Waiting For Love - Bab 257 Perjanjian

Suasana hati Derrick belakangan ini hanya bisa dibilang sangatlah buruk, kejadian Tang’s Corp sangatlah ramai dibicarakan di kota B, beberapa majalah bahkan mulai mengatakan David adalah anak haramnya, dia sangatlah malu.

Derrick menyadari bahwa dirinya memang sangatlah gagal, dia mempunyai dua anak, namun tidak ada satupun yang bisa dia kontrol, David tidak mendengar larangannya, dan ingin merebut Tang’s Corp, sedangkan Lewis lebih membuatnya marah lagi, dia merasa dirinya sangatlah pintar, namun dia bahkan tidak tahu kapan perusahaan dikosongin oleh Lewis.

Lewis tidak menjadi dokter dan mulai berbisnis, boleh dibilang dirinya yang mengajarinya, benar-benar anak muda lebih jago daripada sebelumnya.

Baru juga memasuki musim panas, pemandangan di halaman rumah ini memang lumayan bagus, Derrick tengah duduk dikursi yang dibuat dari ranting anggur dan mencicipi arak yang sudah 55 tahun.

Orang-orang ini adalah orang yang biasanya mengobrol dengan Derrick, mereka mengetahui bahwa suasana hati Derrick buruk, sambil minum, mereka sambil menasehatinya.

“Derrick, kamu juga tidak perlu begitu, anak muda punya jalannya sendiri, umur kita sekarang ini hanya perlu menikmati rasa kekeluargaan saja.”

Derrick menganggukkan kepalanya, lalu mengelah nafas sambil mengelengkan kepalanya, “Aku benar-benar membesarkan seorang anak yang tidak berbakti, dia bahkan mengosonkan perusahaanku, apakah dia masih menganggap aku sebagai ayahnya?”

“Anakmu sudah besar, dia punya pemikirannya sendiri, kamu tidak perlu begitu dengannya.” Kata salah seorang temannya.

“Aku juga tidak ingin, namun aku merasa bersalah terhadap kalian para pemegang saham yang dari dulu berjuang denganku, jika Tang’s Corp runtuh, saham kalian akan sirna.” Derrick sekarang tidak punya muka untuk bertemu dengan para pemegang saham di kantor, makanya dia bersembunyi kesini.

Kali ini tidak ada yang melanjutkannya, uang mereka juga bukan datang seenaknya saja, jika hilang begitu saja mereka juga pasti akan sakit hati.

Ketika mereka sedang mengobrol, Alice membawa David dan berjalan dari kejauhan.

“Derrick.” Alice menghentikan langkahnya, dia memanggilnya, suara itu berbeda sekali dengan biasanya dia bertemu dengan Jhonson, bahkan suaranya saat ini serasa sedikit manja.

Ketika dia hendak keluar, dia sengaja mengganti gaun mandarin berwarna pink, dia memang sudah tua, namun postur tubuhnya masih terbilang baik, dibawah topangan gaunnya, dia masih terlihat cantik.

Beberapa temannya semuanya tahu diri, mereka langsung berdiri dan meninggalkan mereka.

Didalam halaman rumah hanya tersisa Derrick, dan Alice bersama dengan David.

“Untuk apa kalian kemari?” melihat David, Derrick sangalah marah.

Alice duduk dikursi didepan mereka, dan berkata serasa menjilat, dia mengulur tangannya dan memegang tangan Derrick, namun dielak oleh Derrick.

Senyuman Alice membeku, namun juga hanya sekedipan mata saja, dia langsung kembali tersenyum, sedangkan David sangatlah tidak enak, Derrick begitu tidak menyukai ibunya, sebagai pihak ketiga, dia sangatlah sadar, kalau begitu mengapa waktu itu masih melahirkannya?

“Derrick, sekarang perusahaan sangatlah kacau, David masih muda dan tidak bisa mengurusnya, kamu bantulah dia, jangan biarkan orang luar menertawakannya.” Pinta Alice.

Derrick malah melototnya seolah mengatakan dirinya tidak mengajari anaknya dengan baik.

“Sekarang dia sudah menjadi bahan tertawaan semua orang! Dia sendiri yang memintanya, aku tidak bisa membantunya.”

“Derrick.” Alice menaikkan nada bicaranya, “Derrick, bagaimanapun juga David adalah anak kandungmu, kamu tidak boleh membiarkannya begitu saja.”

“Bagaimana caranya aku mengurusnya? Aku sudah memberikan semua yang bisa diberikan, dia sendiri yang tidak bisa menjaganya, ini tidak bisa menyalahkan orang lain.” Kata Derrick sambil melemparkan gelas ditangannya.

“Ini bukan salah David.” Alice bergegas menjelaskan, “Lewis juga bukan sehari dua hari ingin mengosongkan perusahaan, orang yang dia tunjuk bukanlah David, sepertinya terhadap kamu, David hanyalah menjadi kambing hitam untukmu saja.”

Alice sebagai seorang wanita tentu saja tidak mengerti hal seperti ini, semua ini tentu saja diajarkan David kepadanya, dan perkataan ini tentu saja menusuk titik lemah Derrick.

“Diam kamu. Urusan keluarga Tang masih belum saatnya kamu bisa menunjuk-nunjuk.” Kata Derrick sambil memukul meja dengan keras, arak diatas meja juga ikut tergoyang.

Alice memang tahu bahwa sifatnya tidak terlalu baik, dan bukanlah orang yang mudah diajak bersosialisasi, namun ini pertama kalinya dirinya melihatnya marah besar seperti ini, dia ketakutan dan gemetaran, seketika dia menutup rapat bibirnya dan tidak berani membalas perkataannya.

Namun David yang berdiri disamping mereka sangatlah tidak puas menyindir diri sendiri, dia langsung menarik Alice dari tempat duduknya.

“Ibu, ayo kita pergi.”

“David!” Alice berusaha untuk mengelak dari tangan David, dan masih saja ingin memohon kepada Derrick, namun dia dipotong lagi oleh David.

“Ibu, apakah kamu masih tidak mengerti? Baginya, kita hanyalah orang luar, hanya Lewis saja adalah anaknya!”

“David, kamu jangan impulsif, cepat mengobrol dengan ayahmu, dia sebenarnya juga sayang melihat kondisimu ini.” Alice menarik tangan David dan berusaha mendorongnya kearah Derrick.

David sangatlah keras kepala, dia berdiri ditempat semula dan tidak bergerak sama sekali, “Apakah kamu mau pergi atau tidak? Jika tidak aku akan pergi sendiri.”

Seusai berkata, dia berbalik badan dan meninggalkannya, dia tidak ingin berada disini untuk memalukan dirinya sendiri.

Lewis bermarga Tang, sedangkan dirinya bermarga Luo, dari awal hingga akhir, ini adalah perbedaan mereka berdua.

Melihat sosok David yang pergi menjauh, Derrick semakin marah, dia lansung melampiaskannya kepada Alice, “Lihatlah anak yang kamu ajarkan ini, dia tidak bisa menyelesaikan apa-apa! Kamu juga pergi dari sini, jangan muncul dihadapanku.”

Alice sangatlah merasa kasihan, matanya merah dan bergegas mengejar David.

Dia mengejarnya hingga kedepan pintu, untung saja Rolls-Royce masih berhenti didepan pintu.

Kaca mobil disebelah sana sedang tebuka, terlihat David tengah duduk didalam mobil dan merokok, asap rokok terus saja keluar dari kaca mobil.

“David, dengarkan perkataan ibu, kamu pulang dan minta maaf dengan ayahmu, bagaimanapun juga dia adalah ayah kandungmu, dia tidak akan tidak mengurusmu.” Kata Alice masih berusaha untuk menasehatinya kembali.

David mematikan rokok ditangannya dan melemparkannya dilantai, dahinya berkerut, “Dimata lelaki itu, kamu tidak dianggap, apalagi aku, ini adalah perbedaan anak didalam nikah dengan anak haram diluar nikah, dia tidak akan mencampuri hidup atau matiku. Ibu, kita jangan memalukan diri kita sendiri lagi, ok?”

“David, kamu jangan berkata seperti itu, ayahmu masih saja peduli terhadapmu, jika tidak dia juga tidak akan memberikan saham Tang’s Corp kepadamu.” Kata Alice sambil mengeluh.

Dia juga sadar, Derrick tidak pernah mempedulikannya, apalagi mencintainya, namun dia masih saja peduli dengan anaknya, David, ketika dia lahir, dia sudah pernah datang melihatnya dan memeluknya. Dia juga mengikuti pertumbuhan David, bahkan memberinya saham.

“David, ayahmu.....” dia masih ingin berdebat untuk Derrick, namun David sudah tidak sabaran lagi.

“Ibu, kamu mau aku mengatakannya berapa kali? Marga aku Luo, bukan Tang. Ayahku hanya ada satu, namanya Jhonson.”

“Jangan sebut ayah angkatmu yang tidak berguna itu. Menjalankan bisnis kecil saja bisa bangkrut.” Sekali mengungkit suaminya, Alice terlihat sangatlah tidak peduli.

David mengerutkan keningnya, dia tidak senang dengan perkataan ibunya, Jhonson memang tidak sekaya Derrick, dan tidak pintar dibidang bisnis, namun dia memberikannya rasa ayah dan sebuah keluarga yang hangat.”

Sedangkan Derrick, selain memberikannya uang, dia tidak memberikan apapun kepadanya.

David bersikeras tidak ingin kembali untuk memohon Derrick, Alice juga kehabisan cara, dan hanya bisa pergi bersama dia, mereka kembali tanpa hasil, bahkan membuat sendiri marah.

David mengantarkan Alice ke villa dan akan pergi.

“Kemana lagi kamu akan pergi?”

“Menjenguk Castellia.” Jawab David.

Alice melototnya, seolah sedang menyalahkannya tidak mengerti apa-apa.” Keluarga Lu sekarang hanya tersisa kerak kosong saja, kamu jangan terlalu dekat dengan Castellia, dia tidak akan memberikan keuntungan apapun kepadamu, bahkan mungkin saja kamu harus menghidupi mereka sekeluarga, dan jika istrimu mengetahuinya kamu pasti akan bermasalah lagi.”

“Anda tenang saja, Jennifer tidak berani denganku, bagaimanapun juga aku adalah ayah dari putrinya.” Seusai berkata, David menyalakan engine mobil dan pergi meninggalkan Alice.

Didalam perjalanan, dia berpikir, jika waktu itu dia melahirkan seorang anak bersama Clarice, apakah dia juga tidak akan meninggalkannya, bagaimanapun juga seorang anak akan cukup untuk mengikat hati seorang wanita.

Hingga keesokkan harinya, barulah David meninggalkan rumah Castellia, tidak tahu apa yang telah dilakukannya bersamanya, tapi pagi hari keesokkan harinya, Castellia langsung muncul dihadapan Clarice.

Kebetulan sekali, hari ini adalah hari pertama Clarice bekerja di kantor Lewis, diperjalanan tadi, dia masih menanyakan Lewis apa jabatan yang diberikan kepadanya.

Lewis hanya menyetir dan melihat jalanan, lalu tersenyum saja.

“Tentu saja menjadi sekretaris pribadi aku, memposisikan istriku di depan mataku, barulah aku bisa tenang.”

Saat ini, didunia kerja, wanita dijadikan sebagai lelaki, lelaki dijadikan sebagai hewan, tekanan dan kerjaan mereka sangatlah banyak, terlebih bawahan Lewis, dia tidak mempunyai orang yang tidak melakukan apa-apa. Dia takut semangat berjuang Clarice waktu bersama David akan dipergunakannya.”

Tidak perlu dan Lewis juga tidak membutuhkannya, dia adalah wanitanya, Lewis hanya ingin menyayanginya saja, bagaimana mungkin dia membiarkannya terlalu lelah, dia setuju agar Clarice masuk keperusahaan hanya ada satu tujuan, yaitu bisa melihatnya kapanpun, dan bersama dengannya.”

Range Rover hitam berhenti di parkiran kantor, setelah mobil terhenti dengan baik, Clarice duluan turun, dia membawa tas edisi terbatasnya, hari ini dia mengenakan pakaian Chanel, sangatkah terlihat professional, rambut panjang diletakkannya dibelakang kepala, dengan sebuah ikatan rambut berlian, sekali dilihat langsung terasakan cantiknya.

Sekretaris pribadi? Disepanjang jalan ini, Clarice terus berpikir, ini adalah jabatan yang tidak penting sama sekali, benar-benar sia-sia dirinya memilih pakaian yang bagus seperti ini.

Setelah turun dari mobil, Lewis mengunci mobil, dan berjalan melangkah kesamping Clarice, tangannya merangkul pinggangnya dengan biasa.

“Lewis jangan lupa dengan perjanjian kita.” Kata Clarice mengelak dari rangkulan Lewis, dan berkata dengan serius kepadanya.

Mengingat kembali perjanjiannya, Lewis sakit kepala.

Karyawan bahkan mengeluarkan syarat dihadapan boss besar ini, dia adalah orang pertama yang begini.

Syarat Clarice terhadapnya adalah, pertama tidak boleh membocorkan hubungan mereka, kedua, didalam area kantor, tidak boleh ada tindakan mesra, ketiga, tidak boleh mencampuri pekerjaannya.

Lewis merasa dirinya sendiri terlalu memanjakannya, barulah dia menyanggupi permintaannya ini.

Dia menurunkan tangan dan terlihat sedikit tidak berdaya, dan berjalan kearah lift, sedangkan Clarice menjaga jarak dua langkah dengannya, dia sudah mulai menjaga jarak dengannya.

Mereka berdua tiba di lift, lalu Clarice melihat Castellia yang berdiri didepan lift, dia memang jago, dia bahkan bisa mencari hingga kesini.

Castellia langsung berjalan kehadapannya, meskipun tidak seperti dulu lagi, namun nada bicaranya tetaplah tidak santai, “Clarice, apakah kita bisa mengobrol dulu?”

Clarice tentu saja tidak akan lemah lembut terhadapnya juga, prinsipnya adalah, orang sopan terhadapku, aku akan lebih sopan, Castellia begitu tidak baik terhadap dirinya, jika dia masih baik terhadapnya maka dia hanyalah membuat dirinya hina saja.

“Menurutku itu tidak perlu, maaf, aku sangatlah sibuk.”

Saat ini kebetulan pintu lift terbuka, Clarice melangkah dan akan memasuki lift, namun dihalangi lagi oleh Castellia. Dia menghalangi Clarice dan tidak membiarkannya masuk.

“Apa maksudmu ini?” kata Clarice, mukanya sudah terlihat tidak senang.

“Aku ingin mengobrol denganmu.” Nada bicara Castellia tetap seperti itu, seolah ini adalah hutang Clarice kepadanya.

Clarice tertawa seolah menyindirnya, Castellia memang terlalu dimanjakan oleh Natalia, dia merasa seluruh dunia ini hutang terhadapnya, Keluarga Lu sudah tidak seperti dulu lagi, namun dia sama sekali tidak belajar dari itu, dan masih polos dan tidak tahu apa-apa.

Jangan-jangan Castellia masih mengira dirinya masih adalah Clarice yang selalu dibully olehnya di keluarga Lu!

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu