Waiting For Love - Bab 271 Inspeksi Rutin Nyonya Tang

Clarice Lu hanya memasukkan baju ke dalam mesin cuci dengan diam, lalu ia menaruh sabun yang banyak ke dalam mesin cuci, seolah-olah dengan begitu akan membersihkan bau yang seharusnya tidak ada disana.

Mungkin memang karena firasat wanita, bau ini membuatnya merasa sangat tidak enak.

Lewis Tang jarang-jarang tidak ada acara dengan klien malam ini, namun ia tetap tidak punya waktu untuk menemaninya, ia hanya berdiam di ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah Clarice Lu selesai menjemur baju, ia menuangkan secangkir kopi, dan ke depan pintu ruang kerja, lalu dengan perlahan ia mengetuk pintu beberapa kali.

Di dalam ruang kerja, terdengar suara komputer Lewis Tang yang terus berbunyi, setelah mendengar suara ketukan pintu, suara tersebut baru berhenti. Dengan datar Lewis Tang berkata, “Silahkan masuk.”

Clarice Lu mendorong pintu dan masuk, lalu ia menaruh kopi terus di depan mejanya. Kopi yang hangat, masih mengeluarkan asap putih.

“Terima kasih.” Lewis Tang tersenyum dengan hangat, sambil mengandeng tangannya, kemudian menariknya dengan pelan, ia pun langsung tertarik ke dalam pelukkan.

Ia terduduk diatas lutut Lewis Tang, lengan Lewis Tang yang kekar sambil merangkul pinggangnya, karena dia baru mandi sehabis pulang ke rumah, badannya pun tercium bau sabun mandi yang harum, bau mint yang sangat segar, membuat orang merasa sangat nyaman mencium bau tersebut.

Tidak ada bau parfum yang membuat orang merasa kesal tadi, badan Clarice Lu pun menyandar di dadanya, Clarice Lu yang tegang tadi pun dengan perlahan merasa santai.

Lewis Tang dengan satu tangan merangkul pinggangnya, satu tangannya lagi dengan perlahan mengelus rambut halusnya, “Akhir-akhir ini aku akan sedikit lebih sibuk, masalah acara pernikahan kita, sepertinya kamu harus mengurusnya, maaf.”

“Tidak usah minta maaf, CEO Tang sanggup membayarnya, pihak perushaan konsultasi pernikahan tentu akan mengurus semuanya dengan baik.” Clarice Lu berkata dengan sambil bercanda.

Lewis Tang tersenyum dengan tanpa daya, jari lentik sambil mencubit dagu Clarice Lu, kemudian memberikan kecupan di bibirnya. “Lekas pergi istirahatlah, aku mungkin akan sibuk sampai malam, tidak bisa menemani kamu.”

“Iya.” Clarice Lu hanya dengan datar menganggukkan kepala, menghadapi Lewis Tang yang selalu sibuk ini, dia sudah lama terbiasa.

Pria tentu harus memiliki karir sendiri, Clarice Lu bukan anak kecil, tidak membutuhkan Lewis Tang selalu menemani dan menghiburnya setiap saat. Dia bisa menerima kalau pria sibuk dengan karir dan mengabaikannya, namun ia tidak bisa terima kalau pria selalu bilang sibuk namun ternyata ia bisa meluangkan waktu untuk menemani wanita lain.

“Tunggu selesai kesibukan semua ini, aku akan mengambil cuti untuk menemani kamu dan Dyson. Pas kamu tidak sibuk, boleh sambil lihat majalah traveling, lihat kamu ingin honeymoon dimana.”

Kesibukkan Lewis Tang akhir-akhir ini dikarenakan oleh ada sebagian proses pekerjaan yang dipercepatkan, ia ingin menyelesaikan semua prosedur perusahaannya go public sebelum acara pernikahannya, dan ia bisa dengan tenang mengambil cuti panjang, bisa juga disebut dengan cuti menikah.

Clarice Lu tidak menganggunya, dengan patuh ia kembali ke kamar tidur sendirian.

Hari demi hari sepertinya terlewat dengan sambil mengulang, Lewis Tang tetap sibuk seperti biasanya, sepertinya ia selalu lembur sampai tengah malam.

Clarice Lu sudah mulai insomnia, jam besar tepat berbunyi di jam dua belas, dia tetap tidak merasa ngantuk, kemudian ia terbangun, dan keluar dari kamar.

AC ruang tamu dibawah tidak menyala, namun udara sudah terasa dingin. Dia mengenakan sebuah mantel tipis diluar baju tidurnya, terduduk di karpet di depan jendela sambil membaca buku.

Dom terduduk disamping kakinya, seperti penjaga yang setia. Dan Pussy pun terbaring di ambang jendela yang tidak jauh dengan malas, sambil memejamkan matanya, terlihat tidak peduli dengan semuanya.

Malam yang sangat hening, sampai suara ia membalikkan halaman pun terdengar dengan jelas.

Clarice Lu terus membaca buku, ia juga tidak tahu waktu sudah terlewat berapa lama, sebuah cahaya yang menusuk mata tiba-tiba masuk dari luar jendela, ternyata cahay itu dari lampu jauh mobil, lalu, terdengar suara mesin mobil. Akhirnya mengakhiri malam yang sangat sunyi dan sepi ini.

Clarice Lu terbangun, kerena terduduk dengan lama, kakinya merasa sedikit kebas. Ia sambil mengelus kakinya yang kebas itu, tidak sadar ia mengangkat kepala dan melihat jam besar antik yang tidak jauh darinya, tepat jam 1.50 subuh, Lewis Tang baru pulang.

Dom berlari ke depan pintu duluan, sambil mengonggong terhadap arah depan pintu.

Kemudian, pintu di buka oleh orang dengan kunci dari luar, Alex sambi menopang Lewis Tang dan berjalan masuk ke dalam rumah.

“Sialan Komisi Pengaturan Sekuritas ini, benar-benar ingin minum sampai mati kurang ajar.” Alex sambil menopang Lewis Tang dan berjalan mengarah ke dalam, tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh.

Ia menaruh Lewis Tang yang sudah mabuk itu di sofa, kemudian berkata kepada Clarice Lu yang ada disampingnya, “Aku serahkan dia yah, aku pergi dulu.”

Sehabis Alex berkata, ia tidak tinggal lama di sana, kemudian ia membawa mobil dan pergi.

Ruang tamu yang besar, hanya tertinggal Lewis Tang dan Clarice Lu berdua, serta seekor anjing dan seekor kucing.

Sepertinya Lewis Tang benar-benar mabuk berat, dengan lemas dia tersandar di sofa, sambil memejamkan mata, terlihat mata indahnya yang terpejamkan dengan keras, sepertinya merasa tidak enak. Tentu rasa mabuk itu tidak akan membuat orang merasa enak, Clarice Lu paham terhadap perasaan itu.

Tercium bau alcohol yang menyengat di udara. Clarice Lu sambil mengerutkan kening sambil melihat pria yang terbaring mabuk di sofat, melihatnya dengan tidak berdaya.

“Aku ambilkan minum untuk kamu.” Habis berkata, ia langsung masuk ke dalam dapur.

Clarice Lu dengan cepat membawa secangkir air hangat keluar dari dapur, Lewis Tang mengambil cangkir minum tersebut, dan meminumnya dengan cepat, dengan cepat ia menghabiskan secangkir air hangat tersebut.

Setelah menghabiskan air minum, ia berbaring lagi dengan lemas di atas sofa kulit itu, dengan suara yang serak ia memerintah Clarice Lu, “Segelas lagi.”

Nadanyat terdengar sangat memerintah, ia memang sudah terbiasa memerintah orang lain, kebiasaan buruk dia yang ini sepertinya tidak bisa diubah seumur hidupnya ini.

Clarice Lu pun tidak ingin mempermasalahkan hal kecil terhadap pemabuk ini, kemudian ia membawa cangkir kosong tersebut dan masuk ke dalam dapur.

Namun, saat ia keluar dari dapur, pria yang ada di ruang tamu tadi sudah menghilang, hanya tertinggal sebuah mantel kasmir berwarna abu-abu. Sepertinya, ia sudah naik ke atas.

Clarice Lu membawa air minum tersebut naik ke atas, di dalam kamar, Lewis Tang terbaring dengan lemas di ranjang besar, ia hanya mengenakan singlet putih dan celana panjang, sepertinya sudah tertidur, jas dan kamejanya pun terlempar di lantai dengan berantakan.

Clarice Lu menghelakan nafas, dan mengeleng-gelengkan kepala, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar, membungkuk dan mengambil baju-bajunya dilantai, dan masuk ke kamar mandi

Saat sebelum ia memasukkan baju ke dalam mesin cuci, dengan tidak sadar ia mangambil baju-baju tersebut dan menyium bau baju.

Pakaiannya diwarnai dengan bau alkohol dan bau asap rokok yang sengat, terkadang-kadang tercium sedikit bau parfum. Bau parfumnya pun sangat pekat, wanita yang ditempat sepertinya sepertinya sangat menyukai bau parfum yang ini. Baunya benar-benar berbeda dari bau yang menodai baju Lewis Tang di hari itu. Bau parfum yang sangat elegan. Hanya mencium baunya saja, bisa membuat kita membayangkan bahwa pemiliknya pasti seorang wanita yang sangat elegan.

Clarice Lu menggenggam kamejanya dengan erat, saat ia masih terbengong, tiba-tiba terdengar suara rendah pria dari belakang, suara yagn sangat merdu, dicampur dengan sedikit nada menggoda dan bercanda.

“Nyonya Tang, apakah ini inspeksi rutin? "

Clarice Lu menoleh ke belakang, hanya melihat badan besar dan kekar Lewis Tang yang tersandar disamping pinut kayu putih, melipat kedua tangannya, gayanya terlihat sedikit santai. Dengan tatapan yang dalam menatapnya, sambil tersenyum licik, sama sekali tidak mirip dengan orang yang sedang mabuk, bahkan Clarice Lu pun sedikit curiga apakah tadi dia hanya pura-pura mabuk.

“Tidak boleh kah? Atau kamu merasa bersalah?” Clarice Lu menjawab dengan sambil mengangkat alisnya, terlihat gayanya yang santai sambil memasukkan baju ke dalam kantong laundry, tidak terlihat seperti orang yang tertangkap basah.

Lewis Tang tersenyum dengan hangat, melangkah dan berjalan ke sampingnya, dengan alamiah mengulurkan tangan dan merangkulnya dari belakang.

Lewis Tang menaruh dagunya di atas bahunya, mendekati telinganya sambil berkata, “Tentu boleh, kamu memiliki hak untuk melakukan ini.”

Clarice Lu membalikkan badan, sambil mengangkat dagunya, melihat matanya yang sangat dalam itu, dengan serius ia bertanya, “Kalau begitu, apakah kamu pernah melakukan sesuatu yang bersalah terhadap aku?”

Lewis Tang pun merasa lucu oleh wajahnya yang serius itu, kemudian ia mencubit dagunya, “Kamu harusnya paham, di dunia bisnis, ada hal-hal tertentu tidak dapat dihindari, tetapi aku tidak akan melakukan hal-hal yang diluar batas. Dasar, jangan selalu memikirkan yang tidak-tidak, kalau aku benar-benar ingin melakukan sesuatu, dalam waktu 5 tahun ini sudah cukup untuk aku melakukan apapun, kenapa harus menunggu kamu dengan merana.”

“Kalu begitu aku malah harus berterima kasih dengan Tuan Tang ketiga telah menjaga perjaka diri demi aku.” Kemudian Clarice Lu mendorongnya, membalikkan badan dan menyalakan mesin cuci, suara mesin cuci berbunyi di dalam kamar mandi yang tidak terlalu besar itu.

“Tentu kamu harus berterima kasih, mengabdikan diri dengan jiwa ragu mu paling bagus.” Tangan Lewis Tang kembali merangkulnya, gaya pria terakhir ini sedikit melengket dan menganggu.

“Penuhkan air bathup untuk ku.” Lewis Tang berkata.

Clarice Lu sudah merasa tidak begitu senang dengan sikapnya yang suka memerintah dirinya itu, namun malam ini dia tidak ingin mencari masalah dengan si tukang mabuk, hanya menambah masalah pada diri sendiri saja.

Clarice Lu membantunya memenuhi air bathup, saat ia mengetes suhu air, bajunya terkena air tanpa sengaja. Ini membuatnya merasa sedikit kesal.

Namun Lewis Tang hanya berdiri disamping menyaksikan dirinya sibuk kesana kemari dengan sambil melipat tangan dan terlihat malas seperti seorang Tuan besar.

“Air sudah disiapkan, kamu mandi dulu, aku ambilkan kamu baju ganti.” Habis ngomong, Clarice Lu langsung berjalan mengarah ke pintu, saat ia melewati Lewis Tang, malah di halangnya dengan tangan.

“Ada perintah apa lagi?” Clarice Lu berkata dengan sambil melototinya.

“Baju kamu basah.” Lewis Tang sambil tersenyum sambil menunjuk rok Clarice Lu yang basah.

“Aku ganti sekarang juga.” Clarice Lu berkata.

Lewis Tang tersenyum dengan licik, matanya dalam itu terlihat percikan api yang mulai membara. “Kenapa harus ganti, lagian sudah basah juga, mandi bareng saja.”

Habis ngomong, ia langsung bergegas melepaskan baju Clarice Lu.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu