Waiting For Love - Chapter 164 Aku Mengira Dirinya Adalah Dirimu

“Kenapa, ada masalah?” Tanya Lewis Tang.

Clarice Lu menelan ludahnya, lalu mengangkat kepalanya dan melihat pria itu, “Itu, Lewis Tang,

Kita ganti mobil saja ya? Mobil ini sedikit terlihat berlebihan, terlalu menarik perhatian.”

“Menurutmu, yang mana dari mobilku yang tidak menarik perhatian? Lewis Tang mengangkat alisnya.

Mobil Range Rover yang biasa dikendarai pria itu memang terlihat biasa saja, tetapi pelat nomor yang tergantung dimobil itu, benar-benar mencolok. Clarice Lu masih berpikir untuk kembali dan menukar kuncinya, tetapi semua mobil di dalam garasi yang terpapar di depan matanya itu, semuannya adalah mobil mewah, menukarnya dengan mobil mana saja juga tidak jauh berbeda, hanya akan merepotkan dirinya sendiri.

Maka dari itu, pada akhirnya Clarice Lu mengendarai mobil Porche 911 yang mewah itu melewati jalanan kota. Dirinya langsung berhenti di lapangan parkir di bawah gedung kantor David Luo.

Clarice Lu mematikan mesin mobil itu dan menundukkan kepalanya, melihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya itu, masih pukul sembilan kurang, David Luo seharusnya belum sampai di kantor, dirinya hanya bisa menunggu

Alat pemutar CD di dalam mobil itu memutar sebuah CD lama, Clarice Lu menunggu sampai mati bosan, dirinya melihat-lihat hp sambil mendengarkan musik lama. Itu adalah ‘Right Here Waiting’ dalam versi bahasa inggris, bertahun-tahun telah berlalu, musik klasik masihlah musik klasik, benar-benar enak untuk didengar.

Ketika Clarice Lu sedang bermain sebuah game yang pernah diikutinya di dalam hpny, sebuah mobil Mercedes Bens hitam berkendara melewatinya, Clarice Lu mengenali pelat nomor mobil David Luo itu.

Mobil Mercedes Bens hitam itu berhenti di area parkiran khusus, David Luo turun dari kursi penumpang di belakang, lalu, mengikuti di belakangnya, adalah Felicia Lin yang berbalut pakaian kantor.

Wanita itu merangkul lengan David Luo dengan mesra, lalu berbisik di samping telinga pria itu, wajah David Luo hanya datar, berjalan ke arah lift.

Clarice Lu dengan panik membuka pintu dan turun dari mobil, sambil berteriak ke arah pria itu, "David Luo!"

Teriakannya tidak bisa dikatakan besar, tetapi lapangan parkir bawah tanah yang luas dan kosong itu sangat teramat sunyi, menyebabkan suara menjadi bergema, dan lagi, telinga David Luo tidak memiliki masalah, tentu saja bisa mendengar suaranya.

David Luo dan Felicia Lin refleks menoleh ke belakang, ketika melihat Clarice Lu yang berdiri tidak jauh dibelakang mereka itu, ekspresi mereka langsung berubah terkejut.

"Ternyata kamu, Clarice Lu." Felicia Lin langsung bersuara tanpa menunggu David Luo membuka mulutnya, ekspresi dan nada bicaranya seperti menunjukkan kewaspadaan wanita itu akan seorang musuh.

Clarice Lu merasa aneh dengan wanita itu yang menganggapnya sebagai musuh, dirinya tidak lebih dari mantan istri David Luo saja, yang berubah menjadi orang asing setelah bercerai. Kalau Felicia Lin ingin menyerang, yang seharusnya diserangnya itu adalah Castellia Lu, atau Jasmine Man. Satu sedang mengandung anak David Luo, satunya lagi adalah teman masa kecil David Luo.

Tetapi, Clarice Lu malas mempedulikan wanita itu, tujuan dia datang kesana hari itu adalah untuk membicarakan masalah Castellia Lu dengan David Luo, bukan untuk mencari masalah baru.

Dia bahkan tidak melirik sedikitpun ke arah Felicia Lin, sebaliknya dirinya langsung menghampiri David Luo, "Apa kamu ada waktu? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Pandangan mata David Luo terpaku ke arah Clarice Lu, setelah menatapnya untuk beberapa saat, pria itu barulah mengeluarkan hpnya, dan memberikan telepon kepada asisten pribadinya, "Batalkan rapat reguler pagi ini, beritahu masing-masing manajer dari setiap departemen untuk menunggu kabar pengumuman selanjutnya."

Setelah menutup telepon, pria itu berkata kepada Felicia Lin yang berada disampingnya itu, "Kamu pulang duluan."

"Ya." Balas Felicia Lin menganggukkan kepalanya, sambil menutup rapat mulutnya, sebelum pergi, wanita itu lagi-lagi melemparkan tatapan tajam kepada Clarice Lu.

Pintu Lift yang berada tidak jauh itu, terbuka dan tertutup, sosok Felicia Lin juga ikut menghilang.

David Luo memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana bahan itu, sepasang mata tajamnya melihat mobil Porsche 911 yang terparkir tidak jauh dari sana, sudut bibirnya refleks membentuk sebuah senyuman yang mencibir.

"Tentu saja berbeda setelah mengikuti Lewis Tang, sekarang sudah bisa mengendarai mobil balap."

Menghadapi sindiran pria itu, Clarice Lu hanya menutup rapat mulutnya, diam, tetapi alis cantiknya itu justru berkerut.

"Kalau kita tidak bercerai, apa yang diberikan Lewis Tang untukmu, aku juga bisa memberikannya." Ucap David Luo lagi.

Setelah mendengarnya, Clarice Lu hanya merasa perkataan itu sangat konyol. Dia yang lahir dalam Keluarga Lu, sejak kecil dia sudah menjalani hidup yang lebih dari cukup, apapun yang diinginkannya, dia akan memilikinya.

Dirinya mengikuti pria itu melewati hari-hari pahit selama bertahun-tahun, dan pada akhirnya, di dalam mata David Luo, dirinya tidak lebih dari seorang wanita yang gila harta.

"Benar, CEO Luo yang sekarang sudah tidak sama lagi dengan yang dulu. Tiga tahun menikah, dan aku bahkan tidak tahu kalau dirimu terus menyembunyikan hartamu. Kamu bilang, kalau aku pergi ke pengadilan dan menuntut agar mereka membagi ulang property pernikahan kita, semua yang dimiliki oleh CEO Luo sekarang ini, bukankah harus dibagi setengah untukku?"

Ucap Clarice Lu datar, dengan maksud bercanda. Tetapi ekspresi wajah David Luo justru berubah setelah mendengarnya.

Clarice tidak dapat menahan diri untuk menghela napas di dalam hatinya, pria seegois David Luo itu, masih sebegitu menganggap penting hal seperti harta benda yang bersifat duniawi.

"Kamu tidak perlu khawatir, aku datang kesini hari ini bukan karena menginginkan uangmu, kita pergi duduk di restoran teh di seberang saja, tempat ini bukanlah tempat yang tepat untuk berbicara."

David Luo mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu berjalan keluar dari lapangan parkir bawah tanah itu bersama Clarice Lu.

Ada sebuah restoran teh tepat diseberang kantor itu, dulunya, Clarice Lu sering membungkus sarapan pagi disana, pangsit udang dan beberapa makanan kecil dari restoran itu memiliki rasa yang lumayan.

Kedua orang itu memilih sebuah meja di sudut ruangan yang sepi dan terpencil untuk duduk, David Luo memanggil pelayan untuk membawakan mereka menu makanan, "Kamu pasti belum sarapan, ada masalah apa, kita bisa membicarakannya sambil makan."

Pekerjaan yang dimiliki Clarice Lu itu cukup berat, dia selalu merasa dirinya tidak memiliki jam tidur yang cukup, dia rela untuk tidak turun dari tempat tidurnya dan bermalas-malasan selama setengah jam, tetapi tidak rela untuk menghabiskan waktunya itu demi menyantap sarapan pagi. Maka dari itu, dia sering tidak sarapan di pagi hari, dan lagi, dia memiliki janji yang banyak dengan klien, jadi juga sering minum minuman beralkohol, karena itu, lambungnya bisa bermasalah.

Hanya saja jawaban Clarice Lu itu sedikit membuat dirinya terkejut, "Aku sudah makan." Jawab wanita itu.

David Luo mengangkat sudut bibir bawahnya dengan dingin, setelah ikut Lewis Tang, bahkan kebiasaan hidupnya ikut berubah. Dirinya langsung melempar menu makanan itu ke atas meja, mengeluarkan bunyi debuk yang keras, kemudian dengan kasar berkata kepada pelayan itu, "Dua cangkir kopi."

"Baiklah, mohon ditunggu pesanannya." Meskipun kelakuan David Luo itu kasar, tetapi pelayan itu tetap melayani dengan penuh sopan santun, setelah mengambil menu itu dan pergi, dia dengan cepat menyajikan dua cangkir kopi ke atas meja mereka, meskipun rasanya hanya pas-pasan.

Clarice Lu mengangkat cangkir itu dan menyesap satu teguk kopi, bingung harus bagaimana membuka mulut. Sampai-sampai David Luo membuka mulutnya terlebih dahulu, "Kalau kamu mencariku untuk membicarakan masalah Castellia Lu, kamu tidak perlu repot-repot membicarakannya lagi. Kesatu, aku tidak ingin membicarakannya, kedua, masalah ini tidak ada hubungan sama sekali dengan dirimu."

David Luo semudah itu menebak maksud hati Clarice Lu, benar-benar membuat Clarice Lu terkejut. Namun, itu juga seperti tidak ada yang aneh, ada masalah apa yang bisa dibicarakan selain masalah Castellia Lu ketika dirinya datang mencari David Luo?

Clarice langsung dibungkam oleh perkataan pria itu, dan tidak tahu harus bagaimana meneruskan topik pembicaraan mereka itu, sampai-sampai cangkir kopi yang didalam tangannya itu, diangkat salah, diletakkan juga salah.

Ada diam sejenak diantara mereka berdua, dirinya sudah datang kesana, tidak mungkin datang dengan percuma, hanya bisa memberanikan diri dan menyampaikan kata-katanya, "Apa yang kamu katakan itu tidak salah, masalahmu dan Castellia Lu itu tidak ada hubungannya denganku. Kamu anggap saja diriku sebagai orang yang suka ikut campur. Kandungan Castellia sudah empat bulan lebih, kata dokter, kalau sampai keguguran, dia mungkin tidak akan pernah bisa mengandung lagi seumur hidupnya."

"Itu masalah dia, tidak ada hubungannya denganku." Tanpa menunggu Clarice Lu menyelesaikan kalimatnya, David Luo langsung menyelanya. Ekspresi pria itu hanya datar, tetapi cara bicaranya dingin, dan tidak berperasaan.

Clarice Lu mengerutkan alisnya, dengan aneh merasa ada sesuatu yang dingin tiba-tiba naik dari telapak kakinya. Pria seperti David Luo itu, tidak hanya egois, tetapi juga tidak memiliki perasaan.

Diluar pikirannya, dirinya tiba-tiba melewati waktu tiga tahun bersama seseorang seperti itu, dipikir lagi sekarang, benar-benar mengerikan.

Tidak salah yang dikatakan oleh David Luo itu, ada hubungan apa antara bisa tidak bisanya Castellia Lu mengandung di masa yang akan datang dengan pria itu? Kalau dirinya menginginkan anak, banyak wanita yang bisa melahirkannya untuknya. Kalau Keluarga Liang masih berlinangan harta, atau kekayaan Keluarga Lu tidak jatuh ke dalam tangan Chris Lu, David Luo lebih kurang masih bisa mempertimbangkannya untuk sementara waktu, tetapi sekarang, Castellia Lu tidak memiliki apapun untuk dirinya bersandar, kalau akhirnya ditendang, juga tidak ada yang salah dengan itu.

Kalau ada.yang ingin disalahkan, salahkan wanita itu tidak mengenal orang dengan baik, luka di atas kaki itu adalah akibat dari berjalan dijalan yang dipilihnya sendiri, bagaimana bisa menyalahkan orang lain?

"Baiklah, katakan saja dirimu tidak cocok dengan Castellia Lu, kamu masih harus memikirkan anak didalam kandungannya, anak itu juga adalah anakmu. Janin yang berumur empat bulan itu bahkan sudah bisa bergerak."

Berbicara mengenai semua itu, Clarice Lu hanya berharap David Luo masih bisa memiliki sedikit rasa kemanusiaan. Bukankah pepatah mengatakan seekor harimau lapar pun tidak akan memakan anaknya sendiri?

Tetapi David Luo jelas membuat dirinya kecewa, pria itu tidak peduli sama sekali terhadap Castellia Lu, dan lebih tidak ingin lagi untuk wanita itu melahirkan anak untuknya. Benar-benat tidak ada sedikit pun berbicara perasaan.

Menghadapi hal itu, Clarice Lu benar-benar kehabisan kata-kata. Dirinya kemudian mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari dalam dompetnya dan meletakkannya di atas meja, kemudian mengambil tas tangannya dan bersiap pergi dari tempat itu, tetapi David Luo malah mencengkram lengannya.

"Kamu sudah selesai dengan perkataanmu? Kalau begitu, sekarang bukannya giliranku untuk berbicara?"

Clarice Lu tidak tertarik dengan apa yang ingin dibicarakan oleh pria itu, tetapi tangan David Luo itu justru menggenggam erat pergelangan tangannya yang kecil itu, semakin dirinya berusaha melepaskannya, semakin erat genggaman tangan pria itu, Clarice Lu tidak memiliki pilihan lain, dirinya hanya bisa kembali duduk di atas tempat duduknya tadi.

"Sudah bisa lepaskan aku sekarang?"

David.Luo melepaskan genggaman tangannya, lalu dengan acuh tidak acuh mengangkat cangkir diatas meja itu, setelah menelan dua tegukkan kopi, pria itu baru berkata dengan pelan, "Hubunganku dengan Castellia Lu itu hanya berupa sebuah kesalahan, aku terlalu banyak minum, kemudian dia sendiri yang naik ke atas tempat tidurku, sementara diriku, mengira dirinya sebagai dirimu."

Clarice Lu melihat pria tampan dan dingin di hadapannya itu, kemudian dahi cantiknya semakin lama semakin berkerut. Alasan melakukan perbuatan buruk karena mabuk benar-benar sudah terlalu sering digunakan oleh seorang pria, dia hanya tidak menyukai masalah itu dikait-kaitkan dengan dirinya.

David Luo memikirkan hal lain, tetapi justru melakukannya dengan Castellia Lu, memikirkan hal itu membuat Clarice Lu merasa jijik.

Dirinya menutup rapat mulutnya, pandangan mata yang menatap David Luo itu semakin mendingin.

Namun David Luo justru tertawa dan melanjutkan perkataannya, "Clarice, apa kamu tahu mengapa aku tidak pernah menyentuh dirimu setelah kita menikah?"

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu