Waiting For Love - Bab 289 Setelah Luka Sembuh, Rasa Sakit Pun Terlupakan

Elsa menghilang selama beberapa bulan, sampai sebelum Clarice melahirkan anak, barulah ia muncul.

Selama itu, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi, Elsa tidak berkata apapun, Clarice juga tidak bisa memaksa untuk bertanya. Namun dia tiba-tiba menyadari, diantara Elsa dan Chris seperti ada sedikit perubahan kecil.

Setelah si anak sudah cukup bulan, Clarice menuruti saran dari dokter, memilih 1 hari untuk menjalankan operasi sesar, karena efek muntah selama masa kehamilan lebih besar, berat janin tidak sampai 3 kg, dan posisi janin juga lebih tegak, sayangnya , saat Clarice melahirkan Dyson juga melalui operasi sesar, jika untuk kelahiran kedua dengan cara normal akan lebih berbahaya, jadi , jalan satu-satunya hanya operasi sesar.

Proses operasi kira-kira 1 jam, Lewis menemani selama proses persalinan, ia mengenakan baju bebas kuman yang berwarna biru dan berdiri di samping meja operasi, terus menggenggam tangan Clarice, suhu yang hangat mengalir dari telapan tangannya, membuat Clarice menjadi tidak begitu gugup dan takut lagi, sepertinya ada perasaan aman yang memenuhi tubuh pria ini, selalu membuat Clarice merasa begitu tenang.

Dalam kondisi di bius, Clarice berbaring di atas meja operasi hampir tidak merasakan apa-apa, kadang-kadang masih bisa berbicara beberapa kalimat dengan Lewis.

“Bayi akan segera keluar.” Operasi berjalan hingga kira-kira waktu setengah jam, Lewis berkata pada nya, tenaganya saat menggegam tanggan Clarice, tiba-tiba semakin erat.

Ini adalah pertama kalinya ia melihat dengan mata kepala sendiri kelahiran anaknya, perasaan itu sulit diungkapkan dengan kata-kata. Putri nya digendong oleh dokter, begitu kecil, begitu lemah, masih dipenuhi dengan darah, kotor, dan belum terlihat jelas wajahnya.

Dokter kemudian menyerahkan bayi itu kedalam gendongan Lewis sesaat, lalu memberikan nya dan digendong pergi oleh suster, untuk dibersihkan dan diperiksa. Disini, dokter mulai menjahit uterus Clarice.

Setelah bayi keluar, Clarice mulai merasakan kesakitan, kepalanya begitu berat , tidak sanggup membuka matanya.

“Lewis, aku tidak nyaman.” Dia menarik tangan Lewis.

Lewis mengerutkan alisnya sejenak, dengan suara yang hangat bertanya, “ Rasa nya apa?”

“Kepalaku terasa berat.” Ia berkata.

Lewis melihat dipasangnya infus cairan intravena, setelah bayi keluar diganti menjadi obat penghilang sakit, maka akan muncul kepala berat dan efek samping sejenisnya, ini adalah hal yang sangat wajar.

“Jika tidak nyaman, tidur lah sebentar.” Ia berkata, tangannya mengelus dahi Clarice.

Clarice menurut lalu memejamkan matanya, meskipun memakai masker oksigen, tetap saja bernafas tidak begitu lancar.

Setelah bayi keluar, momen ketika dijahit ialah yang paling susah ditahan, meskipun ia memejamkan matanya, tapi tetap tidak bisa tidur, otaknya terus merasa begitu kacau, terkadang mendengar suara perbincangan antara Lewis dan dokter, dia terlalu menderita, sebagian tidak bisa terdengar jelas.

Untung saja, operasi akhirnya berjalan lancar, operasi sesar ialah operasi kecil, dan juga tidak memakan waktu yang lama.

Hari pertama setelah operasi masih baik, hanya saja tidak bertenaga, Clarice bahkan tidak mempunyai mood untuk melihat si bayi. Lewis meletakkan bayi yang sudah dibungkus ke sampingnya, dan menempelkan ke wajahnya.

Dyson sangat penasaran dengan adik perempuannya yang baru lahir itu, terus bersandar di sampingnya, dengan sangat serius melihatnya, kira-kira bahkan setiap bulu ia melihat dengan begitu teliti.

“Ayah, adik perempuan begitu kecil, kulitnya masih berkerut, saat aku kecil beginikah?”

“Ya, tunggu sampai besar sudah ok.”Lewis menjawab.

Anak kecil selalu tumbuh dengan sangat cepat, momen yang sekejap, Dyson pun sudah berumur 5 tahun, sedikit banyak membuat Lewis mengeluh waktu berjalan begitu cepat.

Hari kedua setelah operasi ialah yang paling susah dilewati, setelah obat biusnya hilang, lukanya benar-benar sangat sakit, sakit hingga membuat Clarice tidak bisa tidur, Lewis pun terus duduk di samping kasur menemaninya.

“Lewis, aku memang setelah luka sembuh dan rasa sakit terlupakan, barulah melahirkan anak kedua untukmu.” Kata Clarice dengan air mata yang memenuhi mata nya, sekarang ada orang yang menyayanginya, ada orang yang mencintainya, malah menjadi begitu lemah dan suka bedebat.

Ingat saat ia melahirkan Dyson, tidak tahu luka, tidak tahu sakit, 1 orang kebal. Tidak menitikkan air mata, juga tidak pernah menjerit sakit. Karena ia tahu, meskipun ia menangis ia sakit, juga tidak ada orang yang peduli, bisa berdebat dengan siapa.

Lewis dengan lembut mencium tangannya, saat ia sakit, dia hanya bisa semakin sakit hati. “ Kamu sudah menderita.” Lewis berkata.

Clarice bergumam, tidak lagi menghabiskan tenaga untuk menjerit kesakitan lagi, menjerit juga tidak ada gunanya, tidak ada yang bisa menggantinya untuk merasakan sakit ini.

Ia tidak tidur semalaman, Lewis juga tidak tidur, hari kedua, rasa sakit itu juga berkurang sedikit demi sedikit, namun pagi hari suster datang menyuntikan jarum kontraksi uterus, sakit hingga hampir membuat Clarice menangis.

Melahirkan anak, melahirkan anak, kenapa yang melahirkan anak harus wanita! Pria hanya mengurus benih, lalu memetik hasilnya.Sungguh tidak adil.

Di tengah kesakitan dan penderitaan, akhirnya ia melewati 3 hari yang susah dilewati, saat hari ke 4, dada Clarice sudah mulai merasa akan keluar air ASI, mengundang seorang ahli laktasi untuk melakukan proses memaksimalkan prolaktin. Dan akhirnya juga suatu penderitaan.

Ahli laktasi ialah seorang wanita berumur 40 an tahun, dengar-dengar ia adalah ahli laktasi dengan medali emas di bidangnya, sepasang tangannya kuat dan bertenaga.

Ahli laktasi menekan titik akupuntur dada Clarice, sakit hingga membuat nya tidak berhenti menjerit dan berderai air mata. Lewis menyanyangi istrinya, menasehatinya beberapa kali, Dyson tumbuh besar minum air susu formula, anak kecil juga tidak harus minum air ASI, namun Clarice sangat keras kepala, Dyson tidak meminum 1 teguk pun air ASI nya, ia terus merasa berhutang pada nya, jika ia tidak memberi si bayi kecil ASI lagi, ibu ini tidak pantas menjadi seorang ibu.

Setelah proses laktasi air ASI juga belum cukup,tapi anak masih kecil, minumnya juga sedikit, untuk sementara masih bisa dipertahankan. Kelak perbanyak minum sup, air susu masih bisa di tambah kembali.

“Lewis, jika kelak aku gendut, jelek, kamu tidak boleh mengkritikku ya.”Clarice sambil menyantap sup , sambil bertingkah manja.

Lewis menjulurkan telapak tangannya, mengelus rambutnya yang panjang, dengan senyuman yang penuh dengan manja. “Tidak akan.”

“Tidak akan mengkritik?”

“Tidak akan jadi jelek. Sudah begini, masih bisa jelek sampai bagaimana.” Dia menjawab.

“Lewis!”Clarice berteriak, jika bukan karena perut masih ada luka, dia pasti lompat dan menggigitnya.

Hari ke 4 Clarice melahirkan, Elsa baru membawa Angel datang, meskipun masalah ia dituntut oleh ibu kandungnya ke pengadilan sudah berlalu berbulan-bulan, namun masalah belum juga reda, sekarang dia keluar rumah sangat berhati-hati, takut diikuti oleh wartawan, maka akan bermasalah lagi.

Clarice dan Elsa 2 orang bertemu, tentu saja akan berbincang tentang masalah keibuan, Clarice berkata air susunya tidak cukup, Elsa menatap ke dadanya, “Ya, tidak cukup itu hal yang wajar, juga cukup menyusahkan Lewis, begini pun masih tidak mengkritik mu.”

Clarice menundukkan kepala melihat dadanya, kemudian menatap belahan dada Elsa, perbedaannya benar-benar bukan sedikit.

“Pergi!” Clarice menatap dengan Elsa dengan sangar, meskipun dia kecil, juga tidak perlu begitu mengejeknya. “Ya kamu mempunyai payudara yang besar , abang ku paling beruntung.”

Clarice tiba-tiba mengungkit tentang Chris, juga kebetulan, suaranya baru saja mengecil, ada orang yang membuka pintu kamar, Chris berjalan masuk, mengenakan setelan jas yang sangat formal, terlihat begitu tinggi dan tegap.

“Apa yang beruntung?” Kata-kata baru didengarnya setengah, kemudian ia langsung bertanya.

Wajah Elsa memerah dan canggung, Clarice tertawa, tertawa dengan misterius.

“Yang lebih beruntung ialah kalian para pria, tidak perlu melahirkan anak, hanya perlu menunggu waktu menjadi ayah.” Clarice memang sangat cepat mengalihkan topik pembicaraan.

“Hanya berbeda di pembagian tugas saja.” Terhadap masalah ini Chris hanya menjawabnya dengan sederhana, lalu berjalan ke samping ayunan, pandangannya yang hangat mengarah ke bayi baru lahir yang berbaring didalamnya.

“Sudah diberi nama?” Ia bertanya.

“Belum.” Clarice menjawab.

Lewis di dalam dunia bisnis selalu dengan cepat dan tepat, memberikan sebuah nama untuk putrinya, tak disangka begitu lambat hingga sudah berhari-hari masih belum menetapkan sebuah nama, selalu merasa nama yang sederhana dan biasa tidak cocok untuk putrinya. Mencari nama untuk putri kerjaan juga tidak sampai begitu susah.

“Wajah nya seperti mu.” Chris berkata, tidak lagi bertanya tentang urusan pemberian nama. Setelah ia melihat keponakannya yang baru lahir itu, ia berjalan ke samping Elsa, kemudian menggendong Angel ke pelukannya.

Sangat jelas Gadis kecil itu lebih menyukai ayahnya, begitu dipeluk oleh Chris, wajahnya begitu gembira, dengan mencicit memanggil, “ayah,ayah.”

Dia sebelumnya hanya bisa memanggil ayah, hal ini membuat Elsa sangat frustasi, dia setiap hari dengan penuh kasih sayang membesarkan nya, malah tidak bisa memanggil ibu.

Pekerjaan Chris lebih sibuk, ia duduk di kamar pasien untuk sesaat pun langsung pergi.

“Hanya melihat anak, tidak pernah bertanya pada ku pulih sampai mana, tidak tahu bagaimana Chris sebagai abang.” Clarice tidak tahan untuk mengeluh kepada Elsa.

“ Masih perlu ditanya kah? Asal bukan orang buta semua orang bisa melihat Lewis menjaga mu dengan sangat baik.” Kata Elsa, melihat wajah Clarice, 1 wajah yang penuh dengan kebahagiaan, hampir mau meluap.

“Aku disisi abang ku, kalian berencana untuk kembali ke hubungan yang sebelumnya?” Clarice tidak tahan untuk bertanya, sebenarnya, dia memang cukup penasaran,selama Elsa menghilang, apa yang terjadi dengan dia dan Chris.

“Mungkin lah, dia masih dalam masa observasi .” Elsa menjawab dengan kalimat yang ambigu.

Tidak lama sebelumnya, Angel sakit parah, disaat dia ragu tanpa ada penolong, Chris lah yang menjaga anak, menenangkannya.

Sebenarnya, Elsa cukup membenci Chris, benci akan sifat dingin dan pengkhianatannya. Namun pada momen itu, benci itu tiba-tiba hilang. Elsa mungkin tidak membutuhkan suami, namun Angel butuh seorang ayah.

Wanita, sekali mempunyai anak, maka akan mudah diikat, susah untuk lepas dari telapak tangan seorang pria.

Lubang Chris ini, dia sedikit tidak rela untuk lompat keluar, namun tidak lompat juga tidak bisa.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu