Waiting For Love - Chapter 120 Aku Bisa Terbiasa Denganmu, Juga Bisa Mengganti Dirimu (2)

Meskipun Jasmine Man bertegur sapa dengan petinggi-petinggi perusahaan itu dalam beberapa acara pertemuan, tetapi yang bertanggung jawan untuk mengkoordinasi dan menjaga hubungan dalam bidang itu dulunya adalah Clarice Lu, orang-orang itu bersedia untuk mempertimbangkan Clarice Lu, tetapi tidak memperdulikan Jasmine Man sama sekali.

Dan benar saja, Jasmine Man tidak berhasil membuat hal itu terjadi, dan wanita itu masih menggerutu sepanjangan, “Orang macam apa mereka itu, semuanya adalah iblis, mereka hanya berpikir untuk membuatku mabuk dan mengambil keuntungan dariku. Sekali aku menyinggung tentang masalah keuangan, mereka semua langsung berlagak tuli dan bisu.”

“Kamu juga tidak berteman dengan mereka, tidak ada orang yang akan membantumu tanpa alasan maupun kondisi, tidak ada hal yang perlu kamu eluhkan. Pergi bawakan aku segelas air.” David Luo tidak ingin terus mendengar wanita itu menggerutu, dan dengan tidak sabaran menyela wanita itu.

Sebaliknya, Jasmin Man yang telah lelah seharian itu terlihat lebih tidak sabaran lagi dari dirinya. “Aku sudah hampir mati karena lelah, kamu pergi ambil sendiri, dirimu juga bukannya tidak ada tangan.”

Mungkin tidak pernah terlintas dibenaknya bahwa dia akan ditolak, setelah tertegun untuk beberapa saat, wajah David Luo berubah menjadi sangat suram. Selanjutnya, pecah sebuah pertengkaran besar yang belum pernah terjadi diantara mereka berdua.

Itu pertama kalinya terjadi perselisihan diantara mereka, Jasmine Man yang dulu selalu berpenampilan manis didepannya, dan David Luo dari awal juga sudah terbiasa. Sekarang, banyak hal yang perlahan-lahan berubah, David Luo sudah bercerai, tetapi tidak ada tanda-tanda akan menikahi wanita itu, hal itu tentu saja membuat Jasmine Man merasa tidak senang, terlebih lagi harus menghadapi perusahaan yang berada diujung krisis, Jasmine Man lebih kurang juga sudah tidak bisa menahan lagi emosinya.

David Luo sampai menghancurkan banyak barang karena marah, keributan besar itu tentu saja membuat Alice Lin terkejut, wanita itu tentu saja memihak anak laki-lakinya itu, memarahi Jasmine Man tidak sadar diri, Jasmine Man berlari keluar sambil menangis.

David Luo terduduk di atas sofa, merasakan lelah yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dirinya bukannya belum pernah menghadapi krisis, namun waktu itu ada Clarice Lu disisinya, yang menjadi dorongan dan bantuan terbesanya.

Jasmine Man terus menggerutu, seberapa sulit sebenarnya untuk mengahadapi pertinggi-petinggi itu? Tetapi Clarice Lu waktu itu juga selangkah demi selangkah menjalani semua ini, sampai-sampai perutnya mengalami pendarahan karena semua minuman alkohol itu, meskipun wanita itu tidak diperlakukan secara adil, dia masih harus tersenyum, tetapi wanita itu tidak pernah menggerutu sepatah kata pun di depan dirinya, setelah menerima perlakuan seperti itu, wanita itu juga hanya seorang diri bersembunyi dan menangis, setelah menghapus air matanya, sambil tertawa wanita itu menyemangati dirinya, berkata, “Semangat, David.”

Clarice tidak pernah membuat dirinya merasa khawatir, juga tidak pernah membuatnya merasa terganggu. Terus sampai semua yang wanita itu curahkan untuknya, perlahan dianggapnya sebagai hal yang seharusnya, sampai-sampai dia tidak pernah bertanya kepada wanita itu, Clarice, apa kamu lelah.

David Luo menggenggam tangannya, lalu dengan penuh tenaga memukul dahinya yang mulai sakit.

Banyak hal sudah menjadi terlalu sakit untuk dipikirkan kembali, hanya penyesalan yang akan timbul jika memikirkannya, merasa diri sendiri benar-benar seorang bajingan.

Sebaliknya, menurut Clarice Lu, lepas dari David Luo merupakan sebuah kelegaan. Perusahaan manajemen keuangan merealisasikan semua saham Perusahaan Entertainment HU yang dia pegang dalam tangannya ke dalam bentuk uang tunai, jerih payahnya selama tiga tahun itu akhirnya berubah menjadi sebuah nominal yang impresif dalam tabungannya, Clarice Lu tidak tahu apakah dirinya harus menangis atau tertawa.

Dengan keadaan yang berubah seiring berjalannya waktu, banyak hal juga sudah tidak layak lagi untuk diperhitungkan..

Malam itu, Clarice Lu memiliki janji makan bersama dengan Chris Lu, masih di apartemennya Chris Lu, kali ini mereka tidak makan hotpot, dia sudah membungkus makanannya.

“Clarice, kalau lagi tidak ada kerjaan, pergi daftar kelas masak sana, untuk menumis sayur saja kamu tidak bisa, bagaimana kamu mau mencari calon suami berikutnya?” Ucap Chris Lu setengah bercanda, lalu dengan tidak berdaya menuangkan makanan yang di dalam bungkusan itu ke dalam piring.

Clarice Lu tidak menganggap serius perkataan pria itu dan tertawa, “Ini tidak semudah itu, tidak akan beres hanya dengan mencari guru masak.”

“Kamu ini.” Chris Lu tertawa sambil menggelengkan kepalanya, matanya dipenuhi rasa maklum.

Ketika makan, Clarice Lu dengan santainya merogoh keluar kartu bank yang berisi seluruh hartanya itu dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Chris Lu.

“Dengar-dengar kamu belakangan ini membeli saham Global International Company, kebetulan aku sedang memiliki uang yang menganggur, bantu aku beli juga ya, hanya untuk bermain-main saja.”

Chris Lu selalu memiliki sifat tinggi hati, hal apapun, dia suka mengatasinya sendiri, belum tentu bisa menerima keberhasilan Clarice Lu. Sebaliknya, Clarice yang berkata seperti itu, tentu saja tidak ada maksud untuk melukai harga diri kakaknya itu.

Chris Lu juga orang yang pengertian, bagaimana mungkin dirinya tidak mengerti maksud hati Clarice Lu itu. Dirinya juga sama terlihat acuh tak acuh menerima kartu bank itu, lalu sambil tertawa berkata, “Anggap saja ini sebagai investasimu, setelah aku mengambil alih perusahaan, aku akan memberikanmu dividen setiap tahunnya.”

“Nah, kalau begitu, bukannya aku bisa duduk santai saja di rumah dan menerima uang?”

“Syaratnya adalah perusahaan membuat keuntungan.” Jawab Chris Lu, sambil mengibas-ngibaskan kartu bank yang tipis itu, dia bertanya kembali, “Dompetmu setebal ini, kelihatannya dirimu tidak rugi ketika bercerai.”

“David Luo berselingkuh dibelakangku selama bertahun-tahun, tidak ada salahnya jika aku mendapatkan kompensasi yang besar.” Jawab Clarice Lu bercanda.

Chris Lu meletakkan sumpitnya, menatap wanita itu serius untuk waktu yang cukup lama, “Masih bisa bercanda ya, aku juga sudah bisa bernafas lega. Awalnya aku masih bingung memikirkan cara untuk menghiburmu, dirimu juga tahu kalau aku tidak pandai berkata-kata, dari awal tidak terlalu bisa menghibur orang.”

“Hanya sebuah perceraian, tidak akan membuat seseorang mati.” Clarice Lu mengangkat bahunya, lalu menjepit sayur dengan sumpitnya, ketika waktunya makan ya makan, ketika waktunya minum ya minum, benar-benar tidak terpengaruh sama sekali.

Chris Lu menyilangkan tangan di depan dadanya, memperhatikan pandangan mata Clarice Lu yang perlahan bertambah dalam.

“Kenapa kamu berhenti makan dan melihatku? Apa ada sesuatu di wajahku?” Clarice Lu refleks menjulurkan tangannya dan meraba-raba wajahnya.

“Aku hanya sedang berpikir, perasaan seperti apa yang sebenarnya kamu miliki untuk David Luo. Tidak ada yang namanya bertemu dan berpisah baik-baik kalau itu cinta, ketika berpisah, sama saja seperti kulitmu disayat orang.”

Clarice Lu tertegun, merasa Chris Lu benar-benar sedang menyinggung kelemahannya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu