Waiting For Love - Chapter 94 Bukankah Kamu Cukup Cerdas, Jangan-Jangan Masih Tidak Tahu? (2)

Sebaliknya, Clarice Lu tidak tahu apakah perasaan dingin itu ada hubungannya dengan kemunculan ayahnya. Itu hanya sebuah tebakan pribadinya saja.

Mobil itu berhenti ketika sampai ditujuannya, didepan bangunan nomor dua belas Komplek Vila Country Bay. Lewis Tang menenangkan dirinya, melepaskan sabuk pengaman itu dan turun dari mobil bersama Clarice Lu.

Tujuan pria itu sangat jelas, ingin mengantar dirinya naik keatas. Clarice Lu tidak menolaknya. Dia tahu tidak ada gunanya menolak, dan lagi, apa gunanya meributkan hal sepele seperti itu terus, hanya akan membuatnya terlihat rewel, suka membantah.

Dua orang, satu didepan, satunya lagi dibelakang, berjalan memasuki bangunan itu, langkah kaki Clarice Lu berhenti didepan lift, menunggu lift itu, tubuh besar, tinggi dan tegap milik Lewis Tang itu berdiri tepat dibelakangnya, jarak diantara mereka berdua tidak lebih dari setengah meter, suasana hening bagaikan tertekan.

Dari awal, lampu sensor di lorong itu tidak pernah sensitif, tukang reparasi sudah datang berapa kali untuk memperbaikinya, tetapi tetap sama saja. Lampu yang terang itu mendadak padam, Clarice Lu menghentakkan kakinya beberapa kali, dan masih saja tidak ada respon sama sekali.

Sekelilingnya gelap gulita, kegelapan itu membuat Clarice Lu sedikit susah bernapas, dan di tengah-tengah kegelepan itu, rasa takut dan cemas perlahan bertambah kuat.

Sepasang mata jernih miliknya itu kehilangan seluruh fungsinya ditengah kegelapan itu, tidak dapat melihat apa-apa. Namun dirinya masih bisa merasakan pria dibelakangnya itu mendekat selangkah demi selangkah, aroma dingin khas pria itu memenuhi ruangan itu, bercampur dengan aroma tembakau yang memikat orang.

Pikiran Clarice Lu mendadak kosong, dan ketika dirinya tersadar kembali, dia sudah terperangkap diantara dinding dan dada milik pria itu.

Udara sekeliling mereka seperti sudah membeku, napas Clarice Lu sesak, seakan-akan napasnya bisa terhenti kapan saja. “CEO Tang, dengan ini saya sudah tidak memiliki hutang budi apapun lagi. Kedepannya, saya berharap tidak akan ada lagi kesalahpahaman diantara kita.”

Setelah Clarice Lu dengan gugup menyelesaikan kalimatnya itu, Lewis Tang malah tidak memberikan repon apapun kepadanya. Ditengah kegelapan, sepasang mata hitam milik pria itu menatapnya lurus dan dalam, seperti ingin menelan dirinya hidup-hidup.

Clarice Lu menggenggam tangannya erat, jantung didalam dadanya itu berdetak cepat dan tidak berarturan. Dia mengakui bahwa dirinya tidak setenang pria itu. Keheningan itu seperti membuat dirinya gila.

Diwaktu yang sama, suara dentingan terdengar dari lift itu, pintu lift dihadapan mereka itu perlahan terbuka, cahaya kuning samar terpancar dari balik pintu lift itu, terpancar tepat ke dalam mata Clarice Lu, bagaikan sebuah perlarian, dirinya tertolong.

Dirinya tidak sabar lagi untuk melepaskan diri dari pria di depannya itu, berlari menuju satu-satunya cahaya itu.

Namun, meskipun cahaya itu tepat dijangakauan tangannya, ada sesuatu tenaga besar yang lagi-lagi menariknya kembali kedalam kegelapan. Tanpa mempedulikan apapun, pria itu menjatuhkan ciumannya, panas dan agresif.

Sepasang mata jernih dan polos milik Clarice Lu itu terbuka lebar, dengan mata yang terbuka lebar itu, dirinya hanya bisa melihat pintu lift itu perlahan menutup kembali, seperti menghalangi satu-satunya jalan keluar bagi dirinya.

Pria itu masih mencium dirinya dengan dalam, namun ciuman itu seperti sudah tidak dapat memuaskan diri pria itu lagi. Telapak tangan hangat pria itu menelusuri turun garis punggungnya, membakar dirinya.

Saat itu, pria itu telah menunggu terlalu lama, juga telah menahan terlalu lama.

“Lewis Tang, lepaskan aku, apa yang ingin kamu lakukan!” Clarice Lu mencoba melepaskan dirinya dengan panik, namun pria itu malah merangkulnya dengan sangat erat dipelukannya, dibandingkan dengan kekuatan dan ketangguhan milik seorang pria, wanita merupakan makhluk yang tidak berdaya dari lahir.

Lewis Tang mencium, menyusuri pipinya, dan berhenti disamping telinganya. Napas yang sedikit terengah-engah dan berat itu bergema disamping telinganya, napas hangat pria itu membakar pipinya.

“Bukankah dirimu cukup pintar, bagaimana bisa masih tidak tahu! Aku menginginkan dirimu。“ Lewis Tang mengigit pelan daun telinganya yang sensitif, rasa cinta.

Kedua tangan Clarice Lu diatas dada pria itu, dipisahkan dengan kain pakaian itu, dirinya masih bisa merasakan tubuh pria itu yang panas terbakar. Clarice Lu mengetahui dengan pasti, pria itu tidak mungkin berbohong ketika berkata menginginkan dirinya.

Tetapi dirinya tidak menginginkannya sedikitpun. Paling tidak untuk sekarang, dia yang sekarang masih tidak ingin melakukan kesalahan seperti itu. Berseranjang itu tidak sulit, namun konsekunsi yang timbul setelahnya, dia takut tidak akan mampu menghadapinya.

“Lewis Tang, aku harus mengingatkan dirimu, yang kamu peluk sekarang ini adalah istri orang!” Dia mengucapkan kalimat itu tanpa ada keraguan, nada bicaranya terdengar sangat serius.

Sebaliknya, lengan kuat milik Lewis Tang itu masih melingkar dipinggangnya yang kecil, tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskannya sedikit pun.

Ditengah kegelapan, sudut bibir pria itu terangkat, menunjukkan sebuah senyuman dingin, “Bukankah suamimu itu sudah tidak bisa lagi? David Luo, bukankah dia ada sakit?”

Nada bicara Lewis Tang yang terdengar menyindir itu membuat wajah Clarice Lu merah padam, sampai-sampai tidak dapat berkata apa-apa.

David Luo mandul? Tidak mungkin! Dia masih baik-baik saja, kalau tidak, anak dalam kandungan Jasmine Man itu darimana datangnya.

Pria itu hanya tidak membiarkannya memilikinya saja.

“Kenapa? Kenapa diam?” Jari ramping dan panjang milik Lewis Tang itu mengangkat dagunya dengan perlahan, mengelus kulit pipi wanita itu yang lembut dengan penuh cinta, elusan itu membuat Clarice Lu tidak dapat menahan tubuhnya gemetar.

“Tidak ada urusannya denganmu.” Dia membalas ketus, menutup rapat giginya, dirinya berkata. “Lewis Tang, jika dirimu tidak ingin menjadi sorang pemerkosa, lepaskan aku, dan jika kamu ingin menjadi satu, ini bukan tempat yang tepat.”

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu