Waiting For Love - Bab 9 Apakah Hari Ini Adalah Hari Kesialan?

Dalam sekejap angin dan awan berubah warna, seperti akan datangnya hari malam.

Kondisi jalanan sangat buruk. Dan juga lebih buruk lagi adalah, mobil BMW Clarice Lu tiba-tiba di tengah jalan mati.

Dia mengernyitkan kedua alisnya yang cantik, lalu dari dalam tasnya mengeluarkan hp untuk meminta bantuan, tapi baru tersadar telepon pun tidak bisa, cuaca buruk seperti ini, sampai-sampai ada pengaruh pada sinyal telepon.

Dia menggenggam erat kepalan tangannya dan dengan kuat menghantamkannya ke setir mobil. Saat pergi keluar tadi lupa melihat kalender, jangan-jangan hari ini adalah hari sial!

Hujan terus menerus turun, dengan mata sendiri melihat semakin turun semakin deras. Clarice Lu tidak bisa terus menerus duduk di dalam mobil menunggu pasrah pada nasib, hanya bisa hujan-hujan dan di tepi jalan meminta tumpangan.

Tapi, di jalan seperti ini hampir tidak ada satupun taxi yang lewat, dengan susah payah mendapatkan tumpangan sebuah mobil pribadi, laki-laki di dalam mobil itu terus menerus dengan pandangan tidak senonoh melihat dan menatapnya, karena Clarice Lu mempertimbangkan keamanan, jadi dia tidak jadi naik ke mobil itu.

Dia setengah jam lebih berdiri di bawah hujan, air hujan yang dingin tidak berhenti membersihkan seluruh badannya, Clarice Lu mengembangkan kedua lengannya dan dengan erat merangkul diri sendiri, dan menggigil dengan dingin.

Lalu di saat dia merasa putus asa tidak adanya bantuan, sebuah mobil sport Land Rover berhenti tepat di depannya.

Kaca mobil pelan-pelan turun kebawah, muncullah sebuah wajah yang keren, "Kakak cantik, kenapa kamu bisa ada disini?"

Clarice Lu mengangkat kepalanya tiba-tiba muncul lah Dyson, merasa dirinya seperti melihat sebuah sayap yang berkibar, sana seperti malaikat yang berkilauan.

Saat Dyson hendak mengulurkan tangannya yang gendut memanggilnya untuk naik ke mobil, Clarice Lu hampir tidak berpikir terlebih dahulu dan langsung membuka pintu mobil.

Tapi, saat dia melihat orang yang duduk menyupir di dalam adalah Lewis Tang, langkah kaki nya menjadi ragu.

"Kak Clarice, hujan ini sebentar lagi akan menjadi menakutkan tidak mungkin akan berhenti". Di saat Clarice Lu ragu, suara Lewis Tang menembus suara hujan yang masuk ke dalam telinganya, tangannya yang bersih dan panjang ditaruh di atas setir mobil, dengan santai persis seperti benar-benar sedang berdiskusi dengannya tentang cuaca. Clarice Lu dengan lembut megerutkan bibirnya yang basah terkena air hujan, mengangkat matanya dan menatapnya. Dia masih duduk tegak di dalam mobil, hujan terlalu deras, kabut air kabur tidak jelas, dari matanya secara cepat tidak jelas terlihat sedikitpun suasana hatinya.

Di dalam hati Clarice Lu sedang mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, dalam situasi diantara kedinginan atau menghadapi Lewis, dia lebih memilih pilihan terakhir yaitu menghadapi Lewis, karena ini adalah pilihan yang paling bijaksana. Sekarang ini benar-benar bukan waktunya untuk saling bertengkar.

Dia dengan cepat naik ke dalam mobil, duduk di atas kursi asli kulit berkualitas tinggi. Jelas-jelas seluruh badannya basah kuyup, tapi tetap saja tidak terlihat seperti orang kesusahan. Clarice dengan tidak sengaja melihat, sebuah cahaya yang mengarah ke arah laki-laki di dalam mobil yang sedang menyetir.

Jaket jas nya dikesampingkan, dia hanya memakai kemeja biru berkotak-kotak putih, lengan kemejanya diguling keatas, sepasang tangan yang indah yang mengemudi mobil dengan ahlinya. Matanya terfokuskan pada kondisi jalan, dan keberadaan Clarice Lu buat dia seperti ada atau tidak ada.

Tapi, dingin yang ada di dalam mobil tidak tahu kapan tiba-tiba berubah menjadi hangat.

Meskipun di dalam mobil mewah sudah cukup hangat, tapi dalam beberapa waktu rasa sakit di perutnya lebih kuat, Clarice Lu dengan kuat memegang perutnya, di kepalanya sudah keluar keringat dingin.

Saat mobil di persimpangan jalan berhenti karena menunggu rambu lalu lintas, dia melihat ke arah kaca spion, Lewis Tang melihat wanita yang duduk di belakang dengan wajah pucat pasi, dia melihatnya dengan seksama lalu berkata, "Tidak nyaman?

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu