Waiting For Love - Bab 29 Kamu Menjijikan Sekali

Sampai saat ini, Clarice masih mengingat pada saat malam hujan itu, David berdiri di luar pintu kamarnya dengan basah kuyup, air pun mengalir dari tubuhnya, dan suara tetesan air terdengar seperti sedang mengetuk hati Clarice.

Clarice berdiri di pintu dan menatapnya dengan bingung, "Kamu ngapain datang lagi? Aku rasa aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas. David apakah kamu benar-benar ingin bersama dengan seorang wanita yang telah ditinggalkan oleh pria lain dan yang pernah keguguran? "

Namun, sebelum dia selesai berbicara, David tiba-tiba memeluknya dengan erat, bibirnya menempel di telinganya, dan berkata dengan sedih, "Clarice aku tidak peduli, menikahlah denganku."

......

Tiba-tiba angin kuat berhembus dari luar jendela, dan hujan lebat ini seperti malam tahun itu. Hanya saja waktu telah berlalu dan semuanya telah hilang.

Clarice menghela nafas dan berbalik, tetapi dia menemukan bahwa David telah kembali tanpa dia sadari sedang duduk di sofa di ruang tamu. Tatapannya sedikit kabur. Dia bisa mencium bau alkohol yang berat dari kejauhan.

Clarice tanpa sadar mengerutkan kening dan bertanya dengan dingin "Kenapa kamu tidak berbicara ketika kamu kembali."

David bergegas meruncingkan bibirnya dan menyalakan sebatang rokok, dalam rumah itu dipenuhi asap tebal,dengan tertegun berkata "Apa aku perlu melaporkan padamu setelah kembali ke rumah?"

Perkataannya membuat atmosfer sementara canggung seperti sedang bermusuhan. Clarice tidak tahu apakah dia marah di luar dan tidak ada tempat baginya untuk melepaskan amarah tersebut, tapi dia tidak ingin menjadi tempat pelepasan amarah, jadi dia sedikit mengubah nada bicaranya, "Apa yang kamu inginkan menyuruhku kembali?"

“Aku membiarkan istriku sendiri pulang, seharusnya tidak perlu alasan.” David mengibaskan rokok di ujung jarinya dengan sedikit kekuatan,yang membuat asap tersebut ditembakkan di luar asbak, tersebar di meja kopi putih dan terlihat sangat mendadak.

Setiap perkataannya seperti sedang ingin menelannya, sangat jelas dia ingin mencari pertengkaran.Claric barusan menghadapi Lewis yang telah membuatnya lelah, dan dia terlalu malas untuk memperdulikannya lagi sekarang, berbalik dan berjalan pergi.

“Jika kamu tidak ada masalah lain lagi, aku kembali dulu.”Clarice kehilangan emosinya. Namun, sebelum dia keluar dari pintu villa, dia ditarik kembali oleh kekuatan keras dan ditekan di pintu. .

Punggung Clarice mengenai pintu yang keras dan kesakitan. Dia mengangkat dagunya dan memelototi David.

“Apakah kamu sangat tidak sabar untuk meninggalkanku, dan ingin naik ke tempat tidur Lewis?” Telapak tangannya mencengkram dagunya yang kecil, kekuatan yang kuat sepertinya sedang ingin menghancurkan tulangnya.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya terserah kamu mau percaya atau tidak," kata Clarice dengan marah, memingkirkan mukanya dan mencoba untuk melepaskan diri darinya.

Namun, pipi yang baru saja dilepaskan ditarik kembali olehnya dan lagsung menciumnya dengan licik. Bau alkohol yang kuat dituangkan ke dalam mulutnya bersama dengan bau asap.

Ciuman yang kasar ini dengan makna menghukum, menggigit bibirnya. Clarice tidak punya tempat untuk bersembunyi, dan mulutnya dipenuhi dengan bau darah yang kuat.

Jelas sekali. Dia tidak percaya padanya.

“Jangan sentuh aku, kamu menjijikkan sekali!”Clarice berjuang keras untuk lepas darinya. Ketika dia berpikir bahwa dia mencium Jasmine Man seperti ini juga, dia merasa sangat menjijikkan.

Dia mengangkat tangannya dan memukulnya, tetapi tangannya ditahan oleh David.

Dia memeluknya dengan erat dengan tatapan dingin, melihat dia seperti binatang buas yang terikat dan berjuang untuk lepas. "Aku menjijikkan? Clarice, kamu juga tidak lebih baik daripada aku. Kamu telah kehilangan ingatanmu,apakah kamu masih bisa menghapus memori dulu yang mengerikan?"

Kata-kata David seperti pisau yang menusuk dadanya sehingga berdarah dan darahnya memenuhi lantai. Clarice tidak bisa menahan gemetarannya, dan bahkan tidak memiliki kekuatan untuk berjuang.

“David aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu, kamu yang ingin menikahiku, kamu bilang kamu tidak peduli.” Suaranya tercekat, air matanya berlinang, dan siap jatuh kapanpun. Dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari, kejujurannya padanya akan menjadi pisau tajam bagi David untuk menyerangnya.

"Benarkah? Kenapa aku tidak ingat ya." David mencibir dan akhirnya melepaskannya.

Pada saat ini,Clarice benar-benar ingin menamparnya untuk melepaskan amarahnya. Dia tidak berdaya, seorang wanita sejak dilahirkan selalu lemah di depan pria, dan pikiran bijaksana yang tersisa mengatakan padanya, jangan mencari masalah lagi.

David bergegas kembali ke sofa, membungkuk dan mengambil kotak rokok di atas meja kopi, dan mengisap sebatang rokok. Setelah cahaya korek api dimusnahkan, suaranya keluar dengan asap. "Aku memperingatkanmu jauhi Lewis. Jangan lupa, kamu adalah wanita yang sudah menikah. Laki-laki seperti dia tidak mungkin bisa benar-benar jujur padamu. Kamu akan merasa sia sia jika dimaini dia."

“Terima kasih atas peringatanmu. Namun, aku juga berharap kamu mengingat identitas bahwa kamu adalah seseorang yang sudah beristri. Di rumah kami, masih ada pakaian dalam wanita lain di mesin cuci.” Kata Clarice dengan dingin, langsung membanting pintu untuk pergi.

Hujan di luar tidak berhenti, jarak dari pintu villa ke posisi mobilnya diparkir masih jauh. Clarice tidak memiliki payung hanya bisa bergegas lari melewati hujan itu. Hujan yang dingin menyiraminya dari kepala dan seluruh tubuhnya menjadi dingin termasuk hatinya.

Clarice membuka mobilnya dengan keras dan duduk di posisi pengemudi. Dia sangat kedinginan dan tanpa berhenti terus gemetaran. Dia memutar AC ke suhu maksimum, dan setelah beberapa saat, jari-jarinya yang kaku sedikit memanas.

Ponsel yang terlempar di kursi penumpang tiba-tiba berdering. Clarice mengambil ponsel tersebut dan melihat nama David tertuju pada layar ponsel.

Dia ragu sejenak dan mengangkatnya, suara David terdengar sangat tenang, seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka.

"Besok adalah ulang tahun ibuku, dia menyuruh kita kembali untuk makan malam," katanya.

"Apakah kamu yakin itu 'kami'?"Clarice menajamkan bibirnya dan mengungkapkan sarkasme. Dia tidak berpikir bahwa Ibunya akan memintanya menjadi tamu. "Bolehkah aku tidak menghadirinya?"

"Tidak." David segera menolak.

Setelah menutup telepon,Clarice sekali lagi melemparkan teleponnya ke samping. Wiper itu bergoyang-goyang di kaca mobil, hatinya merasa kacau.

Clarice memutar setiran mobil dan melaju keluar dari area villa, dan mengikuti jalan barusan untuk kembali.

Cuaca yang buruk ini sangat sedikit kendaraan berada di jalanan, sehingga dia bisa sangat jelas melihat mobil merah datang dari sisi yang berlawanan. Ketika dua mobil bertemu,Clarice sangat jelas melihat Jasmine di mobil yang berlawanan, gaun panjang seksi yang menunjukkan dadanya, serta riasan yang menawan dengan sangat memukau.

Setelah mengirim seseorang pergi datang lagi yang satunya, David benar-benar cukup sibuk. Pada saat ini,Clarice hanya merasa sangat ironis.

......

Setelah sampai di rumah,Clarice mengganti pakaiannya yang basah, mandi air panas, dan minum sekantong obat untuk mencegah masuk angin. Setelah kecelakaan mobil, tubuhnya selalu tidak membaik.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu