Waiting For Love - Bab 228 Orang Yang Dia Tunggu Adalah Carol, Lalu Dia Hitungannya Apa?
Clarice mengganti nomor telepon, jadi tidak heran jika Lewis menelepon ke kantor.
Clarice memegang genggaman telepon, ketika suara yang familiar terdengar dari ujung sana, air matanya tidak tahan dan keluar.
Dipojok hatinya masih saja ada seseorang, dia berpura-pura tidak adanya rasa sakit sehingga bisa menempuh hidupnya selayaknya tidak terjadi apa-apa namun sejatinya, itu selalu ada, hanya perlu di sentuh sedikit saja, maka rasa sakitnya akan membuatnya nangis tak karuan.
Tapi yang berada diluar dugaan Clarice adalah telepon ini bukan ditelepon dari sisi lain dari laut yang luas, melainkan dari bandara Paris, saat ini, Lewis sudah berada dilahan yang sama bersama dengan dirinya.
“Aku berdinas ke Paris, sekalian untuk menjenguk Dyson, apakah boleh?”
Alasan yang dia berikan sangatlah terlihat semestinya, bahkan membuat Clarice tidak bisa menolak, mereka berdua bisa memutuskan segalanya, tapi tidak dengan hubungan darah, bagaimanapun juga, dia adalah ayah kandung dari Dyson, Clarice tidak berhak untuk mencegah seorang ayah bertemu dengan anaknya.”
“Baik.” Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Lalu Lewis menanyakan alamatnya, Clarice tidak ingin Lewis mengetahui bahwa mereka masih tinggal di hotel, lalu mengatakan, “Kamu beritahu saja aku dimana alamat hotelmu, setelah pulang kerja nanti aku akan membawa Dyson pergi kesana.”
“Baik.” Lewis tidak membantahnya, hanya saja dia menanyakan nomor teleponnya, Clarice sedikit ragu-ragu, dan Lewis berkata, “Tenang saja, setelah pulang nanti aku tidak akan menganggumu, dan kamu juga boleh mengganti nomor teleponmu setelah aku pergi nanti.”
Barulah Clarice memberikan sekumpulan nomor.
Setelah mematikan telepon, Clarice kembali bekerja, hanya saja belum sampai jam pulang kerja, dia mulai demam lagi, panasnya membuat dirinya sedikit tidak sadar.
Charles mengantarkannya lagi ke rumah sakit, dokter curiga bahwa dia radang paru-paru, dan menyuruhnya untuk dirawat dirumah sakit untuk diamati, tapi Clarice tidak mau, paling tidak hari ini dia tidak boleh dirawat dirumah sakit, karena dia masih harus mengantarkan Dyson untuk bertemu dengan Lewis.
Karena ini, Charles beradu agumen dengannya, seorang lelaki yang ceria tiba-tiba marah juga cukup menakutkan, tapi sifat keras kepala Clarice tidak bisa dipungkiri begitu saja oleh kemarahannya.
Setelah beradu argumen, Charles pergi meninggalkannya.
Clarice meminta untuk keluar dari rumah sakit, tapi dokter menolak permintaannya dengan penuh tanggung jawab, dengan tak berdaya, dia hanya bisa mencabut jarum di tangannya ketika suster tidak memperhatikannya dan diam-diam meninggalkan ruang pasien.
Didepan rumah sakit, dia bertemu lagi dengan Charles.
Clarice tidak menyangka bahwa dia belum pergi, dia membelakangi cahaya, dan berdiri disamping pintu, dan tengah merokok, ini adalah pertama kalinya Clarice melihatnya merokok, tampangnya tidak terlihat seperti pemula.
Sekali melihat Clarice keluar, Charles tidak merasa aneh, dia mematikan rokok ditangannya dan melangkah mendekatinya dengan ekspresi marah, nada bicaranya sangatlah tidak berdaya, “Sebenarnya ada apa yang lebih penting dari pada kesehatan tubuhmu.”
“Tidak perlu kamu yang bingung dengan masalahku, Charles, kamu sudah mencampuri banyak urusan.” Seusai berdebat dengannya, nada bicara Clarice tentu saja tidak akan terlalu baik, dia tentu saja Charles berniat baik, itu adalah perhatian terhadapnya, dimata orang lain, dia mungkin sedikit tidak tahu diri, tapi jika memang tidak bisa memberikan janji dan masa depan kepadanya, kalau begitu untuk apa membiarkannya mempunyai harapan dan pemikiran yang tidak logis?”
Seusai berkata, Clarice bersiap meninggalkan Charles, namun dirinya dicegat lagi, Charles menatapinya dengan penuh tidak berdaya.
“Kamu mau kemana? Aku antar kamu saja.”
“Aku mau bertemu dengan ayah Dyson, Charles, apakah menurutmu kamu cocok untuk pergi bersama?”
Setelah mendengar perkataannya, tatapan Charles berubah, dia tidak lagi menghalangi Clarice.
Clarice pergi ketaman kanak-kanak untuk menjemput Dyson terlebih dahulu, lalu membawanya ke mall untuk membeli baju baru.
Dyson tahu bahwa ayahnya datang, dia senang sekali, Clarice tersenyum dan mengelus kepalanya, meskipun dia berusaha untuk menahannya, dan tidak ingin mengakuinya, namun hanya dirinya saja yang mengetahui kesenangan dan harapan itu.
Sore hari, langit mulai berjatuhan salju putih, Clarice membawa Dyson tengah dalam perjalanan unutk bertemu dengan Lewis, karena jalanan yang tidak begitu bagus, kecepatan mobil tidaklah cepat, tapi ini malah semakin membuat orang panik.
Clarice masih sedang demam, badannya panas, kepalanya sakit, dia mengenakan sebuah jaket tebal, dia mengenakan pakaian yang tebal, tujuannya bukan untuk menghangatkan dirinya, melainkan untuk menyembunyikan sakitnya.
Sebelum berangkat dia masih sempat berdandan dulu, agar tampangnya tidak terlihat begitu parah, atau dengan kata lain, dia tidak ingin menampilkan tampang paling menyedihkannya di hadapan Lewis, wanita berdandan untuk pria yang disukainya, memang seperti begitu seharusnya.
“Kakak, tanganmu panas sekali.” Dyson duduk bersampingan dengannya, tangannya memegang tangan Clarice yang sangat panas.
Clarice memang sangatlah tidak nyaman, boleh dibilang dia terus menggunakan tekadnya untuk bertahan agar tidak runtuh.
“Mungkin karena pakaianku terlalu banyak, ini sudah hampir keringatan.” Dia merangkul bahu Dyson dan tersenyum.
Meskipun Dyson sangatlah pintar, tapi bagaimanapun juga dia juga adalah anak yang beru berumur 5 tahun, terkadang juga mudah untuk dikelabui.
Mobil akhirnya berhenti di depan hotel Lewis, hotel mewah bintang 5+, mewahnya hingga keterlaluan.
Penjaga pintu berambut pirang dan bermata hijau datang dan membuka pintu mobil untuk mereka.
Clarice mengandeng tangan Dyson dan turun dari taksi, dia menggunakan bahasa Prancis yang kurang bagus untuk berkomunikasi dengan penjaga pintu untuk mengutarakan bahwa dirinya datang untuk mencari orang.
Penjaga pintu sangatlah ramah, dia membawa mereka datang ke resepsionis untuk berkonsultasi.
Sebenarnya Clarice tahu nomor kamar Lewis, tapi untuk naik lift juga masih memerlukan kartu kamar, jika dia tidak ada kartu kamar, maka dia pasti harus memerlukan arahan dari petugas hotel untuk meraihnya.
Karena kemarin adalah pucak penginapan hotel, orang-orang di resepsionis lumayan banyak, Clarice hanya bisa membawa Dyson untuk menunggu diarea sofa disamping sana.
Dyson bersandar dalam pelukannya, dan sangatlah diam, hanya terkadang bertanya, “Apakah ayah tinggal diatas sana?”
Clarice tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu menjawab, “Iya, sebentar lagi kita akan bertemu dengannya.”
Setelah menunggu belasan menit, orang di resepsionis perlahan menjadi sedikit, Clarice menyuruh Dyson untuk menunggunya disofa, dia berdiri dan berencana untuk berkonsultasi ke resepsionis.
Namun disaat ini, dia melihat ada satu sosok familiar yang tengah berdiri diresepsions, dia mengenakan pakaian yang sangat sopan untuk menampakkan postur tubuhnya yang indah, meskipun hanya adalah sosok belakangnya saja tapi sudah cukup untuk membuat orang banyak sembarangan berpikir.
Dia menggunakan bahasa inggris dengan lancar dan sedang berkomunikasi dengan resepsionis.
Clarice tidak alih bahasa Prancis, namun dia mahir bahasa Inggris, dia mendengarkan wanita itu bertanya dengan nada lembut, “Aku datang untuk mencari Lewis yang berasal dari China, dimanakah kamarnya berada?”
“Oh, Tuan Lewis kamar 1502? Dia terus menunggu anda, akhirnya anda datang.” Resepsionis menjawabnya, sama sekali tidak berani menunda dan meminta petugas lain membawanya ke arah lift.
Wanita itu pergi membelakangi dirinya, badannya yang digoyangkan, hak sepatu yang menginjak keramik, sekali demi sekali seolah sedang menginjak hatinya.
Clarice terdiam dan seketika tidak tahu harus melakukan apa.
“Kakak.” Dyson tiba-tiba menarik lengan tangannya dan menunjuk kearah sosok yang semakin menjauh dan berkata, “Aku sepertinya melihat tante Carol.”
Barulah Clarice kembali sadar, dia menunduk dihadapan Dyson dan berkata kepadanya, “Kamu salah lihat, bagaimana mungkin tante Carol bisa berada di Prancis?”
“Oh.” Dyson sangat mempercayai perkataannya, dan sama sekali tidak mencurigainya.
Tapi meskipun dia bisa membohongi anaknya, namun dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
Jika orang yang ditunggu Lewis adalah Carol, lalu dia hitungannya apa? Dan juga Dyson, Dyson yang begitu mengharapkan ayah, apa yang harus dilakukan!
“Nona, apa ada yang bisa dibantu?” Saat ini, para pelanggan sudah hampir selesai diurus, petugas hotel mulai tidak ada kerjaan, lalu mereka otomatis maju dan bertanya kepada Clarice.
Clarice mengelengkan kepalanya tanpa sadar, lalu menjawabnya, “Maaf, aku mungkin salah ingat, tempat, orang yang ingin kucari tidak berada ditempat ini.”
Petugas hotel tersenyum dan pergi meninggalkannya.
Clarice menghempaskan nafasnya, dia menatap kearah Dyson, dan sedang ragu-ragu bagaimana caranya untuk menjelaskan kepadanya, hari ini dia mungkin tidak bisa bertemu lagi dengan ayahnya.
“Kakak, dimanakah ayah berada?” Dyson tengah mengangkat kepala dan menatapinya dengan sepasang mata yang hitam yang penuh dengan harapan.
Clarice tidak tega untuk mengatakan tidak kepada anaknya, namun Carol muncul di Prancis dan pergi ke kamar Lewis malam hari, sebagai orang dewasa yang mempunyai kebutuhan normal, tidak susah untuk menebak apa yang akan mereka lakukan.
Clarice tidak bisa membuat Dyson menghadapi ayahnya sedang mesra bersama dengan wanita lain, jadi dia hanya bisa membawanya pergi, meskipun dengan begitu akan membuatnya kecewa dan sedih.
“Dyson, maaf, hari ini kita sepertinya tidak bisa bertemu dengan ayah.”
“Mengapa?” tanya Dyson tanpa putus asa.
Clarice menutup rapat bibirnya, namun dia tidak menemukan alasan yang tepat, sekalipun untuk membohonginya, dia merasa dirinya juga tidak bisa mengarang sebuah penjelasan yang logis.
“Dyson, lain kali saja ok?”
“Kapan lain kali itu?” tanya Dyson lagi, mulutnya di naikkan, dan berlagak sangat dirugikan, mata besarnya yang cantik terus dikedipkan, sambil bersinar, selayaknya akan nangis kapan saja.
Dari penuh harapan menjadi kecewa, Clarice tentu saja mengerti perasaannya.
Dia mengulurkan tangan dan memeluk Dyson, dan terus bergumam, suaranya serak, dan terdengar berat dan sakit, “Maaf, Dyson, maaf.”
Bersamaan dengan itu, Carol tengah berada dibawah arahan petugas dan tiba didepan pintu kamar hotel Lewis, dia tersenyum dan mengeluarkan beberapa lembar uang tunai dengan nominal kecil kepada petugas itu.
Setelah dia berterima kasih, dia meninggalkan tempat itu dengan senang.
Carol mengulurkan tangan dan menekan bel kamar, hanya berbunyi sekali saja dan pintu langsung terbuka, seolah orang didalamnya memang sudah menantikannya dengan panik.
“Surprise!” Carol tersenyum dan berkata kepada orang yang membuka pintu tersebut, namun kejutannya ini bagi Lewis hanya lah sebuah tragedi saja, dia melihatnya dengan jelas bahwa senyuman diwajah Lewis sirna ketika melihatnya.
“Carol, bagaimana bisa adalah kamu?” wajah tampan Lewis kembali menjadi tenang seperti biasanya, dia bertanya dengan nada tenang.
“Aku datang satu minggu yang lalu, ada sebuah pertemuan akademis, hari ini Alex menelepon dan mengatakan bahwa kamu juga berada di Paris, barulah aku datang, kenapa, kamu tidak menyambut kedatanganku?” Carol tersenyum dan menganggukkan bahunya.
“Tidak, hanya saja sedikit diluar dugaan.” Jawab Lewis, lalu dia memberikan sebuah jalan untuk membiarkan Carol masuk.
Didalam kamar, terdapat bunga dan wine, lilin di atas meja bersinar, diatas kasur masih ada beberapa hadiah, sangat jelas bahwa Lewis sedang menunggu orang, tak heran mengapa dia membuka pintu begitu cepat.
Carol juga tiba-tiba ingin datang, Lewis tidak mengetahuinya sebelumnya, jadi orang yang ditunggunya pasti bukanlah dia.
“Malam ini kamu ada tamu?”
“Iya, nanti Clarice akan membawa Dyson kemari.” Jawab Lewis dengan jujur kepada Carol.
Carol sedikit tercengang, senyumannya berubah kaku, ternyata hari ini adalah hari perkumpulan mereka sekeluarga, saat ini dia menjadi seorang tamu yang tidak diundang.
“Apakah aku mengganggumu?” kata Carol dengan penuh rasa bersalah.
“Tidak.” Lewis hanya bisa menjawab demikian.
“Kebetulan kamu juga ada di Paris, jadi datang untuk melihatmu, tenang saja, aku tidak akan menganggumu dan Clarice, setelah dia dan Dyson datang, aku akan pergi setelah bersapa dengan mereka.” Lanjut Carol.
Lewis merapatkan bibirnya, dia sedikit tersenyum, dia memang tidak cocok untuk mengusirnya, Carol sengaja datang untuk menjenguknya, memang niatnya juga baik.
Setelah mereka mengobrol sejenak, mereka terdiam, karena topik pembicaraan mereka tidaklah banyak.
Carol duduk diatas sofa, dia terlihat sedang menonton tv, namun matanya menatapi bayangan lilin yang berada dimeja, seolah adalah sindiran bagi dirinya sendiri.
Lewis sedang membelakanginya dan menelepon sambil merokok.
Carol tidak bisa melihat ekspresinya, namun dia bisa merasakan kepanikannya lewat sosok belakangnya.
Dia mengerti rasanya menunggu seseorang, itu adalah sebuah rasa penuh harapan, ketegangan dan kegelisahan, dia menunggu Lewis bertahun-tahun, namun Lewis menunggu orang lain.
Waktu berjalan terus menerus, telepon Clarice terus menunjukkan tidak ada yang menerima panggilan telepon, Lewis yang awalnya tegang dan panik berubah menjadi khawatir.
Diluar sana salju semakin besar, karena jalanan yang kurang bagus, sangatlah muda untuk terjadi kecelakaan, Lewis tidak bisa menghubungi Clarice, rasa takut dalam hatinya semakin menjalar, hingga membuatnya merasa sesak nafas.
Dia tidak bisa terus menunggu lagi, lalu berbalik badan dan berjalan ke pintu, dia mengambil jaket yang digantungkan lalu bersiap untuk keluar.
“Apakah kamu akan keluar?” Carol berdiri dan menanyakannya.
Lewis menghentikan langkahnya tanoa sadar, serasa baru sadar akan keberadaannya, tadi dia hampir melupakan keberadaan Carol.
“Iya, aku ingin keluar untuk menjemput Clarice.” Jawab Lewis.
“Clarice bukanlah anak kecil, dia tidak mungkin tidak bisa menemukan tempat ini, diluar sana masih sedang turun salju, mungkin karena terhambat dijalan, kamu tunggulah sebentar dengan sabar.” Kata Carol dengan lembut.
Dia mengehentikannya, pertama karena tidak menginginkan Lewis keluar mencari orang tanpa arah yang jelas di cuaca seperti ini, kedua juga karena dia tidak ingin ditinggalkan seperti orang bodoh.
Seusai berkata, bel kamar berbunyi.
Lewis langsung bergegas membuka pintu, namun orang yang berdiri didepan sana adalah petugas hotel yang mengenakan seragam kerja, “Tuan, apakah butuh pembersihan kamar?”
Hotel menentukan cleaning service dua kali setiap hari, satunya pukul 10 pagi dan satunya lagi adalah sekarang.
“Tidak perlu, terima kasih.” Lewis menjawabnya menggunkan bahasa Prancis yang lincah, ketika pintu kamar ditutup, dia mengerutkan keningnya, tatapannya penuh dengan rasa kecewa.
Dia mengangkat telepon dan menelepon Clarice lagi, yang berada diluar dugaannya adalah kali ini panggilannya dijawab.
Sisi lain dari telepon terdengar suara Clarice yang tenang, “Halo.”
“Clarice, dimanakah kamu?” tanya Lewis tidak sabaran.
“Oh, tadi ada kerjaan mendadak dikantor, aku mungkin tidak bisa pergi, jika besok kamu tidak pulang, aku bisa menyuruh pembantu untuk mengantarkan Dyson untuk pergi mencarimu.” Jawab Clarice, suara dari sisi sana sangatlah tenang, suaranya sangatlah jelas.
Tangan Lewis memegang erat telepon tanpa sadar, dahinya penuh dengan kerutan, nada bicaranya menjadi berat, serasa memerintah, “Beritahu aku, dimana kamu, aku segera pergi.”
“Tidak perlu, aku masih sedang sibuk, besok saja baru hubungi lagi.” Seusai berkata Clarice mengakhiri panggilan tanpa menunggu balasan Lewis.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroInnocent Kid
FellaIstri Yang Sombong
JessicaDon't say goodbye
Dessy PutriUnplanned Marriage
MargeryCinta Tapi Diam-Diam
RossieWaiting For Love×
- Bab 1 Pernikahan Ini, Membuat Dia Merasa Lelah
- Bab 2 Kecerdasan Yang Kelihatan Bodoh, Wanita Harus Lebih Simpel Agar Lebih Lucu
- Bab 3 Jika Silap, Dia Akan Dihancurkan
- Bab 4 Ayah Berkata Jika Aku Pemberian Dari Bonus Pengisian Pulsa
- Bab 5 Clarice Lu Bertemu Dengan Orang Yang Sulit Untuk Didekati
- Bab 6 Cinta Pertamanya, Hanya Tersisa Sebuah Mimpi Yang Cukup Mengerikan
- Bab 7 Clarice Lu Yang Merinding
- Bab 8 Kenapa Pelakor Sekarang Begitu Percaya Diri ?
- Bab 9 Apakah Hari Ini Adalah Hari Kesialan?
- Bab 10 Takut Pada Cowok Yang Hanya Ditemui 2 Kali
- Bab 11 Dari Ukuran B Menjadi F, Apakah Direktur Clarice Lu Berbohong Secara Sengaja ?
- Bab 12 Jangan Sentuh Clarice, Bahkan Satu Jari Saja Tidak Boleh
- Bab 13 Berkelahi Sekali, Langsung Terkenal
- Bab 14 Sangatlah Sulit Untuk Menjumpai Orang Yang Tidak Memamerkan Kekayaan Di Masa Ini
- Bab 15 Anehnya, Wajah Wanita Ini Tidak Simetris
- Bab 16 Tindakan yang Paling Memuaskan Dia Selama Tiga Tahun Ini
- Bab 17 Apakah Kamu Itu Kura-kura Ninja?
- Bab 18 Tidak Semua Imbalan Bisa Diukur dengan Uang
- Bab 19 Pria Itu Bagaikan Seekor Cheetah Yang Memantau Mangsanya Dari Kegelapan
- Bab 20 Aku Tidak Seperti Wanita Lain Yang Mudah Dikejar
- Bab 21 Clarice Lu adalah Seorang Yang Tak Akan Mati Jika Tidal Berada Di Sungai Huang
- Bab 22 Lewis Tang Tidak Pernah Memaksa Wanita untuk Melakukan Hal Apapun
- Bab 23 Pemandangan Indah Ini Seperti Lukisan Cat Minyak Yang Diam
- Bab 24 Bagaimana Anda Akan Berterima Kasih Kepada Saya?
- Bab 25 Ekor Rubah Akhirnya Terungkap.
- Bab 26 Vanesssa Bai, Fiancee Dengan Kecerdasan Yang Kelihatan Bodoh
- Bab 27 Tidak Ada Angin Maka Tidak Ada Ombak
- Bab 28 CEO Tang Mempersilahkanmu Menemuinya
- Bab 29 Kamu Menjijikan Sekali
- Bab 30 Jangan Terus Menyebut Anak Haram
- Bab 31 Sepertinya Kamu Sangat Takut Padaku
- Bab 32 Ibu mertua Saya Menganggap Pelakor Sebagai Tamu Kehormatan
- Bab 33 Kehidupan Yang Murni
- Bab 34 Tidak Menyangka Pesisiran Boulevard Menjadi Industri Lewis Tang
- Bab 35 Rasa Yang Menarik
- Bab 36 Perasaan Yang Tidak Bisa Dikontrol
- Bab 37 Bahu David Luo Adalah Untuk Wanita Lain
- Bab 38 Tidak Ada Hubungannya Dengan Perasaan, Dia Membuatku Merasa Berbahaya
- Bab 39 Nenek Fang Mencari Masalah Lagi
- Bab 40 Jika Hati Saja Sudah Tidak Bisa Diterima Olehnya, Apalagi Berhubungan Dengannya
- Bab 41 Kamu Kira Apa Yang Bisa Kamu Sembunyikan?
- Bab 42 Dyson Sakit
- Bab 43 Bagaimana Jika Aku Sudah Menyentuhnya?
- Bab 44 Kakak Lee
- Bab 45 Clarice Lu Adalah Wanita Yang Mengutamakan Uang Daripada Nyawanya
- Bab 46 Aroma Asap
- Bab 47 Tidak Ada Status Nama
- Bab 48 Pilihlah Salah Satu Diantara Aku Dan Dia
- Bab 49 CEO Tang Mengatakan: Tidak Kebetulan, Aku Sedang Menunggumu
- Bab 50 Untuk Apa Menghindar, Aku Tidak Akan Memakanmu
- Bab 51 Gadis Seumur Kamu, Sebaiknya Jangan Mencari Masalah
- Bab 52 Sudah Sampai Mana Perkembanganmu Dengan Lewis Tang?
- Bab 53 Maksudmu Kamu Hanya Main-Main Saja Dengan Dia?
- Bab 54 Masih Tidak Tahu Apakah Api Cinta Masih Bisa Atau Tidak
- Bab 55 Kalau Ingin Meninggalkan Seorang Pria, Isilah Perutmu dengan Darah Dagingnya Terlebih Dahulu
- Bab 56 Seorang Pria Tidak Mungkin Bersikap Baik Kepada Seorang Wanita Tanpa Alasan Tertentu
- Bab 57 Kalian Tidak Tahu Malu, Saya Sangat Risih
- Bab 58 Sakitnya Sama Seperti Ditampar Dengan Keras
- Bab 59 Clarice Lu Tidak Berani Bergerak, Jantungnya Tiba-Tiba Berdebar Kencang
- Episode 60 Dia Mengerti Prinsip Tergesa-gesa Tidak Membawa Kesuksesan
- Bab 61 Lee Pernah Datang
- Bab 62 Aku Masih Mengerti Prinsip Balas Budi.
- Bab 63 Ibu Dyson Pernah Berkata Kepadaku, Bahwa Aku Adalah Mampunya
- Bab 64 Rahasia Yang Tidak Mau Di Bicarakan Oleh Orang-orang
- Bab 65 Jasmine Sudah mengandung 4 Bulan, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?(1)
- Bab 65 Jasmine Sudah Mengandung 4 Bulan, Apa Yang Akan Kamu Lakukan (2)
- Bab 66 Dia Ingin Menunggu Mama Dyson Kembali (1)
- Bab 66 Dia Ingin Menunggu Mama Dyson Kembali (2)
- Chapter 67 Clarice Lu Semula Juga Pernah Mengandung Anak Dari Pria Lain (1)
- ga pernahChapter 67 Clarice Lu Semula Ju Mengandung Anak Dari Pria Lain (2)
- Chapter 68 Lewis Tang Mengakui Bahwa Dirinya Selalu Memiliki Maksud Lain Terhadap Wanita Itu (1)
- Chapter 68 Lewis Tang Mengakui Bahwa Dirinya Selalu Memiliki Maksud Lain Terhadap Wanita Itu (2)
- Bab 69 Hal Yang Disukai Lewis Tang Baginya Tidak Terlalu Sulit Untuk Diketahui (1)
- Bab 69 Hal Yang Disukai Lewis Tang Baginya Tidak Terlalu Sulit Untuk Diketahui (2)
- Bab 70 David Luo Tidak Tahu Malu, Tetapi Aku Masih Tahu Malu(1)
- Bab 70 David Luo Tidak Tahu Malu, Tetapi Aku Masih Tahu Malu(2)
- Bab 71 Dia Ingin Uang, Ingin Kekuasaan, Banyak Hal Yang Dia Inginkan (1)
- Bab 71 Dia Ingin Uang, Ingin Kekuasaan, Banyak Hal Yang Dia Inginkan (2)
- Bab 72 Harimau Liar Yang Telah Dijinakkan (1)
- Bab 72 Harimau Liar Yang Telah Dijinakkan (2)
- Bab 73 Apakah Benar Ingin Menjadi Ibu Tiri Untuk Anak Orang Lain? (1)
- Bab 73 Apakah Benar Ingin Menjadi Ibu Tiri Untuk Anak Orang Lain? (2)
- Bab 74 Aku Selalu Ingat, Kamu Yang Pelupa (1)
- Bab 74 Aku Selalu Ingat, Kamu Yang Pelupa (2)
- Bab 75 Malam Ini Tinggalkan Dia Disini, Aku Akan Membebaskan Kamu (1)
- Bab 75 Malam Ini Tinggalkan Dia Disini, Aku Akan Membebaskan Kamu (2)
- Bab 76 Pertemuan Mereka Bukanlah Kesalahannya(1)
- Bab 76 Pertemuan Mereka Bukanlah Kesalahannya(2)
- Bab 77 Aku Bersedia Memberikannya Jika Kamu Menginginkannya (1)
- Bab 77 Aku Bersedia Memberikannya Jika Kamu Menginginkannya (2)
- Bab 78 Ada Baiknya Jika Menyimpan Akta Nikah Kosong (1)
- Bab 78 Ada Baiknya Jika Menyimpan Akta Nikah Kosong.
- Bab 79 Aku Tidak Percaya Pada Kata-Kata Manis, Aku Percaya Pada Penderitaan (1)
- Bab 79 Aku Tidak Percaya Pada Kata-Kata Manis, Aku Percaya Pada Penderitaan(2)
- Bab 80 Selamat Malam, Clarice (1)
- Bab 80 Selamat Malam, Clarice (2)
- Bab 81 Dia Tidak Akan Percaya Bahwa Dia Akan Kembali Seperti Semula (1)
- Bab 81 Dia Tidak Akan Percaya Bahwa Dia Akan Kembali Seperti Semula (2)
- Bab 82 Permainan Baru Di Mulai, Harus Bermain Perlahan Biar Mengasyikkan (1)
- Bab 82 Permainan Baru Di Mulai, Harus Bermain Perlahan Biar Mengasyikkan (2)
- Bab 83 Wanitanya Di Permainkan, Perasaannya Tentu Tidak Baik (1)
- Bab 83 Wanitanya Telah Dipermainkan, Perasannya Tentu Tidak Bagus (2)
- Bab 84 Walaupun Dia Bercerai, Dia Tetap Tidak Pantas Untuk Lewis Tang (1)
- Bab 84 Walaupun Dia Bercerai, Dia Tetap Tidak Pantas Untuk Lewis Tang (2)
- Chapter 85 Jangan-jangan Kamu Tidak Pernah Berpikir Untuk Membalas Hutang Budimu Padaku (1)
- Chapter 85 Jangan-jangan Kamu Tidak Pernah Berpikir Untuk Membalas Hutang Budimu Padaku (2)
- Chapter 86 Apa kamu bersedia menerima godaanku? (1)
- Chapter 86 Apa kamu bersedia menerima godaanku? (2)
- Chapter 87 Dirimu Bukanlah Milik David Luo, Melainkan Milikmu Sendiri (1)
- Chapter 87 Dirimu Bukanlah Milik David Luo, Melainkan Milikmu Sendiri (2)
- Chapter 87 Ternyata Ini Maksud Perkataan Lewis Tang Tidak Bisa Tidur (1)
- Chapter 88 Ternyata Ini Maksud Perkataan Lewis Tang Tidak Bisa Tidur (2)
- Chapter 89 Jantungmu Berdetak Cepat Sekali (1)
- Chapter 89 Jantungmu Berdetak Cepat Sekali (2)
- Bab 90 Gugatan Cerai Tujuh Ratus Juta (1)
- Bab 90 Gugatan Cerai Tujuh Ratus Juta (2)
- Bab 91 Kamu Juga Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa Dengan Pria Itu (1)
- Bab 91 Kamu Juga Tidak Bisa Berbuat Apa-Apa Dengan Pria Itu (2)
- Bab 92 Dia Merasa Bahwa Lewis Terlihat Sedikit Berbeda (1)
- Bab 92 Dia Merasa Bahwa Lewis Terlihat Sedikit Berbeda
- Bab 93 Ini Permintaan, Aku Akan Mengembalikannya Kepadamu Nanti (1)
- Bab 93 Ini Permintaan, Aku Akan Mengembalikannya Nanti(2)
- Chapter 94 Bukankah Kamu Cukup Cerdas, Jangan-Jangan Masih Tidak Tahu? (2)
- Chapter 94 Bukankah Kamu Cukup Cerdas, Jangan-Jangan Masih Tidak Tahu? (2)
- Chapter 95 Ingin Tidak Berdarah Itu Susah (1)
- Chapter 95 Ingin Tidak Berdarah Itu Susah (2)
- Bab 96 Dari Awal Sudah Memainkan Tipuan Murahan Yang Tersisa (1)
- Bab 96 Dari Awal Sudah Memainkan Tipuan Murahan Yang Tersisa (2)
- Bab 97 Membunuhku Untuk Membayar Nyawa Anakmu? (1)
- Bab 97 Membunuhku Untuk Membayar Nyawa Anakmu? (2)
- Bab 96 Mereka Tidak Pernah Tidur Bersama (1)
- Bab 96 Mereka Tidak Pernah Tidur Bersama (2)
- Bab 99 Banyak Wanita Yang Ingin Menjadi Ibu Dari Anak Lewis (1)
- Bab 99 Banyak Wanita Yang Ingin Menjadi Ibu Dari Anak Lewis (2)
- Bab 100 Biarkan Dia 'Berbakti' Kepada Jasmine Man (1)
- Bab 100 Tetap Biarkan Jasmine Man Bertanggung Jawab (2)
- Bab 101 Beristirahatalah Beberapa Hari, Semua Akan Berjalan Seperti Biasa(1)
- Bab 101 Beristirahatalah Beberapa Hari, Semua Akan Berjalan Seperti Biasa (2)
- Bab 102 Lebih Tidak Nyaman daripada Dibunuh (2)
- Bab 102 Lebih Tidak Nyaman daripada Dibunuh (2)
- Bab 103 Cara Jasmine Man Adalah Yang Tergampang dan Utuh (1)
- Bab 103 Cara Jasmine Man Adalah Yang Tergampang dan Utuh (2)
- Chapter 104 Sudah Terlalu Lama Tidak Digunakan, Benda Itu Tidak Berfungsi Dengan Baik Lagi Kan (1)
- Chapter 104 Sudah Terlalu Lama Tidak Digunakan, Benda Itu Tidak Berfungsi Dengan Baik Lagi Kan (2)
- Chapter 105 Aku Hanya Sedikit Merindukanmu (1)
- Chapter 105 Aku Hanya Sedikit Merindukanmu (2)
- Chapter 106 Tidak Sabar Lagi (1)
- Chapter 106 Tidak Sabar Lagi (2)
- Chapter 107 Seperti Dugaan, Semuanya Licik dan Penuh Tipu Muslihat (1)
- Chapter 107 Seperti Dugaan, Semuanya Licik dan Penuh Tipu Muslihat (2)
- Chapter 108 Aku Menginginkannya, Tapi Tidak Sekarang (1)
- Chapter 108 Aku Menginginkannya, Tapi Tidak Sekarang (2)
- Bab 109 Tidak Perlu Minta Maaf, Aku Juga Tidak Rugi(1)
- Bab 109 Tidak Perlu Minta Maaf, Aku Juga Tidak Rugi(2)
- Bab 110 Terlalu Banyak Drama, Tidak Bisa Membedakan Yang Palsu Dan Yang Asli (1)
- Bab 110 Terlalu Banyak Drama, Tidak Bisa Membedakan Yang Palsu Dan Yang Asli (2)
- Bab 111 Keluar Jalur, Tidak Bisa Menahan Lagi (1)
- Bab 111 Keluar Jalur, Tidak Bisa Menahan Lagi(2)
- Bab 112 Dia Dilahirkan Untuk Ditahan Oleh Pria (1)
- Bab 112 Dia Dilahirkan Untuk Ditahan Oleh Pria (2)
- Bab 113 Rumah (1)
- Bab 113 Rumah (2)
- Bab 114 Membodohi Diri Sendiri (1)
- Bab 114 Membodohi Diri Sendiri (2)
- Bab 115 Orang Asing Yang Memiliki Hubungan Darah (1)
- Bab 115 Orang Asing Yang Memiliki Hubungan Darah (2)
- Bab 116 Kenali Dengan Jelas Identitas Kamu Sendiri (1)
- Bab 116 Kenali Dengan Jelas Identitas Kamu Sendiri (2)
- Bab 117 Seperti Binatang Itu (1)
- Bab 117 Sungguh Mengerikan
- Bab 118 Pernikahan Ini Akhirnya Lenyap Ditiup Angin (1)
- Bab 118 Pernikahan Ini Akhirnya Lenyap Ditiup Angin (2)
- Bab 119 Gigitan Kali Ini Sangat Sakit (1)
- Bab 119 Gigitan Kali Ini Sangat Sakit (2)
- Chapter 120 Aku Bisa Terbiasa Denganmu, Juga Bisa Mengganti Dirimu (1)
- Chapter 120 Aku Bisa Terbiasa Denganmu, Juga Bisa Mengganti Dirimu (2)
- Chapter 121 Tusukkan Itu Belum Dalam, Tidak Begitu Sakit Ketika Dicabut
- Chapter 122 Tidak Bagus Memiliki Inisiatif yang Berlebihan
- Chapter 123 Mungkin Telah Terjadi Sesuatu Dengan Clarice……
- Chapter 124 Menerima Kabar yang Pasti
- Chapter 125 Harusnya Dari Awal Kamu Sudah Carikan Mama Untuk Dyson
- Chapter 126 Dia Merasa Antara Dirinya dan Lewis Tang, Sudah Seharusnya Ada Sebuah Akhir
- Chapter 127 Tujuan Clarice Lu Datang Adalah Untuk Melunasi Hutang Dengan Dirinya
- Bab 128 Iya, Sangat Cinta (1)
- Bab 128 Iya, Sangat Cinta (2)
- Bab 129 Sudah Rindu Kamu (1)
- Bab 129 Sudah Rindu Kamu (2)
- Chapter 130 Kamu Dulu Juga Seperti Ini Berhubungan Dengan Mamanya Dyson?
- Bab 131 Clarice Lu Anak Baik
- Bab 132 Terjebak Di Tempat Tidur Adalah Hal Yang Tidak Bisa Dijelaskan Lagi
- Bab 133 Ingin Orang Atau Ingin Mobil
- Bab 134 Apakah Dia Adalah Permen Susu?
- Bab 135 Dia Tidak Bisa Tertipu
- Bab 136 Apakah Karena Kamu Pernah Tidur Denganku? (1)
- Bab 136 Apakah Karena Kamu Pernah Tidur Denganku? (2)
- Bab 137 Kalau tidak, Kamu Terima Aku Saja? (1)
- Bab 137 Kalau tidak, Kamu Terima Aku Saja? (2)
- Bab 138 Saat Itu Memilih Untuk Melepaskan
- Bab 139 Tidak Meninggalkan Istri Yang Setia Menemani
- Bab 140 Tidak Ada Pemenang Dalam Pertempuran Ini
- Bab 141 Ibunya, Dulu Adalah Kekasih Ayahku
- Bab 142 Kakak Cantik, Apakah Kamu Adalah Ibuku?
- Bab 143 Hanya Mereka Yang Memiliki Kelemahan Yang Rentan Terhadap Pengaruh Jahat (1)
- Bab 143 Hanya Mereka Yang Memiliki Kelemahan Yang Rentan Terhadap Pengaruh Jahat (2)
- Bab 144 Menghancurkan Takdir Pernikahan Kamu Yang Baik (1)
- Bab 144 Merusak Nasib Pernikahanmu Yang Baik (2)
- Bab 145 Seorang Pria Yang Dari Tubuh Sampai Ke Hatinya Hanya Milik Dia Seorang
- Bab 146 Maka Berpisahlah, Kebetulan Aku Juga Sudah Lelah
- Bab 147 Bahkan Jika Mati, Kamu Juga Harus Dikubur Bersama Denganku (1)
- Bab 147 Bahkan Jika Mati, Kamu Juga Harus Dikubur Bersama Denganku (2)
- Bab 148 Yang Aku Inginkan Bukan Sementara Waktu, Tapi Selamanya (1)
- Bab 148 Yang Aku Inginkan Bukan Sementara Waktu, Tapi Selamanya (2)
- Bab 149 Aku Bersedia Walaupun Dia Telah Kotor
- Bab 150 Pria Tidak Tahu Malu Di Dalam Keluarga Lu Satu Pun Sudah Cukup
- Bab 151 Yang Aku Punya Untukmu Adalah Kesabaran
- Bab 152 Aku Tidak Ingin Berbicara Dengan Orang Yang Tidak Rasional
- Bab 153 Selamat, Kamu Telah Menjadi Pengecualianku
- Bab 154 Kebaikan Adalah Kebaikan, Cinta Adalah Cinta
- Bab 155 Perasaan Memiliki Keluarga
- Bab 156 Lewis Tang, Kamu Kedatangan Tamu
- Bab 157 Aku Juga Bukan Tuhan (1)
- Bab 157 Aku Juga Bukan Tuhan (2)
- Chapter 158 Sifat Keras Kepala yang Mendarah Daging (1)
- Chapter 158 Sifat Keras Kepala yang Mendarah Daging (2)
- Chapter 159 Lewis Tang Bisa Melakukan Apa Saja Untuk Clarice Lu
- Chapter 160 Orang yang Meninggal di Dalam Penjara
- Chapter 161 Cadangan Yang Menyedihkan
- Chapter 162 Akhir yang Mengenaskan
- Chapter 163 Tidur Sambil Memelukku
- Chapter 164 Aku Mengira Dirinya Adalah Dirimu
- Chapter 165 Apa Keuntungan yang Bisa Aku Dapatkan?
- Bab 166 Tidak Sakit, Tetapi Sudah Hamil
- Bab 167 Ingin Membunuhmu Sekarang
- Bab 168 Secara Resmi Bertemu Keluarganya
- Bab 169 Tidak Menduga Bahwa Dia Adalah Suamimu
- Bab 170 Orang Lain Semua Juga Tidak Boleh
- Chapter 171 Clarice Lu Adalah Ibu Kandung Dyson
- Chapter 172 Apa Kamu Rela Berkorban Untukku?
- Chapter 173 Hanya Ada Kamu Sendiri yang Mempermalukan Dirimu
- Bab 174 Dia Sedang Mengalami Cinta Yang Tidak Terbalas (1)
- Bab 174 Dia Sedang Mengalami Cinta Yang Tak Terbalas (2)
- Bab 175 Lewis Tang Tidak Kembali Selama Semalaman (1)
- Bab 175 Lewis Tang Tidak Kembali Selama Semalaman (2)
- Chapter 176 CEO Tang Menemani Kekasih Misteriusnya Melakukan Pemeriksaan Kandungan
- Bab 177 Aku Yang Berhutang Padanya
- Bab 178 Aku Betanggung Jawab Untuk Mencintaimu, Kamu Bertanggung Jawab Untuk Mempercayaiku
- Bab 179 Suka Kepada Seseroang Berarti Harus Bersikap Baik Kepadanya, Logika Apa Ini!
- Bab 180 Aku Ini, Memiliki Fobia Terhadap Kekotoran
- Bab 181 Dia Boleh Hidup Bersama Siapapun, Hanya Saja Jangan Lewis Tang (1)
- Bab 181 Kamu Boleh Bersama Siapapun, Hanya Saja Jangan Lewis Tang (2)
- Bab 182 Memiliki Kebencian Yang Mendalam
- Bab 183 Memilih Pria itu? Atau Kakakmu?
- Bab 184 Clarice Lu, Ayo Kita Melarikan Diri
- Bab 185 Aku Belum Menikahimu, Bagaimana Aku Bisa Mati Seperti Itu
- Bab 186 Cepat Kembali, Aku Menunggumu
- Bab 187 Apa Yang Sebenarnya Telah Dia Lupakan
- Bab 188 Ingatannya Telah Kembali
- Bab 189 Membuka Ingatan Yang Sudah Lama Terlupakan
- Bab 190 Clarice Lu, Kamu Harus Tetap Semangat
- Bab 191 Ciuman Pertama
- Bab 192 Clarice Lu, Aku Sudah Menyatakan Dengan Jelas
- Bab 193 Penindasan Seperti Apa Itu
- Bab 194 Kekuatanku Tidak Sebagus Yang Kamu Pikirkan
- Chapter 195 Perjuangan Cinta (1)
- Chapter 195 Perjuangan Cinta (2)
- Chapter 196 Bukan Karena Kamu Tidak Baik, Tetapi Aku Sudah Bosan
- Chapter 197 Clarice Lu, Tolong Beri Dirimu Sedikit Martabat
- Bab 198 Lupakan Lewis Tang, Mulailah Hidup Baru
- Bab 199 Lewis Tang, Selamat, Kamu Menang
- Bab 200 Clarice Lu, jangan katakan ini di hadapan anak
- Bab 201 Jika Terlalu Banyak Menggunakan Rencana Melukai Diri Sendiri, Maka Akan Menjadi Sangat Tidak Berarti
- Bab 202 Jangan Berlebihan Dalam Melakukan Berbagai Hal
- Bab 203 Tidak Ada Yang Mengerti Betapa Menderitanya Dia
- Bab 204 Hari Yang Sama, Dia Kehilangan Cita-Cita Dan Cintanya
- Bab 205 Bertahanlah Untuk Tidak Pergi, Bertahan Juga Harus Pergi.
- Bab 206 Lebih Parah Daripada Anjing
- Bab 207 Selamat Kamu Sudah Menjadi Seorang Ayah(1)
- Bab 207 Selamat Kamu Sudah Menjadi Seorang Ayah(2)
- Chapter 209 Dia Mengasihi Wanita Itu, Benar-Benar Mengasihinya Dengan Dalam (1)
- Chapter 209 Dia Mengasihi Wanita Itu, Benar-Benar Mengasihinya Dengan Dalam (2)
- Chapter 210 Aku Melepaskanmu, Kamu Juga Jangan Terus Menyiksa Dirimu Sendiri
- Chapter 211 Aku Tidak Menginginkannya
- Chapter 212 Akhirnya, Semuanya Sudah Berakhir
- Chapter 213 Pelukkan Dan Kehangatan Tubuh Pria Itu Adalah Sumber Penghangat Pribadinya
- Bab 214 Kita Melupakan Masa Lalu, Kemudian Memulai Lagi Dari Awal
- Bab 215 Lewis Tang, Anak Kita Sudah Tiada
- Bab 216 Mengapa Kamu Meninggalkan Aku Sendirian Di Rumah Sakit?
- Bab 217 Bisa-bisanya Dia Menganggap Jika Hal Ini Tidak Pernah Terjadi
- Chapter 218 Kadang Kala, Jarak Bisa Menyembuhkan Rasa Sakit Hati
- Chapter 219 Baik Aku Maupun Dirinya, Sama-sama Tidak Akan Pernah Merasa Bahagia
- Chapter 220 Jangan Disentuh, Jika Tidak Kamu Akan Merasakan Akibatnya
- Chapter 221 Jangan Takut, Ada Aku Di Sini
- Chapter 222 Baik Dulu, Maupun Sekarang, Aku Sangat Merindukan Dirimu
- Bab 223 Aku Tidak Ingin Melepaskanmu, Juga Tidak Mampu Melakukannya
- Bab 224 Sayangnya Itu Bukan Kamu
- Bab 225 Tampak Sedih Tetapi Tidak Memperlihatkannya
- BAB 226 Bukankah Dia Adalah Orang Yang Kamu Cintai?
- Bab 227 Ketika Hati Nurani Ditemukan
- Bab 228 Orang Yang Dia Tunggu Adalah Carol, Lalu Dia Hitungannya Apa?
- Bab 229 Menikahimu Setidaknya Tidak Perlu Berjuang 20 Tahun
- Bab 230 Clarice, Kamu Tidak Akan Tahu Kapan Kamu Akan Dijual
- Bab 231 Mungkin Semakin Dijelaskan Semakin Tidak Jelas
- Bab 232 Kamu Adalah Seorang Kekasih Gelap
- Bab233 Saat Keadaan Tidak Jelas Bercampur Dengan Kejadian Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 234 Pernikahan Yang Setara
- Bab 235 Cinta Pada Dasarnya Egois
- Bab236 Membosankan + Membakar Uang
- Bab 237 Perlengkapan Yang Terlalu Asal-asalan
- Bab 238 Saling Menyiksa Hingga Rambut Beruban
- Bab 239 Ia Berencana Untuk Menunggu Seumur Hidup
- Bab 240 Clarice Lu, Kamu Tidak Bisa Terus Tidak Berperasaan
- Bab 241 Ini Sudah Cukup Walaupun Memang Sebuah Hukuman
- Bab 242 Jane Xia Meninggal Karena Penyakitnya
- Bab 243 Ia Tidak Akan Mengaku
- Bab 244 Ia Benar-Benar Sudah Kalah(1)
- Bab 244 Ia Benar-Benar Sudah Kalah(2)
- Bab 245 Dia Bersikap Pura-pura Tidak Mempedulikannya(1)
- Bab 245 Dia Bersikap Pura-pura Tidak Mempedulikannya(2)
- Bab 246 Mengulang Mimpi Yang Lama
- Bab 247 Jika Perasaan Masih Ada, Maka Cinta Tidak Akan Padam
- Bab 248 Tang's Corp. Berpindah Tangan
- Bab 249 Sesuatu Yang Dimiliki Keluarga Tang, David Luo Tidak Memiliki Hak Untuk Memilikinya
- Bab 250 Takdir Yang Sangat Buruk
- Bab 251 Sebenarnya Permainan Apa Yang Dimainkan David Luo?
- Bab 252 Jika Ada, Maka Itu Adalah Nyawaku
- Bab 253 Aku Akan Melewati Hujan Dan Badai Dengannya
- Bab 254 Rahasia Yang Tidak Pernah Diungkapkan Olehnya
- Bab 255 Clarice, Kapan Kamu Akan Menikahiku
- Bab 256 Melahirkan Seorang Anak Haram Lagi
- Bab 257 Perjanjian
- Bab 258 Saat Dia Memelukku, Dia Memanggil Namamu (1)
- Bab 258 Saat Dia Memelukku, Dia Memanggil Namamu (2)
- Bab 259 Suaminya Memiliki Sangat Banyak Wanita
- Bab 260 CEO Tang bukan serba bisa
- Bab 261 Jauhkan Diri Dari Para Cowok Single Itu
- Bab 262 Suamiku Punya Belas Kasihan
- Bab 263 Aku Malas Menyentuh Wanita Miliknya
- Bab 264 Setelah Kau Mati, Barulah Lewis Akan Menderita
- Bab 265 Mana Mungkin Aku Meninggalkanmu Sendirian
- Bab 266 Hidup di Dalam Pelukan Orang Lain pun Tak Apa
- Bab 267 Kalau Aku Binatang, Kau Apa?
- Bab 268 Menggunakan Cinta untuk Menyakiti Orang Lain
- Bab 269 Kamu Sekarang, Hanya Memberikan Sebuah Nama Kepadaku Saja
- Bab 270 Kamu Tidak Bisa Memberi Apa-apa Ke Aku Selain Uang
- Bab 271 Inspeksi Rutin Nyonya Tang
- Bab 272 Akulah Yang Tidak Bisa Hidup Tanpa Dirinya
- Bab 273 Siapa Yang Bisa Memprediksi Masa Depan
- Bab 274 Bahkan Memohongi Aku Saja Kamu Tidak Mau
- Chapter 275 Sekali Saja
- Bab 276 Langsung Berpisah Ketika Dia Berkata Ingin Pisah, Pernikahan Bukanlah Sebuah Permainan
- Bab 277 Clarice, Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 278 Cara Itu Memang Cukup Kejam
- Bab 279 Tidak Mungkin Kamu yang Melepaskan Kembang Api Itu Kan?
- Bab 280 Kembang Api di Siang Hari
- Bab 281 Bisa Hidup Dengan Penuh Harapan, Bukankah Itu Adalah Sebuah Berkat?
- Bab 282 Lewis Tang Mempersunting Seekor Panda Betina
- Bab 283 Lain Di Mulut, Lain Di Hati
- Bab 384 Seleramu Cukup Bagus
- Bab 285 Sudah di Berikan Kepada Wanitanya
- Bab 286 Sudah Hamil
- Bab 287 Patuh, Tahanlah
- Bab 288 Lain Kali Tidak Boleh Lagi
- Bab 289 Setelah Luka Sembuh, Rasa Sakit Pun Terlupakan
- Bab 290 Aku Masih Merasa Sedikit Tidak Rela
- Bab 291 Gambaran Yang Sempurna dan Bahagia
- Bab 292 Bertindak Lemah Untuk Diperlihatkan Pada Siapa?(1)
- Bab 292 Bertindak Lemah Untuk Diperlihatkan Pada Siapa?(2)
- Bab 293 Tidak Ada Jawaban (1)
- Bab 293 Tidak Ada Jawaban (2)
- Bab 294 Hubungan Yang Dekat
- Bab 295 Dia Membutuhkan Uang, Dan Juga Membutuhkan Peluang Kerja
- Bab 296 Seperti Perban Yang Tidak Bisa Dilepas
- Bab 297 Darimana Datangnya Rasa Percaya Dirimu
- Bab 296 Bagaimanapun, Dia Tidak Bisa Kabur Dari Genggamanku
- Bab 299 Elsa Mo Mendengar Dia Yang Sedang Memanggil Dirinya
- Bab 300 Siapa Yang Bisa Menjamin Masa Depan
- Bab 301 Rasanya Manis (1)
- Bab 301 Rasanya Manis (2)
- Bab 302 Mainan Pembangkit Kegembiraan Sementara
- Bab 303 Chris Lu Benar-benar Mempunyai Pemikiran Ingin Hidup Bersamanya Seumur Hidup
- Bab 304 Sekarang Masih Belum Menetapkan Hubungan
- Bab 305 Pisah Saja Kalau Kamu Tidak Puas Denganku
- Bab 306 Aku Akan Memperlakukanmu Seperti Anak Kecil
- Bab 307 Harga Yang Aku Tawarkan Pasti Jauh Lebih Tinggi Daripada Orang Lain
- Bab 308 Sepertinya Aku Akan Menikah
- Bab 309 Dia Menginginkan Anak Yang Berada Di Dalam Kandungannya
- Bab 310 Karma Baik Di Kehidupan Sebelumnya Tidak Cukup, Jadi Belum Bisa Berbuah
- Bab 311 Aku Sudah Bosan, Ingin Berpisah
- Bab 312 Menikah Dengan Siapapun Apa Bedanya
- Bab 313 Yang Dijodohkan Dengan Dia Adalah Ayah Dari Bayi Yang Ada Di Kandungannya
- Bab 314 Chris Lu, Aku Hamil
- Bab 315 Hentikan Niatmu Itu
- Bab 316 Dia Tidak Bisa Memberikannya Janji
- Bab 317 Memanfaatkan Orang Lain
- Bab 318 Seperti Orang Dari Dunia Lain Yang Telah Mengalami Banyak Hal
- Bab 319 Jika Aku Bilang Kamu Harus Enyah, Maka Kamu Harus Enyah
- Bab 320 Lebih Baik Mati Dari Pada Hidup Biasa-Biasa
- Bab 321 Bertahan Dalam Kejahatan Membuat Hancur Diri Sendiri
- Bab 322 Apakah Aku Yang Paling Bodoh
- Bab 323 Dia Sangat Hangat
- Bab 324 Bergantung Hidup Dengan Wanita Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 325 Aku Melakukan Kesalahan, Apakah Kamu Tidak Menginginkan Ku lagi
- Bab 326 Bayangan Elsa Mo
- Bab 327 Bulan Di Amerika Tidak Bulat
- Bab 328 Sahabat Seperjuangan Tidak Terpisahkan
- Bab 329 Diluar Dugaan Masih Ada Orang Yang Lebih Membenci Orang Ketiga Daripada Aku
- Bab 330 Aku Telah Merindukanmu
- Bab 331 Aku Masih Tetap Sama
- Bab 332 Kamu Telah Salah Menilaiku
- Bab 333 Siapa Yang Telah Melapor Polisi Dulu
- Bab 334 Melewati Masa Kritis
- Bab 335 Cerita Tambahan (1)
- Bab 335 Cerita Tambahan (2)