Waiting For Love - Bab 63 Ibu Dyson Pernah Berkata Kepadaku, Bahwa Aku Adalah Mampunya

Saat ini, Alex sudah berada di hadapannya, Menghisap rokoknya kemudian tertawa, "Sudah kukatakan kepadamu CEO Tang, bisakah Anda tahan sedikit, berpura-puralah sedikit terlihat dingin! Memperlakukan seorang wanita, Anda harus jual mahal sedikit, baru dia bisa belajar untuk menjadi penurut. Jika seperti Anda sekarang, Anda setiap kali selalu mengabulkan keinginan Clarice Lu, tetapi dia malah memperlakukan Anda tidak penting.”

Lewis Tang memegang rokoknya di ujung jari bagian bawah, sudut bibirnya membentuk lengkungan yang hampir tidak terlihat. Dia tidak mengkomentari perkataan Alex, malah langsung pergi ke ruang rapat.

Menurut dia, terlalu baik kepada Clarice Lu, mungkin suatu saat ia akan tergerak hatinya. Tapi ini tidak baik bagi Clarice Lu, Lewis tidak bisa tidak melakukannya, “dia tidak tega” Tidak huruf ini terkadang benar-benar memusingkannya.

Lewis Tang adalah seorang pria yang sangat tegas, tetapi arti kata ' malam ' bagi dia benar sangat tidak jelas.

Sehingga Clarice Lu secara khusus memeriksa kata malam di baidu ponselnya, malam itu adalah waktu di mana matahari terbenam sampai besok sebelum matahari terbit. Nah, cakupannya memang cukup luas, jadi, sebelum gelap, dia sudah mengendarai mobilnya menuju ke villa Nordic manornya Lewis Tang.

Dia pergi lebih awal, CEO Tang sedang mengurus beberapa urusan perusahaan dan belum kembali, yang menyambut dia adalah seorang bibi yang mengurus rumahnya Lewis dan seekor anjing yang bernama Dom.

"Tuan baru saja menelepon, dia masih masih dalam pertemuan bisnis. Nona Clarice mungkin masih harus menunggunya beberapa saat lagi.” Kata bibinya dengan ramah sambil menuangkan secangkir teh hangat.

Tentu saja, yang paling ramah adalah Dom, ia berbaring di kakinya Clarice, kepala besar terus mengesek dengkul Clarice.

Clarice Lu dengan senyum sopan menjawab bibi tersebut, "tidak apa-apa." Ia sedang menunggu orang yang sedang ia kejar tentu saja ia tidak takut untuk menunggu.

Dia mengankat gelas tehnya, dan menggunakan bibir kecilnya mencecap rasa teh tersebut. Kualitas baik dari dragon tea. saat masuk ke mulut teh terasa pahit, dan di padu dengan peralat minum teh yang sangat indah, dari hal ini dapat di lihat bahwa Lewis Tang adalah seorang pria yang sangat memperhatikan kualitas hidupnya.

Setelah meletakkan cangkir tehnya, karena bosan akhirnya ia menggoda Dom, anjing besar ini meskipun tidak memiliki darah keturunan anjing mahal, tapi anjing ini sangat cerdas dan ramah, ia tampaknya memahami bahasa manusia, Clarice Lu membiarkannya berdiri, duduk, berjabat tangan, ia dapat melakukannya satu per satu.

Seekor Kucing putih besar yang bernama Pussy yang awalnya tidur di keranjang yang di gantung itu, entah sejak Kapan berpindah ke sisi Clarice Lu, dengan mata yang setengah tertutup, ia bersandar pada badan Clarice Lu dan melanjutkan tidurnya di sana.

Dengan didamping kedua binatang ini, Clarice Lu merasa bahwa waktu berlalu dengan cepat.

Bibi yang baru keluar dari dapur, secara tidak sengaja melihat keadaanya yang di kerumbuni oleh kedua bintang tersebut, takut bahwa Dom akan mengganggu Clarice Lu, bibi ingin memasukannya ke dalam kandang, tetapi Dom terlihat tidak bahagia, dan menggonggongi bibi. Anjing besar itu terlihat sangat marah dan berbahaya.

"Dom, tidak boleh menggonggong.” Clarice Lu mengunakan tangannya untuk memukul kepala anjing itu, dom dengan patuh berbaring di lantai, dan mengibaskan ekor besarnya.

Bibi terlihat sedikit terkejut, "Aku tidak menyangka Dom mau mendengarkan kata-kata Anda, biasanya, selain tuan Tang, tidak ada yang bisa mengendalikannya lagi."

Clarice Lu hanya tersenyum, tidak ada penjelasan. kemudian mendengarkan bibi dengan santai berkata, "sebenarnya, kedua hewan peliharaan ini bukan punya tuan Tang, saya pernah tidak sengaja mendengar perkataan tuan Tang, bahwa mereka sebelumnya dibesarkan oleh ibunya Dyson, dan kemudian saat orangnya pergi, jadi tuan Tang yang terus membesarkan mereka."

Orangnya pergi? Sudah meninggal, atau menikah lagi? Clarice Lu penasaran, tapi dia tidak bertanya. Pada dasarnya urusan orang lain tidak ada hubunganya dengan dia.

"nona Lu, jika Anda merasa bosan, Anda bisa pergi ke ruang perpustakaan, anda bisa membaca sambil menunggu." Kata bibi tersebut.

Clarice Lu mengangguk, bangkit dan berjalan ke lantai atas, dan Dom terus di samping mengikutinya, sampai keujung tangga dom tiba-tiba berhenti sendiri, berbaring di tempat semula, mengoyangkan ekor besarnya, mata dengan sedih melihat kearah Clarice Lu, tapi tidak berani naik. Lantai dua adalah daerah terlarang untuk anjing, anjing itu diajarkan oleh Lewis Tang dengan baik.

Ruang perpustakaannya Lewis Tang empat sudut dipenuhi oleh rak buku yang sangat tinggi, beberapa buku ditempatkan di atasnya, perlu mengunakkan tangga kayu untuk mendapatkannya.

Dia memandangnya secara kasar, hampir semuanya adalah buku kedokteran. Lewis Tang adalah lulusan S2 kedokteran, semenjak itu ia masih menyimpan dengan baik buku kuliahnya, dapat melihat bagaimana dia mencintai karirnya, yaitu karir yang menyelamatkan nyawa orang yang sudah mau meninggal dan menyembuhkan orang terluka.

Clarice Lu tiba-tiba teringat sebuah kalimat yang Lewis Tang katakan dalam sebuah wawancara dengan wartawan, katanya: Tidak semua orang berkesempatan untuk memiliki mimpi.

Kalimat itu sungguh mengandung makna yang tersembunyi, benar-benar seorang pria yang penuh dengan misterius.

Clarice Lu menggelengkan kepalanya, dengan sembarangan mengambil sebuah buku keluar dari raknya, dan melihatnya sambil duduk bersila di depan jendela.

Di luar jendela, malam semakin larut, cahaya terang semakin langka. Sinar berwarna orange yang berasal dari rumah berpadu dengan terangnya sinar bintang di langit.

Lewis Tang mendorong pintu dan masuk ke dalam, tubuhnya yang tegak cukup tinggi, tubuhnya hanya dibalut kemeja putih biasa, lengan bajunya sedikit dilekukkan, ada sedikit gaya tidak sombong.

Punggungnya bersandar pada samping rak buku, pandangan matanya dingin dan dalam, tapi alisnya malah berkerut menunjukkan kelelahan. Malam ini klien yang di temuinya sedikit merepotkan, walaupun Felix Ang sudah mengantikannya minum, tetapi tidak sedikit juga yang ia minum, keadaan mabuk berat itu benar-benar tidak begitu enak, masih di iringi dengan sakit kepala.

Namun, ketidaknyamanan ini telah menurun banyak setelah melihat Clarice Lu. rambutnya yang berwarna hitam gelap terurai, kulitnya putih, dan dia duduk di sana dengan tenang, dari pada lampu diruangan ini Clarice Lu terlihat lebih hangat.

"presiden Tang ” Clarice Lu melihatnya telah kembali, ia terlihat sedikit bersemangat melompat turun dari ambang jendela, seperti seekor rusa yang sedang terkaget-kaget, sungguh imut.

Tapi itu hanya berlangsung sejenak saja, ia dengan cepat menyelipkan rambut panjangnya yang tergerai di belakang telinga, kembali ke penampilan direktur Lu yang seperti biasanya, bahkan senyum di bibirnya merupakan senyuman standar hasil dari latihannya, tampak sangat sopan, tetapi sangat asing.

"Presiden Tang, kau sudah kembali."

"Hm. " Lewis Tang meresponnya dengan suara tanpa perasaan, hampir nada hidung yang dikeluarkan. Dia melirik ke buku yang telah Clarice Lu baca dan bertanya, "Apakah kau mengerti?"

Clarice Lu tertawa, "Aku tidak mengerti, ini terlalu susah." Dia mengambil buku yang berada di ambang jendela, dengan sopan meletakkan kembali buku tersebut di tempatnya semula, dan dengan santai berkata, "Tampaknya mencoba menyelamatkan hidup orang dan menyembuhkan orang yang terluka tidak begitu mudah, IQ-ku tampaknya tidak cukup. Tapi, presiden Tang telah lulus S2 kedokteran, mengapa mau menyerah terhadap karirmu, dan mengubahnya ke bisnis?”

Clarice Lu memunggungi Lewis Tang, mata yang penuh dengan rasa penasaran menatap pada barisan buku-buku tersebut. Dia hanya bertanya tanpa maksud apapun, dan tidak terpikiran olehnya bahwa Lewis Tang benar-benar menjawab pertanyaannya.

"Lima tahun yang lalu, aku mengalami kecelakaan mobil, menghancurkan tulang tangan kiriku, setelah rehabilitasi, meskipun tidak memiliki mempengaruhi besar terhadap aktivitas sehari-hari, tetapi tidak dapat lagi melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, seorang dokter yang tidak bisa menggegam pisau bedah, bagaimana bisa di bilang dokter! Jadi aku hanya bisa menganti karirku.”

Mungkin karena telah meminum beberapa teguk anggur, suaranya yang merdu terdengar sedikit rendah dan dapat terlihat jelas ekspresi putus asanya, membuat orang yang mendengarnya merasakan rasa sakitnya.

Waktu sudah berlalu, tetapi ia masih merasa tidak rela dan menyesal.

Clarice Lu tertegun, dengan terburu-buru meminta maaf, "Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengungkit hal yang membuatmu sedih." Permintaan maafnya kali ini benar-benar tulus, dia tidak menduga bahwa alasan Lewis Tang mengubah karir karena situasi dan kondisi yang memaksanya untuk mengubah karirnya, ia selama ini berpikir bahwa Lewis Tang mengubah karirnya karena ingin meneruskan usaha papanya, yaitu mengambil ahli Tang’s Corp.

Clarice Lu tidak terlalu bisa untuk menghibur orang, dengan senyuman sungkan ia berkata,”Sebenarnya di kehidupan manusia banyak hal yang tidak tercapai, seperti aku, 15 tahun yang lalu, mimpiku adalah dapat memegang biola tercintaku dan berdiri di panggung konser dunia, tetapi sekarang, alasan aku melepas mimpi tersebut saja aku telah melupakannya, tapi didalam hidupku telah muncul hal yang lebih penting dari pada mimpi.”

Setelah dia berkata seperti itu, matanya menatap kepada Lewis Tang, dan menyadari bahwa dia sedang menatap dalam dirinya sendiri, sepasang bola mata yang bersinar, lebih gelap dari pada malam hari di luar jendela, lebih cemerlang daripada bintang di langit.

Hanya saja, sepasang mata Lewis Tang, terdapat banyak perasaan yang tidak dapat di pahami olehnya.

Pria di depannya, sebenarnya di penuhi dengan kesedihan, tenang, tetapi juga berbahaya dan sulit untuk di gapai.

“Presiden Tang" Dia ada sedikit perasaan tidak tenang sehingga memanggilnya, tidak tahu apakah dirinya telah salah berbicara.

Lewis Tang yang tengelam dalam lamunannya akhirnya tersadar kembali, dengan menunduk mengambil sebatang rokok, samar-samar berkata, "Ini bukan di perusahaan, kau boleh memanggil namaku."

Clarice Lu sedikit terkejut, dia tidak merasa bahwa mereka sudah menjadi akrab sampai ke tahap dimana mereka dapat memanggil nama masing-masing tanpa embel-embel, terutama hubungan antara laki-laki dan perempuan, tidak dapat dipungkiri dapat menambah sedikit perasaan.

Tapi dia tidak bisa membuat Lewis Tang kehilangan muka dengan menolaknya, jadi dia mau tidak mau menerimanya "ok." Lagipula mau memanggil dia dengan sebutan apa itu tetap keputusannya sendiri.

Lewis Tang tidak mempermasalahkan masalah itu lagi, ia membalikkan badan dan berjalan menuju ambang jendela, memunggungi Clarice Lu kemudian merokok, bayangan bulan menyinari badannya sehingga menimbulkan bayangan panjang dirinya, terpancar aura kesepian dari dirinya.

Matanya yang redup dengan tenang menatap keluar jendela, bintang dan lampu meperlihatkan kebingungan dimatanya yang gelap. Dengan samar-samar ia seperti mendengar suara gadis muda berkata padanya : Lewis Tang, kau adalah mimpiku!

Dia menghisap rokoknya dalam-dalam, berusaha menekan kegelisahan dihatinya, kedua bibir yang seksi bergetar pelan, dengan suara merdunya yang rendah berbicara sambil mengeluarkan asap rokok.

"Ibu Dyson pernah berkata kepadaku, bahwa aku adalah mimpinya.”

Clarice Lu : " "

Di berbicara tanpa awal dan akhir, sehingga membuat Clarice Lu tidak dapat menjawab, hanya bisa diam mendengarkannya.

Ini sudah kedua kalinya Lewis Tang membicarakan ibunya Dyson kepada Clarice Lu, ia tidak tahu mengapa pria itu bisa mengatakan hal ini kepadanya, tapi anehnya hati Clarice Lu muncul perasaan tidak enak, perasaan sakit hati yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata,

Clarice Lu berpikir, Lewis Tang pasti sangat mencintai cewek itu, sehingga walaupun sudah berpisah beberapa tahun, tapi masih tidak bisa melupakannya. Sampai hari ini, di kehidupan sosial kita, bisa menemukan pria yang setia, sungguh sangat sulit untuk di temukan.

Mereka berdua akhirnya tengelam dalam pemikiran masing-masing.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu