Waiting For Love - Chapter 86 Apa kamu bersedia menerima godaanku? (2)

Pinggang lentur Clarice Lu bersandar diatas pagar putih dek kapal itu, belakangnya adalah laut biru, dia menjulurkan lengannya, meraih kaki gelas itu dengan anggun, dirinya menggoyangkan gelas anggur itu didepan hidungnya, tercium aroma anggur yang memabukkan orang itu.

Lafitte, Lafitte murni, dan telah cukup tua. Bukan anggur palsu kalengan yang biasa disajikan pada pelayaraan pada umumnya. Harga satu gelas anggur ini tidaklah murah, kehidupan diatas Bangsawan, kecuali satu kata, mewah, tidak ada lagi kata-kata yang mampu mendeskripsikannya.

Clarice Lu selalu penasaran, orang seperti apa yang memiliki kapal ini.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Tanya Lewis Tang. Tanpa keraguan Clarice Ye langsung melontarkan pertanyaan itu.

Lewis Tang sedang mencicipi rasa anggur itu, sudut bibirnya bergerak samar, “Kalau harus dikatakan lebih tepatnya lagi, kapal ini tidak dimiliki oleh satu orang, kapal ini ada karena ada tiga perusahaan yang berinvestasi, dimulai dari konsep awal hingga kapal pesiar ini berlabuh, seluruhnya menghabisakan investasi sebesar lima ratus empat puluh juta dolar. Tetapi tiga perusahaan itu tidak secara langsung terlibat dalam operasi kapal ini, semuanya diurus oleh manajer profesional.”

“Melihat CEO Tang yang sangat memahami hal ini, Tang’s Corp pasti salah satu dari tiga perusahaan yang terlibat itu, ya kan?”

“Tang’s Corp memiliki bagian tiga puluh persen.” Lewis Tang menjawab secara jujur, dirinya tidak berusaha menutup-nutupinya didepan wanita itu.

Ketika lampu malam mulai dihidupkan, lampu neon terang menyala disepanjang pesisir pantai, cahaya bintang dan lampu bercampur, memantul diatas permukaan laut, pemandangan indah itu bagaikan sebuah mimpi.

“Pemandangan malam dari atas laut, benar-benar memukau.” Ucap Clarice Lu.

“Yang penting itu bukanlah pemandangannya, melainkan dengan siapa melihat pemandangan itu. Di waktu-waktu ini, mereka yang tidak sedang bermain didalam, melainkan berdiri diatas dek kapal dan menikmati angina laut, sebagian besar adalah pasangan kekasih.” Lewis Tang membelakangi angin dan menyalakan sebatang rokok, karena angin yang besar, ujung puntung rokok yang terbakar itu berkedip-kedip.

Pandangan Clarice Lu menyapu tempat itu tanpa disadarinya, orang-orang berdiri berdampingan diatas dek kapal itu, dan benar, jika bukan pasangan suami istri, pasti pasangan kekasih. Pemandangan itu membuat dirinya teringat akan film Titanic.

Tentu saja, dirinya dan Lewis Tang adalah pengecualian.

“Apakah CEO Tang dan Nona Bai sering datang kemari?” Tanya Clarice Lu.

“Tidak pernah. Pemandangan harus dinikmati dengan orang yang kita sukai.” Lewis Tang terus menatap wanita itu ketika berbicara.

Clarice Lu menghindari tatapan dalam pria itu tanpa disadarinya, “Bukankah dia tunanganmu?”

“Tunangan dan orang yang disukai adalah dua hal yang berbeda, kamu hanya bingung dengan kedua konsep itu.” Lewis Tang menghisap rokoknya, menghembuskan asap tipis disela-sela ucapannya. Asap rokok itu dengan cepat hilang terbawa angin laut, hanya menyisahkan aroma manis bercampur pahit.

Clarice Lu tidak bertanya lagi, tetapi dalam hati, dia sedang berfikir, tidak tahu sebenarnya siapa yang bingung dengan kedua konsep itu, tidak suka tapi bertunangan? Pria selalu membuat alasan untuk membenarkan kelakuan mereka.

Angin laut yang besar membuat rambut panjangnya terbang berantakan, dengan santai dirinya meraih rambutnya dan menggulungnya kesamping. Clarice Lu menundukkan sedikit kepalanya, dengan tangannya, menyanggul rambutnya yang panjang.

Detik berikutnya, sebuah lengan yang kuat melingkar dipinggangnya, Clarice Lu tidak memiliki waktu untuk merespon, seketika jatuh didalam pelukan hangat pria itu. Disambut dengan bibir dingin dan tipis pria itu yang menekan bibirnya.

Tidak tahu apakah angin laut yang bertiup terlalu kencang itu telah membuyarkan pikiran Clarice Lu, sampai-sampai dirinya tidak lagi ingat untuk melawan pria itu. Pria itu kemudian menciumnya lebih dalam lagi.

Clarice Lu merasa dirinya sudah kehilangan akal sehatnya, dirinya sama sekali tidak membenci sensasi ciuman itu, sebaliknya, dirinya tenggelam dalam ciuman berbalut aroma tembakau dari pria itu.

Lewis Tang memiliki trik sendiri dalam berciuman, seperti Clarice Lu yang tidak berpengalaman, alih-alih memberontak, dirinya sudah pasti akan ikut terhanyut.

Sampai akhir ciuman itu, dagu Clarice Lu masih sedikit terangkat keatas, pandangan matanya masih tertuju kepada pria itu, namun tatapannya terlihat kosong, seperti dirinya masih terperangkap dalam sensasi ciuman tadi.

“Clarice, apakah kamu tahu yang kamu lakukan tadi itu sangat memikat orang? Apakah kamu sengaja menggodaku?” Wajah tampan Lewis Tang itu tepat didepan wajahnya, dengan jarak sedekat itu, dia hanya perlu mendekat sedikit lagi dan dirinya bisa mencium lagi bibir wanita itu.

Clarice Lu seketika tersadar, dirinya terhuyung mundur dua langkah, pinggang lenturnya menabrak pagar pembatas putih kapal itu.

Dirinya meniyipitkan mata menatap pria itu, tidak ada lagi kebingungan dalam matanya, hanya rasa waspada. “CEO Tang, anda benar-benar bisa membalikkan kenyataan, saya selalu menjaga jarak saya, sebaliknya anda seperti terus berusaha menggoda saya yang sudah berkeluarga.”

Clarice Lu memasang wajah serius, perkataanya juga diucapkan dengan nada yang serius. Namun alih-alih membuat Lewis Tang menjadi marah, sebaliknya, pria itu malah tertawa mendengar perkataanya, menunjukkan lesung pipitnya.

“Jika aku benar sedang menggodamu, apakah kamu bersedia menerima godaanku?”

“Aku tidak” Clarice Lu ragu untuk mengucapkan kata-kata penolakan itu, pria yang terlahir sebagai anak pertama dari tiga tuan muda Keluarga Tang itu takutnya belum pernah ditolak oleh seorang wanita, jika dia mengucapkan ‘tidak bersedia’, dua kata itu, apa yang akan terjadi selanjutnya, Clarice Lu tidak tahu sama sekali.

Beberapa orang, benar-benar tidak memiliki pilihan, baik memprovokasi maupun menghindar.

Namun, tanpa menunggu dirinya menyelesaikan perkataanya, Lewis Tang menyela dirinya, tidak tampak kemarahan pada wajah tampan pria itu, tetapi pandangan matanya bertambah dalam, bagaikan laut dalam yang tidak dapat ditembus cahaya.

“Apakah kamu merasa dingin? Ayo masuk kedalam, aku akan mengajakmu mengitari kabin.” Setelah mengucapkan kalimat itu, Lewis Tang melangkah duluan, dengan kaki panjangnya berjalan kearah kabin.

Clarice Lu mengangkat gaunnya dan berjalan mengikuti pria itu, mengikuti pria itu sambil menjaga jarak mereka.

Bangsawan seperti selalu bisa memberikan kejutan kepada orang-orang, atau bisa dibilang membuat orang-orang terkejut. Clarice Lu tidak menyangka kalau bagian dalam kabin itu bahkan lebih memukau lagi, seperti memiliki dunianya sendiri.

Lantai satu adalah kamar penumpang dan kamar VIP. Lantai dua adalah ruang perjamuan, tempat berkumpul, dan pesta semuanya diselenggarakan dilantai dua, dirinya tidak tahu pasti apakah perjamuan Haiti pernah diselenggakan disana, karena dihari itu tidak ada.

Sebaliknya, lantai dasar satu dan dua adalah pusat dari Bangsawan, ornamen emas dan giok menghiasi dekor dalam ruangan itu, suara orang-orang berkumpul, suara kocokan dadu didalam gelas yang terus berlanjut dan suara mahjong diatas meja, semuanya tidak berhenti bergema didalam telinga.

Tanpa sadar, langkah Clarice lu terhenti didepan pintu masuk, lalu perlahan dirinya menyadari, meskipun Bangsawan dikenal akan kemewahannya, namun pada kenyataannya, kapal itu adalah sebuah tempat berjudi.

“Bukankah berjudi itu ilegal?” Dirinya tetegun menatap Lewis Tang yang berdiri disampingnya itu.

“Judi? Disini tidak ada banker, tidak ada dealer, tidak ada transaksi uang diatas meja, bagaimana bisa disebut judi? Tempat ini hanyalah tempat hiburan semata, karyawan yang bertanggung jawab untuk memberikan layanan hanya menarik sebagian dari biaya layanan tersebut.” Lewis Tang menghisap rokoknya, matanya tertuju pada arena judi itu, tetapi pandangannya tidak terfokus kepada salah satu meja disana, dirinya hanya melihat secara keseluruhan tempat itu.

Clarice Lu tidaklah bodoh, tanpa perlu dipikirkan dirinya juga tahu kalau sebagaian dari biaya layanan tersebut pasti sebuah angka yang sangat besar. Ini jelas merupakan cara mereka memanfaatkan celah dalam hukum.

Lewis Tang mengatakan bahwa perusahaannya hanyalah salah satu dari investor kapal ini, kalau begitu, dua investor lainnya juga pasti memiliki status yang tinggi. Tetapi, dirinya tidak perlu ikut memikirkan masalah ini.

“Apakah kamu ingin mencoba peruntunganmu?” Jari tangan Lewis Tang yang panjang itu dengan santainya menunjuk kearah salah satu meja yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Meja itu sedang memainkan dua puluh satu poin, hanya membandingkan besar dan kecil, dan bergantung pada peruntunganmu, dilihat dari permukaan seperti tidak memerlukan trik khusus untuk memainkannya.

“Tidak tertarik.” Clarice Lu menggelengkan kepalanya, dia merasa peruntungannya tidak pernah bagus.

“Kalau begitu, temani aku bermain beberapa ronde.” Setelah menyelesaikan kalimatnya itu, tanpa mendengar balasan wanita itu, Lewis Tang langsung berjalan kesisi meja itu, dan duduk diatas kursi yang kosong. Clarice Lu hanya bisa mengikuti pria itu.

Hal selanjutnya, pelayan itu mengantarkan kepingan uang dan kopi kelas atas, Blue Mountain. Tetapi, cangkir kopi itu sedikit panas, dan pelayan itu tidak memegangnya dengan stabil, dan lagi orang yang berada disampingnya tidak sengaja menabraknya, separuh cangkir kopi itu langsung tumpah menyiram gaun Clarice Lu.

“Maafkan aku Nyonya, benar-benar maaf.” Pelayan itu sangat terkesiap, tidak berhenti membungkukan badannya untuk meminta maaf, orang yang bisa naik ke atas Bangsawan bukanlah orang-orang sembarangan, dahi pelayan itu langsung dipenuhi keringat dingin.

“Apa yang kamu lakukan!” Ekspresi wajah Lewis Tang terlihat tidak baik, dengan khawatir bertanya kepada Clarice Lu, “Apakah kamu baik-baik saja?”

Clarice Lu sedikit mengerutkan alisnya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, dirinya juga tidak sengaja, aku akan pergi ke kamar kecil untuk membersihkannya, tidak apa-apa.”

Clarice Lu tidak pernah mempersulit orang-orang yang bekerja dibawahnya, sambil mengangkat gaunnya, dirinya berjalan seorang diri, pergi menuju kamar kecil.

Berdiri didepan wastafel itu, dirinya memutar keran air emas itu, membilas ujung gaunnya yang kotor itu dibawah air yang mengalir. Sedangkan kulit dibalik gaun itu sudah terbakar merah, sedikit perih ketika disentuh, dirinya hanya merasakan tujuh puluh persen panas air itu, lukanya tidak termasuk parah.

Dirinya dengan mudah membersihkan gaunnya yang kotor, bahan sutera yang halus sangat mudah untuk dibersihkan, dan lagi, belum lama dari noda itu menempel, noda kopi yang belum mengering itu, sangat mudah untuk dibersihkan

Setelah ujung gaunnya itu bersih, dirinya berdiri dibawah mesin pengering tangan untuk mengeringkan gaunnya itu, seharusnya tidak akan terlihat bekas apapun ketika gaun itu sudah kering.

Diwaktu yang sama, pintu kayu dibelakangnya itu terbuka dan tertutup, seorang wanita masuk kedalam kamar kecil itu, wanita itu terlihat masih muda, tetapi tubuhnya yang dibalut oleh gaun hitam panjang itu membuat dirinya terlihat sangat berpengalaman dan terampil dalam berpakaian.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu