Waiting For Love - Bab 270 Kamu Tidak Bisa Memberi Apa-apa Ke Aku Selain Uang

Setelah menerima akta nikah, secara hukum, Clarice Lu dan Lewis Tang adalah suami istri sah, namun Lewis Tang selalu merasa seperti ada sesuatu yang kurang. Iya, masih kurang sebuah acara pernikahan yang megah, dia ingin mengumumkan ke dunia, mulai dari saat ini, wanita ini akan dimilikinya secara sepenuhnya.

Dan saat Lewis Tang dan Clarice Lu sedang mempersiapkan acara pernikahannya, terdengar kabar meninggalnya Ayah Carol Lin.

Lewis Tang membatalkan jadwal ia setengah hari, sengaja pergi untuk melayat.

Walaupun Keluarga Lin adalah keluarga kecil yang tidak terlalu ternama, namun saudara dan kerabat mereka tidaklah sedikit, Ayah Carol Lin juga merupakan orang yang baik, seumur hidup dia tidak pernah bermusuhan dengan siapapun, sehingga banyak orang yang datang malayat.

Ibu Carol Lin menyewa sebuah auditorium besar, ia berkata, kalau Ayah Carol Lin saat masih ada suka dengan keramaian, ia tidak ingin dia sendiri melewati saat-saat terakhir dihidupnya.

Lewis Tang mengenakan jas berwarna hitam, berdiri di dalam kerumunan orang yang datang melayat, ia tetap menarik perhatian. Ia sama seperti semua orang, membungkukkan badannya sebanyak tiga kali di depan foto sebagai tanda hormat kepada Ayah Carol Lin, kemudian keluarga Lin memberi hormat balik.

Karena masalah nikah palsu itu, Ibu Carol Lin tidak begitu senang melihat Lewis Tang, sama sekali tidak peduli padanya. Tentu Lewis Tang juga tidak peduli dengan sikapnya Ibu Carol Lin.

Carol Lin terlihat sangat pucat dan merana, ia menangis sampai mata besarnya terlihat merah dan bengkak, Gaun hitam yang dikenakannya tampak gemuk dan besar, dan membuat dia terlihat semakin kurus dan mungil, membuat orang lain merasa kasihan kepadanya.

“Almarhum telah meningga, turut berduka cita.” Lewis Tang berkata padanya dengan sambil menghelakan nafas.l dan berkabung.

Dengan mata yang membengkak Carol Lin melihat padanya, air mata yang baru saja berhenti tadi, tiba-tiba menetes lagi, dia menutupi mulutnya dengan telapaka tangan, mencoba menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara tangisan, dan dengan tanpa daya ia menyandarkan kepalanya di bahu Lewis Tang.

Badannya bergemetar dengan kuat, Lewis Tang tidak sanggup mendorongnya, hanya menepuk punggungnya dengan pelan, sebagai tanda menghiburnya.

Selama acara pemakaman berlangsung, Carol Lin terus menyandar disisi Lewis Tang, kerabat dan saudara keluarga Lin pun mulai bergosip tentang mereka.

Acara Carol Lin menikah dengan orang kaya kini menjadi mimpi, pernikahan palsu itu pun penuh dengan drama. Sekarang, di acara pemakaman Ayah Carol Lin, dia masih terus berduaan dengan Lewis Tang, kerabat dan saudaranya pun mulai menggosip kalau Carol Lin hanya menjadi simpanan pria kaya.

Wajah Ibu Carol Lin pun menjadi kurang enak, ia sengaja memanggil Carol Lin untuk memarahinya, dan menyuruhnya untuk mengusir Lewis Tang pergi dari sini sekarang juga, ia sudah hidup sampai detik ini, masih menginginkan martabatnya. Tidak akan membiarkan orang lain terus menggosipkan mereka dari belakang.

Carol Lin kembali ke sisi Lewis Tang lagi, dia tidak tahu harus bagaimana mengatakan apa yang disampaikan Ibunya, namun Lewis Tang langsung berkata, "Kamu harus menemani kerabat dan teman-teman, pasti akan sangat sibuk, aku tidak menganggu kamu lagi, Kita akan bertemu lagi di lain hari.”

Carol Lin menganggukkan kepalanya dengan turut, “Aku dengar dari Alex kalau perusahaan kalian akan segera go public, kamu pasti sangat sibuk akhir-akhir ini.”

“Tidak hanya masalah pekerjaan, ada masalah pribadi juga, aku dan Clarice akan segera menikah.” Lewis Tang berkata dengan sangat tenang, nadanya pun terdengar begitu alamiah.

Badan Carol Lin tiba-tiba bergemetar, ia berusaha dengan keras baru berhasil menahan air matanya. Ia terus menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Lewis Tang, ia berusaha keras mengeluarkan senyumannya, “Oh, kalau begitu selamat ya.”

“Terima kasih, aku akan menyuruh orang mengirimkan undangan ke kamu saat acara pernikahan sudah mendekat.”

Ucapan Lewis Tang yang tidak sengaja itu, malah membuat hati Carol Lin tiba-tiba seperti terambang. Kemudian ia mengepalkan tangannya dengan erat.

Kata ‘Undangan’, Melalui nada suaranya yang tenang, dengan santai dan perlahan tersampaikan ke telinganya, mengguncang gendang telinga, tiba-tiba membuatnya merasa bersalah.

Dahulu, saat mereka pura-pura menikah, dengan maksud yang tidak baik ia sengaja mengirimkan undangan mereka kepada Clarice Lu. Walaupun Lewis Tang tidak pernah menanyakan hal ini kepadanya, namun Carol Lin tahu, kalau Lewis Tang pasti mengetahui hal ini.

Hanya saja, ia kemudian terjadi kecelakaan, hal ini bisa dikatakan sebagai karma ia sendiri juga.

“Keluarga aku baru saja menyelesaikan acara pemakaman, dan aku takut kalau aku menghadiri pesta pernikahan kalian akan membawakan ketidakberuntungan. Tolong sampaikan ‘Selamat’ dari aku kepada Clarice, aku mendoakan kalian bahagia selalu.” Dengan suara yang serak, Carol Lin mengatakan ‘doakan kalian bahagia selalu’ dari mulutnya, seperti sebuah pisau yang tidak terlihat sedang mengiris hatinya seiris demi seiris.

Akhrinya, orang yang dicintainya menikah, namun pengantinnya bukan dia.

Semua yang ada di antara dia dan Lewis Tang, hanyalah sebuah mimpi indah yang pernah ia mimpikan saja. Saat terbangun dari mimpi, harapan terakhirnya pun menjadi gelembung, yang lalu musnah.

“Baiklah.” Lewis Tang lalu menganggukkan kepala, tidak memaksanya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah kartu gold dari dompetnya kepada Carol Lin. Lalu ia berkata, “Turut berduka, Om Lin dapat melihat dari surga, ia pasti tidak ingin kamu terlalu larut dalam kesedihan juga.”

Tatapan Carol Lin menatap di kartu gold tersebut, ujung bibirnya terdapat sebuah senyum yang dingin. “Lewis Tang, selain uang, apakah kamu tidak dapat memberikan yang lain lagi kepada ku.”

Lewis Tang mengangkat alisnya, hanya mingkem tidak mengatakan apa-apa, suasana pun menjadi tegang.

Setelah keheningan singkat antara satu sama lain, Carol Lin mengulurkan tangan dan mengambil kartu bank yang dia berikan. Dia memegang kartu dengan kuat di telapak tangannya, hanya merasakan rasa sakit di telapak tangannya, hatinya juga merasa sakit, namun ia tetap harus berusaha memaksa dirinya untuk tersenyum.

Dia tahu, Lewis Tang selalu merasa bersalah terhadap dirinya, hanya dengan menerima uang darinya, Lewis Tang baru bisa merasa tenang.

“Ayah aku besok akan dimakamkan, masih banyak yang harus aku urus, aku tidak menemani kamu lagi.”

“Tidak apa-apa.”

Lewis Tang bau saja berpisah dengan Carol Lin, langsung menerima telepon dari Clarice Lu. Mereka tadinya berjanji kalau hari ini akan bersama pergi mengunjungi perusahaan konsultan pernikahan.

“Lewis Tang, jangan-jangan kamu lupa lagi ya.” disebelah telepon tersebut, terdengar suara Clarice Lu yang mengingati dia.

Masalah ia datang melayat ke acara pemakaman Ayah Carol Lin, Clarice Lu tidak mengetahuinya dengan jelas. Sebenarnya bukan Lewis Tang sengaja menutupinya dari Clarice Lu, hanya saja ia merasa tidak ada yang perlu sengaja disampaikan.

“Aku mengurus beberapa hal diluar, aku segera pulang, kira-kira……….setengah jam lagi.” Lewis Tang menunduk melihat jam tangan, menghitung jarak waktu dari sini ke perusahaan konsultan pernikahan.

Saat diperjalanan ke perusahaan konsultan pernikahan, ia pikir-pikir lebih baik pulang ke rumah untuk mengganti baju, kemudian ia mengganti sebuah jas yang berwarna abu-abu muda.

Karena sudah terlambat beberapa waktu, Clarice Lu sudah mulai tidak sabar karena telah menunggu di perusahaan konsultan pernikahan dengan sendirian.

“Maaf, jalanan macet.” Lewis Tang melihat dia mengerutkan alis, sikapnya sangat baik sangat mengakui kesalahannya.

Clarice Lu tidak mengatakan apa-apa, ia langsung memberikan brosur yang banyak ke depannya. Terdapat berbagai macam tema pernikahan, pernikahan pantai yang indah, pernikahan di padang rumput romantis, pernikahan kastil kuno, pernikahan di gereja gaya barat, dan lain-lain, berbagai macam ada disana semua, selama kamu sanggup membayarnya.

“Asal kamu suka saja, aku tidak masalah.” Lewis Tang hanya membalik-balikan brosur beberapa kali, Baginya, semua ini tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Ia hanya ingin memberikan Clarice Lu sebuah acara pernikahan yang khusus untuk mereka sendiri, bagaimana proses acaranya, itu tidak begitu penting.

“Aku lihat sampai bingung, kamu saja yang menentukannya.” Clarice Lu menopang pipinya dengan satu tangan, mengambil kopi di atas meja dan sambil meminum.

Setelah dia masuk ke sini, dia baru sadar kalau dirinya memiliki kesulitan dalam memilih. Setiap pernikahan memiliki keunikan yang tersendiri, namun tidak mungkin ia menikah beberapa kali.

“Kalau begitu tema pernikahan kastil kuno, di Inggris, kita dapat bermain di London selama beberapa hari juga. “ Lewis Tang mengambil salah satu brosur dari tumpukan brosur tersebut dan memberikannya kepada Clarice.

Setiap wanita memiliki sebuah mimpi menjadi putri, sepertinya itu pilihan yang baik untuk menikahi Putri di kastil.

Dengan begitu, hal yang membuat Clarice Lu bingung sepanjang sore, diselesaikan oleh Lewis Tang dengan begitu saja dalam waktu beberapa menit.

Tentunya, rincian detil tentang acara pernikahan, harus di diskusi lebih lanjut dengan perusahaan konsultan pernikahan, dan itu adalah tugasnya Clarice Lu. Lagipula, bagi seorang pria, pernikahan hanyalah sebuah langkah dari satu tahap kehidupan ke tahap kehidupan selanjutnya. Bagaimana rincian detil acara pernikahan tersebut tidak begitu signifikan. Namun bagi wanita, tujuan pernikahan adalah untuk memuaskan fantasi wanita terhadap hubungan cinta, tentunya harus sedetil mungkin.

Mereka berdua keluar dari perusahaan konsultan pernikahan, tiba-tiba hujan gerimis turun dari langit, hujannya tidak deras, turun dengan awet, namun tidak membuat orang merasa terganggu.

“Kamu tunggu aku disini, aku pergi membawa mobil kesini.” Mobil Lewis Tang berhenti di seberang jalan, Dia melintasi jalan di tengah hujan. Tidak lama kemudian, Land Rover warna hitam itu dengan perlahan berhenti di depan pintu perusahaan konsultan pernikahan. Lewis Tang membuka pintu mobil dan memegang payung untuk menjemput Clarice Lu.

Payung biru besar yang di pegang di tangan Lewis Tang hampir bersandar di sisi Clarice Lu, walaupun tangannya basah terkena hujan. Clarice Lu dan dia berdiri berdampingan di bawah payung, Clarice Lu sambil merangkul lengannya, saat ini, ia merasa sangat bahagia dan puas.

Berdua naik ke mobil, Clarice Lu mengeluarkan handuk, mengelap rambut Lewis Tang yang terkena air hujan. Di dalam mobil tersebut, jarak mereka berdua sangat dekat, Lewis Tang tidak menahan untuk menarik lengannya yang kecil dan lemah itu, dan menciumnya.

Clarice Lu menyandar di dalam pelukkannya, tapi saat mencium bau parfum di badannya, ia mengerutkan alisnya.

“Lewis Tang, kamu hari ini, ada acara dengan klien kah?” dia bertanya dengan ragu-ragu. Lagipula, saat pria bekerja keras di luar, mereka sering tidak bisa menghindari acara hiburan di luar. ketika dia terlambat pulang, sering tercium bau bedak wanita yang terdapat dari badannya, namun untungnya, bau itu selalu berbeda setiap kalinya.

Namun, sekarang adalah pagi hari. Lagipula, dia yang sebagai Sekretaris saja tidak ingat kalau dia ada acara dengan klien.

“Tidak ada, kenapa bertanya seperti ini?” Lewis Tang menjawab.

“Tidak ada apa-apa.” Clarice Lu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian ia kembali ke tempat duduknya.

Lewis Tang juga tidak berpikir banyak, dan membawa dia pulang ke rumah.

Saat malam hari, saat Clarice Lu selesai mandi dan membereskan barang-barang, dia menemukan sebuah jas hitam yang belum sempat dicuci di kantong laundry, dia mengambil jas tersebut, dan mencium bau jas tersebut, tercium bau parfum yang sama dengan bau parfum tadi pagi.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu