Waiting For Love - Bab 155 Perasaan Memiliki Keluarga

Rumah sewaan Elsa Mo masih terbilang cukup bersih, mempunyai satu kamar dan satu ruang tamu. Meskipun luasnya tidak besar tetapi penerangannya sangat bagus. Cukup untuk satu orang tinggal di dalamnya.

Elsa Mo mempersilahkan Clarice Lu masuk kemudian menuangkan segelas air untuknya. “Masih belum ada lemari es, jadi tidak ada jus atau buah untuk menyuguhimu.”

“Aku tidak memintamu mempersiapkan buah.” Clarice Lu minum dari gelas air. Pandangan matanya melihat ke sekeliling ruangan. “Bagaimana kamu menemukan tempat hantu ini? Keamanannya juga sepertinya tidak terlalu baik. Berapa lama kamu berniat akan tinggal di sini?”

“Ketika aku pertama kali datang ke kota B, uangku tidak banyak, jadi aku terus tinggal di sini. Sebenarnya, tempat ini tidak seburuk yang kamu pikirkan. Ketika aku tinggal di luar negeri, aku bahkan pernah tinggal di ruang bawah tanah.” Elsa Mo sepertinya terpikir sesuatu, pandangan matanya menjadi sedikit kabur, kemudian dia tidak melanjutkan perkataannya.

Pada saat itu, meskipun dia tinggal di ruang bawah tanah yang gelap, tetapi dia mempunyai Chris Lu yang menemani. Tetapi sekarang, hanya tinggal dia sendiri kesepian.

“Elsa Mo, bahkan jika kamu ingin menghindari kakakku dan juga para wartawan tukang gosip itu, kamu tidak seharusnya tinggal di sini. Ada beberapa rumah atas namaku yang Chris Lu sama sekali tidak tahu.”

“Tidak perlu.” Elsa Mo tersenyum dan menolak niak baik Clarice Lu. “Aku tidak akan tinggal di sini terlalu lama. Setelah beberapa saat berlalu dan Chris Lu sudah tidak mencariku lagi, aku akan mengurus dokumenku untuk pergi ke luar negeri, jalan-jalan untuk bersantai.”

“Berapa lama kamu akan pergi? Kapan kamu akan kembali? Apa rencanamu nanti?” Clarice Lu mengajukan serangkaian pertanyaan. Boleh saja bagi Elsa Mo untuk sementara pergi liburan demi menghindari reporter, tetapi dia tidak bisa menghindar selamanya.

Elsa Mo secara alami mengerti apa yang sebenarnya ingin ditanyakan oleh Clarice Lu. Dia sedikit menghela napas dan menggelengkan kepalanya. “Clarice Lu, Jangan tanya lagi. Aku belum memikirkannya dengan baik. Tapi satu hal yang pasti. Dua pilihan yang diberikan Chris Lu kepadaku. Aku tidak akan memilihnya satu pun.”

“Kamu tidak ingin memiliki hubungan apa pun lagi dengan kakakku kan. Aku mengerti, dia dan Fey Xiao benar-benar tidak bisa dimaafkan.” Clarice Lu beranggapan bahwa meskipun Chris Lu adalah kakaknya, tetapi dia yang berselingkuh adalah masalah serius. Tak bisa diperdebatkan lagi. Lagi pula, Clarice Lu juga tidak ingin membantunya untuk membela dirinya.

Chris Lu sendiri ceroboh. Sekarang dia membuat marah istrinya sampai kabur. Hanya dapat dikatakan bahwa dia layak mendapatkannya.

“Baiklah, aku juga tidak bisa membujuknya kamu. Tapi, ke mana pun kamu pergi, kamu harus menghubungi aku, jangan membuatku khawatir.” Elsa Mo adalah orang yang mengambil keputusannya sendiri. Clarice Lu tahu bahwa dia sama sekali tidak bisa membujuknya. Apalagi, dengan situasi saat ini, sangat baik untuk Elsa Mo keluar negeri untuk menghindar dalam sementara waktu.

Clarice Lu tinggal di rumah Elsa Mo sepanjang sore sebelum dia pergi. Saat dia berjalan keluar dari rumah Elsa Mo, dia menyalakan ponselnya, dan langsung ada telepon dari Chris Lu.

“Apakah kamu menemukan Elsa Mo?” Dia bertanya tanpa basa basi.

“Ya.” Clarice Lu tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikan, jadi dia sebaiknya mengakuinya langsung.

“Ada di mana dia?” Chris Lu bertanya lagi.

“Dia tidak ingin melihatmu untuk sementara waktu, kakak. Sebaiknya berikan dia sedikit waktu. Kupikir kalian berdua harus menenangkan diri. Lagipula, bukankah kamu seharusnya juga membereskan dulu kekacauan yang telah kau buat!” selesai bicara, Clarice Lu langsung menutup telepon.

Dia berpikir, dia sudah mengatakan sampai seperti ini, dengan sifat seperti Chris Lu, dia seharusnya berhenti mengganggu Elsa mo.

Clarice Lu pergi kembali ke rumah Lewis Tang setelah menyelesaikan masalah Elsa Mo. Dan hari pun sudah gelap. Pintu rumah tidak dikunci, tetapi di dalam sangat gelap, tidak ada satu lampu pun yang menyala.

Apa jangan-jangan Lewis Tang tidak ada di rumah? Clarice Lu berdiri di teras kemudian dia meraba-raba untuk mencari sakelar lampu di dalam kegelapan. Cahaya dari lampu kristal di ruangan langsung menyala, dan sesosok orang tinggi muncul di depan jendela besar. Dia membelakanginya, sosoknya dari belakang tampaknya kesepian yang tak dapat diucapkan.

“Tang, Lewis Tang, kenapa kamu ada di rumah tidak menyalakan lampu?” Clarice Lu meletakkan tas tangannya di atas sofa.

Lewis Tang menoleh dan menatapnya. Ada cahaya yang terang terang dan sedikit senyuman di bola matanya yang hitam, “Kupikir kau tidak akan kembali.”

“Aku berbicara dengan Elsa Mo sebentar, jadi aku terlambat pulang. Apakah kamu punya makanan? Aku lapar.” Clarice Lu tidak mengganti sepatunya di teras. Dia langsung melemparkan sepatu hak tingginya ke atas karpet di ruang tamu dan seenaknya meringkuk di sofa.

Pussy sedang tidur malas-malasan di pinggir sofa. Clarice Lu mengambilnya dan meletakkannya di kakinya. Putih dan gemuk. Dia benar-benar terawat sampai sangat gemuk. Perasaan ketika memeluknya sungguh luar biasa.

“Makanannya sepertinya sudah dingin. Aku akan memanaskannya untuk kau makan.” Sambil Lewis Tang berbicara, dia sudah berjalan menuju ke dapur.

Clarice Lu duduk di sofa di ruang tamu sambil menggoda kucing gemuk ini. Lewis Tang di dapur memanaskan makanan. Setelah makanannya panas, barulah dia memanggil Clarice Lu untuk makan.

Ada empat hidangan dan satu sup di atas meja. Ada ikan dan daging. Satu hidangan seafood, dan satu hidangan ssayuran, hidangannya benar-benar berupa-rupa.

“Kamu memasak semua hidangan ini?” Clarice Lu duduk di meja makan dan tidak sabar untuk mengambil sumpit. Aroma makanan telah menggoda cacing di dalam perutnya.

“Coba apakah enak.” Lewis Tang mengambil sepotong ikan dan menaruhnya di mangkuknya, dia sengaja mengambil bagian tanpa tulang di bawah perut ikan.

Lewis Tang selalu mempunyai keterampilan memasak yang baik, sangat bisa memenuhi nafsu makannya Clarice Lu. Dia sangat jarang makan sampai setengah mangkuk nasi, dia kenyang sampai membuat perutnya membuncit.

“Sudah kenyang?” Tanya Lewis Tang sambil tersenyum.

“Ya.” Clarice Lu mengangguk dan secara tidak sengaja dia menatap mata Lewis Tang yang sangat hitam, bola matanya terasa sangat seksi.

“Sekarang kamu sudah kenyang, sebaiknya olahraga sedikit , ya?” Suara Lewis Tang agak serak, penuh dengan cinta dan sihir yang menggoda.

Pipi Clarice Lu seketika memerah malu, dan dia segera membereskan piring di atas meja dengan tergesa-gesa. “Aku cuci piring.”

Lewis Tang merasa dia sangat imut ketika melihatnya panik. Dia duduk di meja dengan melipat tangannya di depan dadanya dan memperhatikan dengan penuh perhatian Clarice Lu yang sedeang terburu-buru memasukkan piring yang digunakannya untuk makan ke dalam tempat cuci piring. Dia kemudian menarik lengan bajunya, membuka keran dan mulai mencuci piring.

Clarice Lu jarang melakukan pekerjaan rumah, jadi gerakannya membuat orang yang melihatnya merasa dia tidak terampil. Dengan hati-hati dia mengelap piring porselen mewah dengan handuk lembut,. Tiba-tiba sepasang tangan dari belakang memeluk pinggangnya yang ramping.

Napas pria hangat terasa berhembus di lehernya, dadanya mendekap di belakang punggungnya, dan tubuh mereka berdua saling menempel sangat dekat.

Tangan Clarice Lu terpeleset dan piring di tangannya terjatuh ke dalam kubangan air di tempat cuci piring. Hal ini menimbulkan percikan air.

“Lewis Tang, kamu jangan menggagu. Jangan salahkan aku jika aku menjatuhkan piring.” Pinggang Clarice Lu yang gemulai menggeliat-geliat seperti ular berusaha melepaskan diri dari di pelukannya.

Lewis Tang jelas tidak ingin melepaskannya, malah dia sengaja mencubit pinggangnya.

“Lewis Tang!” Clarice Lu dicubit olehnya, dia kesakitan dan gatal. Kemudian dia berbalik dan dengan sepasang tangannya basah dengan sengaja menggosok dadanya, bekas air tertinggal di bajunya yang mahal.

Setelah mereka bercanda, Clarice Lu tertawa cengegesan seperti anak kecil.

Lewis Tang memeluknya dengan lembut, dia tidak kesal, malah bibirnya tersenyum, membiarkan dia bercanda. Adegan seperti ini hanya ada di ingatannya. Ketika adegan ini menjadi nyata lagi, membuat dia merasa seperti tiba-tiba bermimpi.

Perasaan ini adalah seperti perasaan memiliki keluarga, hanya Clarice Lu yang bisa memberikannya.

Setelah Clarice Lu tertawa, dan cukup bercandanya, dia mengulurkan tangan dan memegang wajah mungilnya, dengan kedua bola matanya yang hitam, dia menatapnya dengan penuh perhatian.

Clarice Lu menatapnya balik. Di depannya adalah sebuah wajah pria yang tampan, wajah yang hampir sempurna, yang dapat memikat semua wanita. Clarice Lu tiba-tiba merasa mati lemas, seolah-olah seketika, dia tenggelam di pandangan matanya yang sangat dalam.

“Lepaskan aku, Lewis Tang. Aku belum selesai mencuci piring.” Dia memaksa dirinya untuk memalingkan muka dari tatapnnya. Tetapi ketika suaranya masih bergema, bibir Lewis Tang yang sedikit dingin sudah mencium bibirnya yang lembut.

Ciuman ini, dari hanya mengecupnya sampai melahap mulutnya, sedikit demi sedikit mengujinya, langkah demi langkah melahap mulutnya. Harus diakui bahwa keterampilan mencium Lewis Tang sangat luar biasa. Clarice Lu terobsesi dengan ciuman seperti ini, perlahan dia tenggelam di dalamnya.

Bahkan ketika dia menggendongnya naik ke lantai atas, pikirannya masih sedikit bingung. Sampai tubuh Chris Lu yang berat ada di atas menekan tubuhnya, barulah Clarice Lu terkejut dan dengan panik berusaha melepaskan diri.

“Lewis Tang, jangan, datang bulanku belum pergi.” Wajahnya sedikit malu tersipu. Sudah jelas dia tidak bisa bercinta sekarang, tetapi tidak bisa menahan diri dari sihirnya.

Sedangkan saat ini, Lewis Tang, yang paling tersiksa menahan nafsunya. Datang bulannya datang benar-benar pada saat yang tidak tepat.

Dia sedikit menggerakkan bagian bawah tubuhnya, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk melepaskannya. Kepalanya terbenam dalam bahunya lembutnya, dan napasnya berubah menjadi berat dan tidak beraturan.

“Clarice Lu, tolong akuj.” suaranya terdengar dari tenggorokannya, sangat kecil dan sserak. Telapak tangannya yang hangat menggenggam tangannya yang kecil dan lemah kemudian bergerak ke arah pinggangnya.

Clarice Lu, dengan wajahnya merah dan sepasang mata yang cerah memandangnya dengan malu-malu. Dia sedikit kebingungan. Lewis Tang dibuat bingung oleh pandangan matanya yang bersih. Dia mengulurkan tangannya untuk menutupi matanya, kemudian dia mencium bibirnya lagi.

Keesokan paginya, Clarice Lu bangun dalam pelukan Lewis Tang.

Tadi malam, hujan turun sepanjang malam. Hujan turun di atas rumah. Suara rintikan hujan yang berisik mengganggu orang bermimpi. Clarice Lu tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia masih bermalas-malasan berbaring di ranjang dan tidak ingin bangun.

Lewis Tang dengan penuh kasih sayang mengusap kepalanya, dan dengan suara lembut berkata kepadanya, “masih malas-masalan ya, apakah kamu akan masuk kerja hari ini?”

“Jika aku tidak masuk kerja, apakah kamu mau menemaniku di rumah?” Clarice Lu menggosok matanya yang masih mengantuk. Suaranya terdengar tidak jelas. Jika saat ini dia memiliki pikiran yang jernih ini, dia tidak akan mengajukan pertanyaan seperti itu.

Lewis Tang sedikit mengerutkan keningnya, dengan sedikit rasa tidak berdaya dalam nada suaranya yang rendah dia berkata, “Hari ini aku tidak bisa.”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu