Waiting For Love - Chapter 107 Seperti Dugaan, Semuanya Licik dan Penuh Tipu Muslihat (1)

“David Luo, orang yang tidak sabaran itu kamu! Selama ini aku benar-benar telah menganggap enteng dirimu.“ Pria itu jauh lebih menjijikkan daripada yang dia pikirkan.

Kamera tersembunyi berwarna hitam itu terjatuh diatas lantai, sudah hancur tidak berbentuk lagi. Setelah memperhatikan sepintas benda itu dengan ekspresi datarnya, tatapan mata David Luo tertuju ke arah Clarice Lu, merasa bingung, tidak mengerti. Ditambah belakangan ini perasaannya benar-benar kacau balau, ketika bertemu dengan Clarice Lu, tentu saja kelakukannya tidak jauh lebih baik.

“Clarice Lu, jika dirimu datang kemari untuk bertengkar denganku, maaf, aku tidak sedang tidak memiliki hati maupun waktu untuk bertengkar. Kamu sendiri yang berkata bertemu baik-baik, berpisah juga baik-baik, aku sekarang sedang memenuhi keinginanmu.” Suara David Luo terdengar sangat acuh, ekspresinya terlihat sangat lelah.

Waktu itu, detik itu, dalam hatinya, dia bahkan menertawakan dirinya sendiri. Dia melepaskan wanita itu pergi ke sisi Lewis Tang, sekarang dua orang itu sudah bersama, masih ada apa lagi yang membuat wanita itu merasa tidak puas?Hanya takut bahwa wanita itu tidak akan menemukan lagi suami yang lebih sabar dan murah hati dari dirinya.

“Mengenai pembagian aset, kamu tidak perlu khawatir, yang seharusnya kuberikan kepadamu, akan kuberikan tanpa kurang sedikitpun.” David Luo mengeraskan ekspresinya dan menambahkan ucapannya.

David Luo selalu bertanggung jawab dengan segala perbuatannya, dia akui, tanpa Keluarga Lu, tidak akan ada David Luo yang sekarang, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa tanpa menerima dukungan dari Keluarga Lu, dirinya tidak akan menjadi apa-apa.

Sebaliknya, nada bicara angkuh dan sombong pria itu, dalam pendengaran Clarice Lu, benar-benar menyakitkan telinga. Bisa ada Perusahan Entertainment HU yang sekarang ini, dia pikir usaha dan kerja keras yang dia curahkan tidak mungkin kalah dari David Luo, tentu saja dia berhak atas separuh bagian perusahaan itu, tetapi ketika sampai di mulut David Luo, mengapa rasanya seperti pria itu sedang memberikan sumbangan kepadanya?!

Mungkin, dalam pikiran pria itu, semuanya tentu saja milik Keluarga Luo, sedangkan dia, wanita yang dibawa pria itu pulang sebagai istri, hanyalah sebuah buah catur yang pria itu gunakan untuk memanjat naik, dirinya tidak lebih dari sebuah alat.

Bagaimana bisa sebuah buah catur memiliki hak untuk mendapatkan kepunyaan pria itu, tidak heran jika pria itu ingin membiarkan dirinya kehilangan semuanya dengan menjebaknya, bahkan tidak tanggung-tanggung, mencari orang untuk memperkosa dirinya.

Dia merasa sangat jijik dan kecewa ketika teringat kembali akan gambaran Dalton Fang yang menyerang dirinya itu.

“David Luo, menurutmu, apa yang seharusnya kamu berikan padaku? Lebih baik, kamu keluar tanpa uang sepeserpun, bagaimana?” Dia mencibir dengan tawanya.

Seperti dugaannya, baru saja dia menyelesaikan perkataanya, ekspresi wajah David Luo langsung berubah. Namun pria itu tidak berkata-kata, hanya saja matanya yang tajam dan hitam itu menatap dirinya seperti ingin membuat dua lubang pada tubuhnya.

Suasana diantara mereka menjadi sangat menegangkan, sampai-sampai udara disekitar mereka berubah menjadi dingin dan serius. Hanya saja, perdebatan besar itu belum meledak, karena disaat yang tidak tepat itu, ada orang mengetuk pintu kantor itu.

Setelah mengetuk sebanyak tiga kali, orang dibalik pintu itu langsung mendorong buka pintu tersebut.

“CEO Luo, ada sebuah berkas yang harus anda lihat.” Sebuah suara wanita yang sangat lembut, orang yang melangkah masuk itu adalah seorang wanita muda yang cantik, pakaiannya sangat formal, kaca mata bergagang hitam duduk diatas batang hidungnya, memberikan orang kesan bahwa dia adalah seorang yang sangat cakap dan berpengalaman.

Ingatan Clarice Lu selalu bagus, jadi, wajah itu tidak bisa dikatakan asing bagi dirinya. Mereka pernah bertemu sekali di Bangsawan Cruise Ship, pada waktu itu, wanita itulah yang menemani David Luo disisinya, kedua orang itu berperilaku ambigu, hubungannya terlihat tidak biasa.

Atmosfir disana dipenuhi dengan aura ingin saling membunuh, kecuali dia tidak peka sama sekali, wanita itu tidak mungking tidak merasakannya. Sebaliknya, seperti tidak mengetahui apapun juga, dengan senyuman diwajahnya, wanita itu meletakkan berkas itu di atas meja kantor di depan hadapan David Luo, tekad dan ketenangannya itu, benar-benar membuat orang kagum.

Setelah wanita itu meletakkan berkas itu, dia berbalik badan dan melihat ke arah Clarice Lu, sama seperti dulu, senyum sopan itu masih terukir diwajahnya, menjadikannya tidak mungkin untuk orang lain menemukan cela didirinya. “CEO Lu, kita bertemu lagi. Biarkan aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, Felicia Lin, wakil CEO yang belum lama ini direkrut oleh CEO Luo, saat ini bertanggung jawab untuk mengurusi bisnis di luar negeri.”

Clarice Lu tahu bahwa David Luo tiba-tiba menempatkan orang diposisi wakil CEO, tetapi karena setelahnya muncul masalah keguguran Jasmine Man, sampai saat ini dirinya belum pernah sempat mempertanyakan hal itu.

Clarice Lu sedikit menyipitkan matanya, melihat lagi wanita yang berada dihadapannya itu dengan seksama. Dirinya teringat ketika terakhir kali mereka bertemu, wanita itu berkata kepadanya bahwa tidak akan lama lagi, mereka masih akan bertemu lagi. Diluar pikirannya, wanita menunggu dirinya disini. Benar-benar sudah kebiasaan untuk David Luo membawa wanita miliknya masuk ke dalam kantor.

Sebaliknya, Felicia Lin terus mempertahankan senyuman sopan sempurna diwajahnya itu, menghadapi tatapan mata Clarice Lu dengan tenang, sikapnya terlihat sangat natural.

“Aku masih baru disini, mohon petunjuk dan bantuan CEO Lu untuk kedepannya.” Felicia Lin tersenyum sambil menjulurkan tangan kanannya.

Clarice Lu menatap tangan yang terjulur ke arahnya itu, namun tidak bermaksud untuk menjabat tangannya sama sekali. Sebaliknya, Felicia Lin yang diabaikan itu, sedikitpun tidak mengambil hati perbuatannya itu, bahkan, tanpa ada rasa canggung sedikitpun, diirnya menarik kembali uluran tangannya itu.

Clarice Lu menatap dingin wanita itu, dirinya yang selama bertahun-tahun ini hidup membaur di lingkaran industri itu, masih ada orang yang bagaimana yang belum pernah ditemuinya. Felicia Lin, wanita itu, sekali melihatnya saja sudah tahu, dia bukanlah karakter yang mudah.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu