Waiting For Love - Chapter 211 Aku Tidak Menginginkannya

Ketika Chris Lu kembali, semuanya sudah selesai diurus. Dirinya diberitahu oleh Elsa Mo bahwa Lewis Tang lah yang menolong, dan tidak berkomentar apapun.

Dalam benak pikiran Chris Lu, Lewis Tang berhutang terlalu banyak kepada Clarice, apapun yang dilakukan pria itu untuk Clarice, semuanya adalah sudah seharusnya. Dan apapun bentuk perlakuannya, juga tidak bisa menutupi luka yang dulu diberikannya kepada Clarice.

Setelah Chris Lu kembali ke kantor, pekerjaan Clarice barulah perlahan-lahan dilepaskan, dalam pegangannya sekarang hanya tersisa sebuah kasus M&A, setelah kasus itu selesai, dirinya berencana untuk mengambil cuti panjang dan merawat kandungannya dengan baik.

Setelah terakhir kali mereka bertemu, untuk waktu yang sangat panjang, Lewis Tang tidak pernah muncul di hadapan Clarice Lu.

Setengah bulan sudah berlalu ketika mereka bertemu lagi, di tempat konferensi pers kasus M&A.

Clarice Lu dari awal sudah tahu jelas bahwa Tang’s Corp juga terlibat dalam kasus ini. Dia tahu jelas posisinya yang mungkin tidak bisa mengalahkan Lewis Tang. Tetapi waktu yang digunakan untuk mempersiapkan kasus ini tidaklah sebentar, kalau dirinya mundur tanpa mencoba sedikitpun, dia merasa sedikit tidak rela.

Mobil MVP Mercedes Bens hitam itu berhenti di depan pintu hoter tempat konferensi pers itu di adakan, sekretaris itu duluan turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuknya. Kemudian, Clarice Lu barulah berjalan turun dari mobil.

Hari ini, dirinya mengenakan sebuah setelan kantor yang ketat, sepasang kakinya mengenakan sepatu hak tinggi berwarna merah, ibu hamil seharusnya lebih baik mengenakan sepatu dengan sol yang datar, tetapi pada acara seperti itu hari ini, dirinya tidak boleh kehilangan auranya.

Clarice Lu bertemu dengan Lewis Tang dan timnya ketika berdiri di depan pintu lift, pria itu mengenakan setelan jas hitam polos yang sangat rapi, Clarice Lu juga sangat jarang melihat pria itu berpakaian resmi seperti itu. Sepertinya, bagi Tang’s Corp, kasus M&A ini juga sangat penting.

Dua kelompok orang itu sama-sama menunggu sambil berdiri terpisah didepan pintu lift tersebut, Clarice Lu terus memandang ke depan, dirinya seperti tidak mempedulikan Lewis Tang.

Wajah tampan Lewis Tang hanya datar dan pria itu dari awal hanya diam, dari luar, dirinya tidak terlihat berbeda dari biasanya. Sementara Felix Ang yang berdiri disamping pria itu, dengan penuh hormat dan sopan santun menyapa Clarice Lu.

“Asisten eksekutif Lin, lama tidak berjumpa.” Jawab Clarice Lu sambil tersenyum tipis, memperlihatkan balasan yang sopan.

Kemudian, lift itu berdenting dan kedua pintunya terbuka secara perlahan. Clarice Lu melangkah masuk dengan diikuti oleh Lewis Tang yang juga berjalan masuk di belakangnya.

Felix Ang adalah seseorang yang sangat pengertian, pria itu tidak ikut masuk ke dalam lift. Tidak hanya itu, dirinya masih menahan orang yang datang bersama Clarice Lu.

Pintu lift itu perlahan tertutup, lalu bergerak naik ke atas. Dan di dalam lift tersebut, hanya ada Lewis Tang dan Clarice Lu saja.

Kedua itu berdiri di posisinya masing-masing, memperlihatkan sebuah jarak yang sangat jelas.

Dengan cahaya lampu lift yang sedikit remang itu, ditambah dirinya yang hanya berdua saja dengan pria itu disana membuat Clarice Lu merasa sangat terkekang. Matanya terus menatap bilangan angka yang terus bergerak itu, dengan berharap agar lift itu cepat sampai dan melepaskan dirinya dari situasi canggung itu.

Hanya saja, ketika seseorang semakin panik, waktu seperti berjalan lebih lama lagi.

Lewis Tang menundukkan kepalanya dan melihat jam tangannya, kemudian berkata dengan datar, “Bagaimana kabarmu belakangan ini?”

“Cukup baik, terima kasih atas perhatian CEO Tang.” Jawab Clarice Lu dengan datar. Baik itu ekspresi wajahnya, maupun nada bicaranya, semuanya tidak menunjukkan perubahan emosi apapun.

“Sekarang sudah masuk puncak musim dingin, kamu dan Dyson harus lebih memperhatikan tubuh dan kesehatan kalian.” Ucap Lewis Tang lagi.

Clarice Lu menggigit bibirnya, kali ini, dirinya tidak bersuara.

Kemudian, pintu lift itu terbuka, Clarice Lu lebih dulu berjalan keluar dengan sepatu hak tingginya, sedangkan Lewis Tang mengikutinya dari belakang, melihat sepatu yang dikenakan wanita itu, Lewis Tang refleks mengerutkan alisnya.

Sementara itu, Clarice Lu semakin mempercepat langkah kakinya, sepatu tingginya mengeluarkan suara yang nyaring ketika menginjak lantai marmer berwarna hitam gelap yang berkilau itu.

Dirinya hanya ingin secepat mungkin terlepas dari Lewis Tang, namun, semakin dia memikirkannya, semakin semuanya berbeda dari keinginannya. Lewis Tang tiba-tiba menjulurkan tangannya dan menangkap lengannya.

"Apa masih ada yang ingin CEO Tang bicarakan?" Clarice Lu yang lagkahnya ditahan itu menatap pria itu sambil menaikkan alisnya.

Sepasang mata Lewis Tang itu masih sama seperti dulu, bagaikan sumur yang dalam, dia tidak bisa menebak apapun yang dipikirkan oleh pria itu.

"Clarice, apa kamu tidak ingin berbicara denganku?"

"Aku tidak merasa perlu berbicara denganmu." Balas Clarice Lu dingin dan datar sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan pria itu.

Hanya saja, diluar pikirannya, Lewis Tang bisa mengeluarkan buku proposal M&A milik Tang's Corp, "Kalau yang ini? Kamu juga tidak ingin membicarakannya?"

"Lewis Tang, apa maksudmu?"

"Yang ada di dalam sini adalah syarat akuisisi ku kali ini, kamu bisa menang dengan memilikinya." Jawab Lewis Tang dengan santai.

Clarice Lu tidak bisa menahan pandangan matanya untuk menatap buku proposal itu, sudut bibirnya terangkat, memperlihatkan sebuah senyuman tipis penuh sindiran, "Maaf, tapi aku harus menolaknya, aku benar-benar merasa tidak sanggup untuk menerima kebaikan hati CEO Tang ini. Apa jangan-jangan CEO Tang berencana, untuk kedepannya, hanya perlu aku menginginkan kasus itu maka CEO Tang akan terus mengalah?"

"Tidak ada yang tidak bisa. Aku sudah pernah mengatakannya, hanya perlu kamu menginginkannya, aku akan memberikannya."

"Aku tidak menginginkannya!" Clarice Lu hanya menggunakan tiga kata itu untuk menolak pria itu mentah-mentah, "Aku tidak ingin terlibat dalam hubungan apapun lagi denganmu."

Sesudah mengatakan itu, tanpa melihat kebelakang, Clarice Lu membalikkan tubuhnya dan pergi berjalan ke arah tempat konferensi pers M&A.

Yang ditinggalkan wanita itu untuk Lewis Tang hanyalah sebuah sosok dirinya yang terlihat kurus dan rapuh dari belakang, dia jelas-jelas lemah, tetapi dibalik tulangnya, dia justru menyimpan sifat keras kepala dan pantang mundur yang bisa membuat orang sakit kepala.

Hasil kasus M&A itu sudah bisa ditebak, Clarice Lu dikalahkan oleh Lewis Tang, sebenarnya itu juga bukan sebuah hal yang memalukan. Hanya saja, persiapannya selama setengah tahun lebih itu berakhir begitu saja, banyak sedikit, dirinya masih merasa sayang.

Keluar dari tempat konferensi pers itu, Clarice Lu tiba-tiba merasakan sedikit sakit di bagian perutnya, dia menyuruh orang yang datang bersamanya itu untuk menunggu di luar dan masuk seorang diri ke dalam kamar kecil itu.

Lantai kamar mandi itu baru saja dibersihkan oleh tukang bersih-bersih, bersih berkilau dan licin. Ketika Clarice Lu berjalan turun dari anak tangga itu, dirinya tidak hati-hati dan jatuh tergelincir, terduduk di atas lantai, dia kesakitan sampai langsung mengeluarkan keringat dingin, waktu sudah lama berlalu, tetapi dirinya masih tidak bisa bangun dari sana.

Sementara sekretaris yang datang bersamanya dan menunggu di luar, sudah mulai panik karena tidak melihat Clarice Lu kelua dari sana meskipun sudah menunggu lama. Yang datang bersama Clarice Lu hari ini adalah seorang sekretaris pria, karena tidak bisa masuk ke dalam kamar kecil wanita, dirinya hanya bisa cemas di luar.

"Kenapa kamu disini? Apa kalian masih belum pulang?" Tim Lewis Tang kebeteluan lewat, orang yang bertanya itu adalah Felix Ang, dirinya jelas sedang menggantikan bosnya bertanya dengan pertanyaannya itu.

Biasanya, ketika seorang sekretaris keluar bersama atasannya, mereka akan pulang bersama. Sementara sekretaris Clarice Lu berada disini, wanita itu juga seharusnya belum meninggalkan tempat itu.

"CEO Tang, Sekretaris eksekutif Lin." Sekretaris itu sangat sopan, tetapi pria itu masih tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang nampak diwajahnya, "CEO Lu sudah cukup lama masuk ke dalam kamar kecil, tetapi sampai sekarang dirinya masih belum keluar. Wajahnya tidak terlihat begitu baik, aku khawatir akan terjadi apa-apa dengannya."

Tanpa menunggu sekretaris itu menyelesaikan kalimatnya, Lewis Tang langsung dengan cepat melangkah masuk ke dalam kamar kecil itu.

Sekali mendorong pintu itu, dirinya langsung menemukan Clarice Lu yang terbaring di lantai, kedua tangan wanita itu memegang perutnya dengan erat, wajahnya pucat pasi kesakitan.

"Clarice, kamu kenapa?" Tanya Lewis Tang panik sambil melangkah cepat ke sisi wanita itu.

"Perutku, perutku sakit sekali, tolong antar aku ke rumah sakit." Untuk berbicara pun Clarice Lu harus berusaha keras, suaranya terputus-putus dan bergetar tidak berhenti.

Lewis Tang mengangkat wanita itu dengan perlahan dari atas lantai, berita baiknya, dia tidak melihat darah, dirinya sedikit banyak bisa menghela napas lega.

Sambil menggendong Clarice Lu, Lewis Tang dengan cepat berjalan keluar dari kamar kecil itu, kemudian memerintahkan Felix Ang, “Cepat siapkan mobil dan hubungi rumah sakit.”

“Baik.” Felix Ang tidak banyak bertanya, pria itu hanya melaksanakan perintah yang diberikan kepadanya.

Kemampuan mengemudi sopir Tang’s Corp selalu baik, mobil itu melaju dengan cepat dan stabil. Lewis Tang duduk di bagian belakang sambil memeluk Clarice, dalam pelukkannya, wanita itu tidak henti-hentinya bergetar.

“Jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa.” Lewis Tang menenangkan wanita itu dengan suara yang lembut sambil memeluknya. Tetapi alisnya justru berkerut dalam, dia takut akan terjadi sesuatu terhadap Clarice maupun bayinya.

Tangan putih Clarice Lu mencengkram erat bagian dada kemeja pria itu sambil menggigit bibirnya, dirinya bahkan tidak bisa mengucapkan satu patah kata pun. Tidak hanya sakit, dirinya juga sedikit takut, dia mulai menyesal keluar dengan mengenakan sepatu hak tinggi hari ini, kalau dirinya hadir dengan apa saja, mungkin sesuatu seperti ini tidak akan terjadi.

Clarice Lu merasa bahwa dirinya benar-benar bodoh.

Pihak rumah sakit sudah lama dihubungi, ketika sampai di rumah sakit, Clarice Lu langsung di dorong masuk ke dalam kamar pemeriksaan.

Hasil USG menunjukkan tidak ada kejanggalan dengan kandungannya, detak jantung janinnya itu kuat dan teratur. Tetapi perut Clarice Lu masih luar biasa sakit. Dokter hanya bisa membuatnya tinggal untuk diawasi.

Setelah mengurus prosedur rawat inap untuk Clarice, Lewis Tang terus terjaga di samping tempat tidur itu sambil menemani wanita itu.

Clarice terus merasa kesakitan, kondisinya tidak terlihat membaik meskipun sudah diinfus. Sebagai seorang dokter, Lewis Tang tahu, orang akan semakin khawatir jika hasil tes tidak menunjukkan masalah apapun.

Dirinya menarik secarik kertas tisu dan menghapus keringat di atas kening Clarice, wajahnya masih terlihat sangat pucat, membuat orang yang melihatnya merasa sedih.

“Jangan khawatir, dokter bilang bayinya baik-baik saja.” Ucapnya dengan lembut.

Clarice Lu mengangkat matanya dan melihat ke arahnya, bahkan untuk menggerakkan matanya saja seperti sangat sulit. Wanita itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan diam.

“Direktur Wu adalah dokter kandungan terbaik di seluruh kota, kamu dan anakmu pasti akan baik-baik saja. Kamu baik-baik saja tidur, sakitnya akan hilang kalau kamu tidur.” Ucapnya lagi, nada bicara Lewis Tang ketika dirinya berbicara kepada wanita itu selalu lembut dan penuh perhatian.

Setelah mendengar ucapan itu, Clarice Lu menutup matanya, napasnya pelan, kelihatannya wanita itu sudah tertidur.

Lewis Tang duduk di samping tempat tidur itu, lalu dia meraih dan melihat kertas hasil USG itu, menurut hasil pemeriksaan, memang tidak ada kejanggalan apapun yang terlihat.

Penghangat ruangan di kamar pasien itu dibuka sampai suhu yang paling tinggi, Lewis Tang hanya mengenakan sebuah kemeja, dia meletakkan jasnya di atas sofa kecil didekatnya, dan hp yang terus berada di dalam sakunya itu tiba-tiba berbunyi.

Dirinya mengambil hp itu dan melihat nomor yang masuk, telepon itu dari Carol Lin.

Setelah menggugurkan kandungannya dan keluar dari rumah sakit, Carol Lin tidak pernah menghubungi dirinya, sekarang wanita itu tiba-tiba meneleponnya, Lewis Tang tentu saja tidak dapat langsung menebak ada masalah apa.

Dia mengangkat telepon itu, suara yang muncul dari balik telepon itu bukanlah suara Carol Lin, melainkan suara pembantu di rumahnya.

“Apa? Pendarahan hebat? Cepat telepon ambulans, aku akan kesana sekarang juga.” Setelah menutup telepon itu, Lewis Tang langsung meraih jasnya yang terletak di atas sofa itu.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu