnya sebagai alat di atas kasur. Sesukanya digunakan.

“Wanita prostitusi masih ada harganya, Lewis Tang. Kamu jangan berlebihan.”

Bagaimana mana Lewis Tang tidak melihat kekesalannya. Sudah begitu lama orang bisa bertambah dewasa, tetapi sikapnya masih tetap sama. Mengubah alam dari Jiangshan saja sulit, apalagi ini.

Senyum dari Lewis Tang penuh dengan kehangatan. Dari kotak yang tergantung di jasnya dia mengambil satu kotak hitam. Ternyata itu hadiah untuk Clarice Lu.

Suatu waktu, setiap Lewis Tang ikut bersama tim medik international ke berbagai kota, di setiap pergi ke suatu tempat, dia tidak lupa untuk membeli Clarice Lu hadiah. Seperti sekarang ini dia merasa puas.

Meskipun begitu, dia memperlihatkan kotak itu ke depannya namun Clarice Lu tidak menyentuhnya. Dia dengan biasa saja melihat kotak itu.

Clarice Lu melihat hadiah ini adalah perhiasan terbaik dari German. Presiden Tang terhadap wanita selalu memberikan yang terbaik. Tetapi Clarice Lu adalah orang kaya, tidak mungkin dia menyukai hadiah biasa seperti inii.

“Presiden Tang merasa aku kekurangan ini?”

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu