Waiting For Love - Bab 113 Rumah (1)

Sidang pengadilan pertama selesai, ekspresi Kendrick Tang sesuai dengan norma-norma masyarakat, tapi pengacara pihak lawan juga tidak mendapatkan keuntungan apapun.

Clarice Lu dan Kendrick Tang berdampingan berjalan ke bagian luar pengadilan, dia berkata kepafa Clarice Lu dengan suara yang tidak terlalu keras, “sidang pengadilan kasus perceraian ini bukan sekali dua kali sudah memiliki hasil, kamu tidak perlu terlalu khawatir, yang datang melihat situasi sekarang ini memiliki keuntungan bagi kita. ”

Clarice Lu selesai mendengarkan dan mengangukkan kepala, sama sekali tidak ada kekhawatiran yang berlebihan. Biaya pengacara Kendrick Tang tidak rendah, maka , mahal pastinya memiliki basis yang mahal.

Karena Kendrick Tang masih memiliki gugatan lain uang harus diurus, dan sama sekali tidak pergi keluar bersama dengannya. Clarice Lu berjalan keluar ke pintu utama pengadilan, secara kebetulan bertemu dengan David Luo.

Dia melihatnya, dan David Luo tentunya juga melihatnya. Dia memberhentikah langkah kaki secara tidak sadar, berdiri diatas tangga dan menghisap rokok, sama sekali tidak ada maksud untuk menghampiri dan menyapa.

Jarak diantara satu sama lain berjarak beberapa langkah, saling memandang untuk waktu yang lama, dan sudah sampai pada kondisi tidak ada ysng bisa dikatakan lagi. Clarice Lu memiliki sedikit rasa mengejek dan mengaitkan bibir, mengambil kembali tatapan mata, melangkahkan sepatu hak tinggi, menginjak satu per satu anak tangga, dan pergi meninggalkan dari tatapan mata David Luo.

Saat akhir pekan, Clarice Lu terbiasa untuk tidur bermalas-malasan, dan hari ulang tahun Darwin Lu, dia tidak mempedulikannya dari awal, sampai Chris Lu menelpon untuk mendesak, dia baru pelan-pelan bangun dari ranjang.

Mobil Chris Lu dari awal sudah menunggu di lantai bawah, setelah dia naik ke mobil, dia msih tidak berhenti untuk menguap.

Chris Ye cenderung sedikit merasa tak berdaya melihatnya, didalam matanya penuh dengan rasa berpura-pura tidak tahu dan manja, dia menaikkan suhu pendingin didalam mobil, dan berkata kepada Clarice Lu, “jika ngantuk tidurlah sebentar di mobil, setelah tiba aku panggil kamu lagi. Kedepannya kurangi bergadang, saat muda sekarang tidak merasakan, tunggu kedepannya saat kanu berumur lebih tua, penyakit pun datang mencari. ”

Clarice Lu menjawab “Ya”, sebuah sikap yang bertindak secara asal-asalan, dan pada akhirnya menambahkan sepatah kata, “abang, sejak kapan kamu menjadi begitu cerewet. ”

Chris Lu malas untuk lanjut menghabiskan perkataannya, menyalakan mesin mobil, mobil mercedes-benz berwarna hitam perlahan-lahan menyetir keluar ke wilayah kecil.

Mobil Chris Lu dikendarai dengan sangat stabil. Clarice Lu bersandar pada posisi tempat duduk penumpang di depan, menutup mata dan mulai tidur, tanpa diduga juga tertidur dengan dungu.

Mobil dikendarai masuk kedalam wilayah bagian belakang villa, Chris Lu mengeluarkan suara untuk menyadarkannya. Clarice Lu menggosok-gosok mata , yang mulai terlihat adalah kedua sisi jalan metasequoia yang besar dan tinggi, musim di tengah musim panas, batang kering yang subur, tatapan mata terlintas pada daun yang subur dan hijau, dan terjatuh sebuah bayangan yang beraneka ragam.

Pandangan di depan mata yang kabur muncul sebuah villa kecil tiga lantai dengan batu bata di dinding yang berwarna merah dan atap yang berwarna hijau, disini adalah rumah yang sebelumnya di tinggali Clarice Lu selama 10 tahun lebih, dan sekarang ditinggal oleh Darwin Lu dan Natalia Liang kedua ibu dan anak.

Mata Clarice Lu yang sedikit menyipit dan berair, cahaya mata perlahan-lahan melemah, ingatan tiba-tiba terasa seperti laut yang hancur, dan akan tertuang keluar dalam sekejap.

5 tahun lalu,dia tersadar setelah kecelakaan, ingatannya terhenti pada saat umurnya 15 tahun di musim panas itu, dan diberitahukan bahwa diri sendiri sudah berumur 20 tahun. Disamping itu, ibu sudah meninggal, abang masih bersekolah di luar negeri. Walaupun dia sudah remaja, dia tetap masih seorang murid, sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk hidup sendiri. Jadi, ayah Dawin Lu ini bahkan tidak bersedia lagi, tapi juga mau tak mau menerima tanggung jawab sebagai ayah, lalu membawanya pulang ke keluarga Lu.

Kemudian, dia mengikuti ayah, dan juga ada Natalia Liang kedua ibu dan anak hidup bersama.

Natalia Liang sepertinya dilahirkan memiliki 2 wajah, di hadapan Darwin Lu, dia berusaha keras memberikan kepedulian kepada Clarice Lu, bahkan memperlakukannya lebih baik dibandingkan Castellia Ye.

Saat satu keluarga duduk bersama untuk makan, diatas meja pasti tidak akan kekurangan sayur yang di sukai Clarice Lu. Wajah kecil Natalia Liang, sering tidak membiarkannya untuk menjepit sayur.

“Clarice Lu, ayah kamu berkata kamu suka ikan rebus cuka, dia sengaja memerintah bibi babysitter untuk pergi kepasar pagi-pagi membeli yang paling segar, dan juga aku sendiri yang memasak, kamu cobalah cocok tidak dengan seleramu, jika cocok maka makan lebih banyak, kamu sudah terlalu kurus. ”Natalia Liang menjepit daging ikan yang berwarna putih salju kedalam mangkuk Clarice Lu, dan memotong tulang ikan satu per satu dengan bersih.

“Terima kasih bibi Liang, ”Clarice Lu tidak suka dengan sikap antusiasnya yang sementara, hanya berkata asal-asalan dengan lembut.

Darwin Lu sangat tidak puas terhadap sikapnya yang seperti ini, berkata dengan ekspresi wajah yang lurus “Clarice Lu, bibi Liang memperlakukanmu dengan baik, harus diingat didalam hati, mengerti untuk menghormatinya, dan menurut dengannya.”

Clarice Lu menundukkan kepala dan tidak berbicara, tangan kanan mengenggam sumpit dengan erat.

Castellia Lu sangat aktif, cemberut, dan berkata kepada orang tua fengwn manja, “ibu, bagaimana bisa kamu memperlakukan kakak lebih baik dibandingkanku, aku juga suka makan ikan rebus cuka.”