Waiting For Love - Bab 245 Dia Bersikap Pura-pura Tidak Mempedulikannya(1)

Mobil Clarice Lu berhenti di bawah apartemen Elsa Mo. Tangannya membawa sebuah kue tar. Satu tangan memegang tangan kecil Dyson dan bersama-sama melewati anak tangga, masuk ke dalam pintu gedung.

Di lift, dia masih tidak lupa untuk memperingati Dyson untuk memanggil Elsa Mo sebagai ‘Tante’ setelah masuk ke dalam.

Hubungan hirarki ini sepertinya agak kacau, tapi Dyson adalah anak yang sangat dewasa dan patuh. Dia tidak akan bertanya hal yang tidak pantas ditanyakan.

Bel pintu berbunyi sebanyak dua kali dan ada orang yang membukakan pintu. Elsa Mo menyambut dengan wajah senyum sumringah, menyambut masuk Clarice Lu dan Dyson masuk ke rumahnya.

“Kebetulan kalian datang, Tante baru saja membuat sup ginseng ayam. Aku membuatnya satu sore ini.”

“Oh ya, kalau begitu aku beruntung.” Clarice Lu tersenyum. Dia meletakkan kotak kue tar tersebut di atas meja.

Elsa Mo menyuruh pengasuh untuk memberikan Dyson permen. Dyson memanggil Tante dengan manis.

“Pintar.” Elsa Mo mengelus kepalanya, lalu menyuruh pengasuh membawanya ke kamar tidur anak untuk melihat Angel.

Tatapan hangat milik Clarice Lu melihat kepergian Dyson masuk ke kamar anak tersebut, lalu dia duduk bersama dengan Elsa Mo di sofa ruang tamu dan berbincang santai.

Elsa Mo tidak sengaja mengungkit masalah Chris Lu yang pergi mencari Lewis Tang.

“Mengapa kakak mencari Lewis Tang?” Tanyanya dengan agak tidak sabaran.

“Melihatmu yang tegang, pasti tidak akan bisa mempertaruhkan nyawanya. Chris Lu juga tidak bodoh, tenang saja. Dia tidak akan membiarkanmu hidup sebagai janda.” Kata Elsa Mo sambil tertawa.

Clarice Lu membalikkan matanya. Tidak ingin mendengar candaannya .

Melihat dia yang agak panik, Elsa Mo juga tidak menghentikan ceritanya, “Aku hanya tahu kakakmu sudah melukai Lewis Tang. Mengenai detail yang lebih, aku juga tidak terlalu jelas.”

Selesai mendengarnya, Clarice Lu mengerutkan alisnya yang indah, dan tidak merenggangkannya.

“Chris Lu tahu batas dalam melakukan sesuatu. Seharusnya dia tidak akan melukai orang.” Tambah Elsa Mo. Bisa dikatakan sebagai penenang.

Dendan sekuat tenaga, Clarice Lu menggerakkan bibir bawahnya, lalu mengganti topik pembicaraan. Tapi, hatinya tetap tidak tenang.

Clarice Lu mengajak Dyson untuk makan malam di rumah Elsa Mo. Dulu, Clarice Lu pernah bertanya mengenai masalah Elsa Mo dan Chris Lu. Kalau sampai membuat Elsa Mo marah, keduanya bahkan akan bertengkar dalam satu kurun waktu. Selanjutnya, Clarice Lu belajar untuk patuh, sangat berhati-hati, tidak mencampuri urusan mereka lagi.

Selama makan, mereka berbincang santai, sampai bergosip. Hanya saat mengungkit masalah perusahaan, Caroline Ye baru dengan tidak sengaja mengungkit Chris Lu.

Dyson masih tetap makan. Dia menjaga kebiasaan baik untuk tidak berbicara saat mengunyah dan tidur di saat waktu tidur.

Setelah makan, Clarice Lu berkendara menganatar Dyson kembali ke apartemen. Saat mobilnya berhenti di bawah gedung apartemen, Dyson sudah tertidur di tempat duduk mobil.

Dengan hati-hati Clarice Lu menggendong Dyson dari dalam mobil. Menggendong anak usia lima tahun, Clarice Lu sudah mengeluarkan banyak tenaga. Tapi, bagi orang tua, anak adalah beban terindah untuk selamanya. Dia menggendong Dyson berjalan masuk ke lift. Melhat wajah mungilnya yang tidur dengan tenang, bayangan bulu mata yang panjang di pipinya, bibirnya yang kecil sangat membuat orang menyayanginya.

Clarice Lu tidak dapat menahan dirinya untuk menunduk dan mencium dahi anak kecil itu. ujung mata dan alisnya terlihat hangat dan ada makna senyum disana.

Berbataskan sebuah dinding, Dyson tidur di kamar anak di sebelah. Clarice Lu sendirian berbaring dengan santai di kasur lembut nan besar.

Tengah malam jam dua belas, di luar sunyi senyap, hening. Hanya ada sedikit cahaya bulan yang menembus masuk ke kamarnya melalui jendela.

Clarice Lu bersandar di sandaran kasur sambil membaca buku. Ponselnya yang diam terletak di meja sebelah kasur. Bukunya hanya terhenti di halaman itu. Dia sama sekali tidak bisa menyimaknya. Hatinya terus-menerus kacau apakah sehahursnya menelepon Lewis Tang bertanya tentang kondisi lukanya.

Tidak tahu apakah semakin tumbuh besar seseorang, nyalinya malah semakin kecil. Saat itu, saat dia dan Lewis Tang bersama, dia langsung melakukan hal yang terpikirkan. Sama sekali tidak pernah takut seperti ini.

Kacau sampai pada akhirnya juga tidak menelepon. Setelah tengah malam jam satu, Clarice Lu baru tertidur. Keesokan harinya, seperti biasanya, dia bangun dan kerja.

Setelah waktu satu minggu, tidak terjadi apapun pada dia dan lewis Tang.

Setelah pertemuan biasa hari Senin, Chris Lu langsung bertanya, “Kamu dan Lewis Tang akhir-akhir ini tidak berkomunikasi?”

Clarice Lu tercenang, lalu menggelengkan kepalanya.

Chris Lu menghela nafas dengan pelan, ujung bibirnya terangkat, berbicara dengan sikap yang biasa saja, “Dia benar-benar bisa tidak mempedulikannya.”

Walaupun Clarice Lu tidak mengerti yang dikatakannya, tapi berdasarkan kecerdasan Lewis Tang, dia selalu tidak bisa mengerti maksudnya. Pria itu benar-benar tidak peduli. Jelas-jelas tidak ada halangan lagi, tapi malahan tidak secepatnya kembali dengan Clarice seperti dulu.

“Projek Tian Yuan. Kesinilah sebentar.” Chris Lu tidak lagi mengungkit Lewis Tang dan mengganti topiknya ke pekerjaan.

“Hm.” Clarice Lu menganggukkan kepalanya. Setelah kembali ke ruang kerja, dia menata ulang kembali berkas-berkas mengenai program, lalu membawa sekretaris dan dengan sendiri pergi ke lapangan kerja yang akan segera dimulai.

Clarice Lu sudah terbiasa menggunakan sepatu hak tinggi. Dia bergegas saat pergi tadi dan lupa membawa sepasang sepatu datar. Saat melihat-lihat di lapangan kerja, sebenarnya tidak terlalu nyaman. Kaki Clarice Lu hampir terkilir setiap saat.

Di lapangan kerja, Clarice Lu langsung melangsungkan rapat dengan mengelompokkan beberapa penanggung jawab yang ada di sebuah ruangan besi. Setelah rapat berakhir, langit menunjukkan sudah malam. Berjalan keluar dari lapangan kerja, Clarice Lu merasa sangat Lelah.

“CEO Lu, aku mengantarmu pulang.” Kata sekretaris.

“Hm.” Clarive Lu menganggukkan kepala. Saat dia baru ingin masuk ke mobil, langkah kakinya terhenti di depan pintu mobil. Tatapannya berhenti di seberang. Sebuah mobil berwarna hitam Land Rocer dengan suara yang diam berhenti di sana. Di samping mobil itu adalah pemiliknya.

Tangan Lewis Lu berada dalam kantong, merokok dalam diam, tatapannya yang dalam, menempatkan tatapan pada arahnya. Tatapannya tenang dan lembut.

Clarice Lu mengeratkan bibirnya. Ujung bibirnya menunjukkan lengkungan tipis. Lalu, dia menutup pintu mobil, berkata pada sekretaris yang berada di samping, “Kamu pulang saja dulu.”

Clarice Lu menyebrang jalan. Langkah kakinya berhenti di depan Lewis Tang, menengadah, tersenyum lembut kepadanya.

Ujung bibirnya masih saja lebam, tapi untungnya tidak merusak kegantengannya. Pria yang seperti ini, walaupun kelima indranya tidak bagus. Hanya berdasarkan postur tubuh dan sikap yang tidak biasa bisa memikat hati para wanita.

Clarice Lu dengan pelan menyatukan bibirnya, bola mata yang jernih, tatapannya perlahan mengabur. Dia sedang berpikir apakah dirinya saat itu terhipnotis oleh wajahnya.

“Sudah tidak kenal?” Kata Lewis Lu dengan tawa setelah melihat dia yang terus menatapnya.

Clarice Lu tersadar. Dia menaikkan pundaknya malu, “Kenapa kamu kemari?”

“Datang menjemputmu. Aku pergi ke kantormu dan sekretarismu mengatakan kamu sedanginspeksi lapangan, makanya aku ikut ke sini,” Saat Lewis Tang berbicara, dia sudah membukakan pintu mobil dan dengan sangat gentleman dia mengundang Clarice Lu untuk masuk ke mobilnya.

“Makan malam bersama?”

“Tentu tidak ada penolakan kalau ditraktir makan orang.” Clarice Lu masuk ke mobil dengan tersenyum. Begitu pantatnya menempel dengan tempat duduk, dia langsung melepaskan sepatu hak tingginya.

Berkeliling di lapangan, kakinya bahkan membengkak. Saat itu, sepasang sepatu yang di kakinya adalah sebuah penyiksaan.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu