Waiting For Love - Chapter 104 Sudah Terlalu Lama Tidak Digunakan, Benda Itu Tidak Berfungsi Dengan Baik Lagi Kan (2)

Ketika angka itu berubah menjadi satu, pintu berdenting, pintu lift itu terbuka lebar. Lewis Tang keluar dari lift itu dengan langkah lebarnya, tatapannya langsung tertuju ke arah Alex yang melipat kedua tangannya di depan dadanya, posturnya terlihat tanpa energi, bersandar diatas dinding itu, dasi yang melingkar di lehernya itu longgar dan sekujur tubuhnya memiliki bau alkohol yang menyengat.

Lewis Tang tahu bahwa anggurnya telah dicampur dengan sesuatu, jadi ketika sedang makan dengan Vanessa Bai, dia mengirimkan pesan kepada Alex, meminta pertolongannya. Sangat jelas bahwa Alex baru saja dari bar.

“Barang yang kamu inginkan.” Alex memberikan kantong kertas yang dijinjing dalam tangannya itu kepada Lewis Tang, kantong kertas itu berisi sekotak obat dan air mineral.

Lewis Tang tidak meminum banyak anggur itu, terlebih lagi dia memiliki toleransi alkohol yang tinggi dibandingkan orang-orang pada umumnya, dosis obat yang sedikit itu tidak memiliki arti apa-apa baginya, tidak perlu pergi ke rumah sakit, hanya perlu meminum obat penawar yang berhubungan saja sudah cukup.

Lewis Tang membuka segel kotak obat tersebut dan melemparkan sebuah pil putih ke dalam mulutnya, obat itu melewati kerongkongannya dan memenuhinya dengan rasa yang sangat pahit, namun mata Lewis Tang bahkan tidak berkedip sekalipun. Masih ada rasa pahit apa yang belum pernah dirasakannya.

Setelah meminum obat itu, dia melemparkan kotak obat kosong dan air mineral yang hanya diminumnya dua teguk itu ke dalam kotak sampah di ujung dinding itu, mengeluarkan bunyi barang jatuh.

Alex memandangi pria itu, senyum nakal terukir diwajahnya, lalu berkata, “Lewis Tang, apakah kamu perlu berbuat sejauh ini? Dirinya hanya seorang wanita, apa lagi yang membuat dirimu merasa tidak enak ketika dirinya tidak merasa keberatan sama sekali untuk tidur denganmu, terlebih lagi itu tidak merugikanmu.”

Ditengah-tengah perkataannya, pandangan mata Alex tertuju pada bagian bawah tubuh Lewis Tang, lalu tertawa nakal, lalu merendahkan suaranya dan kembali berkata, “Jangan-jangan karena sudah lama tidak digunakan, dia sudah tidak dapat berfungsi dengan baik lagi.”

Baru saja dia mengakhiri perkataannya itu, pandangan mata dingin Lewis Tang yang bagaikan sebuah panah langsung tertuju kepadanya. Alex langsung menutup rapat mulutnya, detik selanjutnya, dia mendengar Lewis Tang melontarkan kalimat itu dengan nada dingin, “Aku tidak suka kotor.”

Alex mengikuti pria itu dari belakang, bersama-sama berjalan keluar dari lobi hotel itu, kedua tangannya berada di dalam saku celananya, menampilkan kesan pemuda yang selalu menanggapi hidupnya dengan santai. Dirinya memperhatikan sosok Lewis Tang yang tegap itu, lalu sebuah senyuman tipis terukir di atas wajahnya.

Mungkin selain wanita itu, dia menganggap semua wanita lainnya kotor, tidak baik memiliki obsesi berlebih terhadap kebersihan seperti itu. Hidup seorang pria adalah untuk menikmati hal-hal seperti itu.

Malam ini Lewis Tang merasa jauh lebih lelah dari biasanya, jadi, Alex lah yang mengendari mobil itu pulang, Lewis Tang duduk di sebelah pria itu dikursi depan, fitur wajahnya yang tampan dan dingin itu terlihat sedikit kuyu.

Alex ada meminum alkohol, jadi mobil itu bisa dikatakan dikendarai dengan kecepatan yang tidak cepat, dan dia berada dalam puncak fokusnya, akan menjadi sebuah masalah yang menyulitkan jika mereka tertangkap oleh polisi.

Di dalam mobil yang kecil itu, keheningan itu bagaikan sebuah tekanan, jadi, ketika dering hp itu berbunyi, dirinya merasa benar-benar terselamatkan. Alex menghubungkan Bluetooth hpnya melalui setir multi fungsi itu, terdengar suara lembut seorang wanita dari balik telepon itu.

“Kak Hugo, kapan kamu akan datang menemuiku? aku sudah sangat kangen denganmu.“

“Aduh, aduh, kangen dengan bagian mana dari diriku, badan atasku atau badan bawahku?” Alex berkata dengan nada bicara penuh manja, sudut bibirnya itu membentuk sebuah senyuman nakal.

“Ih, sebel deh, kamu benar-benar nakal.”

“Semakin nakal aku bukannya kamu semakin suka?” Alex dengan terbukanya berkata dengan wanita dibalik telepon itu, “Setelah mandi, kamu berbaring manis saja di atas tempat tidur sambil menungguku, aku akan segera kembali untuk memanjakanmu.”

Alex menutup telepon itu, lalu memutar kepalanya melihat kearah Lewis Tang dan berkata, “CEO Tang, lihat berapa banyak hal yang telah kamu tunda, aku harus terburu-buru menaikkan celanaku untuk datang menyelamatkanmu.”

Disaat itu Lewis Tang baru menyadari bahwa tanpa disangka-sangka Alex datang dengan terburu-buru dari atas tempat tidur seorang wanita, diluar dugaannya, dia benar-benar telah merepotkan pria itu, pasti sangat sulit untuk menahan hal itu.

“Maaf sudah merepotkan.” Lewis Tang mengucapkan perkataan itu dengan datar, diwaktu yang bersamaan dirinya menurunkan jendela mobil disisinya itu, lalu mengeluarkan sebatang rokok dari balik jasnya dan menyalakannya, lalu menghisapnya dengan santai.

Mobil itu berhenti disebuah perempatan jalan, menunggu aba-aba, Alex dihadapi dengan masalah antara harus berbelok ke kiri atau ke kanan, maka dari itu dia bertanya kepada Lewis Tang, “kembali ke Country Bay atau ke LinXi?”

“Kembali ke LinXi, Kakak Ipar Yue berkata suasana hati Dyson belakangan ini sedang tidak baik, aku akan kembali untuk melihatnya.” Lewis Tang menghembuskan asap tipis dari dalam mulutnya, nada bicaranya terdengar seperti dia tidak memiliki pilihan lain.

Dia selalu tegas dalam mendidik anaknya, Dyson juga termasuk sebagai anak yang penurut. Tetapi anak yang tinggal dalam keluarga single-parent, tidak peduli seberapa mewah hidupnya, tidak ada uang yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu, pasti ada cacat dalam kepribadian Dyson.

Dalam menangani urusan perusahaan, tuan muda ketiga Keluarga Tang itu tidak memiliki masalah sama sekali, kepemimpinannya sangat kuat. Tetapi sebagai seorang ayah, dirinya tidak pernah memiliki pengalaman apa pun, dirinya mengakui bahwa dia bukanlah yang terbaik.

Ketika dirinya sampai di apartemen itu, Kakak Ipar Yue baru saja membuat Dyson tertidur, dengan atau tanpa disengaja mengomel kepada pria itu. Lewis Tang sedikit mengerutkan alisnya, tidak berkata apa-apa, dia langsung naik keatas menuju kamar anaknya.

Setiap anak kecil, banyak atau sedikit, pasti memiliki rasa takut terhadap gelap, jadi salah satu lampu dinding di kamar Dyson selalu dibiarkan menyala sepanjangan malam, cahaya lampu kuning itu jatuh ke atas wajah anak yang tertidur pulas itu, ekspresi tidur itu tenang dan elok.

Lewis Tang melangkah dengan sangat hati-hati, berhenti di sisi tempat tidur kecil itu. Tubuh kecil anak itu meringkuk dibalik selimutnya, namun salah satu kakinya keluar dari balik selimut itu. Lewis Tang bergerak dengan sangat pelan dan hati-hati, menyelimuti kaki Dyson yang keluar itu. Lalu dengan refleks menjulurkan tangannya, mengelus lembut pipi anak itu.

Selalu ketika dia menatap anak itu dengan tenang seperti itu, hati Lewis Tang selalu terasa perih.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu