Waiting For Love - Bab 66 Dia Ingin Menunggu Mama Dyson Kembali (1)

“Dyson, ayo makan red-cooked spareribs.” Vanessa tidak hanya baik terhadap nyonya besar, dia juga bersikap baik kepada Dyson.

“Terima kasih tante.” Dyson menjawabnya dengan sopan, namun red-cooked spareribs yang ditaruh oleh Vanessa didalam mangkoknya tidak dia sentuh sedikitpun, seolah-olah beracun.

Nyonya besar Tang sangat puas dengan calon menantunya ini, saat makan, dai terus berkata : “Lewis, sekarang sudah sulit untuk menemukan wanita sebaik Vanessa lagi, kapan kamu akan menikahinya? Keluarga Tang terlalu sepi, jika Vanessa datang, bisa membuat keluarga kita menjadi lebih ramai.”

“Nenek!” Vanessa bertindak malu-maluan, tapi kedua matanya terus saja menatapi Lewis, dia menunggu jawaban pasti dari Lewis.

Hanya terlihat, Lewis yang duduk diseberangnya meletakkan mangkok makannya, mukanya berubah: “Mudah sekali untuk menjadi ramai, jemput saja ibuku dan anak haram bapakku kembali saja, itu baru benar-benar ramai.”

Acara makan kali ini pastilah tidak tenang, kalau begitu sama-sama tidak tenang saja. Seusai Lewis berkata, muka semua orang berubah.

Derrick Tang langsung melemparkan sumpitnya, dia menahan amarahnya dan memanggil Lewis, “Kamu naik denganku.”

Ayah dan anak itu lalu naik, terdengar suara pintu ditutup dengan keras, Derrick Tang lalu mulai berkata : “Segera batalkan pertunanganmu dengan Vanessa, jika kamu ingin masuk neraka, jangan biarkan gadis tidak bersalah bersamamu.”

Derrick Tang memang sudah tua, tapi dia tidak pikun. Dia tahu Lewis punya maksud lain untuk bertunangan dengan Vanessa.

“Ayah, apa maksudmu? Nenek masih menunggu pernikahanku, membatalkan pertunangan?” apakah kamu ingin membuat nenek marah?” Lewis duduk diatas sofa dengan bahan kulit asli hitam, dan mengatakannya dengan santai sambil merokok.

Derrick Tang menunjuk ke arahnya, tangannya gemetaran, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Apakah kamu tidak tahu apa yang ingin aku lakukan? Aku ingin mencari tahu wanita, dan anak kalian yang disembunyikan olehmu," Lewis menjawabnya, ekspresinya terlihat seram.

Ibunya telah bodoh seumur hidup, dan bahkan selingkuhan suaminya sendiri dia tidak tahu. Lewis tidak ingin terus bodoh lagi.

"Orang itu bukan Lily, ibu Vanessa hanyalah teman kelas biasaku," jawab Derrick Tang.

Lewis mencibir. Jika mereka hanya hubungan teman sekelas, Lily tidak akan mengambil risiko mengubah kasus sakit ibunya. Dia mengubah koma parah menjadi vegetatif. Hanya karena itu, dampaknya adalah sebuah nyawa dan kehidupan Lewis.

Bagaimana bisa Lewis dengan mudah melepaskan ibu dan anak keluarga Bai itu!

"Ya ataupun tidak, bukan kamu yang menentukannya. Lebih baik membunuh seribu daripada salah melepaskan. Ayah, ini adalah yang diajarkan olehmu."

“Lewis, apakah kamu masih menginginkan tragedi lima tahun lalu terulang kembali?” Derrick Tang berkata dengan tegang.

Jika itu di masa lalu, dia tidak akan pernah mengatakannya.Jika dia mengatakannya, dia hanya akan kembali melukai semua orang. Hari ini, dia memang termakan oleh amarahnya sendiri karena Lewis.

Lewis berdiri dari sofa, mengepalkan tangannya, dan ekspresinya marah. Tapi hanya berlangsung sesaat, ekspresinya kembali menjadi penuh ketidakpedulian.

“Apa hakmu mengungkit tragedi 5 tahun yang lalu?, kamu tidak layak,” Lewis mengepalkan tangannya dan terdengar tulang jarinya berbunyi.

Ayah dan anak ini masih saja berdebat,bertepatan dengan saat ini, anak kedua keluarga Tang mengetuk pintu,dan masuk lalu menarik Lewis keluar sebelum masalah lebih besar terjadi.

Hujan di luar jendela berhenti, dan udara setelah hujan tercium, anak kedua keluarga Tang menemani Lewis berdiri dibalkon lantai 3.

Dia mengeluarkan rokok dari saku jasnya, menyalakan sebatang rokok, dan mengisap dengan tenang. Asap rokok pekat, matanya yang menatap ke kejauhan, sedikit terpana.

Anak kedua keluarga Tang mengambil kotak rokok dan korek api dari tangannya, mengigit sebatang rokok di mulutnya, menyalakannya dengan membelakangi angin, dan menghembukan asap, kemudian berbicara. "Mengapa kamu bertengkar dengan paman ketiga lagi! Jelas-jelas adalah ayah dan anak, mengapa malah seperti musuh kehidupan lalu. "

Lewis tidak menjawabnya, seolah-olah dia tidak mendengarnya. Tubuh yang tinggi dan lurus bersandar pada pagar, diam-diam menghembuskan asap rokok,tatapannya dalam membuat orang tidak paham dengannya.

Dia menghela nafas dan berkata, "Orang-orang yang punya mata dapat melihat bahwa kamu tidak punya bermaksud terhadap Vanessa. Kalau begitu, mengapa kamu tidak melepaskannya? Bahkan jika Lily dan paman ketiga ada apa-apa, itu juga adalah urusan mereka. Kamu malah membalasnya kepada Vanessa Bai, ini terlalu tidak masuk akal. "

Lewis kembali memcibir, dan jarinya yang panjang menjentikkan rokok dari ujung jari.

"Kakak kedua, kamu terlalu meremehkanku. Apakah kamu pikir aku menargetkan ibu dan anak keluarga Bai itu hanya karena hubungan yang tidak jelas antara Lily dan ayahku?"

"Memangnya bukan?"

“Tentu saja tidak.” Lewis menyipitkan matanya, menyaksikan rokok menyala di antara dua jarinya. Kedua matanya yang gelap memantulkan cahaya, dan di balik dari cahaya tersebut, hanyalah ingatan yang tidak akan dilupakan seumur hidup.

Dia terdiam, dikelilingi oleh suara bisikan angin yang melewati dedaunan setelah hujan.

Anak kedua keluarga Tang tahu bahwa Lewis tidak ingin mengatakannya lebih banyak, dan dirinya juga tidak bisa tidak bisa bertanya apa-apa. Maka dari itu, dia mengubah topik pembicaraan.

"Jika kamu tidak ingin menikahi vanessa, kamu harus mempertimbangkan orang lain. Kamu juga berusia tiga puluhan. Apakah kamu ingin hidup sendiri selamanya?"

"Apakah tidak cukup banyak pasangan yang telah diperkenalkan oleh nenek beberapa tahun belakangan ini? Aku tidak punya rasa suka, Aku tidak ingin sibuk ini itu lagi." Lewis sedikit tersenyum, disaat dia dipaksa mengenai pernikahannya dengan ketat, dia bahkan pernah pergi ke rumah sakit untuk operasi ligasi. Neneknya takut, dan kemudian tidak berani menyebutkan kembali pernikahannya lagi.

Setelah mendengarkan perkataannya, anak kedua keluarga Tang mengerutkan keningnya, "Kamu tidak punya rasa terhadap Vanessa Bai dan tidak ingin menikahi wanita lain. Apakah kamu ingin menunggu mama Dyson kembali?"

Lewis tidak menjawabnya, dan tatapannya yang acuh tak acuh membuat orang tidak bisa menebak apa yang dipikirkan olehnya.

Anak kedua keluarga Tang sedikit bingung, Menurutnya, wanita itu adalah bencana baginya. Lima tahun lalu, Lewis kehilangan lengan dan karir karenanya. Setelah lima tahun kemudian, apakah perlu untuk kehilangan nyawa? !

"Apakah kamu pikir dia masih akan kembali? Lewis, apakah tidak cukup dirinya mencelakaimu?"

Wajah Lewis memucat, dan kedua jari itu tiba-tiba diremasnya. Puntung rokok yang terbakar di ujung jari langsung mati. Suhu panas membakar kulit jarinya, tetapi Lewis tidak merasakan sakit sama sekali.

Anak kedua keluarga Tang juga menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, dan sedikit menyesalinya lalu tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

Suasana kembali sunyi.

Lewis membuang rokok yang berada di jarinya, ibu jari dan telunjuk kiri berubah merah, namun dia sama sekali tidak peduli.

Sesaat kemudian, dia berbicara, suaranya kembali normal, hanya saja berubah menjadi lebih penuh dengan ketidakpedulian. "Dia tidak menyakitiku, aku yang bersalah kepadanya,”

Setelah makan-makan keluarga berakhir, Dyson tinggal di keluarga Tang untuk malam itu, dan Lewis mengantarkan Vanessa pulang kerumahnya.

Range Rover hitam mengemudi dengan lancar di malam hari itu, supir mengemudi di depan, dan Lewis duduk dibelakang bersama dengan Vanessa.

Tanpa ada komunikasi sedikitpun, isi mobil sempit itu sunyi.

Lewis menatap email di handphonenya, dan cahaya layar handphonenya menerangi wajahnya yang tampan.

Diam-diam Vanessa menatapnya. Dari sudut pandangnya, dia melihat wajah Lewis yang sempurna, alisnya yang rapi, hidungnya yang lurus, dan bibir yang sempurna. Pria ini sempurna. Saat ini, smukanya yang serius mempunyai daya tarik mematikan bagi para wanita.

Vanessa tanpa sadar menelan ludah, dan jantungnya berdetak kencang.

Mobil berhenti di depan kediaman Bai, Vanessa masih duduk didalam mobil, sama sekali tidak bermaksud turun.

"Tanpa persetujuan aku, jangan muncul di rumah Tang lagi."

Suara Lewis terdengar di telinga, Vanessa tercengang, dan dia tidak mengerti apa maksudnya.

“Mengapa?” Vanessa bertanya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu