Waiting For Love - Chapter 159 Lewis Tang Bisa Melakukan Apa Saja Untuk Clarice Lu

“Clarice Lu, kamu sekarang pasti sudah sangat bangga kan dengan dirimu!” Wajah Vanessa Bai itu sudah masam seperti jeruk purut, matanya yang sedang melotot itu bagaikan sedang menyemburkan api, berharap bisa membakar nya.

“Apa yang aku banggakan?” Clarice Lu mengerutkan alisnya, sedikit bingung.

“Lewis Tang menjebak mamaku dan memasukkannya ke dalam penjara, pernikahanku dengan Lewis Tang juga pasti batal, Clarice Lu, semuanya karena kamu! Tetapi, kamu jangan terlalu cepat bahagia, Keluarga Tang adalah keluarga yang terkemuka dan memiliki kedudukkan tinggi, neneknya tidak mungkin setuju Lewis menikahi wanita jalang yang sudah pernah bercerai sepertimu.” Vanessa Bai benar-benar menekankan nada bicaranya ketika mengatakan ‘wanita jalang’, dua kata itu, maksud menghinanya benar-benar terlihat jelas.

Kening cantik Clarice Lu berubah menjadi berkerut, tetapi dirinya tidak marah sama sekali. Dia merasa bertengkar dengan orang seperti Vanessa Bai itu adalah sebuah penghinaan untuk dirinya.

“Benar, aku memang pernah menikah dan bercerai, tetapi Lewis Tang lebih memilih untuk bersama diriku yang pernah bercerai ini dan tidak menginginkanmu. Nona besar Bai, menurutmu, kamu bahkan tidak sebanding dengan seorang wanita jalang?”

“Kamu, kamu” Vanessa Bai tersedak, tidak bisa berkata apa-apa, ekspresi wajahnya berubah-ubah tidak pasti karena marah.

“Masih ada kepentingan lain? Kalau tidak ada, maaf, aku benar-benar sibuk, jadi tidak ada waktu untuk menemanimu.” Clarice Lu mengambil sebuah berkas dokumen di atas mejanya, lalu berbalik badan dan bersiap meninggalkan kantor itu.

Kalau tidak bisa memancingnya pergi, apa juga harus tidak bisa bersembunyi darinya? Kalau Vanessa Bai tidak ingin pergi, dirinya saja yang pergi. Dia tidak yakin bahwa Vanessa Bai memiliki muka setebal itu untuk menunggunya disana dan tidak pergi.

“Clarice Lu!” Sebelum dirinya keluar dari sana, Vanessa Bai dengan cekatan menangkap tangannya.

Clarice Lu menatap wanita itu sambil mengerutkan alisnya, tatapannya seolah-olah sedang bertanya, “Masih ada masalah?”

Dengan wajah yang pucat, Vanessa Bai berkata dengan nada yang serius, “Kamu beritahu Lewis Tang, dia hanya perlu melepaskan mamaku, dan aku bersedia melakukan apa saja yang dia inginkan.”

Kata-kata yang baru diucapkannya itulah tujuan sebenarnya Vanessa Bai datang mencari Clarice Lu. Wanita itu benar-benar tidak dapat menghubungi Lewis Tang, kalau Lewis Tang ingin menghindarinya dengan sengaja, dia benar-benar tidak memiliki jalan lain.

Clarice Lu juga tentu saja mengetahui hal itu. Kalau Vanessa Bai memiliki cara lain, wanita itu tidak mungkin datang mencarinya.

“Tenang saja, aku akan membantumu menyampaikan perkataanmu itu.” Clarice Lu tidak ingin memiliki masalah dengan Vanessa Bai di dalam kantor, jadi dengan senang hati menyetujuinya.

Saat itulah Vanessa Bai baru melepaskannya, Clarice Lu langsung mendorong pintu itu dan pergi meninggalkan ruang kantor itu. Setelah dia kembali dari bagian pemasaran, Vanessa Bai sudah tidak disana.

Dia memiliki jadwal yang penuh hari itu, sekali sibuk, dia langsung sibuk seharian, dan masalah dengan Vanessa Bai itu hampir terbenam di dalam kesibukkannya. Malamnya, dia terus bekerja lembur sampai jam sembilan lebih, dering hpnya yang terletak di atas meja itu tiba-tiba berbunyi, saat itulah dia baru menyadari bahwa langit di luar jendela itu sudah lama berubah gelap.

“Dimana?” Tanya Lewis Tang dari balik telepon itu.

Clarice Lu bersandar ke belakang, benar-benar menyandar ke sandaran tempat duduk yang dibelakanginya itu. Satu tangannya memijit lehernya yang terasa pegal itu, dan tangannya yang lain menggenggam hp itu, berbicara dengan Lewis Tang di dalam telepon. “Masih lembur di dalam kantor, kamu?”

“Baru selesai bertemu dengan klien, aku akan pergi menjemputmu.” Keputusan Lewis Tang tidak pernah memberikan orang lain ruang untuk membantahnya, setelah selesai berbicara, pria itu langsung memutuskan teleponnya.

Clarice Lu merapikan dokumen-dokumen yang berantakan di atas mejanya itu dengan sederhana, lalu mematikan komputer kantornya dan menunggu Lewis Tang datang menjemput.

Dia berdiri di depan jendela besar kantornya, menatap dengan tenang langit malam di balik jendela itu, seluruh kota itu tertutupi oleh semacam lampu neon terang, begitu gemerlapan, begitu cantik, namun juga membuat orang merasa begitu kesepian.

Di waktu yang bersamaan, pintu kantor itu diketok oleh seseorang, bunyi ketokkan pintu itu benar-benar nyaring di tengah malam hari yang sunyi.

“Masuk.” Ucap Clarice Lu, dirinya tentu saja mengetahui siapa yang telah datang itu.

Lewis Tang mendorong pintu itu dan berjalan masuk, tubuhnya berbalut setelan jas abu-abu yang sangat rapi, tidak peduli kapan saja, pria itu selalu berpenampilan rapi, tampan dan tenang.

“Dalam satu gedung perkantoran ini, hanya kantormu ini saja yang lampunya masih menyala, kamu benar-benar memiliki dedikasi yang tinggi untuk pekerjaanmu.” Lewis Tang mendekat ke sisinya, menjulurkan tangan dan mengusap kepalanya.

Sudut bibir Clarice Lu sedikit melengkung ke atas, “ Hari ini ada beberapa berkas belum selesai diurus, sedikit memakan waktu. Sebenarnya, dibandingkan diriku, kakakku jauh lebih mendedikasikan dirinya dengan pekerjaannya, hanya saja, dia suka membawa pekerjaannya itu untuk diselesaikan dirumah, aku lebih suka mengerjakannya seperti ini dikantor, banyak yang bergantung dengan penghargaan akir tahun seperti ini dipenghujung tahun.”

“Kamu benar-benar memiliki masa depan yang menjanjikan.” Lewis Tang tertawa enggan. Dia mengelilingi ruang kantor Clarice Lu itu, sebuah tempat yang tidak besar, desainnya sederhana, penataannya juga terbilang rapi, tidak terlalu berbeda dari ruang kantor seorang manajer menengah biasa perusahaan, satu-satunya keunikannya adalah lemari buku dan semua dekorasi di atas meja itu, benar-benar terlihat feminim, literatur dan seni, dengan sedikit sentuhan yang kekanak-kanakkan.

Contohnya, dia mengangkat sebuah pajangan patung boneka barbie dari atas meja Clarice Lu, dan memainkannya dengan asik sambil mengamatinya.

“CEO Tang, apa kita sudah bisa jalan?” Clarice Lu berjalan mendekat, lalu menarik bonekanya dari dalam tangan Lewis Tang, kemudian meletakkannya kembali ke atas meja.

Lewis Tang menggangguk-anggukkan kepalanya sambil tertawa, lalu pergi bersama-sama wanita itu meninggalkan tempat itu.

Lorong itu sangat sunyi, mereka bersama-sama masuk ke dalam lift, di dalam lift yang sempit itu, saat itulah Clarice Lu baru menyadari bau samar alkohol dari tubuh pria itu, bukan sesuatu yang tidak enak untuk dicium, tetapi itu adalah bukti jelas kalau pria itu ada meminum minuman beralkohol.

“Kamu menyetir mobil kemari?” Tanya Clarice Lu.

“Iya.” Lewis Tang mengangguk-anggukkan kepalanya, biasanya, setelah urusan kantor selesai, di waktu-waktu pribadinya, dia terbiasa mengendarai mobilnya sendiri.

Meskipun matanya jelas dan cerah, tidak terlihat sedikitpun tanda-tanda dirinya mabuk, bagaimanapun juga, pada kenyataannya, dia ada meminum alkohol. Mengemudi setelah minum minuman keras suatu waktu pasti akan menemui bahaya.

“Kelak, kalau ada meminum alkohol, lebih baik biarkan sopir yang menyetir.”

“Khawatir denganku?” Lewis Tang tersenyum kecil, sedikit memfokuskan pandangan matanya yang dalam itu dan menatap lurus dirinya, kehangatan dibalik tatapan itu sedikit membuat orang malu.

Clarice Lu menundukkan kepalanya, pipinya memerah karena tatapan pria itu, “Kamu jangan terlalu besar lagak, aku hanya takut kalau dirimu mengalami sesuatu, lalu Dyson menjadi anak yatim piatu, dia sudah tidak memilik ibu, kalau sampai tidak memiliki ayah, benar-benar kasihan.”

Setelah mendengar itu, Lewis Tang mengerutkan alisnya dan tidak berkata apa-apa lagi.

Meninggalkan kantor itu, Clarice Lu mengendari mobil membawa Lewis Tang pergi ke sebuah restoran teh yang buka dua puluh empat jam, Clarice Lu paling tahu jelas mengenai suasana ketika bertemu klien, selain minum minuman beralkohol, Lewis Tang pasti tidak bisa makan terlalu banyak, perutnya saat itu pasti kosong.

Pada waktu itu, makan malam sudah lama berlalu, mereka berdua langsung pergi untuk makan camilan tengah malam.

Karena sudah terlalu larut, orang yang sedang makan di dalam restoran itu tidaklah banyak, di atas salah satu sisi dinding restoran itu, terputar wawancara berita sebuah stasiun televisi lokal, yang kebetulan adalah berita malpraktik nona Yan.

Sewaktu makan, Clarice Lu baru teringat masalah Vanessa Bai yang datang mencari dirinya.

“Hari ini, Vanessa Bai datang mencariku.”

“Dia mencarimu untuk membuat masalah?” Lewis Tang mengerutkan alisnya dengan refleks.

Clarice Lu menggeleng-gelengkan kepalanya,“Tidak, dia memintaku untuk menyampaikan pesannya kepadamu, ‘kamu hanya perlu melepaskan mamaku, dan aku bersedia melakukan apa saja yang kamu inginkan.’”

Lewis Tang tertawa setelah mendengar perkataan itu, dia tentu saja mengerti maksud dari ucapan Vanessa Bai itu, “Dia pikir aku berbuat seperti itu kepada Lily Jiang adalah untuk membatalkan pernikahanku dengannya, dan bersama-sama denganmu. Clarice, menurutmu?”

Clarice Lu menopang dagunya dengan satu tangan, sudut bibirnya tiba-tiba membentuk senyuman lebar. Menurutnya, pemikiran Vanessa Bai itu terlalu dangkal, kalau Lewis Tang ingin membatalkan pernikahannya dengan wanita itu, ada banyak sekali cara yang bisa dipakainya, menghabiskan energi untuk menjebak Lily Jiang, jujur, bukanlah sebuah langkah yang bijaksana.

“Aku rasa Vanessa Bai benar-benar terlalu menganggap tinggi diriku, aku juga tidak memiliki daya tarik sebesar itu bagi CEO Tang.”

“Kamu jangan terlalu menganggap rendah dirimu, Lewis Tang bisa melalukan apa saja untuk seorang Clarice Lu. Tetapi kalau ingin membatalkan pernikahanku dengan Vanessa Bai, jujur, benar-benar tidak perlu membuang-buang energi untuk membuat masalah menjadi serumit ini.”

Kata-kata yang diucapkan oleh Lewis Tang tanpa berpikir panjang itu selalu bisa membuat Clarice Lu menjadi salah tingkah. Seorang pria berkata, dia relah melakukan apa saja untuk dirimu, tidak ada wanita yang tidak tersentuh ketika mendengarnya, Clarice Lu tentu saja bukan pengecualian.

Tetapi dirinya tidak berani terlalu berharap, sering kali, semakin dalam perasaan itu tumbuh, hanya akan terasa lebih sakit ketika mencabutnya. Dia masih kekurangan keberanian yang dimilikinya di masa lampau itu, terlebih lagi, dirinya sudah melewati usia anak muda yang penuh impuls itu.

“Wakil kepala rumah sakit Lily Jiang yang diperiksa itu, benar-benar karena kamu yang menjebaknya kah?” Clarice Lu mengganti topik pembicaraan, berusaha dengan sekeras tenaga untuk menutupi dirinya yang salah tingkah itu.

Lewis Tang tertawa datar, lalu meletakkan sumpit di tangannya itu dengan perlahan, “Menjebak? Vanessa Bai berkata seperti itu kepadamu?”

Clarice Lu mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Aku membuang-buang energi dan pikiranku untuk turun tangan menjebak wanita itu, Lily Jiang, dia tidak pantas sama sekali. Dia mendudukki jabatan wakil kepala rumah sakit selama bertahun-tahun ini, dengan memanfaatkan posisinya, dia memanjangkan tangannya untuk mengambil uang yang bukan seharusnya menjadi miliknya. Sementara diriku hanyalah seseorang yang mengekspos kenyataan bahwa dirinya melakukan suap dan korupsi. Contohnya……” Lewis Tang menunjuk-nunjuk televisi yang tergantung itu.

Clarice Lu adalah orang yang cerdas, langsung mengerti bahwa wawancara berita yang ditujukan kepada Lily Jiang itu adalah sebuah karya besar milik Lewis Tang.

Hanya saja, dirinya tidak mengerti mengapa Lewis Tang ingin berbuat seperti itu. Menurut yang dikatakannya, ingin membatalkan pernikahannya dengan Vanessa Bai, ada seribu jalan, tidak perlu berbuat sejauh itu, tidak meninggalkan sedikit ruang pun untuk wanita itu.

“Kamu, kenapa ingin berbuat seperti ini?” Tanya Clarice lebih dalam lagi, tetapi hanya sebatas penasaran.

Lewis Tang menatap lurus dirinya dengan pandangan matanya yang dalam, setelah beberapa saat, barulah pria itu mengalihkan pandangannya, melihat itu, Clarice Lu sedikit banyak merasa tidak nyaman. Dirinya tidak dapat menebak apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu, jangan-jangan karena dirinya terlalu ikut campur?!

Ketika Clarice Lu sedang berpikir yang tidak-tidak di dalam benaknya, Lewis Tang menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak menghisapnya, hanya membiarkan benda itu terbakar diantara dua jarinya. Pandangan mata pria itu memandang ke arah asap putih yang mengepul ke atas itu, dengan sedikit perasaan hampa, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Setelah diam untuk beberapa saat, suara rendah dan serak milik pria itu barulah terdengar lagi.

“Beberapa tahun lalu, mama ku bertengkar dengan seseorang, lalu dia di dorong jatuh oleh orang itu karena tidak sengaja, setelah dibawa masuk ke dalam rumah sakit dan diselamatkan, dirinya terus berada dalam kondisi koma parah. Pada waktu itu, Lily Jiang adalah kepala rumah sakit disana, dengan memanfaatkan posisinya, dia memanipulasi seluruh hasil pemeriksaan dan mendiagnosis ibuku koma total. Menurut orang yang koma parah, dilihat dari luar, tidak ada perbedaan yang terlalu besar dengan orang yang koma total. Sementara semua hasil pemeriksaan palsu itu, bisa dikatakan benar-benar sempurna, bahkan aku pun tidak bisa menemukan kejanggalan sedikitpun.”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu