Waiting For Love - Chapter 89 Jantungmu Berdetak Cepat Sekali (2)

Pipi Clarice Lu mendadak berubah menjadi merah terang.

Setelah sampai divila, Lewis Tang menurunkan wanita itu diatas sofa diruang tamu. Dirinya pergi ke ruang belajar untuk mengambil kotak obat, Clarice Lu duduk menunggunya diatas sofa itu.

Dia dengan cepat keluar dari ruang belajar itu dengan menjinjing kotak obat ditangannya, lalu berlutut didepan wanita itu, jari-jari ramping, panjang dan dingin miliknya itu meraih pergelangan kaki wanita itu, dan mengangkat kaki kecil wanita itu keatas pahanya, setelah melumuri kapas itu dengan alkohol, dirinya mulai membersihkan luka wanita itu. Setelah lukanya bersih, dengan perlahan dia membungkus kaki wanita itu dengan perban.

Clarice Lu terbengong melihat kedua tangan pria itu, jari-jarinya panjang dan bersih, ruas jari itu tersekat dengan jelas, sama dengan orang yang memilikinya, dingin dan tidak dapat dikekang. Jelas-jelas gerakan memerban yang biasa saja, namun terlihat sangat anggun dan cantik ketika pria itu yang melakukannya. Sepasang tangan seperti itu, seperti memang terlahir untuk menjadi tangan seorang dokter.

Namun pria itu kelak juga tidak akan bisa mengangkat pisau bedah lagi, benar-benar disayangkan.

Setelah selesai memerban, Lewis Tang berkata kepadanya, “Mungkin akan terasa sedikit sakit ketika berjalan, kamu bisa istirahat dulu disini hari ini.”

“Aku tidak akan merepotkan CEO Tang lagi, masih ada rapat yang harus aku hadiri siang ini, diriku harus kembali ke kantor secepatnya.” Clarice Lu berdiri dari sofa itu, telapak kakinya memang terasa sedikit sakit ketika menginjak lantai, tetapi bukanlah sakit yang tidak bisa ditahan.

Lewis Tang menganggukkan kepalanya, tidak sedikitpun mencoba untuk menahan wanita itu, sebaliknya dirinya mengeluarkan hpnya, menelepon sopirnya.

Tidak lama kemudian, Bentley hitam yang dikendari sopir itu berhenti didepan pintu vila tersebut. Setelah berterima kasih dengan Lewis Tang, Clarice Lu naik kedalam mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.

Seketika, dalam vila besar itu hanya tinggal Lewis Tang seorang diri, dingin dan sunyi, kue ulang tahun itu hanya dibiarkan saja diatas meja itu, seperti sudah diabaikan.

Lewis Tang berdiri diam didepan pintu geser itu, menghisap rokoknya, sosok tinggi dan besar itu menunjukkan sebuah perasaan kesepian yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Hpnya yang diletakkan diatas meja kopi itu tiba-tiba berbunyi, memecah kesepian didalam ruangan itu. Dua jari panjang milik Lewis Tang itu menjepit sebatang rokok yang telah dihisap separuh, dia kemudian berbalik badan, berjalan mendekati meja kopi itu, mengangkat teleponnya.

Dibalik telepon itu adalah suara lembut milik Carol Lin, “Pantas saja ketika aku bilang akan memesankanmu kue ulang tahun, kamu memilih rasa stroberi, ternyata kamu sedang bersama-sama dengan Clarice. Bagaima rasa kue itu? Apakah cocok dengan selera Clarice?”

“Iya, sangat enak, terima kasih.” Lewis Tang menjawab dengan nada yang datar.

“Alex dan Falcon Jiang, mereka berdua ingin mengadakan pesta ulang tahun untukmu. Ajak Clarice ketika dirimu datang nanti malam.” Ucap Carol Lin.

“Aku masih ada urusan lain nanti malam, lain kali saja.” Lewis Tang menolak dengan halus.

Setelah terdiam beberapa saat, Carol Lin mengeluarkan suara tawa yang dipaksa, lalu berkata, “Kamu pasti ingin merayakannya berdua saja dengan Clarice, kalau dilihat-lihat, kami-kami inilah yang tidak mengerti. Baiklah kalau begitu, tidak mengganggu CEO Tang lagi, bye-bye.”

Setelah menutup telepon, Lewis Tang dengan santainya menjatuhkan hp itu keatas sofa, layar hp itu menyala sebentar, lalu kembali padam.

Disaat yang sama, Clarice Lu sudah sampai di kantor, sedang terburu-buru membereskan berkas untuk rapat nanti.

“Kopi, CEO Lu.” Asisten James membawakan secangkir kopi hangat dan menaruhnya diatas meja.

“Apakah CEO Luo sudah kembali?” Clarice Lu bertanya sambil terus tertunduk membereskan berkasnya.

“Belum. Hari ini CEO Luo tidak datang ke kantor.” James menggelengkan kepalanya.

Tanpa disadari, tangan Clarice Lu yang sedang membalik berkas itu terhenti sejenak, David Luo tidak mungkin tidak tahu seberapa penting rapat akhir tahun ini, dirinya memiliki waktu untuk berjudi dan bermain-main dengan wanita, tetapi tidak memiliki waktu untuk kembali rapat di kantor, Clarice Lu semakin lama semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu.

Sebaliknya, kenyataannya adalah bukan David Luo tidak ingin kembali ke kantor, tetapi dirinya ditahan oleh Alice Lin.

Vila Keluarga Luo, dalam ruang tamu.

Jasmine Man berdiri disamping dengan perut besarnya itu, seperti seorang menantu yang sedang dibuli, sedangkan Alice Lin dan David Luo, ibu dan anak itu sedang bertengkar, dia berhasil memperjuangkan ini, tetapi tidak dengan yang itu.

Tentu saja dirinya yang sebenarnya juga tidak ingin mencerai pertengkaran itu. Karena semakin besar pertengkaran itu, semakin bagus untuk dirinya.

Alice Lin mengucapkan kata-kata kasar diakhir pertengkaran itu, kalau saja tadi David Luo melukai anak yang sedang dikandung Jasmine Man itu, dirinya tidak akan mengakui pria itu sebagai anaknya lagi.

David Luo sangat marah, dirinya mengepal tangannya dengan erat, mukanya merah padam. Kalau saja yang didepannya itu orang lain, dia tidak akan hanya diam. Tetapi orang yang berdiri dihadapannya itu adalah ibu kandungnya sendiri, ibu yang melahirkan dan membesarkan dirinya, dia tidak mungkin menyakiti wanita itu.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu