Waiting For Love - Bab 145 Seorang Pria Yang Dari Tubuh Sampai Ke Hatinya Hanya Milik Dia Seorang

Hanya setengah kotak rokok yang tersisa di dalam kotak rokok, dia sudah selesai menghisap satu batang yang terakhir, lalu dia berdiri dan berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk mandi. Kemudian, Didalam kamar mandi terdengar suara tetesan air. Dan pada suara air bercampur aduk dengan sebuah suara ribut ponsel yang berdering. Adalah ponsel Lewis Tang letakkan di meja samping tempat tidur yang berbunyi.

“Bantu aku melihat siapa yang menelpon?”Pintu kamar mandi terbuka sebuah retakan kecil, dan suara Lewis Tang tersalur keluar dari dalam.

Clarice Lu dengan malas mengulurkan lengannya keluar dari dalam selimut, bergerak sedikit saja sudah terasa nyeri dan sakit, menghabiskan tenaga selama setengah hari, untuk mengapai ponsel, casing logam yang dingin mendinginkan telapak tangannya yang sedikit panas .

Ponsel Lewis Tang tidak memiliki kata sandi, lalu dapat diperiksa secara langsung. Dan sama sekali bukan panggilan masuk, dan juga menerima sebuah pesan singkat, orang yang mengirim pesan berasal dari Kendrick Tang. Isinya adalah:mogok kerja nona jj, setiap hari bekerja di bagian terdalam dari terowongan, dan harus menjelajah masuk kedalam pikirannya, tidak ada hari libur resmi, lingkungan kerja lembab dan gelap, harus membawa masker plastik dan sulit untuk bernafas, juga selalu dipaksa bekerja sampai muntah.

Abang ketiga, malam ini muntah berapa kali?Jangan lupa membawa masker sebelum muntah, jangan membuat diri sendiri berada dalam masalah.

Saat Lewis Twng keluar dari kamar mandi, hanya melihat wajah Clarice Lu yang tidak terlalu enak dipandang, dia bertanya dengannya siapa yang menelpon, dan dia juga tidak menjawabnya.

Bagian pinggang Lewis Tang dililit oleh handuk, sambil menggunakan handuk untuk mengelap tetesan pada rambut pendeknya, dan tangan yang satunya lagi mengambil ponsel yang diletakkan diatas meja teh lalu memeriksanya, setelah selesai melihat dia meletakkan kembali ponsel ke tempat asal, pada wajah yang tampan tidak ada sedikitpun emosi yang bergelombang, seperti orang yang tidak bermasalah.

Clarice Lu menyukai temperamen pria dewasa yang pendiam dan mantap pada diri Lewis Tang, tapi terkadang juga tidak terhindarkan untuk membuatnya merasa tidak senang, dia tidak akan pernah menuliskan pemikirannya di wajahnya, bahkan perasaan senang, marah dan kesedihannya, Clarice Lu harus mengandalkan tebakan, menebak-nebak seperti ini, terkadang merasa benar-benar sangat lelah.

Dia menahan emosi di dalam hatinya, dan mengabaikannya, bangun dari tempat tidur dari bawah selimut, lalu berencana pergi ke kamar mandi untuk mandi dan tidur. Hanya saja kedua kaki masih belum menyentuh tanah, orangnya sudah dipeluk oleh Lewis Tang, dan kembali didorong ke atas ranjang.

“Lewis Tang, kamu sudah selesai belum, jika kamu menyentuhku lagi, maka aku akan menuntut kekerasanmu!”Clarice Lu mengira dia masih akan melakukannya sekali lagi, dengan sebuah sikap yang benar-benar tidak nyaman.

Lewis Tang tidak kesal, Clarice Lu dan dia sudah daling mengenal begitu lama, seperti benar-benar tidak pernah melihatnya kesal. Dua jarinya yang ramping dengan lembut mencubit dagu Clarice Lu, sisi bibir yang tegas dan tabah sebaliknya membangkitkan senyuman yang terpengaruh oleh pengaruh jahat.

“Sudah berumur berapa, masih saja mengatakan perkataan seperti anak-anak, kamu pernah mendengar banyak sekali tindak kekerasan dan pembinasaan?”

Kelancaran berbicara Clarice Lu secara alami tidak sebanding dengan ketua direktur Tang yang selalu sukses pada bidang negosiasi, dia membuka lebar mata dan melihatnya, dengan sikap yang marah. Lalu mendengarkan Lewis Tang yang menggunakan nada suara yang tidak tergesa-gesa dan tidak lambat berkata:“Marah untuk apa?Orang yang seharusnya marah itu adalah aku. Kamu membawaku untuk melakukan kencan buta dengan pria lain, apakah itu masuk akal?”

“Orangnya adalah Chris Lu yang mengaturnya, sebelumnya aku juga tidak tahu. Disamping itu, kamu juga bukan siapa-siapa aku, mengapa kamu mempedulikanku. Aku juga tidak pernah mempedulikan masalahmu dengan Vanessa Bai. ”Walaupun Clarice Lu sudah menjelaskannya, tapi nada bicaranya tidak terlalu baik.

Pada dasarnya tidak ada janji antara dia dan Lewis Tang, dia masih memiliki keberadaan seorang tunangan, Clarice Lu tidak pernah menanyakannya, terlebihnya lagi tidak menyarankan kepadanya untuk meminta dia memutuskan pertunangan dengan Vanessa Bai.

Saat mereka membutuhkannya mereka masing-masing bisa mengambil apa yang mereka butuhkan, ,saat tidak membutuhkan masing-masing bisa bebas melakukan apapun bukankah ini lumayan bagus. Tidak perlu saling membelenggu satu sama lain.

Semakin Lewis Tang mempedulikannya, yang dipikirkan pun semakin banyak, dalam sehari dia menarih kasih sayang yang berlebihan, dan hanya bisa membuat diri sendiri tenggelam semakin dalam. Tiba saatnya nanti, dia hanya takut bahwa satu sama lain tidak akan lagi bisa untuk memuaskan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh masing-masing, yang dia inginkan adalah seorang pria yang sepenuhnya, dari tubuh sampai ke hati hanya milik dia seorang diri.

Dan Lewis Tang, apakah dia benar-benar bisa melakukannya? Sampai sekarang di sisinya masih menarik seorang menantu, dan dia berencana untuk bagaimana menanganinya!

“Jika yang kamu pedulikan hanya Vanessa Bai, maka kamu bisa tenang, aku akan berusaha menyelesaikannya dengan cepat, tidak akan membiarkannya menjadi penghalang diantara kita. ”Didalam mata Lewis Tang yang tidak ketakutan dan bergelombang, memiliki semacam perasaan akrab yang mencurgai dengan serius. Clarice Lu tidak tahu apakah dirinya sendiri bisa memahami perkataannya ini sebagai sebuah janji.

Dia menutup bibir dan tidak tahu harus bagaimana menjawab, lalu Lewis Tang lanjut berkata, “Clarice Lu, kita bersama selama ini, apakah kamu pernah memikirkan dengan serius tentang masa depan diantara kita?”

Kecerobohan yang ditunjukkan Clarice Lu, selalu memberikan Lewis Tang sebuah perasaan, yaitu dia terus-menerus membuang-buang waktu dengannya. Dan ini tentunya bukan yang dia inginkan, terlebihnya lagi ini bukan apa yang ingin dia berikan kepadanya.

Bulu mata panjang dan keriting Clarice Lu seperti sayap kupu-kupu, yang berkedip-kedip. Dia tidak bisa menebak pria yang tak bisa dimengerti ini, tetapi dia masih tidak bisa membedakan dengan jelas apakah pria itu serius, atau bercanda.

Dan semakin Lewis Tang serius, sebaliknya akan membuat dia merasa semakin kewalahan. “Lewis Tang, kamu mengetahui, aku barusan mengalami sebuah pernikahan yang gagal, dan masih tidak terlalu ingin berbicara tentang perasaan. ”

“Tidak ingin berbicara tentang perasaan, lalu kita sekarang dianggap apa?”Matanya yang gelap tiba-tiba mengambang sebuah lapisan perasaan dingin, walaupun tersenyum, senyuman itu adalah senyuman dingin, bahkan terbawa sedikit perasaan mengejek.

Clarice Lu merasa bahwa saat ini dirinya sendiri sama sekali tidak membawa pemikirannya, baru bisa menjawab tanpa disadari,“panggilan rampasan”

Lewis Tang:“......”

Sekali lagi berpisah secara buruk, malam itu, Lewis Tang terus berada didalam ruang belajar, Clarice Lu tidak tahu bahwa dia benar-benar memiliki banyak pekerjaan yang harus dikerjakan,dan menghindarinya dengan berhati-hati. Singkatnya, dia tidak kembali ke kamar.

Clarice Lu merasa insomnia yang tidak bisa dijelaskan, dia seorang diri berbaring bolak-balik diatas ranjang sampai dini hari, saat langit cerah, dia sebenarnya tidak tahan lagi untuk berbaring, melilitkan pakaian lalu turun dari ranjang, menuruni tangga kayu yang kokoh, dan tiba di ruang tamu yang luas dan kosong.

Didepan jendela ala Prancis yang tenang diletakkan sebuah biola kontrabas, dia mengambil biola dan dibawa di pelukannya, perasaan yang berat membuat dia merasakan perasaan lega yang tidak bisa dijelaskan.

Nada kesedihan yang rendah dan lembut perlahan-lahan mengalir keluar mengikuti suara senar yang ditarik, berlama-lama didalam kamar yang besar dan kosong. Seekor kucing yang seluruh badannya seputih salju, yang gemuk dan malas itu memanjat ke bagian bawah kakinya, dan menjadi satu-satunya pendengar setia.

Wajah Clarice Lu menhadap ke bagian luar jendela, menarik biola, tatapan mata mengendur keluar jendela, pemandangan yang subur dan hijau diluar jendela pada matanya yang jernih bercampur menjadi satu.

Mungkin terlalu perhatian dan antusias, Clarice Lu bahkan tidak tahu kapan Lewis Tang tiba di belakangnya, sampai lengannya kuat memluknya dari belakang, punggungnya yang tegak menempel pada dadanya yang kokoh dan hangat.

Senar yang dipegang Clarice Lu di tangan tiba-tiba terasa kaku di udara, kepalanya terus menunduk, tidak bergerak, juga tidak berbicara.

Dagu Lewis Tang bersandar di bahunya, lalu digosok dengan lembut. Clarice Lu mendengar suara yang disalurkan pada sisi telinganya yang seperti mendesah , “Beritahu aku, apa yang harus aku lakukan denganmu. ”

Pada nada suaranya yang sedikit serak, terlintas sebuah rasa ketidakberdayaan yang mendalam. Ketidakberdayaan dan sedikit rasa sakit seperti ini, membuat Clarice Lu merasa bingung untuk sekali lagi.

Awalnya mengira akan terus terjadi perang dingin, dan Lewis Tang hanya satu kalimat pun bahkan tidak bisa dikatakan dengan lembut, yang mrmbuat hati Clarice Lu melemah. Mungkin, ini adalah kelebihan dari bergaul bersama dengan pria dewasa, ingin berdebat pun tidak bisa.

Lewis Tang mengambil biola dari tangannya dan mengembalikannya ke tempat semula. Kemudian menggendongnya kembali ke kamar tidur.

Rambut panjang Clarice Lu yang hitam dan lembut jatuh berserakan di seperai, Lewis Tang dengan lembut menyingkirkan rambut yang berserakan di depan keningnya, dan membungkuk untuk mencium keningnya.

Ini adalah pergerakan yang sering dilakukan Lewis Tang, setiap saat ketika dia mencium keningnya, selalu lembut, dan penuh kasih sayang, tanpa jejak nafsu dan cinta, ciuman ini, sangat bersih dan murni.

“Baik, tidurlah sebentar. ”Kata dia.

“Ya. ”Bulu mata Clarice Lu yang panjang dan keriting bergetar, dan dia menutup matanya dengan baik.

Lewis Tang selalu duduk di samping ranjang, menandangnya dengan diam, dan menjaganya. Dengan matanya yang mendalam dan redup, seperti sumur kering yang dasarnya tidak terlihat dan tidak bisa dimasuki sinar cahaya, dan terlintas sebuah rada sedih yang menyayat hati.

Karena keterlambatan yang berkali-kali, Clarice Lu menetapkan alarm menggunakan ponsel, saat pukul 8 pagi, alarm berdering dengan tepat waktu.

Clarice Lu yang tertidur nyenyak, sangat merasa tidak puas di bangunkan oleh suara alarm, berjuang di ranjang untuk waktu yang lama, lalu mengulurkan satu tangan keluar selimut, dan sembarangan meraba mengikuti suara.

Hanya saja, dia tidak menyentuh ponsel, tetapi mengenggam satu tangan yang hangat dan tebal. Kemudian, suara bunyi ponsel pun berhenti berbunyi.

“Jika tidak bangun, lain kali jangan menggunakan alarm ponsel. ”Lewis Tang duduk disamping ranjang, seharusnya baru selesai mandi, tubuhnya masih memiliki yang air yang lembab.

Clarice Lu menggosok-gosok mata, dengan malas bangkit keluar dari selimut, dan kepalanya bersandar pada tubuh Lewis Tang, sinar matahari di pagi hari dari jendela dengan tenang menyebar masuk kedalam, dan semuanya tampak begitu alami.

Seperti tidak pernah terjadi perselisihan kemarin malam, mereka duduk berhadapan, dan dengan harmonis memakan sarapan.

Setelah makan, Lewis Tang seperti biasa mengendarai mobil mengambil jalan memutar dan mengantarnya pergi ke perusahaan, di tengah perjalanan, kedua orang berbicara beberapa kali, dan membicarakan topik yang tidak menyakitkan, mereka tampaknya sengaja menghindari topik kemarin malam.

Tapi bagaimanapun menghindar bukanlah solusi, dan dengan sangat berhati-hati untuk tidak menyentuh masalah, tapi juga tidak menunjukkan bahwa masalah diantara mereka itu tidak ada. Masa lalunya yang kelam, dan tunangan Lewis Tang itu, semuanya keberadaannya itu nyata, siapapun juga tidak bisa menghapusnya.

Clarice Lu merasa, cepat atau lambat mereka harus membuat sebuah penyelesaian, kesenangan yang sementara, bagaimanapun tidak akan bisa untuk bertahan selamanya.

Mobil berhenti di jalan yang dipisahkan oleh gedung kantor Global Corp, sebelum Clarice Lu turun mobil, dia mencium pipi Lewis Tang dengan lembut.

“Hati-hati saat berkendara. ”Kata dia.

“Ya. ”Lewis Tang menganggukkan kepala, wajah tampan yang tenang terlihat tidak ada perbedaan apapun dengan biasanya. Jika tidak ada janji , kapan-kapan bertemu lagi, bahkan tidak mengatakan selamat tinggal, Clarice Lu melangkah pergi dengan cepat menggunakan sepatu hak tinggi, lalu Lewis Tang memutar setir, dan mobil dengan cepat masuk kedalam perjalanan berlalu lintas.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu