Waiting For Love - Bab 231 Mungkin Semakin Dijelaskan Semakin Tidak Jelas

Clarice tidak menanyakan bagaimana caranya dia mengetahui mereka kecelakaan dan penyakitnya, dia percaya bahwa Lewis mampu melakukan hal itu, asalkan dia mau, tidak ada hal tidak bisa dia selesaikan.

Dia juga kembali mengenal lebih dalam mengenai Charles, anak kedua dari wakil gubernur Lin, dia ternyata bekerja ditempat kecil seperti ini, dan disuruh-suruh oleh seorang wanita.

Lewis berkata, “Keluarga Lin menaruh harapan tinggi terhadap Tuan Muda Kedua ini, dan Nyonya Lin juga sudah mempunyai calon menantu yang puas, seorang putri orang terkenal yang saling membantu keluarga Lin, Charles Lin pergi ke Paris juga demi kabur dari pernikahan, namun dia bisa kabur sesaat tapi tidak untuk selamanya, dia menyukaimu namun tidak bisa memberikanmu masa depan.

Pacar Charles yang sebelumnya juga merupakan seorang wanita dari keluarga yang lumayan terkenal, namun kesucian nya dihancurkan oleh keluarga Lin, apalagi Clarice yang sudah pernah bercerai, seorang wanita yang bahkan membawa seorang anak.

Sebenarnya, Clarice tidak pernah berencana untuk menerima Charles, hanya saja dia tidak perlu menjelaskannya kepada Lewis.

Dia bahkan sangat ingin balik bertanya, Lalu bagaimana denganmu, apakah kamu bisa memberikan masa depan kepadaku? Jika tidak mengapa kamu masih mau mengejar jauh-jauh hingga ke Paris dan membuat kita semain tidak jelas.

Clarice dirawat dirumah sakit selama satu minggu, Lewis terus saja menjaganya dirumah sakit, semua kebutuhannya diatur oleh Lewis, dan tidak boleh protes.

Dia memanjakan Clarice, tapi selama ini, Clarice terus saja segan terhadapnya, dia hanya bisa mendengar perintahnya saja.

Hingga setelah satu minggu kemudian, Clarice telah keluar dari rumah sakit dan Lewis juga sudah memesan tiket pesawat untuk pulang.

David tidaklah duduk diam, sekarang jumlah saham yang dia miliki sudah cukup untuk mengikuti rapat dewan, dan memegang lumayan besar kendali. Disaat ini, Lewis harus pulang untuk menjaganya, dia tidak mungkin akan memberikan semua hasil keluarga Tang kepadanya begitu saja.

Clarice membawa Dyson untuk mengantarkannya ke bandara, disecurity check, tangan Lewis penuh dengan koper dan tiket naik pesawat.

Dyson memegang erat paha Lewis dan mengangkat kepala sambil bertanya, “Ayah, kapan lagi kamu akan datang untuk menjenguku?”

“Aku akan meluangkan waktu untuk menjenguk kalian, kamu harus mendengar kata-kata kakak, apakah kamu tahu?” Lewis mengulurkan tangan dan mengelus kepala anaknya, namun tatapannya tertuju ke Clarice, ada rasa berat, tidak tega, dan ada juga ketidak berdayaan, tatapannya rumit.

Dalam waktu satu minggu itu, mereka tidak mengungkit kejadian hotel hari itu, Lewis sudah melihat rekaman kamera di hotel, dia tahu Clarice pergi, mungkin karena dia bertemu dengan Carol makanya dia akhirnya pergi.

Namun dia tidak menjelaskannya, banyak hal yang jika dijelaskan maka akan menjadi semakin tidak jelas, dan Clarice juga tidak mengungkitnya, Carol sudah menjadi larangan diantara mereka berdua.

Mereka sama-sama terdiam, jika bukan karena adanya Dyson sebagai penghubung, mereka berdua mungkin akan canggung sekali.

Suara broadcast terus saja mendesak para wisatawan untuk naik pesawat, namun Lewis tetap berdiri di tempat semula, seolah tidak mendengarkannya.

“Kamu sudah seharusnya masuk, pesawat tidak akan menunggumu.” Kata Clarice dengan suara pelan.

Lewis menganggukkan kepalanya, namun tatapannya tidak meninggalkannya, seolah terpaku, “Jagalah dirimu dengan baik, jangan membuatku khawatir, ok?”

Clarice menundukkan kepalanya, sesaat kemudian barulah dia menjawab iya, lalu sebelum dia merespon, Lewis tiba-tiba merangkulnya kedalam pelukannya, dan menciumi pipinya.

Clarice tidak tahu harus melakukan apa, baru saja dia ingin mengelak, Lewis sudah melepaskannya, dan menarik koper melangkah menjauh.

Clarice terhenti ditempat semula, tatapannya hanya ada sosok Lewis yang menjauh.

“Malu...” disampingnya tengah ada Dyson menutup matanya menggunakan tangan lalu mengintip melalui lubang tangan.

Pipi Clarice memerah, setelah Lewis telah hilang dalam pandangan mereka, barulah Clarice membawa Dyson pergi meninggalkan tempat itu.

Diperjalanan pulang, Dyson masih terus bertanya, “Kakak, apakah ayah akan segera datang menjenguk kita.”

“Kakak, apakah kita tidak bisa pulang untuk bertemu dengan ayah?”

“Kakak.”

Clarice tersenyum karena tingkah laku Dyson, dia mengulurkan tangannya dan mengelus kepalanya, “Dasar berisik, pertanyaanmu sungguh banyak, baiklah, aku janji jika kita ada waktu kita akan pulang untuk bertemu dengan ayah, ok?”

“Orang dewasa tidak boleh menipu anak kecil.” Dyson mengulurkan jari kecilnya dan berjanji dengan Clarice.

Setelah Lewis pergi, kehidupan Clarice seolah kembali seperti biasanya, kerja dan pulang kerja, menjaga Dyson, meskipun dia tidak termasuk seorang ibu yang berhasil, namun dia terus saja berusaha, dia mulai belajar memasak dengan pembantunya, namun dia memang tidak berbakat dibidang ini, bahkan pembantu saja merasa dia sedang membuang-buang makanan.

Masakan yang sudah jadi bahkan dirinya saja tidak bisa memakannya, dan Dyson juga tidak seperti Lewis yang akan memanjakannya, apapun yang dibuatnya, Lewis pasti akan memakannya, berbalik dengan Dyson yang hanya akan berkata, “Kakak, bolehkah aku tidak memakannya? Sistem pencernaan anak-anak kurang bagus, bagaimana jika nanti aku diare?”

Akhirnya setiap masakan yang dibuat oleh Clarice selalu berakhir tempat di tong sampah.

Charles terus saja berada di rumah sakit, lukanya tentu saja tidak bisa sembuh secepat ini.

Namun Clarice masih saja akan pergi menjenguknya setiap hari, tapi hanya berbatas menjenguk saja, dia sudah mencarikan pembantu untuk menjaganya seharian penuh.

Clarice tidak mengungkit identitas diri Charles, dan Charles sendiri juga tidak akan mencari masalah sendiri, mereka berdua bersama selayaknya sebelumnya, tapi Charles mengerti bahwa semuanya sudah berbeda.

Lewis bisa menyelidikinya tentu saja dirinya juga bisa menyelidiki Lewis, haha, Tuan Muda Ketiga Keluarga Tang, penerus Tang’s Corp, sungguh seorang lawan yang kuat.

Jika dibilang bahwa Clarice yang dulu baginya adalah awan yang tidak bisa dicapai, maka dia yang sekarang adalah bintang yang tidak dapat tersentuh, diantara mereka berdua berjarak sebuah alam semesta.

Disisi lain, ketika Lewis sudah pulang negeri, dia kehilangan kontak dengan Clarice lagi, Clarice benar-benar mengganti nomor teleponnya lagi, Lewis hanya bisa tersenyum masam mengenai hal ini.

Alex juga tidaklah baik belakangan ini, istrinya baru saja pulang dari pertunjukan diluar negeri, dan tiba-tiba memberitahunya ingin mempunyai seorang anak, Alex tentu saja tidak setuju, kehidupannya ini mana boleh berakhir karena seorang anak.

Setelah itu, istrinya terus berdebat dengannya, keluarga dia tentu saja berpihak pada istrinya, mereka merasa mereka berdua sudah tidaklah muda, memang sudah semestinya mendapatkan seorang anak, setiap kali Alex pulang kerumah, dia langsung diomelin oleh sekeluarga hingga dia sekarang tidak berani pulang kerumah lagi.

Belakangan ini, makan malam bersama klien masih saja terus banyak sekali, ketika tidak ada acara, Lewis selalu pergi ke bar untuk minum arak bersama Alex, mereka berdua sedikit sama.

“Menurutmu apakah struktur otak wanita berbeda dengan kita, bukankah sekarang sudah lumayan bagus, mengapa dia masih menginginkan seorang anak?” Alex sambil minum arak sambil mengeluh.

“Jangan-jangan kamu tidak menginginkan anak seumur hidup?” kata Lewis, badannya bersandar di pojok sofa, sinar dipojok ruangan remang, wajah gantengnya tertutupi didalam kegelapan itu, hanya saja gelas ditangannya yang masih menebarkan aura merah yang misterius.

Alex menghapus bibirnya, dia termenung sejenak lalu berkata, “Masalahnya anak ini tidak hanya milikmu saja, aku bisa memprediksikan ketika anak ini dilahirkan, ini adalah cara dia untuk mengaturku, sama seperti Dyson, dia dibawa pergi oleh Clarice, bukankah kamu sangatlah merindukannya?”

Mendengar perkataannya, Lewis menyicipi arahnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Topik pembicaraan Alex belakangan ini lumayan banyak, seusai mengomel mengenai anak, dia mengganti topik menjadi Carol.

“Sepulangnya kamu dari Paris, kamu tidak berkontak dengan Carol kan, ayahnya sakit dan dirawat dirumah sakit, kemarin aku pergi menjenguknya, dia terlihat kurusan.”

“Dirawat dirumah sakit? Sakitnya parah?” setelah pulang Lewis memang belum bertemu dengan Carol, pertama karena tidak ada waktu, kedua juga karena merasa tidak perlu.

Alex mengelengkan kepalanya, dan mengeluh, “Stadium akhir kanker paru-paru.”

Keesokkan harinya, Lewis menelepon Carol, Carol selama ini selalu adalah orang yang kuat, namun didalam telepon, dia sudah menangis tak karuan.

Seperti pepatah mengatakan anak ingin berbakti namun orang tua sudah tiada, keluarga Carol sangatlah biasa saja, orang tuanya mengantarkannya untuk sekolah dan kuliah keluar negeri dengan susah payah, penyakit ayahnya pasti karena terlalu lelah, baru saja berumur 50an, dan belum melihat putrinya menikah dan melahirkan anak, belum menikmati kebahagiaan berkeluarga, dan sudah meninggalkannya, memang sangatlah disayangkan.

Carol lebih menyalahkan dirinya lagi, bebarapa tahun ini dia selalu sibuk, dia hanya mementingkan dirinya sendiri, dan mengabaikan keluarganya, sekalipun kedepannya dia ingin berbakti kepada orang tuanya, dia juga sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.

Didalam rumah sakit, sama seperti kata Alex, Carol terlihat kurusan dan sedih, dapat terlihat bahwa tekanan sakit ayahnya ini sangatlah besar baginya.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu